09. Mencari Pisang

Hampir dua puluh menit berlalu, mereka gunakan untuk bercengkrama. Azlina memang sangat dekat dengan Mbak Asri, bahkan panggilan Zizi adalah panggilan akrab yang diberikan Mbak Asri kepada Azlina. Hanya Alvaro yang duduk terdiam dalam kebisuan, melihat tingkah dua orang wanita menyebalkan di depannya. Dia seperti obat nyamuk yang tak dianggap keberadaannya, hingga dia memilih membuka ponsel untuk sekadar berselancar di dunia maya.

Sial, tak ada signal! Bagaimana manusia bisa hidup tanpa jaringan internet?

Alvaro akhirnya hanya duduk dengan memasang wajah dingin bercampur kesal, menunggu bunga edelweiss selesai disiapkan.

Hingga ketika Bang Apin telah datang dengan seikat bunga edelweiss segar dan basah karena air hujan, membuat dua orang wanita berbeda usia itu menghentikan pembicaraannya.

"Segini cukup tidak?" ucap Bang Apin seraya menunjukkan bunga yang berada dalam genggaman tangannya.

"Cukup, Bang. Sini biar aku yang lanjutin." Mbak Asri beranjak dari duduknya, mengambil alih bunga itu dari tangan Bang Apin. Sentuhan terakhir yang membuat bunga edelweiss siap dijadikan kado cantik untuk seorang terkasih.

...***...

"Terima kasih, Mbak Asri, Bang Apin. Bunganya sangat cantik." Azlina menunduk sopan sebelum berpamitan kepada kedua orang itu.

"Jangan sungkan kalau ada perlu. Kami senang kok membantu," ucap Mbak Asri dengan senyum khasnya.

"Kapan-kapan datang ke sini, Neng. Main yang lama sama kakak-kakaknya." Bang Apin ikut menimpali.

Mobil Alvaro segera meninggalkan area perkebunan itu setelah mereka selesai berbasa-basi dan berpamitan kepada sepasang suami istri itu. Hujan tampak lebih deras dari sebelumnya, terlihat dari air yang menghunjam kaca mobil depan. Dia menilik ke arah samping di mana Azlina duduk menyandarkan kepalanya di punggung jok mobil.

Gadis itu sudah terlelap, tetapi wajahnya terlihat sedikit pucat, membuat Alvaro segera menepikan mobil lantaran penasaran dengan apa yang terjadi terhadap Azlina.

Tangan Alvaro menyentuh kening gadis itu, dan hal itu membuatnya sedikit terkejut. Kening Azlina terasa panas membuat gadis itu sedari tadi tertidur tanpa suara. Mungkin, seharian hujan-hujanan ditambah dengan melakukan perjalanan jauh membuat tubuhnya terlalu lelah sehingga terserang demam.

"Hei, Bocil, bangun!" Alvaro menepuk-nepuk pipi Azlina hingga gadis itu mengerjab beberapa kali untuk menguraikan kesadarannya.

"Eh, Om. Udah sampai, ya?" tanya Azlina dengan polosnya.

"Belum. Badanmu demam, kita ke rumah sakit, ya?"

"Ah, apa?" Azlina menyentuh keningnya yang memang terasa panas. Pantas saja dia sejak tadi terasa menggigil kedinginan, padahal AC di dalam mobil sudah dimatikan. "Emm, enggak usah Om. Nyari apotek aja atau bisa nyari obat warung. Hanya demam biasa, pake obat warung juga sembuh."

"Ya udah. Kita cari apotek saja." Alvaro mencondongkan tubuhnya, meraih jaket yang berada di kursi belakang, lalu diserahkan kepada Azlina. "Pakai ini!"

Azlina menerimanya dengan ragu, seraya mengatakan, "Ini bersih kan, Om? Enggak bau?"

"Ish, anak ini. Enggak tahu diuntung banget!"

Azlina hanya menunjukkan deretan gigi-giginya yang manis dengan dua gigi kelinci yang tampak lucu memanjang paling depan.

Alvaro melajukan mobilnya lagi, mencari apotek atau warung yang masih buka meski hujan deras bersamaan angin kencang terus berkolaborasi tiada henti. Hingga dia berada di sebuah jalan yang telah dipadati penduduk, Alvaro menemukan sebuah warung rumahan yang tampak terbuka.

Dia menepikan mobil, lalu keluar menerobos hujan deras untuk mencari obat penurun demam di warung itu.

Azlina masih menunggu di dalam mobil. Ponselnya sudah mati sejak tadi. Pasti orang rumah akan bingung mencarinya karena dia belum sempat berpamitan ketika memutuskan untuk mengajak Alvaro pergi mencari bunga.

Hingga terlihat lelaki itu telah datang dengan basah kuyup membuka pintu mobil. Seketika hawa dingin ikut menyeruak di sekujur tubuh Azlina, membuat gadis itu bertambah menggigil.

"Ini minum obatnya," titah Alvaro seraya menyodorkan tablet berwarna kuning kepada Azlina.

Azlina memandang tablet itu, lalu beralih ke Alvaro tanpa ingin mengambilnya. Dia berkata kemudian. "Ada pisang, enggak, Om? Saya enggak bisa minum obat pake air." Dia meringis setelah mengucapkan itu.

"Oh, my God. Ya ampun, emang bener, ya, bawa bocil kayak kamu adanya nyusahin. Kenapa juga aku minta tolong sama kamu." Alvaro menepuk jidatnya ketika mengatakannya.

"Sabar, Om. Bukannya Om sudah berumur, ya. Harusnya Om bisa lebih bersabar. Hitung-hitung belajar mengurus anak."

"Hei, sekali lagi kau mengatakan kata-kata menyebalkan itu, jangan harap aku berbaik hati sama kamu lagi." Alvaro tak suka jika ada yang menganggapnya tua. Dia hanya beusia kepala tiga, belum sepenuhnya tua, hanya lebih matang. Akan tetapi, gadis di sampingnya itu selalu menyebutnya tua, membuat Alvaro geram saja.

"Ah, iya, ampun-ampun. Om Alvaro yang masih ABG."

Wajah kesal Alvaro berubah menjadi tertawa. Ternyata gadis bawel di sampingnya cukup menyenangkan ketika diajak bicara. Hingga dia terlupa jika mereka saat ini sedang berada di tengah badai hujan deras dengan angin kencang yang berembus tak mau kalah.

Petir tampak terlihat mengerikan, seolah-olah Tuhan sedang menunjukkan murkaNya. Pepohonan di jalan pun ikut tumbang karena angin yang terlalu kencang. Hingga Alvaro harus menghentikan mobilnya karena terhalang pohon yang tumbang itu.

Dia menatap ke kanan dan ke kiri, sepertinya tiada jalan lain selain menginap di satu tempat. Ya, perjalanan jauh dengan kondisi cuaca yang buruk ini akan sangat berbahaya baginya. Sedikit saja fokus menghilang, akan tergelincir dengan kehilangan arah.

Alvaro memilih berputar arah, mencari tempat menginap. Masalah Papanya akan dia jelaskan nanti, yang terpenting saat ini adalah keselamatannya. Apalagi dia melihat Azlina kedinginan sejak tadi, mengingatkan Alvaro kepada wajah seorang Sean Paderson yang mengerikan itu. Jika terjadi sesuatu kepada Azlina, mungkin bukan hanya Sean Paderson saja yang akan membuat perhitungan dengannya, tetapi papanya pasti melakukan hal yang sama karena dianggap tak becus menjaga anak orang.

"Om, kenapa berbalik?" tanya Azlina lirih dengan menatap ke arah Alvaro.

Memilih abai, Alvaro hanya memfokuskan pandangan ke depan, karena hujan deras hampir mengurangi jarak pandang matanya.

"Om, kenapa berbalik? Kita mau ke mana?" tanya Azlina lagi dan dengan cepat dijawab oleh Alvaro.

"Mau nyari pisang."

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

kyk ponakan aku udah gede kl mkn obat mesti di masukin ke pisang ny😉😉

2023-04-12

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

😂😂😂😂😂

2022-10-27

0

Felisitaz😇

Felisitaz😇

sama seperti sy dl masih SD Ng bisa minum obat tanpa pisang atau jeruk klo Ng ada semua pake buah asam.obatnay di masukin ke dalam buah baru nelan utuh🤣🤣🤣🤣

2022-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!