Diandra dengan di bantu oleh perawat perempuan berkemas, dia memakai pakaian yang di bawakan Otniel tanpa memberitahu kalau itu dari David.
"Woi bangun, kita pulang," ucap Otniel membangunkan Joel yang tertidur dengan lelap di atas sofa.
"Ehh.... Wanita itu sudah bangun? " Tanya Joel sambil meregangkan tubuhnya.
"Sudah, ayo cepat Vasko dan David sudah menunggu kita,"ajak Otniel yang di balas anggukan kepala oleh Joel.
Diandra memakai sebuah dress yang panjangnya sampai betis, dengan sebuah blazer, dia cukup cantik dengan pakaian itu.
"David benar benar pintar memilih pakaian untuk Dian," batin Otniel yang tersenyum tipis sambil melihat penampilan Diandra.
"Apa sudah selesai?" Tanya Otniel pada Dian.
"Sudah kak," jawabnya santai, Otniel cukup terkejut saat Dian memanggilnya kakak namun dia merasa senang kalau Dian setidaknya tidak canggung atau mencari masalah dnegan dirinya.
"Hai Dian, aku Joel, maaf aku tidur sejak tadi hahahah,bagaimana keadaanmu?" Tanya Joel sambil menggaruk garuk lehernya.
"Hai kak Joel, aku baik baik saja," balas Dian sambil tersenyum ramah.
Mereka semua pergi meninggalkan ruangan rawat inap itu dan menemui David serta Vasko yang sudah menunggu mereka di bawah.
David sudah mengganti pakaiannya, dia memakai jas supaya terlihat lebih rapi karena mereka akan menikah secara dadakan hari ini, semua persiapan sudah di lakukan, padahal sebenarnya David sudah menyiapkan sejak sehari yang lalu.
Hanya saja pria itu tiba tiba bersikap dingin dan sedikit cuek dengan Diandra membuat Dian menjadi canggung dan lebih memilih diam saat mereka sudah tiba di bawah.
"Kenapa diam terus?padahal tadi dia memegang tanganku,apa aku melakukan sesuatu yang salah?" Batin Diandra sambil melirik ke arah David yang tampak sangat datar dan dingin.
"Ayo," ucap Vasko.
Mereka berangkat dan beranjak menuju parkiran.
"Dian kau bersama Otniel aku akan bersama dengan Vasko dan Joel," ucap David dengan nada datar entah apa yang membuat pria itu tiba tiba diam .
"Ba..baiklah," jawab Diandra.
Otniel menatap Vasko, dia bingung dengan sikap David yang tiba tiba ini, namun Vasko menggelengkan kepala oleh pertanda agar Otniel tidak menanyakan apa apa.
Mereka pun berangkat menuju gereja untuk pemberkatan pernikahan.
Di dalam mobil Diandra terus menatap mobil Vasko dimana David berada.
"Kak entah kenapa aku merasa sepertinya kak David menghindari ku, apa aku melakukan kesalahan? " Tanya Diandra sambil menatap Otniel.
Otniel melirik ke arah Diandra lalu kembali fokus ke jalanan.
" Hmmmm.... Kau bisa tanyakan itu pada dia nanti, tapi kau tidak melakukan kesalahan apa pun, itu hanya dia dan hatinya," ucap Otniel.
"Huffft.... Aku merasa seperti sedang dicampakkan," ucap Dian menghela nafas berat.
"Dian, ku harap kau tidak menghianati David, dia menelan cukup banyak luka semasa hidupnya, kumohon berjanjilah tak akan meninggalkan nya karena alasan apa pun," ucap Otniel.
Mendengar ucapan Otniel, Diandra semakin penasaran dengan kehidupan David dan teman teman David, sepertinya mereka memiliki banyak rahasia dan kejadian kelam di masa lalu mereka.
"Aku bisa menjanjikan itu, tapi apa dia bisa melakukan hal yang sama untuk ku? Karena aku tak punya keluarga, bahkan orangtua kandung pun aku tak tau siapa," ucap Diandra sambil menatap lurus ke depan.
Mereka semua punya masalah sendiri, yang belum diungkapkan satu sama lain.
Mobil mereka terus melaju menuju sebuah gereja katedral.
Sesampainya di sana rombongan mereka di sambut oleh pihak gereja yang akan membantu proses pemberkatan.
Diandra masuk bersama yang lainnya. Sekitar dua jam berlalu, mereka telah selesai melakukan pemberkatan dan beberapa urusan lain.
David membawa Diandra menuju kantor catatan sipil dan mendaftarkan pernikahan mereka secara resmi.
Kini Mereka berdua telah resmi menjadi pasangan suami istri dan David akan bertanggungjawab sepenuhnya pada Diandra.
Diandra dibawa ke rumah dimana David, Vasko, Joel dan Otniel tinggal bersama.
Ya, keempat pria itu tinggal bersama sejak usia mereka sangat muda.
Mereka tinggal di rumah yang terbilang sederhana namun tertata dengan rapi meskipun pria yang tinggal disana.
Rumah beton dengan dua lantai, berwarna Creme dan sebenarnya rumah itu adalah milik Otniel yang mereka jadikan tempat tinggal bersama.
"Kita akan tinggal disini bersama yang lain, kau bisa melakukan pekerjaan mu seperti biasanya, aku yang akan menafkahimu, tapi maaf penghasilanku hanya sedikit, aku dan yang lainnya patuga dirumah ini," ucap David sambil masuk ke dalam rumah diikuti Dian.
Vasko, Joel dan Otniel hanya diam saja dan membiarkan David yang menjelaskan semuanya pada Diandra.
"Ikut aku," ucap David, masih dengan nada dingin membuat Dian merasa sesak dan tidak bisa bernafas, dia tidak suka situasi seperti ini, benar benar sesak baginya.
Dian berjalan di belakang David sambil menunduk, dia terus mengikuti pria itu dari belakang sampai naik ke lantai dua.
Jedugg....
Diandra menubruk punggung David yang tiba tiba berhenti di depannya.
"Ma...maaf," cicit Diandra namun tak di gubris oleh David.
Pria itu membuka sebuah kamar yang biasa dia tempati, lalu masuk ke dalam.
"Masuklah, " ucap David tanpa menoleh.
Diandra mengusap keningnya, dia ikut masuk ke dalam kamar itu, kamar yang tertata dengan rapi, terdapat sebuah kasur berukuran medium muat untuk dua orang dan sebuah meja di ujungnya, kemudia sebuah lemari pakaian yang bisa dibilang cukup sederhana.
"Ini kamar kita, kau tidur di atas aku akan tidur di bawah, taruh pakaianmu di dalam lemari itu, maaf kalau lemari nya kecil, dan maaf kalau fasilitas disini tidak seperti di rumah lamamu," ucap David sambil mengambil pakaiannya dari dalam lemari.
"Eh... Nggak apa apa, maaf aku merepotkan," ucap Diandra namun tidak ditanggapi oleh pria yang sudah masuk ke dalam kamar mandi itu.
Diandra menghela nafas, sejak dari rumah sakit dia merasa kalau David sedikit menghindar dari dirinya.
Dian duduk di atas kursi, dia menatap ruangan yang sangat asing baginya. Tapi setidaknya dia bersyukur karena dia punya tempat tinggal saat ini daripada harus Luntang lantang di Jalanan.
"Ahhh... Ponselku, dompet dan semua barang-barang penting milikku tinggal di rumah itu," gumam Diandra.
Dia hanya duduk melamun disana, mau ganti pakaian, dia tak punya sehelai pakaian pun disana.
"Ahhh aku harus bekerja, pakaian, dan semua kebutuhan ku, aku juga harus bayar biaya patungan untuk keperluan rumah ini seperti yang lainnya," Dian bermonolog sendiri.
Dia melihat kertas dan pulpen di atas meja, diambilnya lalu di tulisnya apa saja yang akan dia penuhi.
"Hufff.... Aku harus ke rumah itu mengambil barang pentingku, " gumam Diandra sambil memasukkan list itu ke dalam kantongnya.
Beberapa menit kemudian, David keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian biasa, tampaknya dia akan bekerja paruh waktu saat ini.
"Aku akan bekerja, kau boleh melakukan apa yang mau kau lakukan tapi pulang sebelum hari menjelang malam," ucap David sambil berjalan keluar dengan wajah datar.
Diandra yang tidak tahan dengan sikap dingin dan datar David menghela nafas berat dan masih bisa di dengar oleh David.
David Keluar dengan ekspresi tak bisa di baca, Diandra malah kesal dengan sikap David yang menurutnya sangat tidak gentleman.
"Ck... Apa apaan sikapnya itu," gerutu Dian.
.
.
.
Like, vote dan komen 😉😉😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
ngambek dan Dian ngga tau penyebabnya apa hahahahha
2023-07-11
0
Bagoes Soeryawan
dan yang lainnya (patungan) di rumah ini...
2022-03-17
1
Andayani Ahmat
David ngambek.. ama dian..
2021-12-05
2