Diandra menatap ke arah orang yang menghentikan langkahnya itu, ternyata itu adalah Bella kakak tiri Diandra yang selalu mengusik kehidupannya jika tak ada orang lain yang melihat dan selalu bertingkah sok polos jika di depan orang lain sungguh munafik memang wanita ular yang satu ini.
“Kak Bella,” ucap Diandra.
“mau apa kau kesini hah? Apa hak mu datang kesini? Kau itu hanya anak pungut,” ucap Bella dengan nada sarkas sambil melemparkan tatapan kebencian ke arah Diandra.
“Mau aku anak pungut atau tidak itu bukan urusanmu wanita tidak tau diri, “ bentak Diandra sambil berjalan dan menatap Bella dengan garang membuat wanita itu menjadi gugup tampak dari wajahnya.
“kau juga harus sadar kalau kau itu hanya anak tiri, jangan pernah berpikir kalau kau bisa menguasai rumah ini Bella, ini rumah Papa dan Mamaku dan selamanya akan tetap menjadi rumah keluarga Aniston ,” ucap Diandra.
“Dan kau bukan darah daging keluarga Aniston,” ucap Diandra dengan tegas lalu dia berlari ke arah rumah itu namun di cegah oleh pengawal.
“Maaf nona, tuan melarang kami untuk mengijinkanmu masuk, dia berpesan kalau nona datang maka silahkan ambil semua barang nona yang sudah di susun di sana,” ucap pengawal itu sambil menunjuk tumpukan kardus berisi barang barang Diandra, semuanya tanpa tersisa.
Hati Diandra begitu sakit saat mendengar hal itu, “Terimakasih pak, katakan pada TUAN ANISTON yang terhormat kalau aku akan kembali untuk menghancurkan rumah ini,” ucap Diandra dengan tegas lalu berjalan mengambil barang barang miliknya.
“Lihat siapa yang bukan bagian dari keluarga Aniston disini kau atau aku, dasar anak buangan hahahaha,” suara tawa Bella begitu melengking membuat telinga benar benar sakit.
Diandra berjalan melewatinya begitu saja tanpa menggubris wanita itu.
“kak bisa bantu aku,” ucap Diandra pada Vasko.
“Baiklah, ada apa? Apa ada yang beran main main padamu?” tanya Vasko sambil keluar dari dalam mobil.
“Bukan, aku ingin membawa barangku, aku nggak kuat mengangkatnya sendirian,” ucap diandra.
“Memangnya barang apa?” tanya Vasko.
“Buku dan beberapa barang berharga lainnya,” ucap Diandra, “ Baiklah ayo,” ucap Vasko.
Tapi sebelum masuk, Vasko sengaja memakai masker agar tidak di kenali oleh Bella meskipun ada kemungkinan dia tidak mengenali Vasko tapi dia memilih untuk menyembunyikan identitasnya.
Mata Bella dan para pengawal terbelalak saat melihat pria yang datang bersama Diandra. Jika Bella kaget karena takut dan mengira itu preman, maka para pengawal takut karena melihat tato di lengan kiri Vasko yaitu tato yang melambangkan sebuah kelompok mafia terbesar di negeri itu.
Tentu para pengawal di rumah keluarga Aniston mengenali jenis tato itu karena merekapun tak lepas dari organisasi mafia seperti itu.
“ ke kenapa No...nona bisa mengenal orang dari kelompok itu? Ba... bagaimana bisa, kelompok itu rumornya akan membunuh siapa saja yang berani mengganggu mereka dengan demikian jika menyakiti nona maka sama saja mengusik mereka,” bisik salah satu pengawal pada rekan satu timnya.
“sssttt.... jangan berisik, rumornya kelompok Black Rose itu juga punya pendengaran yang tajam, jadi jangan sampai dia melihat kita,” bisik rekannya itu.
“Kak bantu aku membawa buku buku itu,” ucap Dian.
“Baiklah apa masih ada yang lain? Coba periksa semua barang berhargamu, jangan sampai ada yang ketinggalan, karena kau tak akan kembali lagi ke tempat bau busuk ini,” ucap vasko dengan nada menyindir.
Diandra melakukan persis seperti yang diucapkan Vasko, dia memeriksa apa kah ada barang barang yang ketinggalan.
Dan benar saja ada sebuah barang yang tidak tampak di tumpukan barangnya itu membuat Dian mencari cari di semua kardus bahkan di kardus sebelumnya.
“Apa ada yang kurang?” tanya Vasko.
“Foto keluarga, foto Aku, Papa dan Mama serta mendiang kakakku,” ucap Diandra yang panik mencari cari foto itu.
"Kakak? dia punya kakak?" batin Vasko.
“kak Bella dimana foto itu, siapa yang membongkar kamarku?” ucap Dian menghampiri Bella yang menatap mereka sambil berpangku tangan.
“ cih mana ku tau, aku tidak sudi menyentuh barang barangmu gadis bodoh,” ejek Bella namun sedetik kemudian bulu kuduknya merinding saat melihat tatapan Vasko yang bersiap untuk menerkamnya belum lagi pembuluh darah pria itu tampak mengembang saat Bella mengejek Dian.
“Ekhm... a... aku tidak tau,” jawab Bella dengan sedikit gugup.
“Sial, siapa sebenarnya pria ini? Kenapa dia sangat mendominasi, kalau dilihat dari pakaiannya, tunggu... whattt..... di...dia pakai keluaran terbaru dari jam tangan rolex? Sebentar pakaian Diandra bu...bukannya itu koleksi musim panas yang sudah habis terjual tahun lalu? Bahkan aku pun tak mendapatkannya, bagaimana bisa?” batin Bella dengan mata membulat sambil menatap mereka.
Dian dan Vasko saling menatap, mereka merasa kalau wanita di depan mereka itu sudah benar benar gila.
“Aku akan mencarinya ke dalam, tolong biarkan aku masuk,” ucap Diandra pada pengawal itu.
“Tapi nona tuan....” pengawal itu segera menenggak ludahnya saat melihat betapa seramnya tatapan Vasko meski setengah wajahnya di tutupi dengan masker.
“Kumohon,” pinta Diandra.
“ba..baiklah tapi kami akan mengawasi kalian,” ucap pengawal itu yang dianggukkan oleh Diandra.
“Ayo kak, “ ucap Diandra sambil menggandeng tangan Vasko dengan senyum bahagia di wajahnya.
“heheh tak sia sia aku membawa kak Vasko, aku jadi bisa mengambil barang barang itu,” bisik Dian ke telinga Vasko yang membuat pria itu tersenyum di balik maskernya.
“Ternyata kau pintar ya memanfaatkan orang lain,” bisik Vasko di telinga Diandra.
“heheh itu salah satu kemampuanku kak,” kekeh Diandra.
“Dasar kau ini, rumah mu ternyata luas ya,” ucap Vasko.
“Luas sih sampai tidak ada ruangan untuk bernafas, terlalu banyak kemunafikan, aku lebih suka rumah kalian, hangat,” ucap Diandra sambil membawa Vasko ke lantai dua dimana kamarnya berada.
“Ini kamarku dulu, tapi aku tak akan pernah lagi tinggal di rumah ini, aku hanya akan datang untuk menghancurkan mereka,” ucap Diandra sambil membuka pintu kamarnya.
Dian segera mengambil barang barang yang di sembunyikannya, ada beberapa lembar foto yang dia selipkan diantara kasur, celah lemari dan beberapa tempat.
Diandra mencari ke semua sudut dimana foto mendiang kakaknya berada namun dia tidak menemukannya.
Dia mencari di bawah meja, di bawah lemari, kolong tempat tidur dan semua tempat dimana foto itu berada namun tidak di temukannya.
“Dimana foto kakak..... astaga kenapa aku bisa sampai lupa dimana aku meletakkan foto itu? Hiks hiks hiks.... kak Vasko bantu aku....” rengek Diandra yang mulai menangis karena tidak menemukan foto kakaknya.
“Memangnya kau menaruhnya dimana Dian?” tanya Vasko yang mulai membantu mencari, meski tidak tau dimana pastinya, tapi dia tidak tega melihat Diandra menangis hanya karena sebuah foto.
“Hiks hiks hiks.... au tidak ingat kak, itu foto satu satunya yang kumiliki, mereka membakar semua foto bersama kakak dan Ibu, makanya foto foto ini ku sembunyikan agar tidak ditemukan hiks hiks hiks,..... tapi itu sekarang hilang,” tangis Diandra.
“Coba ingat baik baik Diandra, kamu mungkin salah letak, atau mungkin terselip di antara buku buku mu,” ucap Vasko mencoba menenangkan Diandra.
“aku tidak tau hiks hiks hiks.... hanya itu yang ku punya, kalau itu hilang aku tak akan bisa melihat mendiang kakak lagi hiks hiks hiks,” tangis Diandra.
“Nona mohon cepat, sebentar lagi tuan dan nyonya besar akan tiba, kami bisa kena marah,” ucap pengawal itu.
“Bagaimana ini, “ ucap Dian panik.
“Sudahlah, ayo keluar lain kali kita cari,” ucap vasko.
Mereka berdua pun keluar dari ruangan itu sambil membawa beberapa lembar foto wanita yang tak lain adlah foto mendiang Mama Diandra saat masih muda, Diandra menyembunyikan foto itu di balik blazernya dan berjalan sambil menggandeng tangan Vasko.
“Ayo pulang,” ucap Vasko sambil mengangkat semua buku milik Diandra, sedang wanita itu membawa koper berisi pakaiannya.
“Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di rumah ini anak pungut,” ejek Bella.
“Haisshhh DIAM KAU TOLOL !!” sergah Diandra dengan kesal karena dia sejak tadi memikirkan dimana foto itu berada tapi suara Bella benar benar mengganggu pikirannya.
Bella terhenyak, tak pernah dia melihat Diandra membentak seperti ini.
Salah satu pengawal membisikkan sesuatu ke telinga Bella, “ Nona, pria itu bukan pria sembarangan, dia anggota Black Rose,” bisik pengawal yang membuat Bella terbelalak.
“Black rose? Bagaimana bisa?” ucap bella terbelalak.
.
.
.
Like vote dan komen 😉😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
andi hastutty
foto ka2k Bella kayanya vakso
2023-07-11
0
Nuryanti Nuryanti
awas kelewatan melototnya bella entar lepas tu mata hehehe. kk vakso lindungi dian ada kemungkinan itu adik kk vakso 👌👌👌👌👌
2022-02-20
0
Mira kader Mira
rasia bela
2022-02-01
1