08. Modus

Suara Alvaro tertahan di kerongkongan, mencoba menyadarkan Azlina yang tampak ketakutan dengan suara guntur yang berkali-kali terdengar menggelegar itu.

Hai, dia laki-laki normal. Didekap seorang gadis dengan hawa dingin seperti ini, bisa menimbulkan efek samping yang tidak baik. Dan itu bisa mengganggu ketentraman jiwa dan raga, karena pasti terasa begitu meresahkan.

Hingga dia memilih menepuk punggung gadis itu beberapa kali untuk mengakhiri penyiksaan diri. Namun, tampaknya Azlina berpikir hal lain ketika punggungnya disentuh oleh lelaki itu.

Azlina membuka mata dengan segera mendorong dada Alvaro sekuat tenaga. "Apaan sih, Om. Mau modus, kan?"

"A-apa?" Alvaro ternganga dengan tuduhan yang terlontar dari bibir Azlina. Modus? Bukankah dia yang main peluk-peluk?

"Udah, saya tahu Om itu suka cari-cari kesempatan. Ingat, kita hanya partner!" Gadis itu mendelik, menatap ketus ke arah Alvaro, seolah mengatakan bahwa dirinya tak bisa diajak main-main.

"Eh, siapa yang modus? Kamu sendiri yang nyari kesempatan buat meluk-meluk tubuhku. Sok-sokan takut petir, tapi aslinya hanya modus supaya bisa nyentuh dan peluk-peluk pria tampan."

"What? Ih, menyebalkan!" decak Azlina kesal. Mencoba mengabaikan Alvaro, Azlina kembali mengetuk pintu yang masih tertutup itu.

"Assalamu'alaikum, Mbak Asri, Bang Apin!" Azlina berteriak lagi diiringi suara gedoran di pintu yang makin menggebu. Bibir Azlina terlihat bergetar, rasa dingin itu mulai merambat, menyeruak di sekujur tubuhnya.

Usahanya kali ini berhasil. Pintu rumah itu terbuka dengan dua orang yang sepertinya pasangan suami istri telah menyambut mereka.

"Eh, Neng Zizi. Mari masuk, Neng!" Wanita berumur sekitar dua puluh lima tahun itu mempersilakan Azlina dan Alvaro untuk masuk, sementara laki-laki yang mengenakan kain sarung, yang merupakan suami dari wanita itu tampak mengibas-ngibaskan sofa panjang yang ada di ruang tamu.

Alvaro dan Azlina duduk berseberangan. Sofa itu cukup empuk dengan bahan mitasi yang sepertinya anti air, membuat baik Alvaro dan Azlina tak segan untuk mendudukinya.

Pandangan Alvaro mengedar ke ruangan yang tak terlalu besar itu. Ruang tamu itu tampak sederhana, tetapi cukup rapi dan bersih. Itu bisa dilihat dari perabotan di sana yang tertata sesuai dengan tempatnya sehingga sedap dipandang mata.

"Sebentar, ya, Neng Zizi, Mas. Saya buatkan minuman hangat dulu," pamit Mbak Asri yang langsung segera undur diri dari dua orang tamunya itu.

Kini hanya tersisa Bang Apin yang menemani mereka. Lelaki itu duduk bersisian dengan Alvaro, mengenakan kain sarung dengan sweater rajut yang terlihat hangat. Azlina bisa merasakan kehangatan sweater itu meski hanya dari sekilas pandang saja. Mungkin Mbak Asri yang membuatnya dilihat dari corak yang tidak biasa, sepertinya sweater itu adalah buatan tangan.

"Jadi, kenapa Neng Azlina datang kemari hujan-hujan begini?" tanya Bang Apin kemudian, merasa aneh melihat Azlina datang tanpa ditemani kakaknya Ahsan atau pun Alfatih.

"Bang Apin. Aku udah minta izin sama Kakak untuk mengambil beberapa tangkai bunga. Tolong Bang Apin siapkan, ya. Ini sangat penting karena harus dibawa pulang malam ini juga." Raut wajah Azlina tampak serius, pun demikian dengan wajah Alvaro yang menunjukkan keseriusan dalam maksud dan tujuannya datang ke tempat itu.

"Bunga apa? Abang siapkan segera, takut Neng kemaleman pulangnya."

"Edelweiss, Bang! Kita punya, kan, tanaman itu. Tanamannya berbunga, bukan?" Semoga saja begitu, karena jika tanamam itu tidak berbunga, sia-sia perjalanan panjang Azlina saat ini. Bukan hanya itu, uang jutaan rupiah di depan mata kandaslah juga. Dia juga pasti akan mendapatkan ceramah panjang dari Om aneh di depannya itu karena dianggap membuang-buang waktu dengan mengerjainya.

"Abang lihat dulu, Neng. Sepertinya semalem berbunga. Semoga cukup untuk membuat satu buket, ya?"

Azlina mengangguk-angguk. Senyuman lega terbit di bibirnya. Tampaknya usahanya tidak sia-sia membawa Alvaro jauh-jauh datang ke tempat itu. Dia melirik ke arah Alvaro yang kini juga sedang menatapnya. "Ingat, ya, Om, siapkan uangnya. Barangnya sudah ada."

Alvaro seketika menghela napas kasar. Gadis bocil itu pikirannya hanya duit saja. Sangat berbeda dengan kakaknya yang anggun dan pendiam, membuat Alvaro mencebikkan bibirnya. "Ya, kau tak perlu mencemaskan uangnya. Yang penting siapkan dulu barangnya dengan baik."

Belum sempat mereka melanjutkan perdebatan itu, Mbak Asri datang dengan membawa dua cangkir teh hangat yang diletakkan di atas baki. Cangkir teh hangat itu ditata di atas meja, lalu mempersilakan Azlina dan Alvaro untuk meminumnya.

Suhu udara di daratan tinggi seperti saat ini begitu dingin, ditambah dengan hujan deras yang mengguyur seharian membuat tubuh bisa menggigil karenanya. Azlina menyesap teh hangat itu dengan menghirup kepulan asap yang masih tersisa di atasnya. Hanya teh melati biasa, tetapi diseduh dengan takaran suhu yang pas sehingga aromanya begitu harum, berpesta pora di rongga hidung ketika Azlina menyesap air berwarna keemasan itu di sisi bibir cangkir.

Kehangatan minuman itu cukup berpengaruh merasuk ke tubuh. Dia merasa sedikit hangat karenanya pun dengan Alvaro, merasakan hal sama ketika selesai menghabiskan hampir separuh minuman itu. "Terima kasih, Mbak Asri," ucap Azlina dengan tulus.

Mbak Asri terlihat mengangguk-angguk sembari menyunggingkqn senyum. Lalu, matanya menatap ke arah Alvaro, pria yang sedari tadi diam tanpa bersuara sedikit pun itu. Kening Mbak Asri berkerut, seolah ada hal yang mengganjal ingin segera ditanyakan.

"Mas ini siapa? Pacarnya Neng Zizi, ya?"

"Ah, bukan-bukan. Dia yang mau beli bunga, Mbak." Azlina terlihat menutup bibirnya sebelah, menghalangi pandangan Alvaro akan apa yang hendak dia katakan. Dia bicara dengan sedikit berbisik kepada Mbak Asri, membuat Alvaro memicingkan mata lantaran penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Lagian, dia sudah tua. Mana mungkin jadi pacar Zizi, kan, Mbak."

Mbak Asri tertawa kecil mendengar perkataan Azlina. "Mana ada tua, Neng. Masnya tampan begitu."

"Aih, Mbak. Kenapa dikeraskan suaranya."

Azlina mengerucutkan bibirnya dan ditanggapi senyum lebar oleh Mbak Asri.

Next》..

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

tuwa tpi mempesona

2023-04-12

0

Rita

Rita

awas Zi benci dan cinta beda tipis

2023-03-25

0

Sham Estelle

Sham Estelle

🤣🤣🤣

2022-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!