16. Kesepakatan

Di dalam mobil, tiada sepatah kata pun yang terucap dari bibir Azlina. Gadis itu hanya diam membisu sembari menatap ke arah samping di mana bangunan gedung-gedung tinggi dengan pepohonan rimbun menghiasi jalanan kota. Pun demikian dengan Alvaro, lelaki itu hanya terfokus ke jalanan tanpa berniat memulai obrolan. Hanya suara musik yang diputar dengan beberapa kali pennyiar radio berbicara membuat suasana di mobil itu tak terlalu sunyi sebab kebungkaman mereka.

Sampai ketika mobil itu telah berhenti di taman kota, Alvaro memarkirkannya di parkiran khusus mobil. Sesungguhnya, jalan-jalan sore di taman kota cukup menyenangkan jika ditemani seorang yang terkasih, tetapi sayangnya bukan yang terkasih yang kini sedang bersamanya, melainkan gadis penuh kebencian dan tak sudih hanya sekadar menatapnya.

"Sampai kapan kau di situ? Ayo, turun!" ucap Alvaro kemudian setelah dia selesai melepas sealt belt-nya.

Azlina hanya diam saja, tak menjawab perkataan Alvaro. Dengan bungkam, dia ikut turun dari mobil tanpa berpikir lama.

Azlina mengikuti ke mana Alvaro pergi, mengekor di belakang Alvaro tanpa bersuara. Pandangannya menunduk ke bawah sembari memikirkan apa yang akan dia ucapkan kepada lelaki itu.

Hingga tanpa sengaja kepalanya membentur punggung Alvaro ketika lelaki itu tanpa aba-aba menghentikan langkahnya.

"Auhh!" keluhnya dengan menyentuh kening yang tertutup poni.

Alvaro hanya tersenyum melihat gadis naif itu. Dia meraih tangan Azlina, lalu menariknya untuk segera mencari tempat duduk yang nyaman.

Suasana saat itu cukup sepi, mungkin karena hari ini bukanlah hari Minggu, sehingga membuat suasana taman kota tak ramai pengunjungnya.

Alvaro bersandar di punggung kursi besi dengan Azlina duduk sedikit menjauh darinya. Risih, itulah yang saat ini dirasakan gadis itu ketika berdekatan dengan Alvaro. Azlina masih bergeming dengan kepala menunduk, pikirannya masih memilah-milah kalimat yang tepat untuk disampaikan kepada Alvaro.

Tepat ketika Azlina hendak mengucapkan sesuatu, Alvaro ikut bersuara.

"Om!"

"Cil!"

Mereka beradu pandang, tetapi Azlina segera memalingkan muka.

"Kau dulu!" ucap Alvaro mengalah.

Azlina mengangguk. Dia memang sudah tidak tahan ingin mengucapkan segala unek-unek yang mengganjal di hatinya.

Dia menghirup udara panjang, mempersiapkan diri untuk sekadar mengantisipasi emosi jika mungkin terjadi perdebatan sengit dengan lelaki dewasa di sampingnya itu. Setelah dirasa telah siap, Azlina mengembuskan napasnya perlahan.

"Kenapa Om berbohong?"

Dia menundukkan wajah, matanya kian memburam seolah-olah kesulitan untuk membendung buliran air bening yang sudah mulai merembes di sudut mata.

"Kenapa Om berbohong? Kenapa Om tidak menepati janji?" Azlina mengaitkan jemarinya, gugup melanda diri bersamaan rasa kecewa yang telah mengusik di dalam hati. "Om bilang akan tidur terpisah dengan saya, tetapi kenapa Om justru tidur ... seranjang dengan saya?"

Azlina masih tidak ingin menerima kenyataan bahwa dia pernah tidur seranjang dengan seorang pria dewasa. Dia tidak bisa menerima hal kotor yang telah terjadi sebelumnya, tidur dengan posisi saling memeluk, memberikan kehangatan satu sama lain. Sungguh Azlina merasa kotor seketika.

"Maafkan aku." Alvaro terdiam beberapa saat. Matanya mengedar di pesikitaran di mana anak-anak kecil tampak bersemangat bermain saling mengejar. Mereka tertawa riang dengan tanpa beban, membuat bibir Alvaro tersenyum meski hanya sebentar. "Kau tahu aku tidur di lantai saat itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, mengapa aku bisa berada seranjang denganmu. Satu hal yang kuyakini, kita tidak melakukan apa-apa malam itu. Kau tak perlu mencemaskan apa pun. Kita hanya tidur di atas ranjang yang sama, tidak lebih."

"Lalu, kenapa Om bilang ke mereka jika kita saling mencintai?" Azlina semakin kesal ketika mengatakan itu. Mencintai lelaki yang usianyatiga belas tahun lebih tua darinya? Apakah Azlina sudah gila?

"Aku hanya malas berdebat dengan mereka. Kau tahu jika kita dalam posisi yang tidak bisa mengelak? Siapa yang bisa percaya jika kita hanya tidur dan tidak melakukan apa-apa malam itu? Bahkan mungkin kau sendiri sudah berperasangka buruk terhadapku. Iya, kan?"

Alvaro menatap Azlina yang masih menunduk dengan wajah ditekuk ke dalam. Lelaki itu menyentuh bahu Azlina, sedikit meremasnya membuat Azlina menoleh kepadanya. "Dengarkan aku! Kita menikah bukan karena ingin membina rumah tangga. Kita hanya menutupi aib yang sebenarnya tidak pernah terjadi itu. Aku tidak akan menyentuhmu jika kau tidak menginginkannya. Dan jika semuanya sudah membaik, kita bisa berpisah."

"A-apa? Apakah itu artinya saya akan menjadi seorang janda di usia muda?"

Alvaro tertawa kecil mendengar pernyataan Azlina yang terlampau jujur. Dia menurunkan tangannya dari bahu Azlina.

"Kau tidak perlu mencemaskan itu. Kita hanya menikah secara agama. Usiamu belum genap sembilan belas tahun, bukan? Maka kita hanya bisa menikah secara agama. Kau tidak perlu takut dengan identitas itu."

Gadis itu tampak mengusap air matanya yang hampir menetes, lalu berkata dengan antusias.

"Jadi, saya masih boleh dekat dengan cowok lain? Saya boleh berpacaran, begitu?"

"Heem, kau bisa melakukannya asalkan tiada pegangan tangan, ciuman, dan kontak fisik lainnya," jawab Alvaro sembari menyunggingkan senyum.

"Kenapa?"

"Karena dosa. Kau masih berstatus istriku, bukan? Jika pria yang kau suka mau menikahimu, kau bisa mengajukan cerai kepadaku. Dan selama kita masih menyendiri, aku akan bertanggung jawab terhadapmu."

"Jadi?"

"Kita rahasiakan pernikahan ini. Dengan begitu, aku bisa mengejar wanita yang kusuka dan kau bisa mendapatkan pria yang kau inginkan. Bukankah itu sangat menyenangkan?"

Azlina menatap Alvaro yang masih tersenyum. Menaikkan sebelah alisnya, dia berkata, "Apakah benar menyenangkan? Bagaimana jika orang tua kita tahu?"

"Makanya kita main cantik agar tidak ketahuan. Sudahlah, percaya denganku. Oh, ya, mulai sekarang berhenti memanggilku Om. Lagian umurku sama dengan Mbak Salwamu, kenapa kau bisa memanggil dia Mbak, sementara denganku, kau memanggil Om. Itu sama sekali tidak adil." Alvaro bersedekap dada ketika mengutarakannya. Jelas saja dia tidak terima, seolah usianya benar-benar sudah tua.

"Lantas, saya harus memanggil Om dengan sebutan apa? Apakah Bapak?"

"Hei!" Alvaro menyela perkataan Azlina. Apa-apaan dia dipanggil Bapak, memangnya sejak kapan dia menikah dengan ibunya Azlina? "Panggil Kakak, itu lebih baik. Mengerti?"

Azlina mengulum bibirnya sejenak, tampak berpikir. Namun, setelah itu dia tertawa. "Ah, Om, itu sebutannya terlalu muda. Terima kenyataan sajalah Om jika sudah tua."

"Kau makin lama ternyata makin menyebalkan, ya?"

"Baiklah, saya setuju, emmm ..., Kakak." Sedikit terkikik Azlina ketika memanggil Alvaro dengan sebutan Kakak, merasa lucu dengan panggilan itu.

"Ish, jangan tertawa!" ucap Alvaro kesal, meraih kepala Azlina untuk kemudian membungkam bibir gadis itu dengan telapak tangannya.

Azlina segera mendorong Alvaro, ketika merasakan kepalanya diapit oleh tangan lelaki itu. "Iih, Om. Jangan modus, ya? Jangan mengambil kesempatan!"

"Om, lagi?"

"Oops, maksud saya, Kakak."

Alvaro hanya menggelengkan kepala melihat Azlina tak bisa menghentikan tawanya. Memang apa salahnya dengan sebutan Kakak? Bukankah dia memang masih pantas dipanggil Kakak? Hingga suara bel terompet seorang pedagang mengalihkan perhatian Azlina. Gadis itu mengulurkan tangannya menarik pakaian Alvaro.

"Om, sebagai hadiah peresmian hubungan kita. Saya ingin dibelikan cilok."

"Eh, apa? Cilok?"

"Ya, itu." Menunjuk penjual cilok yang berada di luar taman. "Ayo kita rayakan dengan makan cilok," imbuhnya dengan bersemangat.

Alvaro menghela napasnya perlahan, lalu mengangguk mengiakan. "Ayo, siapa takut!" ucapnya seraya menarik tangan Azlina agar segera beranjak untuk mengejar tukang cilok.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

ati3 nta

2023-04-12

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

awal cinta yg unik

2022-10-27

0

Nadia Laili

Nadia Laili

sdh bisalah menikah resmi 18 th kan sdh bisa urus KTP

2022-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!