10. Single Room

Angin berembus semakin kencang, merobohkan pepohonan di beberapa sisi jalan. Hujan pun sepertinya masih memiliki stok air melimpah karena sejak siang tadi tak juga kunjung berhenti.

Dari kaca spion tengah, Alvaro menatap kondisi Azlina. Gadis itu memeluk jaket pemberian Alvaro erat dengan bibir gemeretak. Wajahnya kian pucat dengan beberapa kali terdengar igauan. Sepertinya suhu tubuh Azlina semakin meninggi.

Alvaro jelas merasa cemas. Dia tak mungkin membiarkan anak orang kenapa-kenapa, apalagi dia tahu betul bagaimana sifat mengerikan kakak ipar Azlina. Alvaro tidak ingin disalahkan jika terjadi sesuatu terhadap Azlina. Hingga di depan sana terlihat papan nama sebuah hotel dengan lampu neon box menyala terang tertutup derasnya hujan, Alvaro segera mengarahkan mobilnya ke sana.

Mobil berhenti tepat di depan lobby hotel dengan Bellboy datang membawakan payung untuk menjemput tamu dari derasnya hujan, bersiap bersiaga di depan pintu mobil.

"Hei, bangun!" ucap Alvaro, menepuk-nepuk pipi Azlina yang terasa panas.

Gadis itu membuka mata malas, hawa dingin masih saja menyeruak di sekujur tubuhnya, tetapi dia masih tersadar untuk mengetahui di mana dirinya saat ini.

"Kita di mana, Om?" Azlina bertanya ketika melihat bangunan tinggi menjulang yang berada di hadapannya.

"Ayo, turun! Kita butuh istirahat."

"Bukannya kita akan pulang. Keluarga saya pasti sedang sibuk mencari saya, Om. Saya ingin pulang saja." Azlina tampak ingin menangis, ponselnya mati sejak sore tadi. Dia belum sempat men-charge ulang, sementara saat ini diperjalanan justru ada badai yang merobohkan banyak pepohonan hingga menghalangi jalan raya membuat Alvaro mengurungkan niatnya untuk segera pulang. Bagaimana ini?

"Jangan cemas. Aku yang akan mempertanggungjawabkannya."

"Apaan, sih, Om. Kayak lagi hamilin anak orang aja pake tanggung jawab." Azlina mengerutkan kening, kepalanya terasa berdenyut kesakitan dengan tubuh yang menggigil. "Om enggak berniat macam-macam, kan, ngajak saya ke sini? Ingat, ya, Om. Meski saya sedang sakit, saya bisa menghajar orang." Azlina memberikan ultimatum kepada lelaki itu, antisipasi jika dia dalam kondisi berbahaya.

"Enggak, udah kamu nurut saja. Bukannya kamu mau nyari pisang. Nanti kita cari pisang di sana biar kamu bisa nelen itu tablet."

Azlina tampak berpikir sejenak, tetapi tarikan tangan Alvaro membuatnya segera menyetujui secara paksa perkataan lelaki itu. Mereka turun melalui pintu yang sama dengan Bellboy menaungi mereka dengan payung besar berwarna hitam berlogo hotel. Tangan Alvaro merangkul bahu Azlina untuk sekadar mempertahankan tubuh gadis itu agar tidak lunglai. Mereka masuk ke dalam hotel menuju resepsionis.

"Maaf, hanya tinggal satu kamar, yaitu single room." Wanita cantik dengan rambut disanggul ke belakang menampilkan senyuman menawan itu berkata sembari menangkupkan kedua tangan di dada.

Bersamaan dengan itu seorang wanita lain yang tampak elegan dengan balutan pakaian formal celana bahan hitam dipadukan jas warna senada dengan kemeja putih yang terlihat dari balik jas yang sepertinya dijahit khusus mengikuti lekuk tubuhnya berjalan menghampiri. Dia tersenyum ramah menunjukkan sikap profesional juga cerdas dan berwibawa.

"Malam ini tiba-tiba ada badai, sehingga banyak tamu menyewa kamar untuk bermalam sebelum melanjutkan perjalanan esok hari sehingga kami kekurangan stok kamar kosong, Tuan." Wanita itu turut menjelaskan.

Single room, itu adalah jenis kamar yang paling kecil dari sekian banyak kamar. Berniat mencari hotel yang lain, tetapi Alvaro yakin jika kesemuanya pasti akan mengalami lonjakan tamu mengingat badai belum juga berhenti. Apalagi melihat Azlina yang menggigil kedinginan itu harus segera mendapatkan tempat beristirahat, tak mungkin jika dia nekat untuk mencari penginapan yang lain.

"Aku ambil! Bisakah menyiapkan satu selimut lagi, aku akan membayar biaya lebihnya. Emm, dan tolong antarkan makan malam untuk kami ... plus pisang." Alvaro masih mengingat pisang itu lagi. Ya, gara-gara pisang dia harus terjebak di sini.

"Kami akan menyiapkannya segera." Petugas resepsionis itu menyodorkan kartu akses sebagai kunci kamar kepada Bellboy. "Silakan mengikutinya, semoga malam Anda menyenangkan."

Alvaro hanya mengangguk tanpa menjawab sikap ramah petugas resepsionis itu. Mereka berjalan beriringan dengan bellboy sebagai penunjuk jalan di mana ruangan mereka berada.

...***...

"Om, kita tidur sekamar? Jangan macam-macam, ya, Om. Ingat! Saya bisa menghajar orang meski dalam kondisi sakit." Azlina masih berdiri di depan ranjang yang hanya berisi satu bed saja.

Ruangannya tidak luas, bahkan terkesan sempit, tetapi masih bisa dipakai oleh dua orang dewasa. Ranjang berukuran 160 x 200 yang dibalut dengan sprei putih tanpa corak serta selimut tebal berwarna senada. Di samping ranjang terdapat nakas kecil dengan beberapa laci ukuran berbeda di bawahnya, tidak lupa vas bunga biru bercorak dengan bunga segar yang sepertinya setiap hari diganti oleh petugas kebersihan tertata cantik di sudut ruangan.

"Ini, minum obatmu, pisangnya sudah ada." Alvaro memberikan tablet itu kepada Azlina, tetapi gadis itu hanya bergeming tak berniat mengambilnya.

"Ayo cepat! Kau ingin kedinginan semalaman?"

"Om, obatnya ada efek samping mengantuk, kan? Awas, ya, kalau Om nyari kesempatan. Pokoknya saya enggak mau tidur satu ranjang. Dosa!"

Alvaro tampak berdecak kesal. Memang siapa yang mau tidur seranjang dengan gadis ingusan seperti dia. Adanya Alvaro dikira om-om pedofil yang mesum.

Tanpa menjawab perkataan Azlina, Alvaro segera menggelar selimut di lantai yang sempit itu. Dia menanggalkan kemejanya yang telah basah kuyup, lalu segera masuk ke kamar mandi.

Azlina memalingkan muka, duduk di tepian ranjang, mengambil selimut untuk dibalutkan ke tubuhnya.

Dingin, begitu dingin yang dia rasakan. Sangat kontras dengan suhu panas di permukaan tubuhnya.

Lima menit berlalu dengan Alvaro keluar hanya mengenakan bathrobe. Azlina semakin ketakutan, dia sudah membayangkan hal yang tidak-tidak. Kisah-kisah seorang gadis diperkosa oleh om-om mesum berputar-putar di kepala. Dia semakin mengeratkan pelukan pada selimut yang membalut tubuhnya seraya menatap penuh horor terhadap Alvaro.

Alvaro mendekat, melihat tingkah Azlina yang begitu aneh. Tubuhnya ditenggelamkan dalam selimut dengan posisi duduk. Apakah gadis itu semakin parah?

Hingga Alvaro sudah berdiri di depan Azlina, gadis itu beringsut mundur. "Om, dengar, ya, jangan mencari kesempatan!" ucap Azlina dengan suara bergetar, tetapi sorot matanya dingin dan penuh antisipasi.

》Lanjut, ya..

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

sabar om namanya juga orang waspada

2023-03-25

0

Rini Pamungkaswati

Rini Pamungkaswati

huhhu harus waspada kejahatan bisa terlaksana karena kesempatan 🤭🤭

2022-05-19

1

Sham Estelle

Sham Estelle

haha..dalam pada sakit masih mampu mengancam orang

2022-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!