Pengantin Kecil Alvaro

Pengantin Kecil Alvaro

01. Awal Bertemu

Azlina membuka mata tatkala suara bising di luar kamar terdengar mengusik tidur lelapnya. Dia mengerjapkan mata beberapa kali untuk mengais kesadaran yang sebelumnya menghilang. Namun, dia terkesiap setelah menyadari sesuatu aneh yang berada di depan matanya.

Seorang pria terlihat tidur terlelap dengan posisi memeluknya. Azlina meneguk ludah, memikirkan apa yang telah terjadi. Pakaiannya masih utuh, tetapi pria itu justru bertelanjang dada. Seketika pikiran buruk menyerang ke kepala Azlina.

"Aaaargggh!" Dia berteriak kencang seraya mendorong dada lelaki yang telah memeluknya. Lelaki itu terkejut, lalu membelalakkan mata lantaran tercengang dengan sosok gadis yang berada satu ranjang dengannya.

Bagaimana bisa?

Belum sempat pikiran sadarnya menyimpulkan serta mengumpulkan informasi, beberapa orang menerobos masuk ke dalam ruangan itu.

"Azlina!" teriak seorang laki-laki berperawakan tinggi besar dengan sorot mata menikam tajam yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

Azlina ternganga, tak sanggup mengatakan apa-apa. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi, pun lelaki yang masih duduk mematung berselimut dengan selimut yang sama. Pria itu juga tampak tak mengerti apa-apa.

"Anak tidak tahu diri!" Seorang pria paruh baya datang tergopoh-gopoh ke arah ranjang, lalu menempeleng pria yang meniduri Azlina.

"Papa, ini tidak seperti yang Papa pikirkan!" Pria itu mencoba menjelaskan, tetapi tidak tahu harus menjelaskan apa.

"Lalu seperti apa, hah?! Papa tidak mau tahu, sekarang nikahi dia!"

"Apa? Menikah!" teriak pria itu dan Azlina secara bersamaan.

...***...

Pagi itu di sebuah rumah mewah dan besar bertuliskan nomor 13-15 C yang terpasang di depan gerbang.

"Alvaro ...!" Suara teriakan itu terdengar berulang-ulang, diiringi suara gedoran di pintu kamar yang sedang dikunci dari dalam.

Lelaki itu buru-buru mencari tambang untuk diikatkan di pagar terali balkon kamarnya yang ada di lantai tiga.

Gedoran itu kian nyaring dan tak sabar, menuntut untuk segera dibukakan. Namun, si pemilik kamar sepertinya enggan menuruti.

"Alvaro, buka!"

Tiada suara yang menjawab perintah itu, membuat laki-laki yang sudah mengenakan pakaian rapi dengan rambut memutih sebagian itu kesal.

"Alvaro, jangan main-main! Kau sudah ditunggu oleh keluarga Liora!"

Suara itu terdengar semakin keras, sesuai dengan bunyi gedoran di pintu yang makin menggebu.

Sementara lelaki yang saat ini dipanggil itu tampak mengikat tubuhnya dengan tambang, berusaha turun dari kamarnya menggunakan tambang itu. Kepiawaiannya dalam melakukan atraksi ketika di sekolah dulu membuatnya mudah jika hanya turun dari lantai tiga rumahnya.

Hanya butuh beberapa menit saja lelaki yang dipanggil dengan nama Alvaro itu berhasil mendarat sempurna di atas kerikil-kerikil kecil taman belakang rumah. Susah payah dia membuka tambang tersebut dari tubuhnya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri memantau keadaan. Setelah dirasa tiada yang mengawasi, dia berlari menuju gerbang.

"Pak, buka pintunya!" teriak Alvaro kepada security di rumahnya.

"Mau ke mana, Tuan? Bukannya Tuan ada acara hari ini bersama Tuan besar?" Tak memedulikan pertanyaan Alvaro, Pak Security itu justru bertanya balik.

"Sudah, Pak, buka buruan!" Alvaro berkata dengan terburu-buru sembari menoleh ke belakang, takut jika pria paruh baya itu menemukan dirinya.

Gerbang itu pun akhirnya dibuka dengan lebar, mempersilakan Alvaro untuk keluar dari rumah besar tersebut. Buru-buru lelaki itu berlari, lalu merangsek keluar tak memedulikan tatapan aneh Pak Security rumahnya.

Rumah besar Alvaro berada di dekat jalan raya, bukan di komplek perumahan elite, melainkan tepat di jalan raya umum yang mana kanan dan kirinya telah dibangun pertokoan dan tempat usaha. Hanya rumah Alvarolah yang dibangun sebagai rumah pribadi dengan luas tanah dua hektar di dekat jalan raya, sementara tetangganya menggunakan tanah itu sebagai tempat usaha.

Sesaat Alvaro mencari taksi, tetapi tidak juga menjumpainya. Kepalang tanggung, takut jika dirinya ketahuan papanya, dia segera menghadang seorang gadis berseragam pramuka yang sedang mengendarai motor matic dan kebetulan melintas di depannya.

Cit!

Motor itu berhenti secara paksa, dengan disambut wajah kesal si pemiliknya.

"Om, sudah gila apa?!" teriak gadis itu seraya membuka kaca helm yang menutupi wajah.

Tanpa tahu malu, lelaki itu mencabut kunci motor dan menyembunyikannya di saku celana.

"Hei, Om. Mau diapakan motor saya? Om maling motor?"

"Dasar! Aku ini orang kaya, mana mau sama motor buntut seperti ini. Sudah mundur sana! Aku mau ke suatu tempat!" teriak Alvaro tak mau kalah.

"Tidak, tidak! Enak saja! Om katanya orang kaya. Cari taksi sana! Masak orang kaya mau nebeng anak sekolahan?"

Mengabaikan perkataan gadis tersebut, Alvaro menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia mulai panik, takut jika papanya bisa menemukan dirinya masih di depan rumah.

"Cerewet kau, ya. Mundur!"

"Hai, Om!" Tak ayal, gadis itu mundur juga, dengan Alvaro sudah duduk di depannya. Dia memukul-mukul punggung Alvaro, tetapi tampaknya lelaki itu tidak peka dan tetap menyita motor matic miliknya.

Alvaro segera menyalakan motor matic itu, lalu bergegas meninggalkan rumah besarnya.

"Om, saya mau dibawa ke mana?" Om pedofil, ya? Aku teriak ini?" Gadis itu masih mengoceh. Dia akan mengikuti ekstra kulikuler pramuka di sekolah, tetapi malah bertemu dengan pria dewasa yang tampaknya agak gila itu.

"Bisa diam, tidak! Kalau kau tidak diam, aku bisa memerkosamu di sini!" Alvaro terpaksa mengatakan hal itu, berniat membungkam mulut gadis itu dengan sebuah ancaman.

"Tuh, kan! Om ternyata penjahat! Dasar sudah tua tidak tahu diri!"

"Hei, diam!" Alvaro meninggikan suaranya, lalu menaikkan kecepatan motor itu, membuat gadis di belakangnya segera mengecangkan pegangan di pinggang Alvaro. Antara takut jatuh dan kesal, tetap saja gadis itu masih sayang nyawanya.

"Om! Jangan macam-macam sama saya. Kakak ipar saya orangnya galak. Om bisa saja dimasukkan ke penjara."

Alvaro tidak peduli, dia masih saja mengendarai motor itu dengan cepat sembari berpikir akan kabur ke mana dia.

Ya, hotel! Dia akan ke hotel.

Senyum itu terbit di bibir Alvaro, mengabaikan teriakan-teriakan gadis di belakangnya itu. Dia memacu cepat motornya, menerobos jalan raya yang tampak lebih lenggang lantaran hari ini hari Minggu. Sampai ketika sebuah hotel berbintang telah berada di depan mata, Alvaro segera membelokkan motor itu untuk memasuki area hotel.

Gadis berseragam itu terkejut, ketika menyadari ke mana Alvaro membawanya pergi. Dia bergidik ngeri membayangkan akan hal yang mungkin akan terjadi.

Tidak, dia sedang dalam bahaya.

Sinyal alarm di kepalanya berbunyi, menandakan hal darurat yang mungkin akan terjadi. Dia kembali memukul punggung Alvaro dengan tangannya berkali-kali.

"Om Mesum, turunkan saya! Dasar mesum! Om mau cabul, kan, sama saya!"

"Dasar cerewet! Ini juga mau turun!"

Alvaro memarkirkan motornya di parkiran khusus roda dua. Sebelum gadis itu mengambil alih kunci motornya, Alvaro segera mengambil kunci itu terlebih dulu.

"Om, bukannya sudah sampai? Saya harus pergi. Kembalikan kunci motor saya!"

"Iya, bawel. Ikut aku! Setelah aku mendapatkan kamar, kau boleh membawa motor buntut itu pergi."

Tidak ada pilihan lain selain menuruti. Gadis itu dengan wajah cemberut melepaskan helmnya, lalu berjalan di belakang Alvaro, menuruti ke mana lelaki itu pergi. "Jangan macam-macam, ya, Om! Saya bisa lapor ke polisi jika Om hanya menjebak saya," ancam gadis itu kepada Alvaro.

"Cih, enggak bakal. Gak selera aku sama kamu!"

Mereka berjalan dengan Alvaro mendahului. Tepat ketika Alvaro sudah memasuki area lobby dan disambut oleh petugas, dia terkesiap saat melihat keluarga Liora telah datang ke hotel yang sama.

Sial! Alvaro terlupa mencari informasi di mana keluarganya akan bertemu dengan keluarga Liora.

Seketika Alvaro menarik tangan gadis SMA itu, mengajaknya bersembunyi. Dia membawa gadis itu di sisi dinding yang tak terlihat dari lobby, menghindari pertemuannya dengan keluarga Liora.

Alvaro memerangkap tubuh mungil gadis itu, di antara tubuhnya dengan dinding berlapis keramik corak dengan dominasi warna putih. Gadis itu membulatkan matanya, hendak memberontak dengan sikap Alvaro yang semena-mena. Namun, sebelum gadis itu berteriak, Alvaro sudah membungkam mulutnya dengan tangan. "Diam, aku akan melepaskanmu setelah ini!"

Gadis itu diam, menurut. Tidak ingin terjadi apa-apa dengan dirinya, dia memilih menuruti permainan lelaki gila di depannya itu. Dia bisa melihat lelaki itu tampak tegang dengan menatap ke arah lobby, seolah-olah ada suatu hal yang ingin dihindari. Akan tetapi, tepat di saat Alvaro beralih menatap ke arahnya, sebuah suara keras mengagetkan mereka.

"Azlina, apa yang kau lakukan di sini!"

Gadis itu segera mendorong tubuh Alvaro sekuat tenaga. Wajahnya pasi dengan bibir bergetar ketakutan.

Alvaro ikut mengalihkan perhatiannya ke arah lelaki yang telah memanggil gadis itu. Dia menelan ludah, tak menyangka jika dunia sesempit itu. Seseorang yang ingin dia hindari justru sekarang berada di depannya sedang memergokinya memerangkap seorang gadis yang masih sekolah.

"Om Sean!" Gadis itu berucap lirih.

Seketika Alvaro ternganga, mendengar sebutan gadis itu kepada sosok lelaki di depannya. Lelaki yang dimaksudkan itu adalah Sean Paderson, seorang pengusaha berdarah Kanada yang merupakan rekan bisnis ayahnya, juga suami wanita yang pernah disukai oleh Alvaro.

"Kau mengenalnya?" tanya Alvaro terkejut.

"Tentu saja. Dia adik iparku, Azlina. Katakan kepadaku, apa yang kalian lakukan di hotel seperti ini!" Lelaki dengan panggilan Sean itu menyela, menginterupsi perkataan Alvaro. Wajahnya tampak berang, merah padam menahan marah, menatap secara bergantian antara Alvaro dan Azlina.

...***...

Hai-hai, apa kabar?

Semoga dalam keadaan sehat serta selalu dalam lindunganNya.

Ketemu lagi dengan karya Author yang ke-5. Semoga tidak pada bosen baca corat-coret Author yang penuh akan typo dan kehaluan. Selamat membaca, semoga betah! 🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Sunarsi Sun

Sunarsi Sun

eh kakak ktmu lgi aq dh kangen sama ansk2nya sean

2023-04-14

1

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

aku hadir Thor kecanduan karyamu🤗

2023-04-12

0

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

aku sampai buka profil nya author mau lanjut baca cerita yang lain,mulai ngefans author yang satu ini karyanya keren" 😘

2023-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!