15. Bicara Empat Mata

Ruangan itu terlihat sepi. Hanya ada suara napas anak manusia yang sedang menangis sesenggukan di ujung ranjang.

Azlina masih membenamkan wajahnya setelah beberapa kali mendapat ceramah panjang dan lebar dari kedua orang tuanya. Bahkan dia tak mendapat kesempatan untuk mengelak atau membela diri dari tuduhan-tuduhan miring karena pernyataan yang telah diucapkan Alvaro tentang hubungan mereka.

Dia merasa tak bersalah. Bahkan, Azlina merasa sedang dijebak oleh pria itu. Entah apa sebenarnya maksud dari Alvaro melibatkannya dalam situasi seperti ini.

Suara ketukan di pintu membuat Azlina mengusap air matanya kasar menggunakan punggung tangan. Ingus yang hampir keluar sudah dia hapus dengan tisu yang telah banyak tercecer memenuhi lantai kamarnya.

Dia ingin bangkit untuk membuka pintu kamar itu, tetapi urung dia lakukan lantaran masih sakit hati karena sikap semua orang yang tak memercayainya lagi.

Dia tak pernah berbohong, tetapi karena perkataan Alvaro, Azlina terlihat seperti gadis pembohong yang suka berhubungan dengan pria dewasa secara sembunyi-sembunyi. Hingga pandangan semua orang terhadapnya menjadi berubah.

"Azlina, buka! Ini Ibuk!" Suara Ibuk bersamaan gedoran di pintu membuat Azlina segera buru-buru bangkit dari tidurnya. Semarah apa pun dia, tak bisa mengabaikan wanita yang telah melahirkannya.

Dia membuka pintu itu sedikit lebar, memunculkan wajahnya saja tanpa mau keluar.

"Keluarlah. Orang tua Alvaro ingin bertemu denganmu."

"Tante Rani dan Om Agus?" Azlina tampak bingung, mengapa orang tua Alvaro mencarinya setelah tadi pagi mereka berbicara panjang lebar? Apakah pembicaraan tadi pagi belum cukup juga sehingga mereka harus melanjutkannya di rumah. "Mengapa mereka datang, Buk?"

Bu Darmini menyunggingkan senyum, lalu mengusap kepala Azlina. Perlakuan manis itu membuat Azlina mengernyit heran. Bukankah sepulang dari hotel semua orang memarahinya habis-habisan, lalu mengapa ibunya bisa tersenyum saat ini?

"Ayo, Ibuk temani keluar!" Azlina menurut, gadis itu keluar dari kamar tanpa mencuci mukanya untuk sekadar menghapus bekas air mata yang sebelumnya mengucur deras tanpa berhenti. Genggaman tangan Bu Darmini sedikit menenangkan hati Azlina akan kekalutan dengan apa yang sedang dihadapi, hingga ketika mereka telah berada di ruang tamu, Azlina menghentikan langkahnya.

Di sana telah duduk Om Agus, Tante Rani, dan Alvaro. Mereka menatap kedatangan Azlina dengan berbagai ekspresi yang sulit untuk diartikan.

Azlina mengarahkan tatapannya ke arah lelaki itu, Alvaro yang kini juga telah memandangnya. Sejenak mereka beradu pandang, menatap dengan pandangan yang berbeda. Azlina menatap Alvaro dengan tatapan kesal, kecewa, bercampur marah. Sementara Alvaro menatap Azlina dengan tatapan miris dan penuh rasa bersalah.

Hingga cengkeraman lembut di bahu Azlina mengalihkan perhatian gadis itu ke arah samping. "Ayo, temui mereka!"

Azlina mengangguk, memaksakan senyum kepada kedua orang tua Alvaro. Wajahnya masih tampak sembab, menunjukkan berapa lama dirinya menangis.

Dan apa yang terjadi selanjutnya cukup membuat Azlina tak berkutik. Tante Rani berjalan ke arah Azlina, lalu memeluk gadis itu bak seorang ibu yang begitu lama tak bertemu dengan anak perempuannya.

"Ya, ampun. Anak Mama kenapa menangis?"

Apa, Mama? Sejak kapan Azlina punya Mama baru?

Tante Rani dengan penuh sayang mengusap wajah Azlina, membersihkan air mata yang hampir mengering di wajah cantik gadis itu. Azlina hanya bisa menurut, tak mampu berkata apa-apa, apalagi sekadar menjawab perkataan aneh yang baru saja keluar dari bibir Tante Rani.

Kedua wanita berbeda usia itu berjalan beriringan dengan Tante Rani yang menuntun Azlina bak anak sendiri.

"Jadi, dua hari lagi pernikahan kalian akan dilaksanakan."

"Apa?"

Azlina begitu terkejut dengan informasi sepihak yang diucapkan oleh bapaknya. Mengapa mereka tak menanyakan dulu kepada dirinya. Padahal ini menyangkut masa depannya. Dia yang menjalani, bukan orang lain, tetapi seolah-olah pendapatnya sama sekali tidak penting dan tak patut untuk dipertimbangkan.

Pandangannya mengarah kepada Alvaro. Dia semakin membenci lelaki itu. Alvaro adalah laki-laki yang tidak tahu malu, menjebak gadis polos seperti dirinya untuk memaksakan kehendak, mengurung kehidupan Azlina.

Genggaman tangan Mama Maya semakin mengerat di jemarinya. Seakan-akan perempuan paruh baya itu memberikan kekuatan kepada Azlina, mendukung dan melindungi Azlina sekaligus menuntut untuk tak mendebat keputusan itu.

"Mama tahu ini berat. Tapi, demi masa depan dan nama baik keluarga dan untuk kebahagiaan kalian sendiri, Mama rasa inilah jalan yang terbaik."

"Tapi, Tan ...."

"Sssstt! Panggil Mama, karena sebentar lagi kamu adalah anak Mama juga. Mama tidak memliki anak perempuan, jadi Mama sangat senang mendengar Alvaro memilihmu menjadi istrinya. Jika Alvaro berani menyakitimu, Mama akan membuat perhitungan dengannya. Jadi, kamu tenang saja, ya, Sayang!"

Melihat bagaimana Tante Rani memperlakukan Azlina dengan penuh sayang membuat keraguan Bu Darmini dan Pak Samsul, orang tua Azlina, tidak meragu lagi untuk menyerahkan putri bungsunya kepada mereka. Kendati hati berat melepaskan, tetapi tak bisa dielakkan jika pada suatu saat nanti, cepat atau pun lambat Azlina akan keluar dari rumah itu untuk ikut dengan suaminya.

"Kami setuju. Kami berharap kalian bisa menerima Azlina, putri kami dan memperlakukannya dengan baik. Dia masih sangat muda, sifat manjanya belum bisa hilang. Jadi, kami mohon kesabarannya dalam memperlakukan Azlina," ucap Pak Samsul dengan mata yang berkaca-kaca.

Apa-apaan ini? Mengapa semua orang tak sekalipun menanyakan pendapatnya? Bahkan kedua Kakak laki-laki yang biasa membela dirinya pun kini diam membisu tak berani mengatakan sepatah kata pun.

Hingga Azlina dengan sekuat tenaga memberanikan diri mengucapkam sesuatu. "Bisakah saya berbicara empat mata dengan calon suami saya?" ucapnya dengan melirik ke arah Alvaro.

Lelaki itu membalas tatapan ketus Azlina dengan senyuman. Dia tahu jika gadis kecil itu membencinya, hingga dia bisa membayangkan betapa serunya pernikahannya nanti.

"Oh, tentu saja. Tapi ingat, ya, kalian belum sah. Jadi jangan terlalu nempel." Tante Rani berkata seraya mengusap rambut Azlina. Gadis itu hanya tersenyum datar menanggapi gurauan calon ibu mertuanya itu.

Ya, apanya yang nempel? Justru saat ini Azlina ingin sekali memukul lelaki mesum itu agar dia sadar dengan apa yang telah dilakukannya.

Entah apa yang terjadi tadi malam. Azlina pun tak tahu apa-apa. Apakah Alvaro diam-diam menyentuhnya ketika dia tertidur lelap? Apakah Om mesum itu telah melihat bagian tubuhnya yang sangat pribadi dan menyentuhnya tanpa izin. Sungguh Azlina merasa geram jika benar lelaki itu telah melakukannya.

Sampai sebuah tangan menarik lengannya di depan semua orang, membuat gadis itu menengadahkan wajahnya.

"Ayo, kita keluar saja. Biarkan para orang tua yang mengatur pernikahan kita."

Ekspresi semua orang tampak mengangguk menyetujui dan hal itu membuat Azlina makin kesal saja. Seolah-olah kata keluar yang diucapkan Alvaro itu hanya alasan Azlina untuk mencari kesempatan berduaan dengan Om mesum itu.

"Saya hanya ingin bicara, bukan hal lain." Tetapi perkataan Azlina ditanggapi dengan candaan oleh Tante Rani dan Om Agus.

"Ya, kami mengerti. Keluarlah!"

Sungguh menyebalkan, tetapi Azlina tak ambil peduli. Tanpa berganti pakaian atau sekadar merapikan diri, dia beranjak dari duduknya, mengikuti ke mana Alvaro mengajaknya pergi.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semoga stlh nya jdi PD bucin 😁

2023-04-12

0

violeta

violeta

nyebelin c om

2021-11-19

0

keysha🦅

keysha🦅

dih udah dbyangin bkl seru,c om gk sadar tuh hti udah mulai trtarik ma bocil

2021-11-16

13

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Bertemu
2 02. Pria Tua
3 03. Oleh-Oleh
4 04. Sosok Disukai
5 05. Edelweiss
6 06. Mencari Bunga Part 1
7 07. Mencari Bunga Part 2
8 08. Modus
9 09. Mencari Pisang
10 10. Single Room
11 11. Tertangkap Basah
12 12. Melacak Lokasi
13 13. Saling Mencinta
14 14. Pinangan
15 15. Bicara Empat Mata
16 16. Kesepakatan
17 17. Gangguan
18 18. Lengan Misterius
19 19. Hukuman Penuh Berkah
20 20. Bibir Menggoda
21 21. Suara Aneh
22 22. Almeera
23 23. Janji Suci
24 24. Pelukan Hangat
25 25. Minuman Laknat
26 26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27 27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28 28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29 29. Pertanyaan Menjengkelkan
30 30. Luka Tak Terasa
31 31. Serangga Jenis Apa?
32 32. Soto Pak Wahid
33 33. Berkata Jujur
34 34. Gangguan Kecil
35 35. Hubungan Toxic
36 36. Pangeran Negeri Dongeng
37 37. Pingsan
38 38. Penawaran yang Meresahkan
39 39. Menjijikkan
40 40. Merajuk
41 41. Pandangan Layaknya Singa
42 42. Cemburu
43 43. Virus Lulu
44 44. Obat Tidur Alvaro
45 45. Gerakan yang Mengusik
46 46. Ciuman Pertama
47 47. Sudah Tidak Sabar
48 48. Merasa Cemburu
49 49. Aku Sedang Kesal
50 50. Tatapan Merendahkan
51 51. Tidurkan Dia!
52 52. Serangga Itu Ternyata ....
53 53. Dia Istriku
54 54. Berlari dari Kenyataan
55 55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56 56. Pengintaian Part 1
57 57. Pengintaian Part 2
58 58. Pengintaian Part 3
59 59. Cemburu yang Tak Disadari
60 60. Perasaan yang Mengusik
61 61. Menjadi Suami yang Baik
62 62. Bimbang
63 63. Pesanan Misterius
64 64. Kue Menyebalkan
65 65. Dikelilingi Pria Tampan
66 66. Menunggu Itu Menyakitkan
67 67. Istri Selamanya
68 68. Malam Itu
69 69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70 70. Berebut Nasi
71 71. Harapan yang Hampir Pupus
72 72. Penyesalan
73 73. Kenyatan yang Lain
74 74. Pergi
75 75. Pindah ke Rumah Lulu
76 76. Mengintip Alvaro
77 77. Dukungan dari Mertua
78 78. Bangunlah, Kak!
79 79. Tertangkap
80 80. Pengakuan Airin
81 81. Tuntas
82 82. Memulai Hidup yang Baru
83 83. Terkejut
84 84. Curiga
85 85. Kabur
86 86. Surat Rahasia
87 87. Bertemu Almeera
88 88. Mengajak Almeera
89 89. Aku Mencintainya
90 90. Mencarinya
91 91. Membebaskan Diri
92 92. Melepas Rindu
93 93. Hanya Kamu
94 94. Semakin Panik
95 95. Mencari Azlina Bag. 1
96 96. Mencari Azlina Bag. 2
97 97. Perselisihan
98 98. Mengelak
99 99. Tinggal Terpisah
100 100. Salam Perpisahan
101 101. Perdebatan Sengit
102 102. Rindu yang Tertahan
103 103. Dipermalukan
104 104. Ketegangan di Sekolah
105 105. Lagi
106 106. Pesan Alvaro
107 107. Pertemuan Tak Disengaja
108 108. Sakit Hati
109 109. Membujuk Alvaro
110 110. Sembunyi-sembunyi
111 111. Panik
112 112. Lepas dari Pantauan
113 113. Waktunya Kembali
114 114. Tertangkap Basah
115 115. Diusir
116 116. Campur Tangan Sean
117 117. Semakin Terpojok
118 118. Dipecat
119 119. Murka
120 120. Terbongkar
121 121. Dia Saudaraku
122 122. Jatuhkan Talak!
123 123. Terlelap Dalam Buaian
124 124. Pergi yang Jauh
125 125. Maafkan Mama!
126 126. Rasa Bersalah
127 127. Bawa Dia Kembali!
128 128. Menghubungi Istri
129 129. Menjejaki Tempat Baru
130 130. Lelaki Misterius
131 131. Teramat Rindu
132 131. Kenangan Malam itu
133 133. Kakak Ipar Menyebalkan
134 134. Paris, I am Coming!
135 135. Melepas Rindu
136 136. Sendu
137 136. Rencana Awal
138 137. Jalan-jalan Part 1
139 138. Jalan-jalan Part II
140 139. Jalan-jalan Part III
141 141. Pergi
142 142. Cemas
143 143. Pria Melankolis
144 144. Pelukang Hangat
145 145. Kita Berjuang Bersama
146 146. Anti Alvaro
147 147. Laki-laki Sesungguhnya
Episodes

Updated 147 Episodes

1
01. Awal Bertemu
2
02. Pria Tua
3
03. Oleh-Oleh
4
04. Sosok Disukai
5
05. Edelweiss
6
06. Mencari Bunga Part 1
7
07. Mencari Bunga Part 2
8
08. Modus
9
09. Mencari Pisang
10
10. Single Room
11
11. Tertangkap Basah
12
12. Melacak Lokasi
13
13. Saling Mencinta
14
14. Pinangan
15
15. Bicara Empat Mata
16
16. Kesepakatan
17
17. Gangguan
18
18. Lengan Misterius
19
19. Hukuman Penuh Berkah
20
20. Bibir Menggoda
21
21. Suara Aneh
22
22. Almeera
23
23. Janji Suci
24
24. Pelukan Hangat
25
25. Minuman Laknat
26
26. Malam Penuh Perjuangan Part 1
27
27. Malam Penuh Perjuangan Part 2
28
28. Malam Penuh Perjuangan Part 3
29
29. Pertanyaan Menjengkelkan
30
30. Luka Tak Terasa
31
31. Serangga Jenis Apa?
32
32. Soto Pak Wahid
33
33. Berkata Jujur
34
34. Gangguan Kecil
35
35. Hubungan Toxic
36
36. Pangeran Negeri Dongeng
37
37. Pingsan
38
38. Penawaran yang Meresahkan
39
39. Menjijikkan
40
40. Merajuk
41
41. Pandangan Layaknya Singa
42
42. Cemburu
43
43. Virus Lulu
44
44. Obat Tidur Alvaro
45
45. Gerakan yang Mengusik
46
46. Ciuman Pertama
47
47. Sudah Tidak Sabar
48
48. Merasa Cemburu
49
49. Aku Sedang Kesal
50
50. Tatapan Merendahkan
51
51. Tidurkan Dia!
52
52. Serangga Itu Ternyata ....
53
53. Dia Istriku
54
54. Berlari dari Kenyataan
55
55. Yang Indah Ternyata Penuh Luka
56
56. Pengintaian Part 1
57
57. Pengintaian Part 2
58
58. Pengintaian Part 3
59
59. Cemburu yang Tak Disadari
60
60. Perasaan yang Mengusik
61
61. Menjadi Suami yang Baik
62
62. Bimbang
63
63. Pesanan Misterius
64
64. Kue Menyebalkan
65
65. Dikelilingi Pria Tampan
66
66. Menunggu Itu Menyakitkan
67
67. Istri Selamanya
68
68. Malam Itu
69
69. Perasaan yang Terlalu Tinggi
70
70. Berebut Nasi
71
71. Harapan yang Hampir Pupus
72
72. Penyesalan
73
73. Kenyatan yang Lain
74
74. Pergi
75
75. Pindah ke Rumah Lulu
76
76. Mengintip Alvaro
77
77. Dukungan dari Mertua
78
78. Bangunlah, Kak!
79
79. Tertangkap
80
80. Pengakuan Airin
81
81. Tuntas
82
82. Memulai Hidup yang Baru
83
83. Terkejut
84
84. Curiga
85
85. Kabur
86
86. Surat Rahasia
87
87. Bertemu Almeera
88
88. Mengajak Almeera
89
89. Aku Mencintainya
90
90. Mencarinya
91
91. Membebaskan Diri
92
92. Melepas Rindu
93
93. Hanya Kamu
94
94. Semakin Panik
95
95. Mencari Azlina Bag. 1
96
96. Mencari Azlina Bag. 2
97
97. Perselisihan
98
98. Mengelak
99
99. Tinggal Terpisah
100
100. Salam Perpisahan
101
101. Perdebatan Sengit
102
102. Rindu yang Tertahan
103
103. Dipermalukan
104
104. Ketegangan di Sekolah
105
105. Lagi
106
106. Pesan Alvaro
107
107. Pertemuan Tak Disengaja
108
108. Sakit Hati
109
109. Membujuk Alvaro
110
110. Sembunyi-sembunyi
111
111. Panik
112
112. Lepas dari Pantauan
113
113. Waktunya Kembali
114
114. Tertangkap Basah
115
115. Diusir
116
116. Campur Tangan Sean
117
117. Semakin Terpojok
118
118. Dipecat
119
119. Murka
120
120. Terbongkar
121
121. Dia Saudaraku
122
122. Jatuhkan Talak!
123
123. Terlelap Dalam Buaian
124
124. Pergi yang Jauh
125
125. Maafkan Mama!
126
126. Rasa Bersalah
127
127. Bawa Dia Kembali!
128
128. Menghubungi Istri
129
129. Menjejaki Tempat Baru
130
130. Lelaki Misterius
131
131. Teramat Rindu
132
131. Kenangan Malam itu
133
133. Kakak Ipar Menyebalkan
134
134. Paris, I am Coming!
135
135. Melepas Rindu
136
136. Sendu
137
136. Rencana Awal
138
137. Jalan-jalan Part 1
139
138. Jalan-jalan Part II
140
139. Jalan-jalan Part III
141
141. Pergi
142
142. Cemas
143
143. Pria Melankolis
144
144. Pelukang Hangat
145
145. Kita Berjuang Bersama
146
146. Anti Alvaro
147
147. Laki-laki Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!