Rumi pun lega sekali sudah menceritakan semuanya kepada Angga ternyata bila berbagi dengan orang lain lebih membuat hati dan fikirannya tenang, mungkin nanti dia akan menceritakan semua yang ia rasakan pada Angga, mulai sekarang dia akan mencoba lebih terbuka lagi pada Angga.
Angga sedang pergi ke kelas Rumi dan kekelasnya sendiri untuk mengambil tas mereka.
Sekarang Rangga sudah ada dihadapannya memegang tasnya "Ayo Rum aku antarkan kamu kerumah yah"
"Gausah Angga nanti Wulan marah lagi, aku gamau sampai Wulan sakit hati liat aku sama aku "
"Ga akan Rum percaya sama aku. Nanti aku jelasin ke Wulan ya semuanya "
"Engga Angga, aku ga mau aku bisa pulang sendiri"
"Rum tolong kali ini aja kamu nurut sama aku, sekali ini saja ya"
Rumi pun dengan terpaksa mengiyakannya karna tak mau Angga marah.
Rumi pun di papah oleh Angga karna memang Rumi masih sedikit pusing saat berjalan, sedangkan yang lain sudah pulang dari 10 menit yang lalu dan sekolah juga sudah lumayan sepi.
Namun saat sedang berjalan untuk keparkiran tiba-tiba Rumi di dorong oleh Wulan, untuk saja masih tertahan oleh Angga.
"Kamu kasar banget Lan, apa-apa an kamu main dorong-dorong aja" marah Angga.
"Kamu tuh ya Angga perempuan itu tuh mah rebut kamu dari aku, dia tuh perempuan gabaik Angga"
Angga sangat marah dengan kata-kata yang dilontarkan Wulan namun Rumi mencoba menenangkan Angga.
"Angga udah jangan marah, kalau Wulan emang anggep aku kaya gitu gapapa, aku ga ngerasa ko kalau aku kaya gitu jadi biarin aja, kamu mending anterin Wulan aja aku pulang sendiri aja "
Dengan perlahan, Rumi melepaskan peganganggan tangan Angga dan saat akan melangkah Wulan menariknya tasnya Rumi, sampai Rumi terjengkal kebelakang dan terjatuh, Angga makin-makin saja marahnya dibantunya Rumi berdiri dan di papah untuk didukan terlebih dahulu di kursi belakang.
Sungguh Rumi tak bisa menahannya dia masih lemas dan sangat syok melihat hantu itu masih teringat jelas bagaimana wajah hantu itu.
Angga pun mengahampiri Wulan dan memarahinya namun Wulan tak terima, malah balik marah kepada Angga.
"Kamu tuh terlalu membela perempuan itu, yang jelas-jelas mau ngerusak hubungan kita"
"Kamu sama aku udah pacaran berapa taun ?? "
"5 bulan kenapa" sungguh Wulan sangat binggung kenapa bertanya itu tidak nyambung deh.
"Baru 5 bulan kamu udah kaya gini udah liatin sikap kamu yang kasar sama sahabat aku, aku kan udah bilang dari awal kita pacaran kamu harus ngerti aku punya sahabat perempuam yaitu Arum aku sama Arum udah sahabat selama 3 tahun, kamu bisa ngerti ga jangan kaya gini, susah dapetin sahabat kaya Arum itu. Yang ga gampang baper " ucap Angga panjang lebar.
"Ya aku tau, emang awal aku nerima, tapi kamu tuh terlalu fokus sama sahabat kamu itu, ga adil sama aku"
"Ga adil gimana, aku berangkat,pulang sama kamu chattan aja sama kamu, dulu aku nurut sama kamu saat kamu larang aku buat nengok keadaan Rumi, kurang nurut apa lagi. Aku sekarang cuman mau antar Rumi pulang, dia lagi sakit kamu ko ga gertiin kondisi Rumi, malah kamu kasar sama dia"
"Ya dan sekarang aku mau kamu turutin permintaan aku lagi kamu jangan anterin Rumi pulang, kalau kamu emang sayang sama aku, kamu pasti nurut "
"Udah lah putus aja, aku jadi ilfil sama kamu, ternyata kamu itu perempuan kasar dan tak tau kondisi " Angga sudah sangat lelah menghadapi sikap Wulan yang seperti ini yang semakin hari semakin kasar saja .
Wulan pun hanya bisa diam mematung dan mengalir begitu saja air matanya itu, Angga pun berbalik Rumi sudah tidak ada kemana Rumi kenapa tak ada, cepat-cepat Angga mencari Rumi dan pergi keluar, pasti Rumi pulang sendirian, Angga pun menjalankan motornya dengan pelan-pelan dan celingak-celinguk mencari Rumi, dan itu Rumi.
"Rum kamu kenapa pergi gitu aja, ayo naik Rum"
"Engga Angga aku gamau, kamu anter aja Wulan pulang ya. Ga baik ningalin perempuan sendirian, kamu harus tanggung jawab sama dia ya , aku gapapa pulang sendiri"
Tanpa menunggu jawaban Angga, Rumi naik Angkot dia duduk dekat dengan supir Rumi saat ini pulang sekitar jam setengah 6 sebentar lagi adzan, namun Rumi belum sampai kerumahnya, ada yang aneh di dalam mobil angkot ini, kenapa orang- orang yang naik pada pucat sekali wajahnya.
Dan baju-baju mereka kenapa pada kotor seperti itu dan tidak memakai alas kaki sama sekali. Saat dipertigaan Rumi pun menyetop mobil dan turun.
Terus saja Rumi pandang mobil itu sebelum jalan kembali dari arah belakang dan kalian tau ,tadi orang-orang yang satu angkot dengan Rumi semua menatapnya dengan wajah menyeramkanya, ada yang sampai hancur wajahnya, cepat-cepat Rumi memalingkan wajahnya itu.
Dan menyebrang jalan dengan tergesa-gesa, untuk jam segini pasti tak akan ada mobil angkot lagi untuk menuju rumah Rumi, jadi mau tak mau Rumi harus berjalan kaki.
Adzan magrib pun sudah berkumandang, saat adzan sudah tak terdengar lagi, kejangalan yang lain terlihat bahkan diatas Zeline seperti ada yang berputar-butar berkain putih dan pohon yang diatas Rumi bergerak padahal tak ada angin sedikit pun.
Dengan memberanikan diri Rumi mendongakkan kepalanya dan diatasnya itu kuntilanak yang sangat besar ada diatas kepalanya sedang mengelilinginya dengan baju yang menjuntai panjang hampir menyentuh kepala Rumi.
Rumi dengan takut berlari sekencang-kencangnya namun bukannya menjauh hantu itu malah ikut mengejar Rumi dengan cara melayang dan cekikikan suaranya itu membuat Rumi merinding.
Hantu itu tiba-tiba ada didepan Rumi melayang kehadapannya dengan sangat kencang seperti ingin menubrukan tubunya dengan Rumi, Rumi sudah tak bisa melakukan apa-apa kuntilanak itu sekarang tepat ada didepan wajahnya, seperti hantu yang ada dikamar mandi tadi, malah ini lebih menyeramkan hantu itu terus menapat Rumi dengan kepala yang di gerakan kekanana kekiri sambil menyeringai kearah Rumi. Tanpa berbicara sedikit pun.
Dengan memberanikan diri Rumi menembus badan hantu itu dan berlari kembali sambil membaca surat-surat pendek dan alhamdullilah saat Rumi menengok kebelakang tak ada lagi sosok itu yang mengikutinya.
Namun Rumi terus saja berlari ingin cepat-cepat segera sampai dirumahnya.
Dia sudah sangat takut banyak sekali kejadian yang dialaminya hari ini, jalanan kerumahnya ini seperti sangat jauh sekali, Rumi tak sampai-sampai jalan pun secara tiba-tiba sangat sepi sekali tak ada kendaraan yang lewat satupun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments