David memutar malas kedua bola matanya, " ohh ayolah kak, apa kau tak mau membantu adikmu ini? Lagi pula apa yang bisa ku berikan padamu, kau sudah memiliki segalanya, " Ucap David.
"Hahhaah, baiklah aku akan membantumu, tapi kenapa kau tidak cari tau sendiri?" ucapnya sambil tertawa.
"Kau Taulah kak, hacker disini tidak sehandal kau, kak Bian, kak Liel dan kak Rel, kalian yang paling gila," ucap David.
"Hehh... Bukan kami tapi wanita cantik itu, dia yang terhebat belum lagi di tambah mata tajam para pria tampan kita hahahah, " ucapnya.
"Hmmm ya kau benar, kalau begitu tolong aku," ucap David.
"Baiklah adikku, kakakmu yang hebat ini akan membantumu," ucap pria itu.
"Baiklah kak terimakasih banyak, aku menantikan kabar baik darimu," ucap David sebelum menutup panggilannya.
David menyandarkan tubuhnya ke sofa, dia memijit pelipisnya, sejak kedatangan Diandra, wanita itu selalu mengganggu pikirannya.
Lama dia berpikir disana, beberapa menit kemudian dia naik ke lantai dua dimana kamarnya berada.
Di bukanya pintu perlahan-lahan supaya tidak mengganggu Diandra jika wanita itu sudah tidur.
Ini kali pertama mereka tidur sekamar dalam keadaan benar benar sadar, dan ini adalah malam pertama mereka sebagai pengantin baru yang bahkan tak terlihat seperti pasangan pengantin.
Diandra sudah terlelap di atas sofa dengan sebuah bantal dan selimut, dia terlelap sambil memeluk foto mendiang mamanya dan sebuah buku harian.
David cukup terkejut melihat wanita itu sudah terlelap di atas Sofa.
Perlahan pria tinggi dengan tubuh kekar itu berjalan mendekati Diandra, dilihatnya wajah teduh wanita yang sudah direnggut kesuciannya itu.
Ada gejolak di dalam dada yang mendorong David untuk mengelus pipi cantik yang terlihat basah itu.
"Apa dia menangis tadi? Apa aku menyakiti hatinya? Apa aku terlalu kasar?" Batin David yang berjongkok di depan tubuh Diandra.
Tanpa sadar tangan kekar itu sudah mengusap pipi merah wanita itu, "aku merindukan Lily yang lama, tetapi kenapa kau yang sekarang membuat hatiku terasa sakit?" Gumam David sambil menyingkirkan anak rambut Diandra.
Perlahan dia mengambil buku harian dan foto yang di peluk wanita itu.
Dia membuka selimut wanita itu lalu mengangkat tubuh kecil Diandra ke atas ranjang.
Dengan lembut dia meletakkan tubuh wanita itu di atas sana, berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan Istrinya.
Dengan penuh perhatian dia menyelimuti tubuh Diandra membiarkan wanita itu terlelap dalam dunia mimpinya.
Sejenak dia menatap wajah polos itu, ada sedikit rasa bersalah di hatinya karena telah bersikap dingin pada Diandra.
Dia kembali teringat dengan kejadian yang mereka alami, sejujurnya jika ditanya pasti Diandra ketakutan dan sedih namun dia terlalu pintar menutup rasa sakitnya dengan terus tersenyum dan tertawa seolah tidak terjadi apa apa.
Hingga saat ini, David menyaksikan sendiri betapa sedihnya wajah wanita itu bahkan saat tidur pun terlihat sangat menyedihkan.
"Maaf," cicit David tanpa sadar dia mengecup kening istrinya, dia sendiri sampai terkejut kalau dia melakukan itu pada Diandra.
Seketika jantungnya berdegup kencang, nafasnya bagai tersekat, entah desiran aneh apa yang menghinggapi dirinya saat ini.
David memegang dadanya, matanya tertuju pada buku harian Diandra yang tampak sangat tebal dan sudah lusuh.
Dia duduk di atas Sofa itu lalu membuka buku harian itu dengan pelan, dia membuka halaman pertama, tampak tulisan anak kecil berisi kegiatan bermainnya.
Dia terus membaca lembar demi lembar, dia bahkan terkejut saat melihat ada namanya di dalam buku harian itu.
Ya Diandra kecil alias Lily menuliskan semua kegiatan yang berkesan baginya.
..."Hari ini aku dan Mama menginap di sebuah hotel karena ada pesta perusahaan, aku bertemu seorang kakak tampan, namanya kak David, tampaknya dia lebih tua beberapa tahun dariku, dia sangat baik, kami banyak menghabiskan waktu berdua saat di hotel. Aku bosan, beruntung ada kakak yang menemaniku, aku jadi merindukan kakakku," isi tulisan di buku Diandra kecil....
..."Siapa pria ini? Kenapa aku tidak ingat? Siapa? Saipa?"...
Tulisan kecil di ujung kertas itu yang tampak usang karena di baca terus menerus.
David membuka kembali buku itu, dia membaca semuanya dengan perlahan, membaca masa lalu Diandra, bahkan cerita ketika mereka bersama tertulis lengkap disana.
Kisah mereka berdua yang selalu bersama, bahkan Dian kecil sering datang ke hotel tempat David bekerjasama, hanya untuk berbincang dengan pria itu, dan tentunya David dengan senang hati meski gadis kecil itu akan terus mengikutinya bahkan sesekali membantunya melayani tamu hotel.
Diandra juga menuliskan betapa tersiksanya dia sejak kematian sang Mama, rasa bersalah karena dikatakan sebagai pembunuh Ibunya sendiri. Kehidupannya yang keras karena perlakuan Ibu tiri dan kakak tirinya.
"Dia membaca ini semua, tapi dia tidak mengingatku, kenapa dia bisa sampai lupa? Bukankah dia juga menyukai ku? " Gumam David sambil menatap buku lusuh itu.
Sebuah foto terjatuh, David mengambil foto itu dan melihat isinya, ternyata itu adalah foto saat David muda dan Diandra kecil duduk berdua di taman hotel dan diabadikan oleh Mama Lily.
"Dia menyimpan ini," ucap David terkejut.
Dia membalikkan foto itu dan melihat beberapa tulusan disana.
..."Dia siapa? Kenapa aku tidak ingat? Apa dia David Yang ada di buku harianku? Sepertinya aku dulu menyukainya, tapi kenapa aku tidak ingat? Tuhan tolong Kembalikan ingatanku, ini benar benar membunuhku!!" ...
Coretan tangan Diandra tampak tersusun rapi di balik foto itu.
David tercengang, di setiap lembaran buku dia selalu menemukan catatan kecil Diandra yang sudha membaca buku itu berulang kali.
Tiba di halaman terakhir, dia membaca tulisan Diandra, tampaknya baru saja di tulis oleh wanita itu, sebab ada bekas air mata disana.
..."Ma, Dian sudah menikah.... Dian menikah dengan pria yang tidak mencintai Dian, Dia pasti merasa jijik dengan seorang wanita tanpa latar belakang yang jelas seperti Dian, Mama kenapa tinggalin Dian disini sendirian? Kenapa Dian harus tau kalau Dian bukan anak Mama dan Papa? Hidup Diandra menyedihkan Ma, Dian nggak ingat apa pun, sekeras apa pun usah Dian tetap tidak bisa....
...Dian gak kuat Ma, Dian pengen sama Mama dan kakak, disana pasti menyenangkan bukan? Pria itu juga bernama David Ma, tapi dia berbeda dengan David yang ada di buku harian Dian, wajahnya buruk, tapi hati Dian selalu sakit jika melihat itu, sepertinya dia merasa kesakitan karena milik Dian juga sakit, Dian mau menikahinya karena dia membuat hati Dian hangat, tapi tiba tiba dia berubah dia dingin, Dian jadi takut, Dian.. takut kalau Nanti dia akan buang Diandra, entahlah tapi Dian sepertinya....."...
Sampai disana Dian menulis tulisannya tanpa menyambung tulisannya.
David menutup buku itu, dia sadar kalau dia sudah salah. Diandra juga punya hati, wanita itu juga berjuang mencari ingatannya, dia juga berjuang dengan hidupnya yang keras, dia juga berjuang hanya saja David menutup hatinya hanya karena takut ditinggalkan padahal belum mencoba.
David berjalan mendekati tubuh wanita itu, dibaringkannya tubuhnya di samping Diandra, mengelus pipi itu dengan lembut, dan menatap wajah teduh wanita itu.
"Maafkan aku," ucap David.
Lama dia memandang wajah istrinya hingga dia ikut terlelap dalam dunia mimpinya.
.
.
.
like, vote dan komen 😊😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
sedihnya jadi Diandra
2023-07-11
0
raysia Hasna malaika
aku jd ikut mewek baca diary nya
2022-02-05
1
Mira kader Mira
baru sadar kan
2022-02-01
0