03. Oleh-Oleh

Alvaro menepati perkataannya. Dia berhenti tepat di salah satu rumah makan cepat saji. Dia memarkirkan motor itu, lalu menoleh ke belakang. "Ayo turun!"

"Enggak usah, Om. Saya pulang saja." Azlina menolak dengan sopan. Bukannya apa, tak baik menerima makanan dari orang yang tak dikenal. Apalagi orang itu baru pertama kali ditemuinya. Bagaimana jika Azlina dijebak seperti yang ada di dalam cerita novel itu. Diberi obat mantap-mantap, lalu diperkosa tanpa sadar. Membayangkannya saja dia sudah bergidik ngeri.

Azlina menggelengkan kepala setelah berusaha mengusir pikiran buruknya tentang itu. Namun, perkataan Alvaro selanjutnya membuat pikiran Azlina berubah.

"Udah, turun saja. Anggap aja aku gantiin biaya sewa motor kamu."

Azlina tampak berpikir lagi, lalu mengangguk. Benar juga, dia sudah teramat rugi karena mengantar Om aneh itu ke mana-mana. Anggap saja ini sebuah imbalan karena dia sudah dilibatkan dalam situasi yang tidak mengenakkan.

Tak ada alasan lain bagi Azlina untuk menolak. Akan tetapi, hatinya masih waswas. Pertemuan tak terduga dengan kakak iparnya di hotel tadi pagi membuat pikiran Azlina tidak tenang. Bagaimana jika kakak iparnya menceritakan kejadian di hotel itu kepada kedua orang tuanya? Ah, sungguh perasaan Azlina menjadi gelisah.

Hingga kakinya sudah memasuki area rumah makan cepat saji, dia duduk di salah satu kursi kosong yang berada dekat jendela kaca.

"Kamu pesan apa?" tanya Alvaro setelah ikut duduk di meja yang sama.

"Ayam goreng ...." Azlina belum sempat menyelesaikan perkataannya, tetapi Alvaro segera menyelanya.

"Ayam goreng satu, lalu?"

"Ayam goreng paha lima, kentang goreng lima, burger yang big lima. Jangan lupa dengan cola lima!" ucap Azlina tak memedulikan raut wajah Alvaro yang tampak terkejut.

"Selera makanmu seperti kuli, ya?"

Azlina meringis menanggapi. Dia menggeleng kemudian. "Buat oleh-oleh," ucapnya dengan sedikit malu.

...***...

"Terima kasih, Om. Lain kali traktir lagi, ya?"

Alvaro hanya memutar bola mata malas. Tidak menyangka niat baiknya malah dimanfaatkan gadis itu dengan memesan banyak makanan. Akan tetapi, itu tidak jadi soalan, karena berkat Azlina, dia bisa melarikan diri dari perjodohan itu.

Azlina menaiki motor, mengenakan helm kesayangannya, lalu membuka kaca depannya. Dia mengangguk sopan kepada Alvaro. "Pulang dulu, Om. Assalamu'alaikum."

Tanpa menunggu jawaban dari Alvaro, Azlina bergegas melajukan motor itu, meninggalkan Alvaro di depan rumah makan cepat saji.

Alvaro menatap punggung Azlina yang sudah menghilang di balik kelokan. Dia merogoh saku celananya, mengambil Smartphone yang sedari tadi dia matikan.

Ujung ibu jarinya menekan tombol power pada Smartphone itu, dan sesaat benda pipih itu menyala, rentetan pesan masuk dan panggilan tidak terjawab membanjiri notifikasi.

Memilih abai, Alvaro segera menghubungi seseorang yang sejak tadi ingin ditemuinya. Ya, dia adalah wanita yang disukai oleh Alvaro. Wanita incaran yang belum bisa dia taklukkan, Almeera.

...***...

Hampir dua puluh menit berlalu, Azlina akhirnya sampai di depan rumah. Segera dia tepikan motor itu setelah masuk di pekarangan rumahnya yang tampak tidak terlalu luas. Dia melepaskan helmnya, merapikan poni yang panjangnya sebatas alis. Setelah dirasa sudah rapi, dia mengambil kantung makanan hasil rampokan dari Om aneh yang tanpa sengaja dia temui tadi pagi.

Lumayan berat barang bawaannya, hingga Azlina menopang beban itu menggunakan kedua tangannya. Sejenak dia berhenti ketika mencapai ambang pintu. Dilihatnya di dalam ruang tamu yang tidak terlalu luas itu sudah terdapat banyak orang duduk melingkar dengan raut muka serius.

Tubuh Azlina tiba-tiba merasa gemetar, menangkap wajah sang Kakak Ipar telah menatapnya dengan tajam. Dia menelan ludah, takut bercampur ngeri.

Di sana ada kedua orang tuanya, Mbak Salwa yang didampingi suami tercinta, Sean Paderson, juga kedua kakak laki-lakinya, Ahsan dan Alfatih. Ya, Azlina adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Dia tak menampik pemikiran bahwa, semua orang yang sedang memasang wajah serius itu telah menanti kedatangannya.

Apa yang terjadi? Mengapa semua orang berkumpul di sini?

Sampai ketika Azlina mengucapkan salam, semua orang beralih menatapnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam warahmatullah," jawab mereka yang hampir bersamaan.

Azlina masuk dengan ragu. Dia menunduk, melewati semua orang begitu saja, ingin segera meletakkan makanan yang baru saja dibawanya dari rumah makan cepat saji pemberian Alvaro.

Tepat ketika dia ingin memasuki dapur, suara Ibu terdengar memanggilnya.

"Azlina!"

Dia menghentikan langkah, tanpa menoleh ke belakang, menunggu ucapan Ibu berikutnya.

"Dari mana kamu?"

Azlina tidak terkejut. Dia mengerti arah pembicaraan Ibu. Melihat Kakak Ipar telah menatapnya dengan tajam sudah membuat pertanyaannya terjawab dengan sendirinya.

Azlina meletakkan makanan itu di meja di sisi luar dapur, dia membalikkan tubuhnya, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. Dia menunduk, memasang wajah takut, juga menyesal. Akan tetapi, dalam hatinya dia merasa tidak bersalah. Tidak ada yang perlu dia takutkan dan cemaskan. Langkah Azlina terhenti tepat berada di depan Ibu. Tangannya meremas jaket yang belum sempat terlepas dari tubuhnya.

"Apa yang kamu lakukan di hotel, Nak? Jangan membuat Ibuk dan Bapak malu." Ibu Darmini menanyai Azlina dengan disaksikan oleh banyak orang yang mana saat ini pandangan semua orang terpusat padamya.

"Saya tidak melakukan apa-apa, Buk. Semuanya hanya salah paham. Saya tidak mengenal Om itu."

"Tapi kalian kabur bersama. Semua orang menyaksikan itu." Kakak Ipar menyela perkataan Azlina. Sorot matanya menajam, menusuk secara langsung tepat di hati Azlina. Azlina takut dengan tatapan tajam yang seperti itu, hingga kakaknya, Salwa, menahan Kakak Ipar agar tidak terlalu larut dalam emosi.

"Saya tidak melakukan apa-apa, Om. Sungguh! Saya kebetulan lewat, lalu om itu tiba-tiba menghadang saya di depan rumahnya. Dia memaksa saya agar mengantarnya ke hotel. Hanya itu, tidak lebih." Azlina berganti menatap ke arah Ibu, lalu memegang tangan Ibu. "Ibu percaya, kan?"

Tampak Ibu Darmini mengangguk, mengusap wajah Azlina di bagian pipi. "Anda dengar sendiri, kan, Tuan. Putri saya tidak tahu apa-apa tentang kaburnya anak Tuan. Dia hanya dipaksa untuk mengantar ke suatu tempat. Tidak lebih."

Perkataan Ibu Darmini membuat Azlina terkesiap. Dia menoleh ke arah kursi di paling ujung. Dan terlihat sosok paruh baya yang mengenakan pakaian rapi telah duduk di antara mereka.

Siapa orang itu?

Sejak kapan dia ada di sini?

Lelaki paruh baya itu mengangguk menyetujui, tetapi tetap saja dia masih membutuhkan banyak informasi dari Azlina.

"Ke mana dia pergi?" tanya lelaki paruh baya itu yang ternyata ayah Alvaro.

Azlina menggeleng. Dia tidak tahu ke mana Om aneh itu berada, tetapi dia mengingat bahwa sebelum dia pergi, Alvaro tertinggal di rumah makan cepat saji.

"Saya meninggalkannya di salah satu rumah makan cepat saji di jalan Pahlawan, Om. Setelah itu, saya tidak tahu ke mana om itu pergi."

Ayah Alvaro tampak mendesah kasar. Dia menyugar rambutnya yang sebelumnya tertata rapi. Ya, anak semata wayangnya itu selalu membawa masalah hingga tumbuh dewasa. Entah sampai kapan Alvaro bisa berubah menjadi lelaki dewasa yang matang jika perilakunya masih saja seperti anak-anak.

...***...

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

pertemuan yg berkesan ya 😅

2023-03-25

0

Nasya Lau

Nasya Lau

mampir lagi, tapi ini sudah end so hanya bisa like, tapi komen jarang, maaf ya Thor, tapi makasih ceritanya bagus

2022-10-22

0

Sham Estelle

Sham Estelle

😄🤣🤣🤣 sean sentiasa menyeramkan...dia hanya takut pada salwa

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!