Menolong ibu hamil

Pagi ini Zoya sangat bersemangat, karena ia bukan hanya bekerja. Namun, senang karena bisa melihat wajah tampan Aiden setiap harinya. Zoya dengan cekatan membersihkan ruangan Aiden. Namun, terdengar seseorang memasuki ruangan Aiden. Pikir Zoya, itu adalah Aiden. Namun, ternyata Chelsea.

"Mba Chelsea!" sapaan Zoya yang tiba-tiba itu mengejutkan Chelsea.

"Eh, kamu! ngapain kamu disini?" tanya Chelsea jadi balik bertanya.

"Aku lagi bersihkan ruangan pak Aiden! Mba sendiri, apa yang Mba lakuin disini?" tanya Zoya.

"Ih, jangan panggil mbak deh! panggil nama aja! aku udah biasa disini, aku kan calonnya Aiden. Kalau pekerjaan kamu udah selesai, kamu bisa keluar dari sini!" jawab Chelsea seperti merasa terganggu akan keberadaan Zoya di ruangan Aiden.

"Hum..iya, yaudah saya permisi ya, Chelsea!" ucap Zoya seraya menundukkan kepalanya.

"Iya." jawab Chelsea pelan.

Mendengar ucapan Chelsea yang mengatakan dirinya calon Aiden. Hati Zoya seakan luruh, apakah ia akan menerima kenyataan kalau ia memang tak sesuai dengan Aiden. CEO baik hatinya itu. Namun, Zoya tidak percaya begitu saja. Yang ia tahu, Aiden masihlah menjomblo, mungkin Chelsea hanya terlalu percaya diri.

Saat tengah menuju pantry, Zoya berpapasan dengan Aiden yang tengah membawa secangkir kopi. Zoya jadi merasa tak enak, harusnya ia yang membuatnya. Aiden malah jadi membuatnya sendiri.

"Pak Aiden buat minuman sendiri, Maaf ya, Pak!" ucap Zoya.

Aiden mengembangkan senyumnya, "Oh, iya. Aku ada pertemuan dengan client 15 menit lagi, jadi sekalian lewat pantry, aku buat kopi sendiri! Kamu darimana?" tanya Aiden setelah ia jelaskan maksudnya pada Zoya.

"Saya habis merapikan ruangan, Pak Aiden." jawab Zoya sedikit tersipu

"Oh, kamu emang sangat rajin, Zoya! yaudah, aku ke ruangan dulu, ya! Semangat terus, ya, Zoya!" ujaran Aiden selalu sukses membuat debaran di dada Zoya.

"Makasih, Pak!" ucap Zoya dan Aiden berlalu dari hadapan Zoya membuat Zoya merubah ekspresinya jadi gembira. Kemudian, Zoya kembali masuk ke pantry.

Sementara Keenan lagi-lagi dapat langganan nenek Rahmi. Sejak melihat Keenan, wanita lansia itu begitu suka dengan Keenan karena sudah dianggapnya seperti cucunya sendiri.

"Pagi, nek!" sapa Keenan lalu membukakan pintu untuk nenek Rahmi dan menutup kembali pintu mobil saat nenek Rahmi sudah masuk kedalam.

"Hari ini, kita kemana nek?" tanya Keenan.

"Kita ke masjid kubah, ya! Nenek mau berdoa disana," jawab Nenek Rahmi.

"Baik, nenek cantik." sahut Keenan berusaha ramah.

"Iya dong, kamu bilang nenek cantik, terus! kamu menyimpan perasaan ya sama nenek hehe.." tuduh nenek Rahmi pada Keenan.

Keenan menelan Saliva lalu mengendarai taksinya kembali ke lokasi yang diminta oleh nenek Rahmi. Keenan hanya menanggapi ucapan kelakar nenek Rahmi dengan senyuman.

Tak lama mereka tiba di masjid, Keenan segera membuka pintu mobil. Nenek Rahmi pun melambaikan tangan saat Keenan tancap gas lagi.

blubuk...blubuk..

Ponsel Keenan kembali berbunyi. Kali ini, ada pesan dari penumpang lagi memintanya menjemput. Darurat, karena ibu hamil akan melahirkan. Ya ampun Keenan segera melajukan mobilnya dengan cepat agar segera tiba di lokasi tujuan.

Tak lama, Keenan tiba dan saudara dari ibu hamil itu memekik.

"Ayo, Mas, cepat! udah mau brojol nih!" pinta Ratih, adik dari Mia, nama ibu hamil tersebut.

"Iya, langsung masuk aja, Maaf! saya gendong ya! biar cepat!" secepat kilat Keenan menolong ibu hamil yang sudah kontraksi hebat itu dengan menggendongnya kedalam mobil.

Setelah memastikan, ibu hamil tersebut aman Keenan mulai melajukan mobilnya.

"Sakitt!" geram Mia karena kontraksinya makin sering sehingga dia meremas apa saja yang ada dihadapanya. Sedangkan saat ini ia ada di bangku belakang Keenan. Sehingga Keenan jadi sasaran empuk mengeluarkan perasaan sakitnya.

"Auh, bu jangan tarik rambut dong! Saya gimana nyetirnya, ini?!" pinta Keenan seraya tetap mengkondisikan diri disaat tangan ibu hamil tersebut leluasa menjadikan Keenan sasaran empuk meluapkan kontraksi yang tak tertahankan.

"Aduh, Maaf ya! Eh, Mia tarik rambut aku..eh, jangan deh, tarik apa ya..yang bisa ditarik, mas??" pekik Ratih yang kebingungan malah bertanya pada Keenan yang sedang merasakan geramnya cengkeraman Mia.

"Hadeh, nggak tau! ini mau dibawa, mba? bidan, dokter kandungan, auh..apa rumah sakit!" tanya Keenan yang ikut cemas tak karuan karena kuatir akan kondisi Mia yang berada dalam mode kontraksi dan dirinya yang rambutnya masih jadi korban geraman dari Mia.

"Bidan, Mas, ayo cepat, dong!" pekik Ratih yang amat sangat cemas.

"I..iya." jawab Keenan dan akhirnya sampai juga di tempat tujuan.

Keenan segera meminta kursi roda dan mendudukkan Mia didalamnya. Lalu, mengantar Mia ke ruangan bidan. Akhirnya Mia tertangani, Keenan yang keletihan langsung mendaratkan bokongnya di kursi tunggu pasien bersama Ratih. Ratih memberikan Keenan minuman karena merasa tak enak akan sikap Mia tadi.

"Maaf, ya! kamu jadi korban geraman karena, Mia." ucap Ratih.

"Nggak apa-apa, yang penting ibu Mia selamat! Maaf, dimana suaminya?" tanya Keenan.

"Mia hamil diluar nikah, dia sempat mau bunuh diri. Tapi, untung dia mengurungkan niatnya," jawab Ratih.

"Jadi, anak yang nggak dikehendaki, ya! Sama, seperti aku," tiba-tiba air mata Keenan mengembang. Keenan segera menyekanya.

"Maaf, kamu bicara apa, tadi?" tanya Ratih agak samar mendengar suara Keenan.

"Ah, lupakan aja! sebaiknya aku pergi dulu, aku mau cari penumpang lagi," sanggah Keenan lalu berniat pergi saat Ratih menyetujuinya.

Tak lama kemudian..

Oeekk..oekk...Ratih dan Keenan saling tersenyum memandang. Lalu mereka memasuki ruangan bidan tersebut. Syukurlah, bayi tersebut lahir dengan selamat. Bayinya laki-laki dan tampan.

"Alhamdulillah!" ucap Keenan bersyukur seraya menyapu wajahnya dengan kedua tangannya.

"Selamat ya, Pak! Bayi anda laki-laki, lahir dengan selamat dan tampan!" ucap bidan Nila.

"Eh, tapi, saya!" ujar Keenan berniat untuk berdalih karena itu bukanlah anaknya.

"Saya tau anda nggak menyangka, silakan bayinya diadzani dulu!" Bidan meminta Keenan mengadzani bayi Mia.

"Maaf, Ibu! ini sopir taksi yang mengantar saya kesini, dia bukan suami saya!" ujar Mia dan bidan Nila sempat tak enak hati karena tak mengetahuinya.

"Oh, maaf! saya nggak tau, lalu di mana ayah dari bayi ini?" tanya bidan Nila.

"Saya hamil duluan, bu! Dan, Ayahnya nggak mau tanggung jawab!" jawab Mia membuat bidan Nila prihatin.

"Hum..yaudah, tolong! Kamu aja yang mengadzani bayi ini, ya!" pinta bidan Nila pada Keenan. Keenan memandang Mia dan Mia mengangguk mengiyakan keinginan bidan Nila.

Keenan pun akhirnya menyanggupinya. Keenan duduk di kursi dan menggendong bayi tampan tersebut. Kemudian mulai mengadzani bayi itu. Saat mengadzani bayi laki-laki tersebut. Keenan melakukannya dengan begitu khusu' bahkan suaranya terdengar mendamaikan hati insan yang mendengarnya.

Usai mengadzani bayi tersebut. Keenan memberikannya lagi pada Mia.

"Makasih ya, kamu udah bersedia mengadzani bayi aku!" ucap Mia yang masih terbaring karena tubuhnya masih letih.

"Iya, jaga bayi kamu dengan baik, ya! Suatu hari dia pasti akan membahagiakan kamu!" pinta Keenan.

"Iya, makasih, Keenan! hum..kamu mau nggak memberikan nama buat bayi aku, aku belum sempat memikirkannya, siapa tau aku bisa memakainya?" pinta Mia.

"Kok, aku yang memberi nama, kan, ibunya yang lebih berhak melakukan, itu?" tanya Keenan.

"Ayolah, Keenan! anggap aja ini permintaan tambahan dari penumpang kamu!" pinta Ratih

"Hum..siapa ya? hum..gimana kalau namanya Alvan Danial. Artinya anak lelaki yang agung dan cerdas." ujar Keenan membuat Mia diam sejenak untuk berpikir.

"Hum..boleh juga, yaudah Alvan Danial, ya! makasih ya, Keenan, Oh iya, ini bayaran kamu!" Mia memberikan sejumlah uang yang besar pada Keenan.

"Ini terlalu banyak, ini saya kembalikan sebagian!' ujar Keenan.

"Udah terimalah, Keenan! Sekalian, aku mau minta maaf karena udah menjadikan kamu pelampiasan tadi saat kontraksi! terimalah!" pinta Mia.

"Yaudah, makasih banyak ya! semoga kamu bahagia, Alvan! Mia, Ratih aku duluan ya! " pamit Keenan lalu segera pergi dari hadapan Mia dan Ratih.

Keenan bahagia, Mia tetap menerima bayinya meskipun itu bayi yang tak diinginkannya. Ia kembali menaiki taksi dan mencari penumpang kembali.

********

Terpopuler

Comments

lhynaharis

lhynaharis

bagus Mak 😍

2022-01-24

0

Erna Queena

Erna Queena

Wkwk dikira bapaknya.. 😁😁

2022-01-23

0

SoVay

SoVay

semangat keenan... semoga taksinya laris manis..apalagi udah membawa mak2 lhiran..jd pintu rezeki tu

2022-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mengantarkan penumpang
3 Mendapat pekerjaan
4 Teringat orangtua
5 Mengantar Aiden
6 Menolong ibu hamil
7 Mencuci pakaian
8 Menyatakan Perasaan
9 Membantu pengamen
10 O..o..kamu ketahuan
11 Bikes (bikin kesel)
12 Bunga untuk Zoya
13 Membantu Sandi di peternakan
14 Terjebak
15 Menemani Zoya
16 Syukuri apa yang ada
17 Epilog Billy
18 Mendadak Dancer
19 Romantis
20 Bertemu ibu lagi
21 Penolakan
22 Kasih sayang, katanya!
23 Our tears (airmata kita)
24 Ngedate
25 Kamu, untuk siapa?
26 Mengejar Cinta
27 Mulai merasai
28 Kekalahan
29 Friend
30 Jadilah milikku!
31 Maukah denganku?
32 yes i will
33 Melegakan
34 Ternyata
35 Jealous
36 Dolphin
37 Surprise
38 Sidang
39 Selalu disisimu
40 Rencana
41 Apa adanya
42 Jangan pergi lagi
43 Kumau dia
44 Masuk angin
45 Pertemuan
46 rasa yang terdalam
47 My sunshine
48 Bersepeda
49 Berbunga-bunga
50 Hujan
51 Markas wanita malam
52 Happy mothers day
53 Married
54 Gara-gara obat
55 Michi
56 Pria juga manusia
57 Angan
58 Taxi driver
59 Mendapat anak
60 Saling memahami
61 I love you Chelsea
62 Rajutan cinta dua pasang sejoli
63 Aiden salah tingkah
64 Terkurung
65 Memikirkanmu
66 Relaks
67 Hasrat
68 Sudah resiko
69 Honey-moon?
70 Fiuh
71 Teringat Billy
72 My mom
73 Mesra
74 Aigoo!!
75 Sebuah janji
76 Yokatta
77 Hadapi dengan senyuman
78 Melepaskan
79 Garis dua
80 Sayangi istrimu
81 Apakah??
82 Beautiful
83 KEENAN
84 Aiden
85 Aiden lagi
86 Salah paham
87 Ngidam kue yang ada fotomu
88 Happy
89 Untukmu
90 Candaan gaje
91 Wanita Terindah
92 Tahan
93 Akhirnya
94 Ngidam apa sih
95 Makan bersama
96 Mesra
97 Kebersamaan
98 Nyaman
99 Pregnancy
100 Perpisahan
101 Keenan Zoya
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal Mula
2
Mengantarkan penumpang
3
Mendapat pekerjaan
4
Teringat orangtua
5
Mengantar Aiden
6
Menolong ibu hamil
7
Mencuci pakaian
8
Menyatakan Perasaan
9
Membantu pengamen
10
O..o..kamu ketahuan
11
Bikes (bikin kesel)
12
Bunga untuk Zoya
13
Membantu Sandi di peternakan
14
Terjebak
15
Menemani Zoya
16
Syukuri apa yang ada
17
Epilog Billy
18
Mendadak Dancer
19
Romantis
20
Bertemu ibu lagi
21
Penolakan
22
Kasih sayang, katanya!
23
Our tears (airmata kita)
24
Ngedate
25
Kamu, untuk siapa?
26
Mengejar Cinta
27
Mulai merasai
28
Kekalahan
29
Friend
30
Jadilah milikku!
31
Maukah denganku?
32
yes i will
33
Melegakan
34
Ternyata
35
Jealous
36
Dolphin
37
Surprise
38
Sidang
39
Selalu disisimu
40
Rencana
41
Apa adanya
42
Jangan pergi lagi
43
Kumau dia
44
Masuk angin
45
Pertemuan
46
rasa yang terdalam
47
My sunshine
48
Bersepeda
49
Berbunga-bunga
50
Hujan
51
Markas wanita malam
52
Happy mothers day
53
Married
54
Gara-gara obat
55
Michi
56
Pria juga manusia
57
Angan
58
Taxi driver
59
Mendapat anak
60
Saling memahami
61
I love you Chelsea
62
Rajutan cinta dua pasang sejoli
63
Aiden salah tingkah
64
Terkurung
65
Memikirkanmu
66
Relaks
67
Hasrat
68
Sudah resiko
69
Honey-moon?
70
Fiuh
71
Teringat Billy
72
My mom
73
Mesra
74
Aigoo!!
75
Sebuah janji
76
Yokatta
77
Hadapi dengan senyuman
78
Melepaskan
79
Garis dua
80
Sayangi istrimu
81
Apakah??
82
Beautiful
83
KEENAN
84
Aiden
85
Aiden lagi
86
Salah paham
87
Ngidam kue yang ada fotomu
88
Happy
89
Untukmu
90
Candaan gaje
91
Wanita Terindah
92
Tahan
93
Akhirnya
94
Ngidam apa sih
95
Makan bersama
96
Mesra
97
Kebersamaan
98
Nyaman
99
Pregnancy
100
Perpisahan
101
Keenan Zoya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!