Bertemu ibu lagi

Hari ini Aiden putra company akan mengadakan pameran. Dimana disana akan memamerkan sederet hasil karya buatan perusahaan mereka. Banyak yang akan datang melihat, pameran itu dibuka untuk umum sehingga akan banyak orang luar berdatangan demi melihat langsung pameran yang diadakan setahun sekali tersebut.

Seluruh awak cleaning service digalakkan, mereka diharap dapat datang lebih awal. Namun, Zoya ia selalu telat saat harus berangkat lebih pagi ke perusahaan. Ia bingung karena Aiden memintanya langsung agar Zoya datang lebih pagi. Namun, karena tak ingin mengecewakan pujaan hatinya, tentu kedatangan Keenan di hadapannya membuatnya segera bergegas.

"Kamu kenapa Zoya, tumben kayak terburu-buru gitu?" tanya Keenan.

Pas sekali Keenan akan ke penyewaan taksi kali ini. Zoya segera menarik tangan Keenan ke penyewaan taksi secepatnya agar Keenan bisa mengantarnya.

"Zoya, tunggu! Kamu ngapain narik tangan aku, aku bisa jalan sendiri!" ujar Keenan karena Zoya dengan paksa menarik tangannya sehingga Keenan terengah-engah dan tak melepaskannya.

"Udah kamu jangan banyak omong! Sekarang, cepat antar aku ke perusahaan, aku buru-buru. Dari tadi, Aiden terus menghubungi aku bikin aku gusar!" ujar Zoya sehingga Keenan mengelus tangannya yang terasa pedas karena genggaman Zoya begitu kuat.

"Jadi karena Aiden, dia sampai menarik tangan aku tanpa ampun begini, ish!!" gumam Keenan lalu Keenan segera mengambil taksi dan melajukan ke arah Zoya dan Zoya pun menaikinya.

Keenan membawa taksinya dengan kecepatan sedang. Namun, Zoya tidak terima akan hal itu.

"Keenan, kamu sengaja bikin aku telat?" pekik Zoya sehingga Keenan menutup telinganya.

"Zoya, kamu nggak usah teriak-teriak bisa nggak! Ah, mimpi apa aku semalam pagi ini udah dimarahi kayak gini, haish!!" pinta Keenan seraya bergumam kesal.

"Aku harus cepat-cepat, hari ini ada pameran seluruh OB dan OG harus datang tepat waktu. Karena lantai depan harus tertata rapi." jelas Zoya sehingga Keenan mempercepat laju kendara agar Zoya bisa segera tiba di perusahaan.

"Yaudah, kamu pegangan aku akan mengebut!" ujar Keenan sehingga ia membelah jalan ramai itu dengan taksinya.

Tak lama kemudian mereka tiba di depan perusahaan. Zoya segera keluar dari taksi tanpa mengucapkan terima kasih. Keenan hanya menghela nafas kemudian melajukan taksinya guna mencari penumpang lagi.

Zoya bergegas bergabung dalam briving yang sudah terlaksana. Tugas terbagi beberapa team. Zoya dan Mitha kedapatan membersihkan area lantai dasar tempat pameran tersebut. Setelah itu mereka berdoa dan memulai pekerjaan mereka.

Aiden nampak gusar menunggu seseorang padahal Chelsea ada di sampingnya. Sudah jelas bukanlah ia yang ingin Aiden lihat. Namun, Zoya yang akhirnya terlihat dalam pandangannya tengah merapikan tempat yang akan terselenggaranya pameran. Seluruh rangkaian benda yang tercipta dari perusahaan mebel tersebut. Terlihat jelas raut wajah Aiden berubah saat ia melihat Zoya.

"Ternyata sejak tadi mencemaskan Zoya. Pantas aja sejak tadi dia terus merengut, tapi saat melihat Zoya, senyuman itu terpancar lagi dari wajahnya, sepertinya mereka??" gumam Chelsea pelan karena ramai Aiden yang ada di dekatnya bahkan tak mendengar umpatan Chelsea.

"Maaf pak Aiden, saya permisi sebentar untuk mengambil sampel desain furniture yang akan kita jadikan bahan referensi nanti." pamit Chelsea dari hadapan Aiden sedangkan Aiden pun mengangguk dengan senyumannya.

Saat Chelsea tak ada di hadapannya. Aiden juga berlalu dari tempatnya berpijak tadi. Aiden nampak menghampiri Zoya yang tengah mengepel area pameran. Sambil mengepel, Zoya juga memperhatikan hasil karya perusahaan. Disana terdapat kursi kayu, meja, lemari, dan masih banyak lagi.

Kedatangan Aiden sontak membuat Zoya terkejut karena tiba-tiba Aiden berada di belakangnya.

"Ya ampun, pak Aiden. Ada apa, pak?" tanya Zoya.

"Nggak, aku cuma mau memastikan, kalau hari ini berjalan lancar. Kamu yang semangat ya kerjanya!" ucap Aiden. Mendengar hal itu, tentu Zoya sangat senang dan tersenyum.

"Semoga event ini berjalan lancar pak! Supaya perusahaan bapak makin dikenal di mata industri furniture dunia hehe.." ucap Zoya penuh harap.

"Aamiin..makasih ya. Doa kamu sangat berarti buat aku! Aku mau ke ruangan aku dulu, mempersiapkan segalanya karena sebentar lagi event ini akan dilangsungkan!" ujar Aiden dengan menorehkan senyuman hangatnya sehingga Zoya membalasnya dengan sumringah. Lantas Aiden pergi dari hadapan Zoya. Karena Aiden lah Zoya selalu betah berlama-lama berada di perusahaan.

Tak lama berselang event dilangsungkan. Banyak sekali tamu yang datang untuk melihat pameran yang diadakan hari ini. Mereka sederet orang penting dan berpengaruh. Zoya memandang Aiden yang begitu serius menjelaskan tentang barang yang dipamerkan saat itu.

Kemudian Mitha mengejutkannya dan Zoya segera beranjak dari tempatnya berpijak menatap Aiden tadi. Ia bergegas ke pantry disusul Mitha.

"Zoya, kamu kayaknya lope-lope banget nih, sama pak Aiden hehe.." ucap Mitha lantas duduk di sebuah kursi.

"Kalau iya, kenapa?" tanya Zoya seraya membuatkan teh untuk karyawan yang masih berada di ruangan kerja mereka.

"Seriusan, kamu suka sama pak Aiden?" tanya Mita.

"Dia lelaki aku wanita, bukannya itu normal kalau ada rasa. Aduh! Ngomong apa sih aku ini, yaudah aku mau bersihkan toilet dulu, ya!" ujar Zoya lantas pergi dari hadapan Mitha.

"Hum.." sahut Mitha.

************

Setelah menunggu cukup lama, Keenan akhirnya mendapat seorang penumpang. Seorang wanita paruh baya, ia sangat cantik dan sepertinya adalah orang berada. Wanita itu minta diantar ke suatu tempat, tak lain adalah rumah pamannya, iya. Paman dari Keenan.

"Tolong antar saya ke jalan x ya!" pinta wanita paruh baya tersebut.

Keenan tak banyak bertanya, ia mengangguk lantas melajukan mobilnya. Sesuai dugaannya, wanita itu turun di depan halaman rumah sang paman, kerabat dekat wanita yang sudah mengasuhnya sejak kecil.

"Maaf! Ini rumah paman saya, ada urusan apa ya, Ibu dengan beliau?" tanya Keenan sebelum wanita itu turun.

"Apa, kamu keponakannya?" tanya wanita paruh baya itu.

"Iya." jawab Keenan singkat.

Apakah?

"Bisakah, kamu mengantar saya kesana, saya ada perlu dengan kamu!" pinta wanita paruh baya itu.

"Urusan, dengan saya?" tanya Keenan bingung.

"Iya, cepatlah turun dan ikut saya!" titah wanita paruh baya yang memiliki nama Dila itu.

Keenan manut saja akan perintah dari penumpangnya. Tak lama Dila mengetuk pintu. Sementara Dila terus menatap Keenan, sehingga Keenan salah tingkah. Setelah mengetuk pintu, Paman Keenan, Haris segera membuka pintu. Pemandangan yang mencengangkan karena Dila datang bersama Keenan.

"Kamu, Ibu Dila. Kenapa bisa datang bersama Keenan?" tanya Haris.

"Jadi benar, dia ini keponakan kamu?" tanya Dila.

Keenan bingung ada apa sebenarnya, kenapa wanita itu mengenalnya karena bahkan Keenan baru kali ini melihatnya. Haris mengerti pasti Keenan bingung.

"Begini aja, sebaiknya kita masuk dulu! Kita mengobrol didalam." ujar Haris.

Mereka saling bertatapan, sementara Haris cukup terkejut melihat tampilan Dila saat ini.

"Kamu sukses sepertinya Dila?" tanya Haris.

"Iya, begitulah. Aku kesini mau menanyakan tentang anak yang kalian temukan 25 tahun yang lalu. Apa dia ada saat ini?" tanya Dila.

Bahkan Tuhan maha baik mempertemukan mereka dengan cara yang baik. Keenan tentu bingung akan urusannya saat ini. Kenapa ia dibawa-bawa juga diantara obrolan mereka.

"Kamu ini, kenapa tiba-tiba mencarinya?" tanya Haris.

Keenan masih biasa saja, ia hanya jadi pendengar karena ia tidak paham dengan obrolan tersebut.

"Saat ini aku udah punya keluarga, keluarga kami begitu bahagia. Aku nggak mau anak yang kalian temukan itu datang lagi mengganggu hidup aku, dia hanya aib, anak haram, dan aku nggak menginginkan dia, aku harap kamu jangan pernah meminta dia mencari ku!" ujaran Dila membuat Keenan menelan saliva.

"Paman, apa maksud omongan ibu Dila?" tanya Keenan sendu.

"Dila, pemuda di samping kamu ini, adalah anak yang kamu buang, 25 tahun yang lalu." ujar Haris membuat Keenan bergetar. Ibu dan anak yang baru dipertemukan setelah bertahun-tahun itu saling bertatapan.

"Keenan, Dila ini ibu kamu. Ibu yang sudah melahirkan kamu!" ucap Haris.

Dila antusias menatap Keenan, anak haram hasil hubungan gelapnya masih hidup hingga kini. Dila tau kalau Keenan dirawat oleh keluarga Haris. Kedatangannya adalah melihat keadaan Keenan.

"Jadi, kamu benar-benar merawat dia! Kenapa kamu nggak mengikuti ucapan aku untuk melenyapkannya, Haris!" pekik Dila membuat Keenan sontak terkejut. Karena ibu kandungnya sendiri bahkan tak mengharapkan dirinya.

"Jadi, aku anak ibu. Anak ibu yang sudah ibu buang? Dan kedatangan ibu saat ini, untuk menanyakan kematian aku?" tanya Keenan dimana airmatanya sudah mengembang memenuhi bola matanya.

Dila menatap Keenan yang tumbuh menjadi pria dewasa dan menawan.

"Apa dia, anak itu, Haris?" tanya Dila kembali meyakinkan.

"Iya, kami memberinya nama Keenan. Maaf, kami sengaja merawatnya karena kami nggak akan setega itu. Harusnya kamu sebagai ibu kandungnya nggak melakukan hal itu, Dila!" ujar Haris lembut.

"Nggak, aku nggak mau menerimanya! Dia anak haram, Haris! Dia adalah malapetaka." ujar Dila sehingga membuat Keenan meremas tangannya dan menitihkan airmatanya.

Ia shock mendengar ungkapan yang menyakitkan dari ibu yang telah melahirkannya itu.

"Kamu jangan bicara sembarangan Dila, Keenan tumbuh jadi anak yang baik, kami merawat dia dengan kasih sayang! Ucapan kamu sangat menyakitkan, Dila!" ujar Haris.

Dila geram karena adanya Keenan ia rasa membuatnya terancam. Ia menarik tangan Keenan secara paksa dan memintanya membawa Keenan ke suatu tempat.

"Dila, apa yang mau kamu lakukan pada Keenan?" tanya Haris kuatir Dila akan menyakiti Keenan. Mereka sudah berada di taksi lagi saat ini.

"Keenan, kamu sayang kan sama ibu?" tanya Dila.

"Iya bu." sahut Keenan antusias.

"Kalau kamu sayang sama ibu, ikuti perintah ibu! Cepat jalankan mobilnya!" titah Dila.

"T-tapi kita mau kemana bu?" tanya Keenan agak bergidik seraya menelan Saliva.

"Jalan aja dulu!" pekik Dila..

"I..iya bu." Keenan tak memikirkan apapun. Perasaannya saat ini melebihi apapun, ia sangatlah bahagia karena mungkin ibunya setelah ini akan membawanya ke suatu tempat yang indah sehingga mereka bisa puas bercengkerama.

Tapi tak disangka semua itu diluar dugaannya...

Terpopuler

Comments

Devi Handayani

Devi Handayani

busyettt ibu kandung..... rasa ibu tiri parah bgt😠😠

2022-02-04

0

Kidung Mesra

Kidung Mesra

aku hadir tor... maen juga ke karya aku ya ..

2022-01-29

0

Siapa Aku?

Siapa Aku?

bisa saja pak aiden ngeles nya, pdhl kn pingin lihat wajah zoya

2022-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mengantarkan penumpang
3 Mendapat pekerjaan
4 Teringat orangtua
5 Mengantar Aiden
6 Menolong ibu hamil
7 Mencuci pakaian
8 Menyatakan Perasaan
9 Membantu pengamen
10 O..o..kamu ketahuan
11 Bikes (bikin kesel)
12 Bunga untuk Zoya
13 Membantu Sandi di peternakan
14 Terjebak
15 Menemani Zoya
16 Syukuri apa yang ada
17 Epilog Billy
18 Mendadak Dancer
19 Romantis
20 Bertemu ibu lagi
21 Penolakan
22 Kasih sayang, katanya!
23 Our tears (airmata kita)
24 Ngedate
25 Kamu, untuk siapa?
26 Mengejar Cinta
27 Mulai merasai
28 Kekalahan
29 Friend
30 Jadilah milikku!
31 Maukah denganku?
32 yes i will
33 Melegakan
34 Ternyata
35 Jealous
36 Dolphin
37 Surprise
38 Sidang
39 Selalu disisimu
40 Rencana
41 Apa adanya
42 Jangan pergi lagi
43 Kumau dia
44 Masuk angin
45 Pertemuan
46 rasa yang terdalam
47 My sunshine
48 Bersepeda
49 Berbunga-bunga
50 Hujan
51 Markas wanita malam
52 Happy mothers day
53 Married
54 Gara-gara obat
55 Michi
56 Pria juga manusia
57 Angan
58 Taxi driver
59 Mendapat anak
60 Saling memahami
61 I love you Chelsea
62 Rajutan cinta dua pasang sejoli
63 Aiden salah tingkah
64 Terkurung
65 Memikirkanmu
66 Relaks
67 Hasrat
68 Sudah resiko
69 Honey-moon?
70 Fiuh
71 Teringat Billy
72 My mom
73 Mesra
74 Aigoo!!
75 Sebuah janji
76 Yokatta
77 Hadapi dengan senyuman
78 Melepaskan
79 Garis dua
80 Sayangi istrimu
81 Apakah??
82 Beautiful
83 KEENAN
84 Aiden
85 Aiden lagi
86 Salah paham
87 Ngidam kue yang ada fotomu
88 Happy
89 Untukmu
90 Candaan gaje
91 Wanita Terindah
92 Tahan
93 Akhirnya
94 Ngidam apa sih
95 Makan bersama
96 Mesra
97 Kebersamaan
98 Nyaman
99 Pregnancy
100 Perpisahan
101 Keenan Zoya
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal Mula
2
Mengantarkan penumpang
3
Mendapat pekerjaan
4
Teringat orangtua
5
Mengantar Aiden
6
Menolong ibu hamil
7
Mencuci pakaian
8
Menyatakan Perasaan
9
Membantu pengamen
10
O..o..kamu ketahuan
11
Bikes (bikin kesel)
12
Bunga untuk Zoya
13
Membantu Sandi di peternakan
14
Terjebak
15
Menemani Zoya
16
Syukuri apa yang ada
17
Epilog Billy
18
Mendadak Dancer
19
Romantis
20
Bertemu ibu lagi
21
Penolakan
22
Kasih sayang, katanya!
23
Our tears (airmata kita)
24
Ngedate
25
Kamu, untuk siapa?
26
Mengejar Cinta
27
Mulai merasai
28
Kekalahan
29
Friend
30
Jadilah milikku!
31
Maukah denganku?
32
yes i will
33
Melegakan
34
Ternyata
35
Jealous
36
Dolphin
37
Surprise
38
Sidang
39
Selalu disisimu
40
Rencana
41
Apa adanya
42
Jangan pergi lagi
43
Kumau dia
44
Masuk angin
45
Pertemuan
46
rasa yang terdalam
47
My sunshine
48
Bersepeda
49
Berbunga-bunga
50
Hujan
51
Markas wanita malam
52
Happy mothers day
53
Married
54
Gara-gara obat
55
Michi
56
Pria juga manusia
57
Angan
58
Taxi driver
59
Mendapat anak
60
Saling memahami
61
I love you Chelsea
62
Rajutan cinta dua pasang sejoli
63
Aiden salah tingkah
64
Terkurung
65
Memikirkanmu
66
Relaks
67
Hasrat
68
Sudah resiko
69
Honey-moon?
70
Fiuh
71
Teringat Billy
72
My mom
73
Mesra
74
Aigoo!!
75
Sebuah janji
76
Yokatta
77
Hadapi dengan senyuman
78
Melepaskan
79
Garis dua
80
Sayangi istrimu
81
Apakah??
82
Beautiful
83
KEENAN
84
Aiden
85
Aiden lagi
86
Salah paham
87
Ngidam kue yang ada fotomu
88
Happy
89
Untukmu
90
Candaan gaje
91
Wanita Terindah
92
Tahan
93
Akhirnya
94
Ngidam apa sih
95
Makan bersama
96
Mesra
97
Kebersamaan
98
Nyaman
99
Pregnancy
100
Perpisahan
101
Keenan Zoya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!