Wasiat Bapak

Malam itu Damar memasuki sebuah ruangan tempat penyimpanan barang barang milik Bapaknya, entah mengapa saat ini dia sangat merindukan sosok laki laki yang selalu menjadi panutannya itu.

Prabu Kusuma, seorang pria yang berasal dari sebuah pulau terpencil yang merantau ke pulau Jawa untuk mengadu nasib, sampai Tuhan memberinya kesuksesan dengan menjadi seorang pengusaha yang mempunyai beberapa hotel di tempat perantauan nya sampai dia menikah dengan Mayang wanita Jogja berdarah biru, dan di karuniai seorang putra yang di beri nama Damar Abdi Kusuma.

Prabu di kenal sebagai sosok lelaki yang sangat mencintai dan menyayangi istri dan anaknya, seolah hidupnya hanya di persembahkan hanya untuk dua orang yang selalu mengisi hari harinya itu.

Tentu saja, hanya anak dan istrinya yang mengisi hari hari Prabu, sebagai seorang perantauan dia hanya hidup sendiri sebelumnya, jauh dari sanak keluarga.

Damar sangat dekat sekali dengan Prabu, bapaknya itu  yang selalu memanjakan dan menjadi teman berbagi cerita yang asik untuk Damar.

Sehingga setahun yang lalu saaat Prabu meninggal mendadak karena serangan jantung dan Damar tak bisa berada berada di saat saat terakhirnya karena dia masih belajar di luar negeri, Damar sungguh sangat terpukul dan seolah kehilangan separuh jiwanya.

Damar membuka satu persatu laci meja kerja bapaknya, matanya tertuju pada sebuah kotak kayu dengan ukiran bermotif unik dan pahatan yang terlihat sangat rapi.

Kotak itu sepetinya belum pernah Damar lihat sebelumnya.

Di ambilnya kotak kayu yang berada di dalam laci tersebut, lalu perlahan Damar membukanya, nampak hanya berisi sebuah amplop surat berwarna putih biasa, berukuran sedang sekitar 110x230mm  di dalam kotak itu.

Tertulis jelas di muka amplop itu *Teruntuk anak ku tercinta, Damar Abdi Kusuma* itu tulisan tangan Prabu, Damar sangat hafal dengan itu.

Dengan tangan yang gemetar, Damar meraih amplop putih itu dan di bukanya secara perlahan, Mtanya hampir tak dapat membaca isi tulisan di kertas yang kini di tangannya karena matanya mulai berkaca kaca.

*Damar anakku tercinta, maaf bila Bapak saat ini tak bisa menemani hari hari mu lagi, namun percayalah, dimanapun Bapak berada kasih sayang Bapak selalu menyertaimu dan juga Ibu.

Damar, mungkin Bapak belum pernah bercerita sebelumnya kalau Bapak mempunyai sebuah penginapan sederhana di kampung halaman Bapak yaitu di desa Bayangan. Bapak ingin kamu mengelolanya, jangan sampai jatuh ke tangan orang yang bukan dari keluarga kita, datanglah kesana dan temui paman mu yang bernama Jaya Kusuma, dia orang yang Bapak percaya untuk mengurus penginapan itu.

Penginapan lembayung namanya, surat surat hak kepemilikan atas penginapan itu sudah Bapak alihkan menjadi atas nama mu.*

Begitulah kira kira isi surat yang di tulis Prabu yang di tujukan untuk Damar, anaknya.

Damar segera menemui Ibunya yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka, tak lupa Damar juga membawa serta surat yang di tulis oleh Bapaknya itu.

"Ibu, aku menemukan ini di laci meja kerja Bapak." Damar menyodorkan surat itu ke hadapan Mayang, sang ibu.

Mayang membuka dan membaca surat yang di tulis suaminya itu, lalu menatap sendu wajah Damar, anaknya yang wajahnya sangat mirip dengan almarhum suaminya itu.

"Apa ibu tau tentang penginapanLembayung itu ?" Tanya Damar penasaran.

"Ibu hanya pernah mendengar sekilas, waktu itu ibu bertanya pada Bapak mu tentang uang yang sering di kirim oleh adiknya, paman mu Jaya Kusuma tiap bulannya dengan jumlah yang banyak, Bapak hanya bilang kalau itu dari pendapatan penginapannya di kampung halamannya yang di kelola pamanmu. Tapi Bapak seperti tak ingin  bercerita terlalu jauh tentang penginapan itu, dan ibu pun tak mempertanyakannya lagi. Bahkan sampai sekarang paman mu masih mengirimkan uang setiap bulannya, tapi tak pernah ibu pakai." Jelas Mayang panjang lebar.

"Ibu pernah kesana?" Sambung Damar

"Pernah dulu, saat kamu masih kecil, tapi ibu tak tau kalau itu milik Bapak mu, Apa kamu ingin kesana, Nak?" Tanya Mayang menatap wajah anaknya.

"Ya, Bu. Ini permintaan terakhir Bapak, aku ingin kesana dan melihat penginapan itu, lagi pula aku ingin tau seperti apa kampung halaman Bapak disana, saat Bapak dan ibu dulu mengajak ku kesana aku masih sangat terlalu kecil, jadi tak bisa mengingat apapun tentang desa itu." Jawab Damar penuh keyakinan.

"Baiklah, pergilah Nak, ibu akan selalu mendo'akan dan mendukung apapun keputusan mu." Ucap Mayang ikhlas.

"Terima kasih bu, mungkin lusa aku akan berangkat kesana, Ibu tidak apa apa kan, kalau aku tinggal sementara ?" Ada sedikit ke khawatiran di hati Damar, karena dirinya harus meninggalkan kembali ibunya seorang diri, dia tak mungkin mengajak serta ibunya kesana, karena itu perjalanan yang sangat jauh dan akan sangat melelahkan bagi tubuh tua ibunya.

"Apa tidak sebaiknya kamu mengajak Ajeng ?" Tanya Mayang.

"Bu... Aku kesana untuk bekerja, bukan berlibur, biarkan aku fokus menjalankan amanat Bapak." Tolak Damar.

"Baiklah, kalau itu maumu. Tapi berapa lama kamu disana ?" Tanya Mayang lagi.

"Ya,, sekitar satu sampai dua minggu saja paling lama, hanya survey keadaan dulu." Ucap Damar sambil menyantap lahap makan malamnya.

***

Waktu keberangkatan Damar ke Desa Bayangan tiba, berbekal alamat yang di tulis Bapaknya dan google map, Damar nekat berangkat sendiri.

Setelah turun dari pesawat, dia masih harus melalui perjalanan darat sekitar kurang lebih tiga jam lamanya untuk sampai ke Desa Bayangan dengan menggunakan angkutan umum berupa bis kecil,

Ternyata, setelah turun dari angkutan itu, dia masih saja belum sampai juga di tempat yang dia tuju.

Seorang wanita cantik dengan celana jins sobek, jaket dan ransel besar betengger di punggungnya menarik perhatian mata Damar, sepertinya tadi wanita itu juga turun dari bis yang sama seperti yang dia naiki barusan.

Wanita itu terlihat seperti sedang menatap selembar kertas yang ada di tangannya, Kertas yang berisi gambar sebuah penginapan di tepi pantai.

Tapi tunggu, nama penginapan di gambar yang sedang perempuan mungil lihat itu sepertinya tempat yang sama seperti tempat yang akan dia tuju, Penginapan Lembayung.

"Maaf, apa anda akan ke penginapan Lembayung ?" Tanya Damar.

"Ya !" Jawab wanita itu singkat, bahkan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Damar yang bertanya padanya.

"Sepertinya tujuan kita sama." Ucap Damar berbasa basi.

"Lalu ?" Ketus wanita itu.

"Saya baru pernah datang kesini, jadi bisakah saya mengikuti mu untuk sampai kesana, jujur... Saya tak tau jalan kesana." Kata Damar panjang lebar.

"Kamu pikir aku sudah sering kesini ?" Lagi lagi wanita itu menjawabnya dengan nada bicara yang ketus .

Damar menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, baru kali ini ada perempuan yang sangat ketus terhadapnya, padahal biasanya semua perempuan yang bertemu dengannya pasti akan trpesona dengan ketampanan wajahnya, tapi ajaibya tidak untuk wanita ini, melihat pun dengan pandangan yang sinis terhadapnya.

"Nama ku Damar, aku bukan orang jahat, aku dari Jogja dan beru pertama kali datang kesini." Damar mengulurkan tangan kanannya.

"Hmm, ayo ikut aku kalau kamu mau bareng ke penginapan itu." Wanita itu boro boro menyebutkan namanya, menyambut uluran tangan tangan Damar saja tidak.

Dia hanya mengajak Damar menghampiri mobil bak terbuka yang mengangkut sayuran dan berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

Setelah wanita itu berbincang dengan sopir mobil bak terbuka itu, dia segera menaiki bak belakang mobil dan duduk di antara sayuran itu.

"Kamu tidak jadi ke Desa Bayangan ? Ini angkutan terakhir menuju kesana." Suara wanita itu membuyarkan lamunannya, dia terpaku melihat gadis mungil nan cantik itu begitu cekatan menaiki bak mobil yang cukup tinggi dengan ransel bawaannya yang besar dan sepertinya cukup berat, lalu tanpa ragu dia duduk di antara sayuran yang menggunung.

"I- iya aku ikut." Damar menaiki mobil bak itu dan duduk di sebelah wanita jutek itu.

Damar tak berani membuka pembicaraan lagi dengan wanita itu, karena sepertinya wanita itu sangat tidak bersahabat dengannya, dia juga terlihat sangat lelah, sepanjang perjalanan mereka hanya menikmati semilir angin sore yang berhembus menerpa kulit wajah dan tubuh mereka.

"Ini, minumlah !" Damar menyodorkan sebotol air mineral dan sebungkus roti pada wanita itu.

"Terima kasih." Jawab wanita itu yang hanya mengambil botol berisi air mineral di tangan Damar dan mengabaikan bungkusan roti di tangan Damar yang satunya lagi.

Damar hanya mengangguk dan tersenyum tipis sambil memasukan kembali roti coklat yang tadi di tolak wanita itu ke dalam ranselnya.

"Kamu pernah merasakan rasanya di hianati ?" Tiba tiba wanita itu membuka suaranya.

Damar menggelengkan kepalanya.

"Kalau di tipu orang yang kamu percaya ?" Tanya wanita itu lagi.

Damar lagi lagi hanya menjawab nya dengan gelengan kepala.

"Shiittt,!! Apa benar benar cuma aku yang mengalami nasib sesial itu ?" Umpat wanita itu sedikit berteriak.

Dia lalu memejamkan matanya, entah apa yang ada di pikirannya sekarang ini, Damar tak berani bertanya atau mengganggunya, yang jelas sepertinya wanita ini sedang tidak baik baik saja, terlihat jelas dari sorot matanya yang menyimpan banyak kesedihan dan kebencian yang sangat dalam, tapi Damar pun tak tau apa yang menyebabkan wanita itu terlihat begitu terluka dibalik ketegaran dan sikap angkuhnya yang sepertinya hanya sebagai topeng untuk menyembunyikan kesedihan yang saat ini dia hadapi.

Menjelang malam tiba, mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan sebuah penginapan sederhana yang terlihat asri, meski berada tepat di pinggir pantai.

Beberapa pohon kelapa  tumbuh di halaman penginapan itu, menambah kesan hawa pantai yang sangat lekat, apalagi dengan terpasangnya beberapa ayunan dari anyaman tali yang terikat di antara pohon pohon yang tokoh dan tinggi menjulang itu, dapat di pastikan tamu tamu yang datang pasti akan merasa nyaman menikmati liburannya.

Mereka berdua berjalan menuju pintu masuk utama penginapan itu, seorang laki laki muda ber usia sekitar 25 tahunan menghampiri mereka.

"Selamat datang di penginapan Lembayung, ada yang bisa saya bantu?" Ucap laki laki muda itu menyambut ramah.

"Aku mencari kedua orang ini." Ucap wanita itu menunjukkan sebuah foto yang tersimpan di galeri ponselnya kepada laki laki muda itu.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

oh ternyata mencari orang to

2023-12-01

2

Agus Darmawan

Agus Darmawan

bagus deh alur ceritanya.......

2022-06-11

1

FigurX (IG @mahisa_campaka)

FigurX (IG @mahisa_campaka)

bab 2, semakin Menarik. baca lg ahh

2022-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!