Setelah merasa berkeringat sehabis main basket, Keenan kembali melangkahkan kakinya kerumah atap. Setibanya diatas, Keenan merasa angin bertiup sepoi-sepoi dan ia berniat untuk ngadem sejenak sambil memakai celananya saja.
"Ah, ac alam haha.." Keenan merasakan kipas angin natural di pelataran rumah atap. Pas sekali ada kursi bale-bale (bambu) menambah adem suasana kali ini. Tak terasa ia pun pulas dibuatnya, sehingga panggilan Sandi cukup mengejutkannya.
"Keenan! nak Keenan!" Keenan terperanjat dan nyengir karena ketahuan rebahan tanpa pakaian.
"Eh, Pak Sandi. Ada apa, Pak?" tanya Keenan beranjak terbangun seraya menggaruk kepalanya.
"Ngapain kamu tidur, disini?" tanya Sandi.
"Gerah Pak, abis main basket hehe.." jawab Keenan polos.
"Nah, ada milshake buatan Zoya, sekalian temani saya main catur ya!" ajak Sandi.
"Ah, main catur??" Keenan masih berpikir menimbang dan baru berbicara.
"Ayo, pak!" jawab Keenan.
Tak terasa mereka pun bermain catur, berisik sekali seolah dunia milik mereka berdua. Bagai melihat pertandingan bola sekampung padahal hanya mereka, seharusnya saat bermain catur itu hening, mikir, skak, ster, mati, skak mat, namun Zoya jadi kepo dan beralih mengintip ke rumah atap.
"Dasar bapak-bapak, main catur aja kayak main monopoli berisik banget. Kirain, ada maling, ish..Ayah kebanyakan gaul sama Keenan bisa sableng juga nanti," Zoya bergumam sambil duduk di tangga. Namun kehadirannya diketahui Sandi yang sudah ada didekatnya.
"Zoya!" panggil Sandi.
"Apa sih berisik, aku lagi mantau Ayah nih, biar nggak sableng macam Keenan!" ujar Zoya.
"Siapa yang sableng Zoya?" tanya Sandi dimana mereka sudah secepat kilat berada didekat Zoya dan tak ada lagi di tempatnya main catur tadi.
Zoya memandang sepasang bapak-bapak tadi yang sudah berdiri di hadapannya. Tak lagi berada ditempatnya, sehingga ia segera mencari alasan untuk sedikit mengurangi rasa malu yang menyeruak di wajahnya.
"Eh, apa yang ayah lakuin disini?" tanya Zoya salah tingkah. Mengetahui ada Zoya, Keenan segera mengenakan pakaiannya. Keenan begitu puas melihat tingkah konyol nya diketahui Sandi dan Keenan.
"Kenapa kamu ngintip, Zoy?" tanya Keenan ramah sambil tersenyum.
"Aku, ngintip?? enak aja, aku lagi cari alat penyiram tanaman. Aku mau menyiram tanaman sore ini." jawab Zoya makin bingung.
"Hum, Zoya! tapi kamu udah memegangnya." Sandi berkilah dan Zoya makin tak karuan perasaannya karena ternyata yang ia cari sudah digenggamnya.
"Ah, iya haha..Ayah ini, udah Ayah kepo banget, sih! udah aku mau siram bunga dulu, ya!" Zoya segera menyingkir dari kekepoan Sandi dan beralih menyiram tanaman kesayangannya.
Keenan berusaha menahan ketawa sehingga Zoya memelototinya. Lalu, Sandi pun turun untuk pulang. Sementara, Keenan menghampiri Zoya.
"Kamu tadi ngintip ngapain, Zoya?" tanya Keenan.
"Aku udah jelasin ke Ayah, dan kamu udah dengar tadi. Apa kamu bolot?" tanya Zoya membuat Keenan misuh-misuh.
"Hum, yaudah! Aku duluan ya, lain kali jangan ngintip lagi ya, nanti mata kamu bintitan uuhhh..hahaha.." ucapan Keenan membuat Zoya menggelengkan kepalanya.
Namun, entah kenapa saat Keenan sudah masuk ke rumahnya Zoya jadi senyum-senyum. Ia memandangi rak pemberian Aiden tersebut. Ia tak menyangka, Aiden sebaik itu, semoga ini awal yang baik baginya. Bisa berteman pun sudah senang, terlebih bisa dekat dan terikat hubungan. Ah..Zoya tak mau banyak berkhayal, ia tak mau kecewa.
Malam ini, Aiden belum tidur. Ia masih sibuk dengan rutinitas merampungkan tugas. Namun, Nike masuk ke dalam kamarnya dan menemui anaknya itu.
"Aiden, belum tidur, nak?" tanya Nike.
"Belum, Ma. masih ada kerjaan yang harus aku selesaikan, ada apa, Ma?" tanya Aiden.
"Nggak apa-apa, mama cuma mau menemani kamu. Sekalian, kapan kamu mau bawa Chelsea kerumah, udah sama dia aja." ujar Nike.
"Mama, nih mulai lagi deh. Chelsea bukan siapa-siapanya aku, ma. Lagian, aku malas kita membahas ini, aku mau ngerjain pekerjaan aku dulu, ya! aku sibuk, mama sayang!" ucap Aiden dengan penuh kelembutan.
"Yaudah kalau gitu, ingat waktu ya, besok kamu
masih harus bekerja, jangan terlalu diforsir!" nasihat Nike dan diangguki oleh Aiden.
Setelah Nike keluar, Aiden menyeruput minuman yang sudah Nike buatkan. Lalu, menutup laptopnya dan beranjak ke ranjang untuk beristirahat.
************
Pagi ini, Zoya agak terburu-buru karena ia kesiangan. Ia mempercepat langkahnya demi segera tiba di kantor dengan menaiki bus. Sementara Keenan baru saja turun dari rumah atap dan baru dihubungi seorang penumpang yang tak lain adalah Chelsea. Ia tau nomor Keenan dari Aiden, Aiden sengaja memberikan nomor Keenan karena Chelsea terbiasa naik taxi. Jadi siapa tau, Keenan bisa jadi langganannya.
Saat tiba di hadapan Chelsea, Chelsea segera memasuki taksi yang dikendarai Keenan.
"Apa kamu yang bernama, Keenan?" tanya Chelsea.
"Iya, mba Chelsea." jawab Keenan namun Chelsea menyungut tak suka dipanggil "mba".
"Jangan panggil, mba!" pinta Chelsea.
"Teteh Chelsea?" tanya Keenan lagi.
"Teteh, aku bukan orang sunda!!" sergah Chelsea.
.
Sabar, hanya permasalahan salah panggil jangan sampai Keenan kena semprot oleh Chelsea.
"Jadinya, kita langsung ke perusahaan, Chelsea?" tanya Keenan berharap kali ini ia tak salah.
"Nah, panggil Chelsea aja, Oke! cepat jalan, Keenan!" titah Chelsea dan Keenan mengangguk lalu kembali melajukan mobilnya ke perusahaan Aiden.
Tak lama kemudian mereka tiba di perusahaan dan Keenan mengantar Chelsea hingga di depan pintu masuk kantor. Chelsea keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung menjulang tersebut. Lalu kembali pergi mengendarai mobilnya untuk mencari penumpang lagi.
Chelsea begitu bahagia, wanita cantik itu melangkahkan kaki ke ruangannya. Sebelum akhirnya beralih membawa sesuatu untuk Aiden ke ruangannya.
Tok..tok..
"Masuk!" ucap Aiden.
Chelsea masuk perlahan dan tersenyum seraya membawa satu kotak berisi brownies keju poni buatannya. Namun, terlihat Zoya masih berada di dalam. Sehingga Zoya segera pergi dari hadapan mereka seraya melirik sesuatu yang Chelsea bawa. Setelah itu, keluar dari ruangan. Zoya penasaran, apa yang Chelsea berikan pada Aiden.
Zoya celingukan melihat sekitar karena ia cemburu dan ingin menguping obrolan mereka.
"Hey, Chelsea!" sapa Aiden.
"Hai, Pak Aiden. Semangat untuk hari ini, ya! ini aku buatin sesuatu untuk kamu." Chelsea menyodorkan satu kotak berisi kue yang sudah Chelsea buatkan.
"Wah, ini buatan kamu, Chelsea?" tanya Aiden membuka isi dari kotak kue tersebut.
"Keju poni bread? tapi,.." Aiden menghentikan ucapannya. Aiden ingin mengatakan ia tak menyukai roti namun Chelsea segera menenangkan dengan ucapannya.
"Ini, brownies. Maaf! boleh aku memberi suapan sama kamu?" tanya Chelsea.
"Cobalah, pak!" pinta Chelsea dan akhirnya Aiden menerima sendok yang dilayangkan ke mulutnya.
Aiden merasakannya, iya. Bukan roti namun brownies. Sepertinya Aiden menyukainya.
"Makasih ya, ini sangat enak! kita bisa memakannya bersama nanti!" ucap Aiden.
"Baiklah, saya permisi dulu, pak Aiden!" ucap Chelsea yang beranjak akan keluar. Zoya yang takut sikapnya diketahui segera sembunyi di meja milik karyawan. Zoya merasa tenang, Chelsea tak mengetahuinya. Namun, karyawan yang memiliki mejanya itu terkejut saat melihat Zoya yang berada di kolong mejanya.
"Hey, ngapain kamu disini?" tanya karyawan itu.
"Aku, disini. Oh, aku sedang membersihkan kolong mejamu hehe..lihatlah! begitu banyak debu disini, kalau nggak dibersihkan nanti ada laba-laba membuat sarang disini haha.." jawab Zoya salah tingkah.
"Hentikan lelucon kamu, pergilah mencari tempat lain untuk kamu bersihkan! Aku sibuk!" pinta karyawan itu sedikit jutek.
"Hum..maaf! hehe..aku akan bersihkan tempat lain hehe.." Zoya yang salah tingkah segera keluar dari kolong meja dan berjalan cepat menuju ke pantry.
Setidaknya Chelsea tak tau kalau Zoya tengah menguping mereka tadi. Zoya kembali membuatkan minuman untuk para karyawan tak terkecuali Aiden. Kemudian meletakkan di setiap ruangan. Setelah itu, Zoya kembali membersihkan lantai bersama Mitha. Mereka sempat berbincang karena Zoya agak lama saat dari ruangan Aiden tadi.
"Kamu lama, Zoya. Kemana dulu?" tanya Mitha.
"Oh, aku abis buatin teh untuk para karyawan. Maaf ya! tadi aku kesiangan, sebagai gantinya aku akan bersihkan toilet hari ini." ucap Zoya berusaha mengambil hari Mitha.
"Hum..bolehlah hehe..Ayo!" ajak Mitha dan mereka mulai mengerjakan pekerjaan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🐰Far Choinice🐰
Semangat Thor...
titip jempol ya... nanti lanjut baca lagi..
mampir di novelku juga ya...
salam kenal..
2022-02-08
0
SoVay
lanuuut
2022-01-28
0
SoVay
diantar eenan dooonk
2022-01-28
0