Saat pagi hari mamahnya Arum akan membangunkan anaknya itu namun saat dipegang keningnya kenapa sangat panas sekali.
"Rum kamu sakit na "
"Hah iya mah, badan Rumi dingin banget mah "
"Yaudah jangan masuk dulu yah, mamah mau buat surat dulu sama mau beli bubur, Arum jangan kemana-mana diam ya "
Arum hanya menurut saja benarkan apa yang dia fikirkan semalam dia benar-benar sakit.
mamahnya Arum yang baru selesai membuat surat segera mengantarkan suratnya kerumah Ayudia dan menitipkannya.
Selesai memberi surat segera memberi bubur beserta obatanya tak lupa..
Segera mamahnya itu pulang dan menyuapi anaknya itu setelah membangunkannya dan memberikan obatnya lagi.
Rumi kembali tidur kembali agar besok dia bisa sekolah kembali.
**
Angga yang tadinya akan menjemput lagi Arum malah kesiangan dan bergegas kekamar mandi untuk memulai rutinitasnya, aduh kenapa dia bisa telat.
Pasti Arum sudah berangkat kesekolah, segera Angga memakai seragamnya dan pamit kepada kedua orang tuanya dan pergi kesekolah secepatnya untuk bertemu Arum.
Fidio yang Tinah mengurung Arum sudah tersebar di group setiap kelas.
Hanin yang baru sampai di kelas segera membuka handphone dan alangkah kagetnya dia melihat Arum diperlakukan seperti ini oleh Tinah dikurung saat sudah malam, terus sekarang gimana keadaan Arum segera dicarinya nomer Arum dan lantas segera ditelfon tapi tak diangkat saat akan dicoba sekali lagi Ayudia dateng.
"Kamu lagi telfon siapa Hanin "
"Aku lagi telfon Rumi. Kamu udah lihat belum fidio yang ada digroup "
"Hah fidio apa Hanin "
"Udah liat aja sendiri parah banget tuh si Tinah "
Segera Ayu melihat fidio yang dimaksud Hanin, ini kan Arum hah parah sekali Tinah mengunci Arum.
"Gila ni anak kok gini banget sama Arum, setau aku mereka kan baru kenal kenapa Tinah udah berani kaya gini, pantesan Arum hari ini ga masuk dia sakit Hanin "
"Iya makannya anehkan ada masalah apa sih tu anak, Arum sakit apa Ayu "
"Tadi kata mamahnya panas sih Hanin "
"Mungkin karena semalem kali ya Ayu "
"Bisa jadi sih Hanin "
Semua murid dikelas Arum sudah datang kecuali Tinah dan Angga mereka semua sudah melihat fidio itu dan tak mau harus berteman dengan Tinah takut nanti seperti Arum lagi.
Tinah sudah datang dia binggung kenapa teman-temannya menatapnya dengan sinis tiba-tiba saja Hanin mengahampirinya lalu menjambaknya sampai kepalanya itu tertarik.
"Masudnya apaan sih loh Hanin dateng-dateng ngejambak rambut gue "
"Gausah so polos deh loh parah banget ya sampai lalukin hal yang kaya gitu sama Arum, kenapa lo iri sama Arum hah " sambil menunjuk-nunjuk Tinah
"Gausah tunjuk-tunjuk juga kali, gapain gue iri sama Arum dia aja kalah cantik sama gue. gue lebih cantik dari dia kenapa harus iri " bentak Tinah sambil mendorong Hanin.
"Cih lebih cantik dari mana, lo muju diri sendiri kasian banget, Arum itu cantiknya luar dalem asal lo tau, dia ga usah membanggakan dirinya sendiri, emang udah terlihat kok "
"Hah lo aja yang terlalu membangakan sahabat lo itu "
"Iya emang kenapa kalau gue gitu, dari pada lo ga punya temen dan bisanya cuman mau rebut temen orang aja, gue tau lo iri kan Arum banyak temennya, terus lo iri juga kan Angga selalu ada buat Arum " ucap Hanin dengan berteriak.
"Iya emang gue iri sama dia, gue gasuka dia banyak temen dan gue suka sama Angga mau apa loh " jujur Tinah
"Gila dasar ya Loh "
Setelah mengatan itu Hanin lantas menjampak kembali rambut Tinah, Tinah yang tak mau kalah sama menjambak rambut Hanin juga.
Terjadilah jambak-jambakan Ayudia dan Karin mencoba memisahkannya namun susah sekali, kelas lain juga sudah ada didepan kelas mereka sedang berkerumun menyaksikan perkelahian itu.
Angga yang baru datang segera mencoba masuk kedalam kelas dan alangkah kagetnya dia saat melihat ada yang berkelahi ini kenapa coba, Angga segera membantu mererainya.
Datang juga Bu Dea yang memang ingin memanggil Tinah tentang masalah semalam yang terjadi pada Arum.
Dia menerobos keramaian itu dan menyuruh semuanya untuk bubar segera mereka pergi Bu Dea segera memisahkan mereka.
Rambut Hanin dan Tinah sudah sangat berantakan sekali "ada apa ini sampai berantem seperti ini " tanya Bu Dea dengan marah.
"Gatau bu ini Hanin tiba-tiba jambak saya " dimulai lagi dramanya itu tak lupa dengan tangisnya
"Lah jangan so yang paling tersakiti deh dasar ratu drama lo dari dulu, rubah tuh sikap lo itu bambang " terik Hanin
"Sudah-sudah sekarang Hanin,Tinah,Angga dan juga Arum ikut ibu keruang bk "
"Arum ga masuk bu dia sakit " ucap Hanin
"Ya sudah kalian bertiga saja "
Mereka bertiga segera bergegas pergi keruang bk diperjalanan Angga yang memang khawatir saat mendengar Arum sakit lantas menanyakannya kepada Hanin.
"Nin , Arum sakit apa " tanya Angga dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.
"Kata Ayu, Arum sakit panas Angga gara-gara semalem Tinah kurung kali "
"Kok kamu tau masalah itu Hanin "
"Ya iyalah tau, bahkan satu sekolah pun tau, Liat aja di group sekolah ada yang fidioin kelakuan nenek lampir itu " ucap Hanin sambil menunjuk Tinah.
"Emang siapa Hanin itu yang bagiinnya "
"Gatau aku juga Angga "
Nanti Angga akan melihat sendiri dan mengecek itu no siapa, dia sangat penasaran dengan orang yang telah membagikannya serta memfidiokannya.
Segera mereka bertiga duduk dihadapan Bu Dea, Tinah dari tadi menangis terus menerus.
Bu Dea segera membuka handphonenya dan memperlihatkan fidio itu kepada ketiga anak yang ada didepannya.
Tinah yang melihat itu sangat kaget, kenapa sampai ada yang merekam nya segala coba, segera dia rubah raut wajahnya itu.
"Itu bukan saya bu " bantah Tinah
"Lalu ini siapa, hantu gitu yang menyerupain kamu Tinah " ucap Bu Dea.
"Ya bisa aja bu "
"Ngawur banget ya kamu jelas-jelas ini kamu lihat, tak usah banyak alasan, apa masalah kamu sama Arum sampai melakukan seperti ini, bagaimana kalau kemarin malam kita semua sudah pulang Tinah dan Arum terkurung apa kamu tak memikirkan hal itu "
Tinah hanya diam saja dia sudah sangat terpojok, alasan apa lagi yang harus dia buat.
"Dia suka sama Angga bu dan iri sama Arum makannya melakukan hal itu " ucap Hanin
Semua mata lalu tertuju pada Hanin, Hanin yang ditatap hanya diam saja acuh tak acuh dia menunggu siapa yang akan menjawabnya.
Apa si nenek lampir itu akan membual kembali atau mengakui semuanya, kita lihat saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments