Sudah dua hari berlalu, tetapi Diandra belum juga bangun dari tidurnya, Otniel mengatakan bahwa kondisi Diandra sudah baik baik saja namun psikisnya yang bermasalah saat ini sehingga keinginannya untuk bangun sangat kecil.
dua hari itu juga, David menemani Dian di dalam ruang perawatan sambil mencari tahu apa yang terjadi dengan Dian dan dirinya sebelumnya.
David ingin tau jelas apa yang terjadi pada Diandra.
Joel dan Vasko juga ikut menemani David di ruangan itu untuk menjaga keamanan mereka serta menjaga agar identitas David tidak terbongkar ke publik.
"Kapan dia bangun Niel, kau ini bisa bekerja atau tidak, kenapa lama sekali dia bangunnya!!!" gerutu David sambil melemparkan tatapan kesal ke arah Otniel yang sedang santai membaca majalah sambil memakan jeruk.yang di bawa oleh Joel ke ruangan perawatan itu.
"Ck... kau tidak sabaran," gerutu Otniel sambil mengunyah jeruknya.
"Bagaimana aku bisa sabar saat melihat dia tidak sadarkan diri selama dua hari nieeell!!" ucap David memasang wajah kesal.
"Ck... ck... ck... bukan aku yang salah, wanita itu yang tidak mau bangun, jangan salahkan aku dasar bodoh!" umpat Niel yang menyudahi jeruknya dan memilih tidur di atas Sofa dengan majalah menutup wajahnya.
"Kau diamlah aku mau tidur, semalaman aku tak bisa tidur karena operasi dadakan aku sangat lelah!" gerutu Otniel dengan mulut ceplas ceplosnya itu.
"Grrhhhh... untung kau sahabatku jika tidak sudah ku cabik cabik kau!!" ucap David dengan wajah kesal karena sifat tengil Otniel.
Meski mereka sering berdebat, tetapi Vasko, David dan Joel paham bahwa tugas Otniel memang berat karena dia yang paling peduli dengan pasien, dia benar benar seorang dokter yang berdedikasi dengan pasiennya.
Otniel tidak memperdulikan ucapan teman temannya, baru sebentar dia menutup mata, pria muda berusia 25 tahun itu sudah terlelap dengan posisi seperti sebelumnya.
"Ck... ck... ck... cepat sekali molor anak ini," gumam Joel sambil geleng-geleng kepala melihat Otniel yang sudah terlelap. Dia berdiri dan mengangkat majalah itu lalu mengambil Selimut di dalam lemari di ruangan itu lalu memakaikannya pada Otniel.
Di antara mereka semua, Joel adalah yang paling perhatian dan paling lembut perasaan nya, Joel seorang petani muda berusia 27 tahun dua tahun di atas Otniel.
"Dia pasti lelah," ucap Joel yang memperhatikan Otniel bagai seorang kakak laki laki yang menjaga adiknya dengan baik.
Sementara itu Vasko sedang duduk di samping Diandra sambil memandangi wajah wanita itu, David sadar kalau Vasko duduk disana namun dia tidak melarang sebab dia hapal betul dengan sahabat sahabatnya.
"Jo apa kau tau sesuatu tentang masa lalu wanita ini?" tanya Vasko pada Joel yang tengah duduk manis di atas Sofa sambil menonton video cara menanam buah durian di Jerman yang tidak mungkin bisa dilakukan, ada ada saja pria ini.
"Emm... dia bukan anak kandung keluarga Aniston, dia hanya seorang anak pungut," ucap Joel sambil membuka informasi yang di dapatkannya dari pencarian nya selama dua hari ini.
"Jadi dia bukan anak kandung keluarga itu?" ucap David terkejut bukan main,Joel hanya mengangguk pelan memberikan jawaban pada David yang tampak terkejut.
"Lalu dimana orangtua kandungnya?" tanya Vasko namun hanya di jawab dengan gelengan kepala oleh Joel menandakan bahwa di tidak tau dan belum mencari tau.
"Nanti kita cari tau, fokus saja dengan kesembuhan wanita itu," ucap Joel.
Saat di hotel dua hari lalu, David yang baru bangun tersadar kalau Diandra tidak lagi berada di disisinya dan dia ditinggalkan sendirian dengan sebuah kertas berisi permintaan maaf dari wanita itu.
Akhirnya David dengan cepat melakukan pencarian dengan menurunkan anak buahnya dan dibantu oleh anak Buah Vasko.
Setelah mencari beberapa lama akhirnya mereka menemukan dimana posisi Diandra setelah melihat rekaman CCTV dimana Diandra di cekik dan di pukul oleh tuan Brandon orang yang dianggap oleh Dian sebagai Ayah.
Diandra ditemukan dalam keadaan mengenaskan.
Vasko yang duduk di dekat bed rest wanita itu terus memandangi wajah pucat wanita itu, entah apa yang dipikirkan olehnya.
"Wajah ini," gumam Vasko.
David berjalan menuju bed rest Diandra, dia berdiri di samping Vasko sambil menepuk bahu pria itu.
"Ada apa?" tanya David.
"Wajahnya familiar," ucap Vasko sambil memandang Diandra dengan perasaan tak karuan.
"Apa dia mirip dengannya?" tanya David.
"Entahlah, tapi itu tidak mungkin David, dia sudah meninggal," ucap Vasko.
"Hmmm... sudahlah jangan ingat lagi," ucap David.
Mereka terus memandangi Diandra, Joel dan Otniel malah terlelap di atas sofa mungkin terlalu lelah dengan pekerjaan mereka.
Sementara itu Diandra tengah berada dalam dunia mimpinya, mimpi buruk yang selalu menghampiri dirinya.
Diandra sedang berada di dalam rumah keluarga Aniston, dia sedang sarapan bersama Katherine mendiang Ibunya dan juga bersama tuan Brandon, makan pagi yang sangat menyenangkan.
"Sayang makan ini, biar kamu makin pinter," ucap Tuan Brandon sambil memberikan sepotong paha ayam pada Diandra yang saat itu berusia 14 tahun.
"Ini juga sayang, sayur harus dimakan biar gak lemes heheh," ucap nyonya Katherine memberikan sayur pada Diandra.
"Heheh terima kasih Ma, Pa," ucap Dian sambil memakan dengan lahap pemberian orang tuanya.
Namun tiba tiba seorang wanita dan anak perempuan yang lebih tua beberapa tahun darinya datang dan mengacaukan sarapan mereka.
"Sayang," panggil wanita yang tak lain adalah nyonya Helen, dia berdiri di dekat mereka sambil membawa sebuah pistol.
"Helen!" panggil tuan Brandon sambil beranjak dari kursinya.
Nyonya Katherine dan Dian sama sama terkejut melihat kedatangan dua wanita itu, belum lagi mereka membawa pistol.
"Dia harus mati!!" ucap Nyonya Helen sambil bergelayut manja di lengan Brandon.
"Papa... a.. apa ini!!" ucap Nyonya Katherine dengan suara bergetar ketakutan, Dian langsung memeluk Mamanya sebab dia juga merasa ketakutan.
"Papa!!" panggil Dian.
Raut wajah tuan Brandon seketika itu berubah, dia mengambil pistol di tangan Nyonya Helen dan mengarahkan pada Dian dan Nyonya Katherine.
"Pa... apa yang papa lakukan, sayaaangggg!!!" teriak Nyonya Katherine histeris.
"Kau harus mati!" ucap tuan Brandon dengan seringai di wajahnya, Nyonya Helen dan Bella tersenyum puas di depan mereka berdua.
Tuan Brandon menarik pelatuk pistol dan mengarahkan pada Dian dan..
Dorrrr...
Satu tembakan melesat menembus kepala nyonya Katherine yang memeluk Dian agar peluru itu tidak mengenai gadis itu.
"Ma... Mamaaaa!!!!" teriak Dian histeris saat melihat wanita itu mati di depan matanya.
Tiba tiba Dian sudah berada di dalam kamarnya, ruangan remang remang, terdengar suara langkah kaki mendekati ruangan itu, Dian memeluk lututnya ketakutan, dia menangis mencari Mamanya.
Tubuhnya gemetaran, bibirnya dia kulim, matanya melihat kesana kemari mencari bantuan.
"Ma...Mama, Dian takut hiks hiks Mama," tangis gadis itu sambil menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.
Tiba tiba tangan seseorang menarik rambutnya, lampu dinyalakan, tampak nyonya Helen, Tuan Brandon dan Bella berdiri di depannya.
Nyonya Helen menarik rambut Dian dan....
Plakkk... Plakkk... Plaaakkkk
tiga tamparan mendarat di pipi gadis itu, saking keras nya, bibirnya sampai berdarah.
"Dasar kurang ajar tidak tau diri, kau haru bekerja, cepat bersihkan rumah ini atau kau akan menyusul wanita sialan itu!!??" ucap Nyonya Helen sambil menatap Diandra dengan tatapan menyeramkan.
Tuan Brandon mengambil ikat pinggangnya dan...
Slaakkk... Slaakk ... Slaakkk
Dia mencambuk tubuh Diandra sampai terluka, membuat gadis itu menangis meminta ampun.
Rasanya sangat perih, sakit di tubuh dan hatinya benar benar membuatnya hancur.
"Ampun.... hiks hiks hiks, Sakit Ma, Pa jangan... tolooongg... Mamaaaaaaaa, hiks hiks hiks arhhhhhhh.... Sakit... Jaaangaaaaannnn!!!!!!"
.
.
.
like, vote dan komen 😊😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
adik vasko kah kasian sekali dianra
2023-07-11
0
Siti Asmaulhusna
knapa di siksa trus yaa knapa tn Brandon bgtu bodoh nua apa knapa tdk cari tau spaa si Helen
2022-06-16
0
Mira kader Mira
dian pasti mempunyiai keluarga yg terpandang
2022-02-01
1