Tak jauh dari tempatnya saat ini dia meliat Arum yang sedang membaca novel dia mempunyai ide untuk mengerjai Arum pasti akan seru sekali.
Segera di temuinya Arum yang sedang duduk sendiri.
Duduk disebelah Arum dan Arum dengan segera pergi dia kebelet pengen pipis, Arum pergi kekamar mandi sebelah.
Tinah yang tiba-tiba ditinggalakan oleh Arum sangat kesal baru juga mau dimulai udah pergi aja tuh anak.
Akhirnya lega juga sudah keluar, segera Arum kembali lagi ketempat tadi tapi Tinah masih ada disana Arum segera duduk dan diam tanpa menghiraukan Tinah.
"Kamu tunggu Angga ya " tanya Tinah, ternyata mangsanya kembali lagi saatnya permainan dimulai.
"Iya " jawabku singkat
"Angga tadi ke atas, aku bilang sama dia kalau kamu ada dilantai 3 dikelas, kayanya dia udah disana deh " bohong Tinah
"Kamu keterlaluan ya Tinah, kamu tau kan aku kemana tadi perginya malah kamun tunjukin yang salah dasar temen ga tau diri " marah Arum sambil pergi menyusul Angga kelantai 3.
Setelah Arum pergi Tinah dengan segera mengunci gerbangnya dengan mencetrekan gemboknya dan pergi untuk segera pulang, tanpa Tinah ketahui ada seseorang yang merekan dari Arum pertama masuk sampai Tinah menguncinya.
Orang itu lantas pergi dan menyimpam fidio itu dengan baik, dia akan membuat kehebohan besok.
Arum sudah sampai dilantai 3 tepatnya dikelasnya, namun disana kosong ta ada orang sama sekali dia sudah memanggil-manggil nama Angga namun tak ada sautan sama sekali kemana Angga apa dia dibohongi oleh Tinah yah, dari tadi dia sudah menelfon Angga namun tak diangkat sama sekali.
"Kemana sih Angga kenapa ga diangkat coba " monolog Arum.
"Coba keliling dulu aja deh semoga Angga benar-benar ada disini dan dia tak di bohongi oleh Tinah ".
Angga yang memang baru keluar dari ruang bk segera pergi ketempat Arum tadi duduk loh kok ga ada, segera Angga mengecek handphonenya banyak panggilan tak terjawab dari Rumi.
Angga semakin khawatir saja dengan Rumi takut terjadi apa-apa dengan Rumi.
Angga mencoba untuk menghubungi kembali no Rumi tapi kok ga diangkat-angkat ya kemana Arum coba, ga akan mungkin Arum pulang sendirian sekarang sudah magrib kemana Arum.
Arum yang memang masih dilantai tiga mendengar ada seorang perempuan meminta tolong segera Arum mencari asal suara itu namun makin kesini makin tidak jelas saja suaranya.
Nah itu ternyata ada di pinggir kamar mandi segera Arum menghampirinya "Teh. Teteh kenapa nangis " tanya Arum.
Orang itu masih saja menangis malahan sesegukan namun tiba-tiba tangis itu berubah menjadi tawa cekikikan yang menggelegar sekali ditelingg Arum yang sudah tau itu bukan manusia perlahan-lahan mundur lantas langsung berbalik dan berlari.
Hantu itu yang melihat Arum berlari lantas mendongak dan langsung merangkak seperti laba-laba dan mengejar Arum sambil cekikikan.
Saat Arum menengok kebelakang dia sangat kaget hantu itu mengikutinya dan wajah hantu itu penuh dengan luka bakar kulitnya sangat hitam. Sambil menggerak-gerakan kepalanya kekiri kekanan.
Arum menurini tangga tergesa-gesa hantu itu malah makin cepat merangkaknya mengikut laju Arum
"Angga, Angga tolong Angga " teriak Arum sudah bercucuran peluhnya itu.
Akhirnya sampai dilantai satu namun kenapa pintunya dikunci Arum dengan tergesa-gesa membuka pintunya itu namun kenapa susah dan tangannya malah bergetar. Ternyata pintunya terkunci.
Ya Allah tolong hamba, Arum terus saja melafalkan doa didalam hatinya dengan terbata-bata.
Hantu itu tiba-tiba sudah ada dihadapan Arum mendongak perlahan tangannya itu memengang kaki Arum, Arum langsung memejamkan matanya dengan air mata yang tiba-tiba saja mengalir hantu itu makin naik dan "Ahhhhh tolong siapa saja tolong " teriak Arum hantu itu ada didepan wajah Arum.
"jangan berkeliaran saat magrib seperti ini neng hihihi " ucap hantu itu sambil tersenyum.
Rumi kembali memejamkan matanya tak ingin melihat wajah hantu itu sangat menyeramkan apa lagi dia bertatap muka langsung dan dekat sekali tanpa jarak sedikit pun.
Angga yang masih mengelilingi sekolah mendengar ada yang memangilnya segera mencari asal suara itu, dia tau itu suara Arum.
Angga berlari mengikuti suara itu dan dia melihat Arum terkurung kenapa Arum ada disana.
Dan dalam keadaan gerbang yang sudah tergembok, Angga segera memegang bahu Arum.
"Akhh ya alloh, tolong jangan ganggu saya "
"Arum ini aku Angga "
Segera Arum membuka matanya dan membalikan badannya lantas memegang tangan Angga dengan erat tak mau melepaskan pegangan tangan itu.
"Jangan tinggal kan aku Angga, aku takut Angga "dengan tangisnya yang makin keras
"Tenang Rum, Angga disini jangan menangis lagi ya Rum. Kenapa Arum bisa terkurung seperti ini, Angga dari tadi nyariin Arum " khawatir Angga
"Ceritanya panjang Angga tolong keluarin Arum dari sini, Arum takut "
"Yaudah Angga cari dulu pak satpam,Arum gapapa kan disini sendirian "
"Engga Arum gamau ditingalin Angga "
Angga binggung harus bagaimana ini,bu Dea yang memang belum pulang dia mendengar teriakan tadi segera dia keluar dari ruangannya dan mengecek keluar.
Bu Dea terus saja mengelilingi lantai satu dan alangkah kagetnya dia saat melihat ada muridnya tekurung segera dihampirinya kedua murid itu.
"Ya alloh Rumi kenapa bisa terkurung seperti ini, Angga cepat kamu cari pak satpam biar Arum persama ibu "
Angga segera berlari dan membiarkan Arum bersama Bu Dea. Arum segera memegang tangan Bu Dea dengan erat.
"Kamu tenang ya Rum jangan nagis "
Arum hanya mengangguk sambil sesegukan dia sungguh sagat takut memang hal seperti itu pernah terjadi namun ini lebih takut .
Angga segera datang bersama pak satpam dan segera pak satpam membuka gembok gerbangnya, Arum segera keluar langsung memeluk Bu Dea dengan eratnya.
Bu Dea yang tau Arum sedang ketakutan lantas memeluk Arum juga dan membawanya keruangannya.
Setelah sampai diruangannya Bu Dea segera memberikan Arum minum dan Aruk sedikit tenang, dengan perlahan Angga mengusap air mata Rumi dan peluh yang membanjiri jidat Arum.
"Arum kenapa bisa ada disana " tanya Bu Dea
Arum binggung apa harua cerita atau diam saja tapi kalau didiamkan seperti ini Tinah akan lebih semena-mena lagi padanya.
Perlahan Arum menarik nafasnya terlebih dahulu dan Angga segera memengang tangan Rumi lantas menganggukan kepalanya kepada Rumi agar Rumi menceritakan semuanya.
Rumi tersenyum dan mengangguk bu Dea yang melihatnya ingin sekali memfotonya sungguh mereka ini ya bikin dia iri saja.
Bu Dea segera mengambil kursi dan duduk berhadapan dengan dua pasangan yang katanya sahabatnya namun mata mereka tak bisa membohonginya kalau mereka memang tertarik satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments