Lama kelaman Rumi mengantuk sekarang tepat jam 00:01 disimpannya terlebih dahulu handphonenya.
Saat Rumi akan menutup matanya dia tak sengaja melihat sekelebat dari arah ruang tvnya memang pintu kamarnya itu suka dibuka oleh Rumi.
Perlahan Rumi tajamkan kembali penglihatanya dan benar ada lagi yang melewatinya seperti gumpalan hitam tampa wujud.
Karena tak mau sampai melihat lagi Rumi membalikan tubuhnya saja kearah tembok dan menarik selimutnya tinggi-tinggi namun bukannya mereda malah terdengan suara langkah kaki sekarang sungguh sanggat menganggu sekali.
Keringat dingin sudah bercucuran didahinya dia sangat takut kenapa dia diganggu terus.
Ingin membangunkan kedua orang tuanya namun tak bisa karena suara langkah kaki itu tepat ada didepan kamarnya, nanti kalau misalnya dia keluar dan pergi kekamar kedua orang tuanya bagaimana bila menanpakan wujudnya, hanya memikirkannya saja Rumi takut.
Rumi mencoba untuk memejamkan matanya lagi dia tak akan memfokuskan kembali pendengarannya kearah sana perlahan suara itu menghilang dan akhirnya Rumi tertidur.
Pagi harinya Rumi terbangun dengan malas-malasan dia sangat ingin tidur kembali semalam dia sangat kurang tidur namun apa daya dia harus segera pergi ke sekolah.
Rumi sudah siap dengan serangamnya lalu pergi kesekolah seperti biasa Rumi akan naik angkot saja.
Hari ini jadwalnya untuk melakukan permainan banyak sekali yang harus kita lakukuan.
Semua murid seperti biasa dimasukan dahulu ke aula dan diberi bimbingan terlebih dahulu.
Saat keluar Angga perlahan merangkul pundaknya itu untuk sama-sama pergi kelapangan.
Permainan yang kita lakukan saat pertama ada memindahkan karet gelang dengan sedotan dan tim kami berhasil.
Permainan kedua hanya 3 orang yang main dikelompok ku yang main Dini, Michell dan Zora mereka sangat heboh dan kompak sekali.
Angga tetap ada disisiku sama sekali tak bergeming meski banyak teman-teman laki-lakinya yang mengajaknya untuk pergi.
Permainan yang sekarang adalah mengayun dengan sebuah tali aku takut sekali namun itu harus dilakukan.
"Kamu ga usah ikutan ya " titah Angga
"Engga Angga aku harus ikutan, nanti kalau aku ga ikutan gimana aku ga akan dapet nilai"
"Gapapa Rum aku khawatir sama kamu, biar aku yang bilang ya"
Rumi langsung mencekal tangan Rangga dan mengelengkan kepalanya sambil tersenyum. Angga pun akhitnya menurut saja.
Rumi barisan belakang dan Angga sudah mengayun dari tadi, Angga sudah menunggunya di depanya.
Perlahan Arum naik dan mendengarkan intruksi dari kakak osis namun saat mengayun tiba-tiba pegangannya merosot dan lututnya turun terlebih dahulu untuk menahan celanya sampai kotor.
Angga yang melihat Rumi jatuh langsung menghampirinya dan membangunkan Rumi sesekali membersihkan kotoran yang ada dilutut Arum.
"Tuh kan kata Angga juga apa Rumi jangan ikutan " marah Angga.
"Maaf Angga aku cuman gamau aja ga dapet nilai" sesal Rumi
"Iya aku tau tapi kalau memang kamu ga bisa jangan maksain "
Rumi tak menjawab lagi dan tak mau membatah Angga kembali, Angga pergi dari hadapan Rumi setelah menundukan Rumi di pinggir lapang.
Angga sudah kembali lagi membawa Kain basah dan secara perlan membersihkan celananya yang kotor dan perlahan celana Zeline diangkat sampai lutut. Ternyata lututnya berdarah.
Angga yang melihatnya sangat khawatir cepat-cepat dia berlari ke uks setelah menanyakan dimana tempatnya ke kakak osis.
Angga kembali lagi dengan nafas yang tak beraturan lalu membersihkan luka Rumi dengan alkohol sambil Angga meniup-niupnya agar tak terlalu perih.
Rumi yang melihat perlakuan yang diberikan Angga kepadanya sungguh menyesal karena tak menuruti kata-kata dari Angga.
Angga perlahan memberikan betadin lalu menempelkan kapas serta hansaplas dan diturunkan kembali celananya itu seperti semula.
"Maaf Angga" ucap Rumi sambil menundukan kepalanya.
"Iya asal kamu nanti harus nurut apa yang aku bilang, aku kaya gini khawatir sama kamu Rum " jawab Angga sambil menatap lurus kedepan.
Rumi hanya bisa tersenyum hatinya menghangat diberikan perhatian seperti ini oleh lawan jenisnya dulu dia pernah ada diposisi seperti ini namun mantannya itu malah mengecewakannya.
Setelah permainan selesai mereka semua disuruh kembali lagi ke aula untuk mengambil tasnya dan pergi ke lapangan satunya lagi untuk melihat menampilan dari setiap ekstrakurikuler agar nanti jika yang berminat bisa mengikutinya.
Rumi memperhatikannya dengan serius tak ada satupun yang terlewat olehnya itu sedangkan Angga bukannya fokus melihat kedepan malah terus saja menatap Rumi dan mengamati setiap ekspresi yang dikeluarkan oleh Rumi.
Selesai juga dan sekarang saatnya mereka untuk memilih minimal 2 ekstrakurikuler Rumi bingung harus mengikuti apa dengan asal dia memilih saja.
Akhirnya selesai juga hari ini tinggal besok yang terakhir dan semua wajib membawa kado untuk ditukarkan nantinya.
Hemm Rumi akan membawa alat tulis saja itu yang lebih gampang dicari dan besok juga adalah pementasan setiap kelompok untuk bernyayi.
Setelah semua murid datang lantas digiring untuk ke lapangan yang kemarin saat kegiatan demo ekstrakurikuler, semua murid duduk dengan masing-masing kelompoknya dan satu persatu pula menampilkan nyayian mereka setiap kelompok.
sangat meriah sekali untuk acara mpls terakhir ini sungguh menyenangkan setelah usai mementaskan nyanyian kami, lantas digiring perkelompok untuk naik ke atas dan disana kami menukar kado.
Kubuka kado itu, sebuah buku diary ada kuncinya pula berwana hitam namun ada gambar dua orang yang sedang berpeganngan.
"Rumi dapat apa " tanya Angga yang kepo.
"Rumi dapat ini Angga, Angga dapat apa " jawab Rumi sambil mengangkat buku diarinya itu.
"Wah itu kan kado dari Angga Rumi, Rumi jaga ya buat Angga kalau Angga cuman dapet ini pensil sama pulpen aja" jawab Angga dengan sangat antusiasnya.
"Beneran ini kado yang Angga punya, bakal Rumi jaga ko Angga tenang aja ga usah khawatir ya " sambil tersnyum riang.
"Angga itu sama Rumi pacaran ya " tanya kakak osis pembina kelompok kita.
"Eh engga kok kak, Rumi sama Angga sahabatan kak "jawab Rumi dengan cepat.
"Oh kirain pacarannya habisnya kalian berdua terus gapernah pisah sih, Angganya Juga jagain banget gitu kaya sama pacarnya aja "
Rumi haya tersenyum mendanggapi kakak osisnya itu. Angga yang mendapatkan jawaban seperti itu dari Rumi seketika hatinya sakit bukan lebay memang sakit beneran, namun Angga harus sadar memang benarkan mereka sahabatan seharusnya Angga tadi tak berharap lebih.
Namub mulai dari sekarang Angga akan membuat Rumi jatuh cinta padanya semoga saja nanti saat Angga mengajak Rumi menikah, Rumi memiliki rasa yang sama seperti Angga.
Semua kegiatan mpls akhirnya selesai juga pengalaman yang menyenangkan sekali untuk Rumi soalnya saat masuk smp sama sekali tak ada seperti ini langsung saja masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments