Seperti biasanya saat sudah selesai merampungkan pekerjaannya. Keenan mengembalikan mobil dan beranjak pulang. Ia akan segera pulang karena ia ingin membayar sewa rumah atap pada Zoya. Namun, Billy dan kini membawa ketiga anak buahnya keluar dari persembunyiannya sehingga Keenan terkejut.
"Argh..k-kalian lagi, kenapa bisa ada disini?" tanya Keenan menelan Saliva.
"Akhirnya kita ketemu lagi, sayang." ucap Billy sedangkan anak buah Billy tengah mengepung tubuhnya.
"Tolong menyingkirlah! Atau aku habisi kalian semua!" pekik Keenan karena kesal.
"Uh galak banget, sih!" ucap Billy seraya mencolek dagu Keenan.
Keenan yang tak peduli segera mempercepat langkahnya dan berlari. Sehingga anak buah Billy mengejarnya.
"Keenan sayang! jangan lari sayang!" pekik Billy sehingga Keenan geli sendiri mendengarnya.
Keenan yang seharusnya sudah tiba dirumah jadi berlari tak tentu arah. Hingga akhirnya ia menemukan jalan buntu dengan tempat yang sepi. Ia menelan saliva saat ia menghadap ke belakang dimana Billy dan ketiga anak buahnya sudah mengepungnya.
Mimpi apa kamu Keenan, Kenapa sekarang malah jadi incaran pria homo ini! Keluh Keenan karena ia sudah terdesak terpaksa jika mereka bertindak tidak sopan padanya Keenan akan kembali menghajarnya.
"Hahaha..kamu mau kemana lagi, sayangku! Ayo, sebentar aja kita bersenang-senang! Aku akan berikan apa yang kamu mau, apapun!" ujar Billy.
"Kenapa harus aku sih, aku ini orang miskin dan aku nggak punya orangtua lagi, apa yang kalian harapkan dari pria mengenaskan kayak aku haa!" gerutu Keenan.
"Kamu tau apa salah kamu? Salah kamu adalah kamu itu sangat ganteng, kedua kamu itu pria yang baik, ketiga aku sangat suka tipe pria sempurna seperti kamu, soal kaya atau miskin. Pria yang mengenaskan seperti kamulah yang sangat pas untuk jadi mangsaku, karena kamu sendirian tanpa orangtua di dunia ini. Jadi, kalau kamu jadi sampah itu nggak akan ada yang peduli, ganteng hahaha.." jelas Billy membuatnya semakin geram saja.
"Apa? sampah? Kamulah yang sampah, Brengsek!!" ujar Keenan lalu mengambil batu besar dan melemparkannya ke arah Billy hingga keningnya menitik darah sedikit.
"Arghhhhh!!! kamu melukai aku, kurang ajar kamu tampan! Eh, cepat bawa dia ke hadapan aku!" pekik Billy kesal karena Keenan telah sengaja melukai kening Billy sehingga Billy naik pitam.
Kemudian mereka mendekati Keenan dan Keenan dengan cepat menghajar mereka. Namun, tanpa Keenan sadari salah seorang dari mereka memukul punggung Keenan hingga tersungkur. Dengan segera anak buah Billy menyergapnya dan mencekal lengan Keenan kini.
Billy mencengkeram kedua pipi Keenan dan meluncurkan kecupannya di bibir Keenan sehingga Keenan menendangnya dan Billy tersungkur. Keenan merasakan pusing saat tengkuknya dihantam oleh kayu terlebih hantaman itu membuat tengkuknya berdarah sepertinya kepala Keenan bocor. Keenan hampir hilang kesadaran.
Ia ingin melawan namun kesadarannya hampir hilang. Sehingga Billy dengan cepat membawa Keenan ke kediamannya. Saat tersadar Keenan sudah berada di sebuah kamar. Wajahnya pucat dan Billy sudah mengobati kepala Keenan.
"Kamu udah bangun, sayang?" tanya Billy.
"Kenapa kamu bawa aku kesini? Kamu ini bersikaplah normal!" pekik Keenan.
"Ayolah sayang! Aku penasaran sama kamu, bermain sekali aja denganku, setelah itu kamu bisa pergi!" ujar Billy.
"Persetan!! Aku mau pergi sekarang! Auh..kepalaku!" Keenan merasakan kepalanya begitu berat.
Billy kembali bangkit menghampiri Keenan, Keenan segera mengirimkan pesan pada Rangga untuk menolongnya. Keenan mengirimkan lokasinya sedangkan Billy kembali mendekati Keenan. Keenan merinding saat Billy menyusuri kancing bajunya membukanya perlahan.
"Jangan Billy! Ingatlah, kamu nggak akan mendapat keuntungan dari tindakan kamu," Keenan segera menepis tangan Billy yang akan menggerayangi tubuh Keenan.
"Kamu memang nggak untung, tapi aku merasa beruntung!" ujar Billy lalu mendaratkan kecupannya di pipi Keenan.
Keenan meringis dan segera menyingkir dari hadapan Billy namun Billy memeluknya dari belakang dan beralih memutar tubuh Keenan dan mendaratkan kecupannya lagi sehingga Keenan refleks mendorongnya.
"Argh, jangan!!!!" pekik Keenan mengusap dengan kasar wajah yang habis dihujani kecupan oleh Billy.
Sedangkan Rangga yang mengetahui hal tadi segera mendatangi kediaman Billy dan membawa polisi agar polisi segera meringkusnya. Tanpa aba-aba Rangga segera menerobos masuk kerumah Billy dan tindakannya dihadang oleh anak buah Billy yang berbadan besar itu. Rangga yang jago berkelahi segera meringkus mereka dengan mudahnya dan mencari keberadaan Keenan yang tengah ditindih oleh Billy di kamarnya. Sementara polisi telah membeteskannya.
"Astaga Keenan!" kejut Rangga.
Polisi menyusul Rangga dan Billy ditangkap tanpa melawan. Rangga segera menutupi tubuh Keenan.
"Bereskan dulu diri kamu!" ujar Rangga.
Keenan segera merapikan kemejanya dan memakai blazzernya lagi.
"Hukum dia dengan seberatnya, pak! Dia udah bertindak asusila dengan teman saya!" ujar Rangga dan polisi segera membawanya.
"Ayo Keenan! Keenan! kenapa diam aja, kamu trauma kah? Keenan!!" Sepanjang Rangga membawa Keenan hingga ke rumahnya Keenan belum mau bicara.
Rangga merawat Keenan dan mengistirahatkannya di kamarnya. Bahkan, Keenan sempat berteriak saat Rangga hanya berniat mengobati luka Keenan.
"Jangan!!" pekik Keenan.
"Ini aku Rangga, Keenan! Kamu aman sekarang, Billy si sialan itu udah meringkuk di penjara! jangan kayak gini Keenan, bicaralah!" pinta Rangga lalu menyuapi makanan pada Keenan yang tak bicara sejak kejadian itu.
**********
3 hari kemudian...
Pagi itu Keenan kembali melangkahkan kaki ke rumah atap. Kali ini Zoya libur karena hari minggu dan Zoya tengah menyirami tanamannya lagi. Zoya merasa Keenan begitu pucat lalu Zoya menghampirinya.
"Keenan, kamu kemana aja? kamu cari pinjaman ya, untuk melunasi sewa rumah. Terus, kamu baru kembali lagi? Mana uang sewanya? Apa kamu sakit, wajah kamu pucat?" Zoya memberondong banyak pertanyaan pada Keenan.
Lalu Keenan mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya dan memberikannya pada Zoya.
"Ini Zoya, Maaf! Aku masuk dulu, ya!" ucap Keenan lalu memberikan uang sewanya pada Zoya.
"Makasih, ya! Oh iya Keenan, kamu udah sarapan belum? Aku bawain nasi goreng dan susu hangat ya! Ayah menyisakan untuk kamu tadi, lagian 3 hari ini kamu kemana aja, aku kira kamu mau kabur hehe.." ujar Zoya malah tertawa membuat Keenan tersenyum tipis.
"Maaf Zoya tapi aku nggak lapar, Aku masuk dulu, ya!" ujar Keenan.
"Kamu nih, nggak boleh nolak rezeki tau, lagian kayaknya kamu tuh sakit, deh! wajah kamu pucat banget! Aku ambilkan dulu ya, daripada nggak kemakan." ujar Zoya
"T-tapi Zoya!" Belum selesai Keenan bicara Zoya sudah menuruni anak tangga untuk memberikan Keenan sarapan.
Setelah 3 hari paska kejadian Keenan baru bisa tersenyum lagi setelah ia kembali ke rumah atapnya. Terlebih, bisa kembali melihat Zoya yang meskipun selalu ketus padanya namun sangat peduli padanya.
Zoya pun mengetuk pintu dan membuka pintu rumah Keenan. Keenan terlihat tengah melamun lalu Zoya menoyor kepalanya sehingga Keenan tersentak.
"Zoya kepala aku ini difitrahin, jangan dijitak melulu!" pinta Keenan seraya mengelus kepalanya yang selalu kena sasaran empuk Zoya.
"Lagian, kamu bengong aja! Yaudah, sarapan dulu, ya! Oh, iya. Soal kemarin, kamu kemana sebenarnya?" ternyata Zoya masih sangat penasaran karena Keenan pergi tanpa kabar apapun.
"Oh, kemarin itu, aku menginap dirumah teman. Kenapa, kamu kangen ya sama aku hahaha.." ujar Keenan dimana rasa kalutnya hilang saat berada di hadapan Zoya.
"Ish, iya. Aku kangen hehe..kangen karena kamu harus bayar uang sewa!!" saat Zoya membuat Keenan melambung ia menjatuhkannya begitu saja.
"Kamu ini, makasih ya sarapannya, Zoya!" ucap Keenan.
"Kamu sakit apa Keenan, wajah kamu pucat pasi? Apa nggak sebaiknya kamu memeriksakan diri kamu ke dokter?" tanya Zoya sedikit khawatir.
"Nggak Zoya, aku nggak apa-apa. Makasih ya atas perhatian kamu!" ucap Zoya.
"Hum..aku mau kebawah lagi untuk bersihkan rumah! Makanlah sarapannya! jangan makan es krim terus ya!" ucap Zoya.
"Eh, kenapa emangnya?" tanya Keenan bingung.
"Dengerin aja apa kata aku! yaudah, aku kebawah dulu, ya!" ucap Zoya lalu meninggalkan Keenan.
Keenan pun tersenyum lalu teringat kembali kejadian kemarin. Bulir bening jatuh membasahi pipinya, ia semakin merindukan orangtuanya akhir-akhir ini, kemana sebenarnya mereka apakah mereka benar-benar masih ada atau sudah tiada. Keenan segera menyeka air matanya dan memakan sarapan buatan Zoya dengan senyuman.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Siapa Aku?
sampai kebawa mimpi yh ken
2022-01-27
0
miawies
mampir lagi ka sampai sini, semangat terus. salam dari QUEEN OF THUNDEROUS yap
2022-01-25
2
💐iLs DyDzu💐
Mak, aku like dulu ya?❤️
nanti senggang aku pasti baca,
2022-01-22
0