Meminta izin untuk memeluknya

"Begini bu, tadi kan Arum lagi tunggu Angga terus datang Tinah, Arum lagi kebelet pipis saat Arum kembali lagi kata Tinah. Angga keatas nyariin Arum katanya itu juga Tinah yang kasih tau Angga kalau Arum Ada diatas bu, ya Arum susul aja Angga keatas bu tapi malah ketemu sama makhluk lain " cerita Arum.

"Maksudnya Rum" tanya bu Dea.

Arum segera menceritakan semuanya pada bu Dea tentang makhluk itu tentang kelebihannya yang dia punya, bu Dea sampai takut mendengar cerita Arum. Dia jadi enggan lagi untuk sampai malam di sekolah.

"Tinah kok tega sama kamu Rum, sampai lakuin itu sama kamu, besok ibu akan panggil dia "

"Jangan bu, jangan panggil Tinah ke ruang bk lagi, nanti dia malah makin gasuka sama Arum, Arum gamau ada musuh bu "

"Ga bisa seperti itu Arum, tenang aja kamu jangan takut, biar jera juga buat Tinah nya Rum "

"Yaudah kalau itu yang terbaik buat Tinah, Arum ga masalah bu "

Arum dan Angga segera pamit kepada bu Dea, Angga segera membawa Rumi keparkiran untuk mengambil motornya.

Bu Dea juga sama segera membereskan barangnya lalu mengunci pintu lantas pergi dia jadi takut ah.

Selama perjalanan Rumi dan Angga berpegangan tangan tak lepas sama sekali.

Segera Angga mengantar Rumi untuk pulang kerumah dan tak lupa Angga memakaikan jaketnya kepada Rumi, awalnya Rumi menolak namun Angga tak menerima penolakan dari Rumi.

Rumi selama di motor sudah tak enak badan, entah kenapa badanya menjadi panas dan sangat dingin sekali padahal dia sudah memakai jaket Angga tapi tetap saja dingin.

Perlahan Rumi mendekatkan tubunya itu kepada Angga dan dengan keberaniannya dia akan meminta izin pada Angga "Angga Rumi dingin banget, boleh Rumi peluk Angga sekali ini aja Angga " dengan muka yang sudah merah tapi Rumi tak punya pilihan lagi dia sudah sangat kedingin.

Angga yang mendengar Rumi meminta izin untuk memeluknya sangat senang sekali, mana mungkin dia menolak dengan senang hati dia akan menerimanya malahan tanpa meminta izin pun Angga tak akan marah "Iya Rum peluk aja. Mana sini tangan Ruminya"

Angga segera mengambil tangan Rumi satu persatu dan melingkarkannya keperutnya Angga sesekali mengenggam tangan Rumi dan mengusapnya pula.

Hati Angga makin saja menghangat dia senang Angga tak menolah saat dirinya memegang tangannya, bisakah waktu dihentikan Angga ingin sekali seperti ini seterusnya.

"Rum nanti kamu jangan terlalu percaya deh sama orang, apalagi sama Tinah kamu jangan sampai percaya lagi sama dia ya, gimana tadi kalau kamu kenapa-napa diatas Rum, nanti aku akan negur Tinah itu tuh udah keterlaluan banget sampai ngunciin kamu gitu "

"Hemm iya Angga, apa sih sebenernya salah aku sama dia. Padahal kan aku baru aja kenal sama dia Angga, waktu dulu di smp aku ga terlalu akrab kan sama dia "

"Iya itu yang aku fikirkan Rum kenapa dia sampai tega sama kamu, padahal sama temen-temen yang lain ga sampai gaya gitu kan "

"Iya Angga aku juga ga tau, mungkin dia suka sama Angga "

"Kok bicara kaya gitu sih Rum "

"Ya itu cuman tebakan aku aja Angga, ya mungkin dia suka kan sama Angga, lihat deh dari sikapnya dia sama Angga gimana coba, perhatian kan sampai minta nomer Angga juga "

"Ya semoga jangan sampai suka sama aku Rum, karena aku sudah menetapkan hati aku ini hanya untuk satu perempuan yang akan selalu hidup sama aku "

"Hemmm siapa tu Angga "

"Suatu saat Rumi akan tau "

Rumi yang mengetahui Angga sudah ada seseorang dalam hati Angga langsung menjadi lesu hatinya mencelos mendengarnya.

Benarkan seharusnya Rumi jangan sampai menyukai Angga seharusnya Rumi tak memasukan kedalam hati saat Angga memberikan perhatian.

Seharusnya Arum ingat, perhatian yang Angga berikan itu hanya sebatas seorang sahabat tak lebih.

Secapatnya dia akan menghapus rasa cinta dan sayangnya kepada Angga, agar nanti saat dia tau siapa perempuan yang sudah ada dihati Angga dia tak akan sakit hati dan akan merasa bahagia melihat sahabatnya bahagian dengan pilihannya itu.

Akhirnya sampai juga dirumah Rumi, segera Rumi turun dari motor dan membuka jaket Angga lantas memberikannya untuk dipakai oleh Angga.

"Makasih yah. Angga udah anterin Rumi"

"Iya Rum sama-sama cepet masuk yah, maaf ya Rumi harus pulang malem gara-gara nunggu Angga, Rumi udah gapapa kan maaf ya gara-gara Angga Rumi mengalami hal yang tadi "

"Iya Angga, gapapa Angga. Rumi seneng kok tungguin Angga" dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibir Rumi.

"Angga pulang ya. Nanti Angga sudah sampai rumah Angga telfon ya " ucap Angga sambil memakai jaketnya.

"Iya Angga hati-hati ya "

Angga lantas pergi dan pulang kerumah. Segera Rumi masuk kerumah dan mamahnya sudah menunggu diruang tamu.

"Rumi dari mana aja jam segini baru pulang "

"Maaf mah tadi Rumi tunggu temen dulu "

"Yaudah sekarang cepat bersihkan dirimu dan segera ambil air wudhu dan segera sholat ya setelah itu makan Rum "

"Iya bu "

Segera Rumi melaksanakan perintah ibunya itu, satu persatu Rumi lakukan dan alhamdullilah selesai semuanya tinggal istirahat saja, segera Rumi pergi ke tempat tidur dan mengambil selimbutnya.

Dinginnya masih sangat terasa, sepertinya Rumi akan demam deh, semoga saja saat bangun nanti pagi dia tak apa-apa.

Tiba-tiba saja ada telfon ternyata itu dari Angga segera Rumi mengangkatnya.

"Hallo assalamualaikum Rumi "

"Walaikumsalam Angga, Angga udah sampai"

"Udah dong Rum, makannya Angga langsung telfon Rumi "

'Alhamdullilah kalau udah sampai Angga "

Mereka berdua terus saja mengobrol sampai Rumi tak sadar telah Tertidur sambil mendengarka Angga yang sedang mengoceh membicarakan berbagai hal.

Angga yang tak mendengar jawaban dari Arum lantas mematikan handphonenya pasti Arum sudah tidur kan.

Angga hari ini sangat menikmati kebersamaannya bersama Arum namun dia juga menyayangkan apa yang menimpa Arum.

Dia masih memikirkan apa yang dibicarakannya dengan Arum saat di perjalanan tadi soal Tinah yang kemungkinan menyukainya..

Apa dia harus mencari kebenarannya atau harus diam dan melihat apa yang akan Tinah lakukan lagi.

Kenapa persahabatannya dengan Arum selalu saja ada penganggunya tak selalu mulus terus.

Angga segera mengambil selimbutnya lantas mencoba tertidur dengan menatap wajah Arum terlebih dahulu yang dia foto diam-diam saat Arum sedang tak melihat kearahnya.

"Tunggu aku ya Rum, jangan kasih hati kamu itu sama siapa-siapa jaga terus buat aku " ucap Angga berbicara pada foto Arum lalu tertidur dengan pulas.

Episodes
1 Awal
2 Bercerita tentang yang ada disekolah ku
3 Penyakit yang tak diduga
4 Kejadian dirumah sakit
5 Angga
6 Perasaan Angga yang sebenarnya
7 Wulan marah
8 Arum Pingsan
9 Wulan kembali Marah
10 Rumi dan Angga
11 Tak nyaman
12 Masuk sekolah baru
13 Selesai Mpls
14 Teman yang menyebalkan
15 Pindah tempat duduk
16 Kesurupan
17 Masuk ruang bk
18 Hantu yang menyeramkan
19 Meminta izin untuk memeluknya
20 Hanin berkelahi
21 Dapat Sp
22 Bisakah nanti menjadi istrinya
23 Berkenalan dengan Adell
24 Makan bakso ?
25 Mengajak untuk ikut dengannya
26 Adell ikut sekolah
27 Nonto bioskop
28 Beda dimensi
29 Asrama
30 Kabur
31 Antar pulang Tinah
32 Asrama dan kak Tri
33 Kerasukan
34 Mencium keningnya
35 Sosok itu muncul kembali
36 Teka teki
37 Kak Rey terluka
38 Didalam Akuarium
39 Kematian dan Lidya ?
40 Apakah Reyyy
41 Menyelamatkan yang lain
42 Kak Rey dalang dari semua ini
43 Menceritakan kejadian yang sebenarnya
44 Kejadian yang sebenarnya yang ke 2
45 Tri menjadi tersangka
46 Semua terbongkar dan selesai
47 Kesedihan kak Tri
48 Adel menakuti Tinah
49 Pengakuan Rey
50 Rencana awal
51 Pulang
52 Masuk kedunia gaib
53 Ayudia Batu
54 Jari kelingking
55 Ayudia berbicara
56 Gara gara dia
57 Liontin
58 Mimpi
59 Pemakaman
60 Penjaga perpustakaan
61 Kakak tingkat
62 Akhirnya
63 Dimulai
64 terhambat
65 Pak Dimas
66 Melihat bulan bersama mu
67 Ada juga kamu
68 Ada juga kamu
69 Mendaparkan info tambahan
70 Bukan hanya dia
71 Sudah dilaporkan
72 Datangnya sosok Salma
73 Harus melakukan itu
74 Arum tau
75 Diam saja
76 Ada apa dengan dia
77 Sedikit penerangan
78 Tak punya hati
79 Koma
80 Kenapa pingsan
81 Memberi pelajaran
82 Malah bertengkar
83 Farah juga
84 Bunuh dia
85 Ternyata dia
86 Apa tidak percaya
87 Ketauan semuanya
88 Sudah selesai
89 Aku butuh waktu
90 Laki laki tak bertanggung jawab
91 Harus bagaimana
92 apakah karma
93 Malah di olok olok
94 Perginya Sasa
95 Loh loh kok pergi sih
96 Kenapa tidak ada yang mengerti aku
97 Memperingati
98 Bisa bantukan
99 Tuhkan gak bener
100 Apakah akan ketahuan
101 Ketemu deh
102 Hanya ingin berbicara dengan Angga
103 Tak menyangka
104 Aku akan jaga kamu
105 Baru juga pindah
106 Mau jadi orang ketiga ya
107 Tau rasakan
108 Akhirnya terjadi juga.
109 Untuk kedua kalinya
110 Gangguannya makin makin saja
111 Sekarang Angga
112 Mengatahui juga
113 Ingin membantu
114 pertengkaran pertama
115 Malaah kemasukan
116 Lebih baik pindah saja
117 Mau jugakan
118 Ibu marah ?
119 Lia Lilis
120 Terbuktikan
121 Bantuin pindahan
122 Makin tidak kondusif saja
123 Ayu makin ketakutan
124 Mulai mencurigakan
125 Rumah baru
126 Perdebatan
127 Perdebatan
128 Sudah biasa
129 Tetangga baru
130 muntah muntah
131 Bima mulai lagi
132 Mengikuti
133 Bayi itu miliku
134 Sangat kehilangan
135 Cerita berakhir
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal
2
Bercerita tentang yang ada disekolah ku
3
Penyakit yang tak diduga
4
Kejadian dirumah sakit
5
Angga
6
Perasaan Angga yang sebenarnya
7
Wulan marah
8
Arum Pingsan
9
Wulan kembali Marah
10
Rumi dan Angga
11
Tak nyaman
12
Masuk sekolah baru
13
Selesai Mpls
14
Teman yang menyebalkan
15
Pindah tempat duduk
16
Kesurupan
17
Masuk ruang bk
18
Hantu yang menyeramkan
19
Meminta izin untuk memeluknya
20
Hanin berkelahi
21
Dapat Sp
22
Bisakah nanti menjadi istrinya
23
Berkenalan dengan Adell
24
Makan bakso ?
25
Mengajak untuk ikut dengannya
26
Adell ikut sekolah
27
Nonto bioskop
28
Beda dimensi
29
Asrama
30
Kabur
31
Antar pulang Tinah
32
Asrama dan kak Tri
33
Kerasukan
34
Mencium keningnya
35
Sosok itu muncul kembali
36
Teka teki
37
Kak Rey terluka
38
Didalam Akuarium
39
Kematian dan Lidya ?
40
Apakah Reyyy
41
Menyelamatkan yang lain
42
Kak Rey dalang dari semua ini
43
Menceritakan kejadian yang sebenarnya
44
Kejadian yang sebenarnya yang ke 2
45
Tri menjadi tersangka
46
Semua terbongkar dan selesai
47
Kesedihan kak Tri
48
Adel menakuti Tinah
49
Pengakuan Rey
50
Rencana awal
51
Pulang
52
Masuk kedunia gaib
53
Ayudia Batu
54
Jari kelingking
55
Ayudia berbicara
56
Gara gara dia
57
Liontin
58
Mimpi
59
Pemakaman
60
Penjaga perpustakaan
61
Kakak tingkat
62
Akhirnya
63
Dimulai
64
terhambat
65
Pak Dimas
66
Melihat bulan bersama mu
67
Ada juga kamu
68
Ada juga kamu
69
Mendaparkan info tambahan
70
Bukan hanya dia
71
Sudah dilaporkan
72
Datangnya sosok Salma
73
Harus melakukan itu
74
Arum tau
75
Diam saja
76
Ada apa dengan dia
77
Sedikit penerangan
78
Tak punya hati
79
Koma
80
Kenapa pingsan
81
Memberi pelajaran
82
Malah bertengkar
83
Farah juga
84
Bunuh dia
85
Ternyata dia
86
Apa tidak percaya
87
Ketauan semuanya
88
Sudah selesai
89
Aku butuh waktu
90
Laki laki tak bertanggung jawab
91
Harus bagaimana
92
apakah karma
93
Malah di olok olok
94
Perginya Sasa
95
Loh loh kok pergi sih
96
Kenapa tidak ada yang mengerti aku
97
Memperingati
98
Bisa bantukan
99
Tuhkan gak bener
100
Apakah akan ketahuan
101
Ketemu deh
102
Hanya ingin berbicara dengan Angga
103
Tak menyangka
104
Aku akan jaga kamu
105
Baru juga pindah
106
Mau jadi orang ketiga ya
107
Tau rasakan
108
Akhirnya terjadi juga.
109
Untuk kedua kalinya
110
Gangguannya makin makin saja
111
Sekarang Angga
112
Mengatahui juga
113
Ingin membantu
114
pertengkaran pertama
115
Malaah kemasukan
116
Lebih baik pindah saja
117
Mau jugakan
118
Ibu marah ?
119
Lia Lilis
120
Terbuktikan
121
Bantuin pindahan
122
Makin tidak kondusif saja
123
Ayu makin ketakutan
124
Mulai mencurigakan
125
Rumah baru
126
Perdebatan
127
Perdebatan
128
Sudah biasa
129
Tetangga baru
130
muntah muntah
131
Bima mulai lagi
132
Mengikuti
133
Bayi itu miliku
134
Sangat kehilangan
135
Cerita berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!