Setelah mendapat penolakan sekaligus penghinaan, Jihan kehilangan mood untuk masuk ke bar. Ia memutuskan untuk keluar dengan perasaan teramat kesal.
“Aaarrghhh! Kenapa aku selalu kalah dengan perempuan sialan itu!” gerutu Jihan menendang botol bekas yang kebetulan ada di dekat kakinya sebagai pelampiasan amarah.
Tiba-tiba, ada segerombolan pria berbadan bongsor dengan penampilan urakan layaknya preman. Mereka mengelilingi Jihan sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ahahahaa! Mau ke mana cantik?” ucap salah satu preman itu mencolek dagu Jihan.
Jihan mulai merasa ketakutan. Pakaiannya yang super ketat dan terbuka mengundang perhatian para mata keranjang. Sebuah tanktop dengan rok mini yang hanya sejengkal saja dari pinggang.
“A … apa mau kalian?” seru Jihan dengan bibir bergetar.
“Ayolah, waktunya kita bersenang-senang. Tidak usah malu-malu begitu, hahaha!” timpal preman lainnya sambil mengelus pipi Jihan.
Jihan menampik tangan-tangan jahil yang berusaha menyentuhnya. Tubuhnya bergetar karena ketakutan, “Tidak! Jangan mendekat! Jangan sentuh saya!” teriak Jihan memeluk erat tasnya.
Malam semakin larut, suasana jalanan begitu lengang. Meski di dalam bar justru semakin ramai. Alunan musik DJ memekakkan telinga, ruangan itu juga dilapisi peredam suara. Tidak akan ada orang yang mendengar suara dari luar.
Supir yang melihatnya bergegas turun dan ingin menolongnya, tapi ada beberapa orang yang menahannya. Sehingga tidak bisa berbuat apa pun.
Para preman itu seolah tak mendengar teriakannya, tidak peduli dengan ketakutan gadis di depannya.
Mereka bergantian mencolek dagu Jihan, meraba kulit tangan dan pahanya. Jihan memundurkan langkahnya. Air matanya mulai mengalir dengan deras tanpa diminta.
“Tolong, jangan!” Dengan deraian air mata Jihan memohon.
Preman itu tertawa kembali, tawanya terdengar dipenuhi gairah nafsu. Mereka semakin melangkah, mendekat dan terus mendekat. Terus berjalan mundur tanpa sadar, Jihan membentur dada salah satu preman yang mengelilinya.
Pria kekar dan arogan itu menangkap tubuhnya, Jihan meronta ingin melepaskan diri. Tapi ia kalah tenaga.
“Ahahaha! Tidak usah malu-malu. Ayo, kita bersenang-senang,” serunya mulai menyusuri kulit putih dan mulus milik Jihan.
Jihan menggeleng, tangisannya semakin pecah. “Tolong, ampuni aku. Lepasin aku,” ratapnya tidak berani menatap para preman. Memejamkan kedua matanya dengan erat. Gemetar di tubuhnya semakin keras.
Tawa menggelegar masih menggema di luar bar itu. Tiba-tiba, salah seorang preman ada yang menyentuh rok mini yang dikenakannya. Sontak Jihan melebarkan kedua matanya.
Ia semakin histeris ketakutan. Kedua kakinya terus bergerak tidak karuan mempertahankan rok pendeknya yang sudah dilepas paksa oleh preman itu.
“Tidaaak! Jangann! Aku mohon! Tolooong lepaskan akuu!” jerit Jihan menangis pilu.
Mereka seolah tuli, salah satunya sudah mengarahkan ponsel mereka untuk memfotonya, hal tersebut membuat Jihan ketakutan sehingga memohon ampun.
Isak tangis menyayat hati terdengar, suaranya serak hampir habis karena terus berteriak sedari tadi. Namun apa daya, tubuhnya masih dicengkeram erat sehingga tidak bisa berbuat apa-apa.
Rasa takut menjalar hingga ubun-ubunnya. Biasanya dia merupakan putri dari keluarga kaya, biasanya dia yang paling merendahkan dan membenci orang-orang kalangan bawah seperti itu, tapi saat ini begitu ditakuti oleh orang-orang itu dengan berbagai cara, dia berusaha meronta dan air matanya pun mengalir deras.
Dia terus berdoa di dalam hati dan berteriak “jangan”.
“Lepaskan dia.” Sebuah suara barinton menghentikannya. Suara yang dingin dengan nada memerintah. Preman itu lalu menghempaskan tubuh Jihan ke tanah tanpa belas kasihan sedikit pun.
Jihan melihat ke arah suara, Simon berjalan dengan santai, keluar dari kegelapan. Dengan sebatang rokok yang masih menyala diapit kedua jari telunjuk dan tengahnya.
Simon datang ke hadapan Jihan sambil menghisap rokoknya kuat-kuat, lalu mengembuskannya tepat di wajah Jihan, dia melihat Jihan yang terduduk di tanah, lalu berkata, “Nona Jihan, ini hanyalah peringatan kecil untukmu, jangan singgung orang yang tak seharusnya kau singgung, daripada bikin jijik,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Setelah itu, Simon membuang puntung rokoknya ke tanah, lalu menginjaknya mengusaknya dengan kuat hingga rokok itu mati, “Ayo pergi!” titahnya pada seluruh preman yang ada di sana. Semua orang berlalu pergi.
Jihan terduduk di tanah dengan malang sambil terengah-engah, dia merasakan hidup kembali, dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya sehingga menyinggung Simon, Si penguasa muda.
Dengan tangan gemetar, Jihan membenahi kembali roknya hingga benar. Isak tangis disertai air mata yang menggenang di kedua matanya.
Lengannya memeluk tubuhnya sendiri. Keadaannya sudah sangat kacau dan berantakan. Ini pertama kalinya, Jihan berada di ambang kehancuran.
Dalam benaknya masih bertanya-tanya. Bagaimana mungkin ia menyinggung tuan muda Kawindra itu.
“Kenapa dia melakukan ini padaku? Apa salahku?” ucapnya kembali terisak. Ia masih sangat shock dengan kejadian beberapa menit yang lalu.
Sebuah mobil mewah yang melintas di jalanan, menarik perhatian Jihan. Perempuan itu menengadahkan kepalanya, matanya menangkap sesosok pria di balik kaca jendela mobil yang perlahan terbuka, dia melihat sebuah wajah yang sangat tampan, orang itu adalah ... Leon.
Namun sedikit pun pria tampan itu tidak menoleh padanya. Bahkan sekedar melirik saja tidak. Jihan menatapnya dengan nanar, hingga mobil itu menghilang dari pandangannya. Melesat dengan kecepatan rata-rata.
“Nona, nona tidak apa-apa?” ucap sang sopir panik membantu membangunkan Jihan.
Biasanya Jihan sangat enggan bersentuhan dengan para pekerja di rumahnya. Jangankan bersentuhan, berbicara saja seperlunya. Namun kali ini, ia pasrah. Tulang belulangnya serasa terlepas, lemah tak berdaya.
“Maafkan saya, Nona. Tidak bisa menolong Nona. Tadi, banyak sekali yang menahan saya, sehingga tidak bisa bergerak.”
Sang sopir pun ketakutan sambil memapah Jihan masuk ke mobil. Tidak tega juga melihat nona mudanya diperlakukan seperti itu di depan matanya. Meskipun selama ini perempuan itu sombong dan semena-mena. Tapi hati kecilnya tetap tidak tega.
Perempuan itu terdiam, tidak membalas satupun perkataan sopirnya. Pandangannya kosong lurus ke depan. Setelahnya sopir itu langsung duduk di balik kemudi dan menginjak pedal gas untuk pulang ke rumah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sepanjang perjalanan, Khansa dan Leon larut dengan pikirannya masing-masing.
Setelah sampai ke Villa Anggrek, Khansa bergegas masuk ke dalam kamar. Sedangkan langkah Leon, mengarah ke ruang kerja. Baru memegang handle pintu, Leon menghentikan langkahnya.
“Khansa, jangan tidur dulu ya. Tunggu aku, enggak akan lama kok,” ucap Leon mengedipkan sebelah matanya dengan genit lalu melenggang pergi ke ruangannya.
Khansa meneguk salivanya, tiba-tiba tubuhnya meremang melihat kegenitan suaminya itu. Kepalanya menggeleng dan segera masuk ke kamar dengan cepat.
Khansa duduk di tepi ranjang tempat tidur, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim sebuah pesan suara kepada Emily lewat WhatsApp.
“Thank you kali ini.”
Maharani adalah artis senior di dalam dunia hiburan, dia punya banyak sekali koneksi, dan tim Humas yang dia miliki juga sangat hebat.
Biasanya apabila ada rumor atau skandal, tim Humas akan melakukan persuasi kepada masyarakat terlebih dahulu sebelum topik-topik itu muncul, tapi masalah dirinya dan Pak Arman bisa sampai menduduki trending topik secepat kilat itu semua berkat satu orang. Orang itu adalah sahabat terbaik Khansa, Emily Kurniawan.
Bersambung~
Hayoo... Jan lupa tinggalin jejaknya ya sayang-sayangkuu... Jan lupa favorit juga, karna up nya nggak tentu. Tapi sekali up lgshg boom 😄
Tetep dukung yah biar bisa lanjutin keuwuwan Leon~Khansa... Like, komen, vote dan gift seiklasnya. Matur nuwun🥰😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Anonim
Beruntung Khansa punya sahabat yg setia
2023-11-22
2
Puriah
cerita ini pernah terbit di NT, yang pernah saya baca, judulnya pengantin pengganti, ceritanya sama
2023-04-18
0
Susi yati
tp q rasa blm sadar siapa yg di mksd simon. jd jihan pasti msih gangguin khanza sm leon. ya berhrp nya di kapok tu jihan
2022-09-21
1