Hati, pikiran dan tubuh mereka yang lelah terasa seperti diremajakan kembali setelah terlelap semalaman.
Sinar mentari merambat masuk melalui sela sela jendela kamar David menyentuh lembut wajah kedua insan yang tengah terlelap dalam tidur mereka.
Diandra merasa hangat, dia merasa seperti sedang di peluk oleh sesuatu yang hangat dan nyaman, bau tubuh seseorang yang benar benar menenangkan hati dan pikirannya yang kacau.
Dian tersenyum dalam tidurnya, dia sepertinya sedang bermimpi.
David cukup terkejut saat melihat posisi tidur mereka saling berpelukan, dia bangun karena merasakan seseorang memeluk tubuhnya dengan erat bahkan mengendus endus dadanya seperti sedang mencari kenyamanan disana.
Dia tatapnya wajah cantik dan polos itu, sungguh indah ciptaan Tuhan, dan kini dia diberikan salah satu makhluk indah itu untuk dia jaga dan lindungi.
"Cantik sekali," gumam David, tanpa sadar tangan sudah mengusap pipi wanita itu, saat tau dia melakukan hal itu, dengan pelan dia menarik tangannya.
Seberkas senyum tergambar di bibir tipis David saat melihat istrinya nyaman tidur dengan posisi itu.
"Bahkan di mimpi pun aku merasa nyaman dengan aroma tubuhmu David, tapi kenapa kau sangat dingin padaku? " Gumam wanita itu masih dalam posisi memeluk David dengan erat, dia menggerakkan kepalanya di atas dada bidang suaminya.
"Kau bilang mau mengambil anakku jika aku hamil? Cihhh aku tidak akan memberitahukan kehamilanku padamu, kau pikir kau siapa pria bodoh!!!" Diandra mengigau, padahal dia mengumpat orang itu tepat di depan wajahnya, entah bagaimana reaksi Diandra nanti saat tau kalau posisi mereka seperti ini.
David merasakan desiran aneh di dalam hatinya, jantungnya berdegup kencang, dia benar benar gugup saat ini, dia takut kalau Diandra akan mendengar detak jantungnya yang begitu cepat.
"Astaga kenapa dengan jantungku, ini benar benar berdegup kencang, dia bisa mendengarnya nanti, tenang lah David," batin pria itu menenangkan dirinya sendiri.
Diandra semakin memeluk tubuh itu dengan erat, membuat David sedikit merasa sesak tetapi ada yang aneh dengan Diandra tiba tiba terdengar isakan dari bibir mungilnya.
"Tolong jangan buang aku hiks hiks... Hiks... Kumohon... Jangan buang aku.... Aku... Aku kesepian.... Kumohon hiks hiks hiks" wanita itu menangis.
Betapa terkejutnya David saat mendengar Diandra menangis dalam pelukannya, entahlah hatinya juga terasa sakit mendengar isak tangis wanita itu.
Dengan pelan tanpa bicara, tangan David menepuk-nepuk punggung wanita itu dengan lembut, dia tak ingin membangunkan Diandra, karena pasti akan jadi masalah besar jika Diandra melihat hal ini padahal hubungan mereka belum membaik.
Benar saja, cara David efektif, Diandra berhenti menangis.
Merasa ada pergerakan dari Diandra, David menutup matanya dan melepaskan kedua tangannya membiarkan Diandra memeluknya dan dia berpura pura masih terlelap.
Wanita itu membuka matanya lalu melihat dengan jelas benda apa yang di peluk nya saat ini.
"Haha...hmmp" Mata Dian terbelalak saat melihat David di hadapannya, bahkan dia memeluk nya dengan sangat erat.
Dian menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dia lakukan, benar benar memalukan pikirnya.
"Pantas saja tidurku nyenyak, dia... Eh bukan kami tidur disini, " ucap Diandra.
"Tapi bagaimana caranya aku bisa tidur disini?" Ucap Diandra yang masih belum melepaskan pelukannya dari David.
Sejenak wanita itu memandangi wajah David, seketika dia tersenyum lembut, jari jarinya yang lentik bermain di wajah David yang buruk rupa itu.
"Apa ini sakit? Aku yakin pasti sakit, milikku juga terasa sakit," ucap Diandra sambil mengelus bekas luka bakar itu.
"huh.... Kenapa kau begitu dingin padaku hmm? Padahal aku ingin dekat denganmu, apa kau tidak suka pada wanita miskin ini? Apa aku hanya beban? Cih.... Aku kan sudah bilang akan bekerja, hadehhh.... Kau membuatku deg degan tapi membuatku sedih," gumam Diandra yang pastinya terdengar jelas di telinga David.
"Lihat saja aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, David ini hanya milikku, aku tak akan melepasmu, kau sudah membuat jantungku berdebar tak karuan," ucap Diandra lagi sambil tersenyum menatap wajah David itu.
"Sesakit apa pun masa lalumu dengan wanita lain, kumohon lupakan itu, dan lihat padaku, aku sudah jadi istrimu dan aku tak mau ada kata pisah, huh kenapa aku terdengar seperti tukang rayu yah? " Gumam wanita itu, yang hampir saja membuat David melepas tawanya.
Cup
Sebuah kecupan hangat mendarat di pipi kiri David yang memiliki bekas luka bakar.
"Jangan sakiti dia ya, dia milikku," ucap Diandra dengan senyuman jahilnya sambil menyentuh pipi David.
David terkejut bukan main saat Diandra mengecup pipi kirinya, dia tak menyangka kalau istrinya akan seagresif itu.
Jantungnya benar benar tak bisa di atur lagi, benar benar rasanya sesak, rasanya semuanya bercampur aduk kayak es cendol.
Ingin rasanya David segera bangun dan mengambil pasokan oksigen dalam dalam karena jujur saja saat ini dia merasa nafasnya bagi tercekat sebab Diandra terus berada di atas tubuhnya dan hampir mengaktifkan sesuatu di bawah sana.
Pelan pelan Diandra turun dari ranjang, dia memperbaiki selimut David agar suaminya nyaman dalam tidurnya. David bisa menghela nafas lega saat merasa Dian sudah tidak menempel lagi di depan dadanya seperti seekor cicak.
" Apa kau akan bekerja? Haishhh bahkan jadwalmu pun aku tak tau, aku bukan istri yang baik kan? Huh kalau begitu aku masak saja, tapi mandi dulu deh," gumam wanita itu sambil menatap David yang masih pura pura tidur.
Matanya tertuju pada buku hariannya yang terletak di atas meja, cepat cepat dia menyembunyikan benda itu agar tak seorang pun yang membacanya.
David mengintip apa yang dilakukan oleh Diandra," kenapa disembunyikan?" Pikir David.
Diandra meraih pakaiannya, lalu mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih bersih.
"Fuhhhhh......"
******* nafas David terdengar panjang dan Berat, dia seperti sedang menghadapi tantangan paling menegangkan bahkan lebih menegangkan dari tantangan dalgona di serial Squid Game, ini lebih menegangkan.
"Dia benar benar membuat jantung ini berdegup kencang, ahhh ada apa denganku?" Ucap David sambil memandang ke kamar mandi.
Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka, membuat David pura pura tidur kembali.
Diandra menyembulkan kepalan dari balik pintu kamar mandi, sambil clingak clinguk dan melirik David.
"Aman!" Seru wanita itu sambil keluar dari kamar mandi dengan hajya memakai handuk yang menutup tubuhnya.
Hampir saja David berteriak kencang sebab dia mengintip apa yang dilakukan istrinya, tau taunya dia malah mendapatkan pemandangan indah dimana tubuh mungil itu terlihat seksi dengan handuk yang menutupi dada sampai sebatas pahanya.
"Astaga, kenapa kau seperti itu Dian, kau benar benar membuatku pusing," batin David sambil memejamkan matanya.
Dian bergerak pelan mengambil pakaian dalamnya yang ketinggalan di atas meja bersyukur David masih tidur pikirnya.
Dian mendekat ke arah David memeriksa pria itu karena belum bangun juga, entah apa mau wanita itu.
"Apa dia sakit? Kenapa wajahnya merah sekali? Panas lagi, astaga sepertinya dia demam," ucap Dian yang menaruh tangannya di atas Dahi David membuat pria itu semakin tak bisa menahan dirinya, ingin rasanya dia berteriak sekarang karena Dian yang hanya memakai handuk berada tepat di depan wajahnya.
"Aku harus cepat mandi, sepertinya dia sakit, akan ku panggil kak Otniel," gumam Diandra yang langsung beranjak menuju kamar mandi.
Dengan cepat David menarik nafas nha dan membuangnya dengan kasar,dia memegang wajahnya yang terasa panas dan merah karena Diandra tadi.
"Astaga Dian kau membuatku benar benar kacau," batin David.
Tak tahan dengan semua itu, dia bangkit dari tempat tidur lalu segera turun ke bawah untuk cari angin segar.
.
.
.
Like, vote dan komen 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Dyah Oktina
😆😆😆😆😆😆😆sesak.... butuh oksigen
2023-08-17
0
andi hastutty
keimanan David diuji 😂😂😂😂🤣🤣🤣😜😜😜🤭
2023-07-11
0
nichic
kabur si David 😆😆
2022-04-26
0