Saat pelajaran sudah dimulai Rumi izin pada gurunya untuk ke kamar mandi, dia kebelet pengen pipis, Rumi sampai berlari untuk sampai kekamar mandi itu tapi kenapa kamar mandinya tidak seperti biasanya, sangat gelap, Rumi mencoba menyalakan saklar listriknya itu namun tetep tak menyala, dengan keberaniannya Rumi pun masuk juga karna sudah tak kuat.
Saat pintu kamar mandi di tutup sangat gelap sekali, Rumi pun cepat -cepat untuk menyelesaikan aktifitasnya itu, selama didalam Rumi sangat merinding sekali asa apa ini, tiba-tiba saja perasaannya tak enak.
Saat Rumi akan mengapai pintu handle tapi kenapa tidak ada seperti ada yang menghalagi, Rumi mencoba meraba-rabanya kembali namun yang anehnya yang dipengang oleh Rumi adalah Rambut yang kasar dan panjang sekali serta saat Rumi meraba kearah lain itu sebuah kain.
Makin takut saja Rumi pasti ini bukan manusia, dia kan tadi kesini sendirian tapi kenapa saat masuk jadi ada yang menemaninya dengan mencoba memberanikan diri Rumi pun berbicara "tolong jangan ganggu saya, saya mau keluar "
Namun bukannya mengubris apa yang Rumi ucapkan tadi malah kuntilanak itu cekikikan dengan sangat menyeramkan sambil perlahan-lahan mendekati Rumi, Rumi hanya bisa mundur secara perlahan dengan sekuat tenaga membaca ayat kursi namun entah kenapa menjadi berbelit-belit saat Rumi membacanya dan Rumi sampai lupa dengan apa yang sedang dia baca.
Tubuh Rumi langsung tak bisa bergerak, kuntilanak itu terus saja menatap Rumi dengan wajah yang menyeringai serta sesekali cekikikan dengan suara yang melengking memekan telinganya itu.
Ya alloh tolong aku, aku tak bisa menghadapi dia tolong hamba ya allah dan perlahan dengan sekuat tenaga Rumi mengucapkan Allah Akbar dan sosok itu bisa ditembus oleh Rumi secepat kilat Rumi buka pintunya dan saat sudah jauh dikamar mandi tiba-tiba Rumi pingsan saking syoknya melihat makhluk itu dengan sangat jelas dan dekat sekali dengan Rumi.
Sany yang memang suka jajan saat di jam pelajaran entah kenapa pengen sekali lewat ke kamar mandi perempuan , saat Sany berbelok dia melihat ada yang tertidur masa iya sih tertidur didekatinya perlahan oleh Sany dan dibalikkan badannya itu ternyata itu Rumi.
"Rum kamu kenapa Rum bangun Rum" Sany mencoba membangunkannya namun tak bangun-bangun gimana ini, telfon Angga aja deh.
"Duh ga diangkat lagi, sekali lagi deh coba telfon lagi " monolog Sany
"Apaan sih Sany " ucap Angga dengan suara berbisik.
Akhirnya diangkat juga "ini Arum pingsan Angga, didekat kamar mandi perempuan "
Cukup lama tak ada jawaban dari sana dan ternyata saat Sany lihat sudah dimatikan oleh Angga dasar tu yah anak kurang ajar.
Saat Angga mendengar bahwa Rumi pingsan dia sangat khawatir malahan sampai keluar kelaspun dia tak minta izin pada gurunya langsung berlari dan tak menghiraukan teriakan ibu gurunya itu.
Angga saat sampai terengah-engah dan melihat Sany yang sedang mengipasi Rumi dan meniup-niupnya, tanpa berbicara apa-apa angga menganggat Zeline dengan sangat hati -hati dan dibawa keruang uks. Namun disana kosong ta ada siapa-siapa.
"Sany coba lo cari anak PMR suruh kesini cepet " ucap Angga dengan tak sabaran.
Sany pun langsung pergi dan mencari anak PMR, selama Sany pergi Angga terus saja mengenggam tanggan Rumi, Angga sangat khawatir takut terjadi sesuatu kepada Rumi, kenapa Rumi bisa pingsan seperti ini.
Dan Sany pun datang dengan anak PMR ternyata anak PMR itu temannya Wulan, Sinta.
Sinta yang melihat pacarnya ada disini hanya diam saja dan mencoba membantu membangun kan Rumi, sedangkan Angga masih setia menggenggam tangan Rumi tak peduli dengan temannya Wulan itu, Angga akan siap nanti pasang badan untuk membela Rumi bila Wulan sampai macam-macam lagi seperti tadi.
Sedangkan Sany sudah pergi kekelas dan sebelum pergi kekelasnya, Sany pergi dulu kekelasnya Rumi untuk memberi tahu guru yang mengajar di kelas Rumi.
"Assalamualaikum bu " dengan sopan Sany masuk sambil mengucapkan salam.
"Walaikumsalam Sany ada apa " ucap bu Ratih wali kelasnya Rumi.
"Maaf bu saya hanya ingin menyampaikan saja Rumi pingsan bu dan sekarang ada di uks "
"Hah Rumi pingsan, baiklah ibu akan kesana dulu, terimakasih ya Sany sudah memberi tahu ibu "
Sany pun hanya menganggukan kepalanya saja dan pergi meninggalkan kelas Rumi.
"Anak-anak kalian kerjakan tugas kalian ya, ibu akan ke uks dulu "
Secepat kilat bu Ratih pergi ke uks tadinya Indah ingin ikut namun dilarang oleh bu Ratih dan menyuruhnya untuk mengerjakan saja tugasnya.
Saat bu Ratih sampai dia melihat Angga yang masih setia mengenggam tangan Rumi.
"Angga kamu sedang apa bukannya belajar " tegur bu Ratih.
"Eh maaf bu tadi saya nolongin Rumi bu"
"Awas nanti pacarnya marah lagi sama Rumib" sindir bu Ratih karna masalah itu sudah sampai ke telinga hampir semua guru.
"Insyaallah tak akan bu "
Bu Ratih pun hanya ber oh ria saja dan melihat keadaan Rumi tadi Sinta sudah menjelaskan bahwa Rumi hanya perlu beristirahat sebentar saja nanti akan pulih kembali.
Bu Ratih pun sudah melihat keadaan Rumi dan sudah ada pula yang menjaga Rumi, akhirnya kembali mengajar kembali dan memberi tau kepada semua teman sekelas Rumi bahwa Rumi baik-baik saja.
Perlahan Angga memberanikan dirinya untuk mengusap pipi Rumi sungguh dia sangat khawatir sekali dengan keadan Rumi yang seperti ini, ini baru kali pertama Rumi pingsan.
Dan secara perlahan Rumi bangun, langsung bangun dan menangis sesegukan, Angga yang melihatnya binggung. Angga pun membiarkan Rumi menangis terlebih dahulu dan dengan perhatiannya Angga mengusap kepala Rumi dengan sayang, mungkin kalau ada yang melihatnya mereka pasti akan berfikiran kalau mereka itu pacaran, karna disekolah pun setiap istirahat selalu bersama terus.
Setelah Rumi terdiam perlaham Angga bertanya kenapa Rumi sampai seperti ini " kamu kenapa Rum kok kaya yang ketakutan ada apa "
Rumi hanya mengelengkan kepalanya saja dan menundukan pandangannya.
Angga pun menghembuskan nafasnya "Rum plis kamu jangan terlalu menutup diri dari aku, emang kurang ya kita udah temenan selama 3 tahun, tapi kamu masih ga bisa buat cerita apa-apa sama aku, setidaknya kamu berbagilah sedikit "
Rumi pun secara perlahan menceritakan semuanya kepada Angga tak ada yang dilebih-lebihi atau dikurang-kurangi sedikit pun.
"Jadi kamu indigo Rum " tanya Angga setelah Rumi selesai bercerita.
"Aku juga gatau Angga tapi aku secara perlahan bisa melihat mereka, makin hari makin jelas saja aku bisa melihat mereka " ucap Arum dengan murung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Hendra Dwi M
like dan fav sudah mendarat ka, salam hangat dari alam sebelah 😁
2021-11-09
2