Gemerlap di Balik Hutan

Mereka berjalan semakin dalam memasuki hutan lebat itu, ternyata hutan yang mereka kira ganya hutan kecil itu sangat jauh di luar ekspetasi mereka, hutan itu sungguh luas, seharian berjalan masih belum menemukan ujung dari hutan yang di katakan wanita bernama Mila itu.

"Apa kau yakin kita tidak tersesat ?" tanya Feby pada wanita itu.

"Kalau kau tak percaya padaku, maka silahkan cari jalan sendiri !" ketus Mila.

"Cih, bagaimana aku bisa percaya, kau sungguh tidak meyakinkan" decih Feby merotasi bola matanya.

Matahari sudah hampir tenggelam, tapi belum ada tanda tanda terlihat bangunan yang Wanita bernama Mila itu katakan, sepanjang jalan yang di temui hanya hutan belantara dengan pohon tinggi dan alang alang yang menjuntai menutupi jalan mereka.

"Kau yakin tidak membawa kami ke rute yang salah?" Damar akhirnya membuka suara setelah hampir putus asa karena sudah hampir gelap, tapi seolah mereka berputar putar di hutan saja.

"Percayalah padaku, aku mempunyai ingatan yang cukup baik, setengah jam lagi kita akan sampai pos pemeriksaan masuk ke daerah terlarang itu." jawab Mila dengan suara dan gestur yang seolah menggoda Damar.

Rani tergelitik untuk melirik polah wanita bernama Mila itu, dia meliriknya sinis, entahlah mungkin Rani terbawa cerita kalau saat ini sedang berpura pura menjadi kekasih Damar, jadi dirinya merasa sedikit jijik dan tak suka dengan sikap Mila yang selalu terang terangan mencari perhatian Damar.

"Ngomongnya biasa aja woy ! gak usah sok di manja manjain gitu" ketus Rani tiba tiba kesal dengan gaya bicara Mila.

"Sayang, kamu cemburu !" bisik Damar tersenyum jahil.

"Cih, cemburu apanya, jijik aku denger cara bicaranya yang sok manja gitu !" elak Rani, tapi Damar malah memeluknya dari samping saat Mila melirik ke arah mereka.

"Disini ada larangan berpacaran!" ketus Mila yang tak suka melihat Damar memeluk pinggang Rani sambil berjalan di belakangnya.

"Apa disini tak ada larangan menggoda pacar orang ?" jawab Rani telak , membuat Mila yang merasa dirinya sedang di sindir Rani terdiam.

Damar hanya tersenyum simpul melihat kekesalan Rani, hatinya justru merasa senang melihat Rani kesal karena sikap manja dan menggoda Mila padanya.

Benar saja, kurang lebih setengah jam mereka berjalan, serempak mereka menghentikan langkahnya, mereka terpana dan seolah tak percaya dengan pemandangan netranya saat ini.

Dari kegelapan hutan mereka melihat seperti sebuah kota dengan gemerlap lampu dan beberapa bangunan mewah yang berdiri di sana, mereka sampai berpikir, bagaimana pemilik pulau ini membangun dan menyembunyikan semua ini.

tempat itu sungguh seperti surga yang tersembunyi, beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri terlihat gerbang besi yang tinggi dan di jaga oleh beberapa orang berperawakan tinggi besar berpakaian serba hitam, seperti yang saat tadi malam berduel dengan Feby.

"Tempat seperti apa itu sebenarnya ?" gumam Damar.

"Itu yang di sebut daerah terlarang itu." ucap Mila.

"Pantas saja pulau ini di sebut pulau bayangan, itu karena pulau ini hanya seperti bayangan yang menyembunyikan objek yang sesungguhnya," oceh Surya berdecak kagum.

"Bagaimana cara kita masuk kesana, sementara penjagaan yang begitu ketatnya ?" cicit Feby bingung.

"Jangan terburu buru, ayo kita duduk beristirahat dulu disini, sambil memikirkan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya," Damar mendudukan dirinya di tanah, meluruskan kakinya yang lelah karena berjalan seharian.

Keempat orang lainnya mengikuti apa yang di lakukan Damar, mereka duduk berselonjor melemaskan kaki mereka, sambil melepas lelah.

"Bagaimana caramu keluar dan melarikan diri dari tempat itu sampai kau berhasil berlari ke hutan dan bertemu kami?" tanya Feby pada wanita bernama Mila itu.

"A- aku melarikan diri saat penjaga lengah," jawab Mila setengah gugup.

"Apa rencana kita selanjutnya ?" tanya Damar menatap gemerlap lampu di depan sana, pemandangan itu seperti sebuah metropolitan di balik hutan belantara, sungguh Damar tak mengira semua itu.

"Kita harus mencari jalan lain selain gerbang itu, terlalu berbahaya bila kita menyelinap lewat depan," ucap Surya serius.

"Kau masih ingat dimana kalian di sekap ? Paling tidak kita harus tau tujuan kita, langsung ke tempat penyekapan Bonar" sambung Feby melirik ke arah wanita itu.

"emh, disana, di bangunan itu kami di sekap, iya aku masih ingat, dan kita bisa menyelinap lewat celah bangunan yang di ujung samping sana, kita bisa masuk lewat sana" tunjuk Wanita bernama Mila itu ke sebuah bangunan tinggi dan megah yang berada jauh di sisi sebelah kiri gerbang utama.

"Bagaimana kau bisa tau ?" selidik Feby penuh penasaran.

"Emh, sewaktu aku masuk menyelinap lewat sana, tapi tertangkap penjaga saat sedang melihat lihat dan berswafoto disana," terang wanita itu menyunggingkan senyum konyolnya.

"Bodoh, kesana hanya untuk berfoto, udah gitu ketangkep, lagi" cibir Rani menertawakan wanita itu yang menurutnya sangat bodoh itu.

"Ayo cepat antar kami kesana," titah Feby.

"Tidak, aku tidak mau tertangkap lagi oleh pengawal pengawal itu, aku takut." tiba tiba wanita bernama Mila itu mengurungkan niatnya menemani mereka untuk menemukan Bonar.

Keempat orang itu menatap ke arah Mila yang benar benar tidak konsekuen dengan omongannya di awal saat mereka di hutan yang menyatakan dirinya bersedia mengantar mereka sampai menemukan teman mereka Bonar.

"Aku sudah mengantarkan kalian sampai sini, dan menunjukan tempat penyekapan teman kalian, juga akses masuk kesana, aku tidak bisa mengantar kalian sampai masuk kesana" racau wanita itu merasa terintimidasi dengan pandangan tajam keempat orang di hadapannya itu.

"Oke, terimakasih sudah mengantar kami sampai kesini, kami juga tak mau memaksakan kamu, kita berpisah di sini" ucap surya menengahi.

Mereka berempat melanjutkan perjalanan menuju celah yang di tunjukkan wanita bernama Mila itu, tujuan mereka hanya satu, membebaskan Bonar dan memastikan kalau dia selamat.

Sedangkan wanita itu, dalam sekejap saja dia sudah menghilang di telan gelap malam, entahlah dia terlalu pengecut, mungkin sekarang dia memilih untuk kembali ke hutan menjauhi para pengawal yang kemarin sempat memburunya.

"Apa kalian tak merasa curiga dengan wanita itu?" tanya Rani menoleh ke belakang dan tak menemukan lagi sosok wanita itu di sana, begitu cepat dia menghilang, bukankah kakinya terluka ? pikir Rani dalam batinnya.

"Maksudmu?" Feby bertanya balik.

"Kenapa dia begitu banyak tahu tentang seluk beluk pulau ini" urai Rani mengungkap kan ganjalan dalam hatinya.

"Kamu mungkin terbawa suasana hati yang merasa cemburu karena dia selalu berusaha menggoda ku." canda Damar nyengir kuda.

"Ish, apa sih, dari tadi omongan mu hanya cemburu cemburu saja, aku serius, tau!" cebik Rani kesal karena Damar terus saja menggodanya dengan candaan yang sama, meski tak dapat di pungkiri sepertinya hatinya merasa terbakar saat wanita bernama Mila itu bersikap manja dan menggoda Damar sang pacar pura puranya itu.

Terpopuler

Comments

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

simila tu kemungkinan besar orang suruhan penjahat yang menghuni pulau

2023-06-16

1

Azizah az

Azizah az

si Mila umpan kayak ny

2022-09-21

1

then_must_nanang

then_must_nanang

mila itu termasuk komplotannya.
gerak geriknya aneh gitu

2022-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!