David menatap wajah Wanita itu, tampak gurat kesedihan jelas di wajah Dian, bahkan saat tidur pun dia tidak tenang.
"Siapa yang beraninya menjebakku? Dan apa yang terjadi pada Lily, melihat pakaiannya dia sepertinya tamu undangan di pesta itu, tapi apa yang terjadi?" Gumam David sambil memeluk Dian.
Lama dia memeluk wanita itu hingga dia kembali terlelap dan menyusul Dian ke dalam dunia mimpi.
Pagi kembali berkuasa atas langit Jerman, Diandra membuka matanya, dia merasakan sakit yang sangat hebat di seluruh tubuhnya.
"Eghh.... " Diandra melenguh, dia menggerakkan tubuhnya, rasanya sangat sakit, ingatannya langsung kembali pada apa yang terjadi semalam.
Diandra benar benar terkejut dengan apa yang terjadi. Di buka nya matanya dan di tatapnya seseorang dengan wajah seram tengah terlelap di sampingnya sambil memeluk dirinya.
"Ya... Tuhan, ahhh... Ba.. bagaimana ini, aku... Aahhhh Mamaaa.... Dian... Hiks hiks hiks" dia hanya bisa menangis di dalam hatinya, dia menutup mulutnya berusaha menahan tangisnya agar tidak keluar.
Dia menatap wajah itu, wajah yang tenang dan sangat damai, bahkan hanya menatap wajahnya saja bisa membuat hati Dian terasa hangat, awalnya dia terkejut dengan wajah itu, namun sesaat kemudian dia tidak lagi takut, seketika itu juga dia tersadar kalau dia dalam masalah besar saat ini.
"Maafkan aku melibatkan mu, aku tau pasti mereka menjebakku disini," lirih Dian sambil berusaha melepaskan pelukan pria itu dari tubuhnya dengan sangat pelan, dia berusaha berdiri meski bagian bawahnya masih terasa sakit, Dian berusaha sekuat tenaga untuk bangkit.
Dia mencari pakaiannya, namun sudah robek di atas lantai, dengan cepat Dian membuka sebuah lemari yang ada di dalam kamar hotel itu dan dilihatnya beberapa pasang pakaian.
"Sebaiknya aku memakai ini," gumam Diandra.
Cepat cepat dia memakai pakaiannya. Dian menulis sebuah pesan untuk pria berwajah seram yang dia pikir dijebak bersama dengan dirinya.
"Maaf karena telah melibatkan mu, aku dijebak,maafkan aku, aku tak akan menuntut pertanggungjawaban," begitulah isi pesan wanita itu, sambil menangis dia meletakkan kertas itu di atas nakas, air matanya terjatuh dan membasahi kertas itu.
Dian merapikan rambut panjangnya, dia berjalan tergopoh-gopoh keluar dari ruangan itu, sambil menangis, Dian memakai masker dan topi yang ada di dalam kamar hotel itu, tubuhnya terasa sangat sakit.
Dia berjalan menuju ruangan dimana kamarnya berada dan berusaha bersikap senormal mungkin.
Diandra masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan hancur dan terpuruk dengan semua hal yang terjadi pada dirinya.
Dia menutup pintu kamarnya dengan keras, lalu duduk bersandar pada dinding, dia merosot ke lantai, duduk sambil memeluk lututnya dan menangis sejadi jadinya disana, sungguh dirinya sudah hancur.
Di jebak oleh kakak tirinya sendiri dan tidur dengan pria asing berwajah buruk rupa yang bahkan tidak dikenalinya.
"Hiks hiks hiks, tega kalian, aku tau pasti ini jebakan kalian, ahhhhh.... Mama bantu Dian, hiks hiks hiks, bagaimana ini" tangis gadis itu sambil menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak dan berat.
Diandra Aniston adalah anak dari Brandon Aniston dan mendiang Katherine Frandina Aniston, Mama Diandra meninggal dalam sebuah kebakaran beberapa tahun silam saat mereka menginap di sebuah hotel mewah ketika sedang berlibur.
Saat itu usia dia baru menginjak usia 15 tahun dan dia menjadi korban kebakaran itu bersama Mamanya dan orang lain di hotel itu.
Diandra juga menjadi korban kebakaran itu oleh karena itu dia mempunyai bekas luka bakar di punggungnya, hanya saja akibat kejadian itu, Diandra mengalami amnesia akibat benturan keras di kepalanya, dia tak mengingat masa lalunya lagi, dia hanya mengingat Mamanya yang meninggal karena menyelamatkan dirinya.
Diandra yang lupa ingatan dengan segala keterpaksaan tuan Brandon mengubah nama gadis itu entah untuk tujuan dan maksud apa.
Nama gadis itu sebelumnya adalah Sharon Lily Aniston, namun setelah Brandon menikah dengan Helen istri keduanya mereka memutuskan mengubah nama Lily dan mengganti seluruh identitas perempuan itu.
Dian diberitahu oleh Ibu tirinya kalau Mama kandungnya meninggal karena dirinya yang nakal dan bermain main dengan api hingga menyebabkan kebakaran dan menewaskan Mamanya sendiri.
Helen menanamkan rasa bersalah yang teramat besar di dalam diri Dian membuat gadis itu tak bisa berkutik, tentu saja semua ini diketahui oleh tuan Brandon, namun dia menganggap kalau memang Dian adalah pembunuh istrinya, oleh karena itu dia mengikuti permainan Helen.
Lelah menangis di kamarnya, Diandra terlelap di atas sofa, rasa sakit di tubuhnya masih terasa, apalagi hatinya saat ini benar benar sakit.
Flashback,
Diandra dan keluarga Aniston sedang makan pagi bersama seperti kebiasaan yang selalu mereka lakukan.
"Ma, nanti kamu Bella dan Dian harus menghadiri acara penting perusahaan, Papa gak bisa ikut karena ada rapat dewan direksi sekaligus makan malam perusahaan," jelas tuan Brandon.
"Apa dia harus ikut Pa?" Tanya Bella dengan nada tidak suka sambil melirik Dian yang diam saja dan melanjutkan makan paginya, dia sudah biasa menghadapi hal seperti itu setiap hari, padahal Bella hanya anak tiri tetapi dengan mudahnya tuan Brandon lebih menyayangi Bella.
"Dia harus ikut, Papa gak mau Citra keluarga kita buruk dan dianggap tidak akur, " ucap tuan Brandon.
"Emm.. Dian gak usah ikut Pa, Dian ada pekerjaan, Dian gak perlu hadir ke acara itu," ucap Dian.
"Tidak, kau harus ikut, apa nanti kata orang kalau Keluarga Aniston tidak hadir di acara itu, jangan buat malu Papa!" Tegas tuan Brandon sambil menatap Dian dengan tegas.
"Tapi.." Dian berhenti berbicara saat melihat tangan Helen Mama tirinya naik turun seolah mengatakan untuk menurut saja dan jangan banyak bicara.
"Sudahlah Dian kamu ikuti saja kemauan Papa, jangan melawan!" Tegas nyonya Helen dengan tatapan tajam ke arah Dian.
Dian menunduk, "baiklah, " cicit gadis itu dengan suara pelan. Tuan Brandon sama sekali tidak melirik anak gadisnya, dia benar benar membenci gadis itu karena telah membuat istri pertama yang sangat dicintainya meninggal dunia.
"Cih... Kuharap kau tidak membuat malu keluarga karena perangai burukmu itu, jangan sampai mempermalukan kami di acara itu, kau tak perlu banyak berbaur cukup duduk diam saja," ucap Bella dengan nada sarkas.
"Yang dikatakan Bella benar, jangan membuat malu keluarga, cukup perbuatan mu di masa lalu membuat keluargaku hancur jangan lagi membuat masalah baru!" Tambah tuan Brandon.
"Sudahlah Pa, jangan mengingat masa lalu lagi, semuanya sudah berlalu Papa harus jaga kesehatan jangan sampai gara gara memikirkan dia Papa jadi sakit," ucap Nyonya Helen dengan mulut berbisanya.
"Huffft... Maaf Ma, Papa hanya kesal dengan pembawa sial itu!" Ucap tuan Brandon.
Degh....
Jantung Dian berdegup kencang, hancur hatinya saat disebut sebagai pembawa sial oleh Papanya sendiri.
Tuan Brandon menatap Dian dengan tatapan sendu, entah apa yang dipikirkan oleh pria itu, sepertinya dia punya banyak masalah yang harus diselesaikan.
Flashback end
Lama Dian terlelap, dia masih memakai pakaian dari kamar David.
Tiba-tiba pintu kamarnya di buka dengan kasar, tampak tuan Brandon masuk dengan wajah memerah dan marah, Nyonya Helen dan Bella juga ikut masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah pura pura kesal.
"Periksa tubuhnya!" Ucap Tuan Brandon sambil menunjuk Dian yang terlelap.
Bella dengan cepat membuka pakaian Dian, dan menunjukkan bekas kemerahan di leher Dian yang sangat banyak.
.
.
.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA, MOHON BERI DUKUNGAN DENGAN CARA LIKE,VOTE DAN KOMENTARI KARYA INI, 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
papanya terpaksa mengelabui ibu tirinya gah atau Memeng jahat yah ???
2023-07-11
0
Cantika Fitri Fie
papa apa kyak gitu sm Anak kandung
2023-04-05
0
Watty Virgo
kasian diandra, smoga cpt dpertemukan dngn david..😭😭😔😔
2022-02-04
0