Sore ini Keenan senyum-senyum mengingat betapa seorang wanita yang kontraksi itu ternyata begitu ekstrem. Ia mengusap-usap rambutnya lalu menaiki tangga menuju ke rumah atap. Ia terbayang, apa dulu ibunya juga merasakan hal yang sama saat melahirkannya. Ah..tak mungkin, bagaimana mungkin dia menanyakan itu bahkan ia tak tau siapa ibunya.
Sudahlah, berhenti menjadi pria cengeng. Kalau ia cengeng bagaimana ia meneruskan hidupnya yang sudah terlanjur miris. Dan di sela ia membayangkan kenangannya tadi, teguran membuyarkan lamunan nya.
"Senyum-senyum sendiri, otak kamu miring ya?" tanya Zoya.
Keenan sejenak menatapnya, "Eh, kamu! enak aja otak aku miring hehe..otak kamu, yang..eh..yang bergelombang hehe.." balas Keenan lalu Zoya menggeleng dan melihat Zoya yang tengah menyiram tanaman nya.
"Gimana kerjaan kamu, Zoy?" tanya Keenan seraya ikut memegang bunga anggrek milik Zoya di sisi pot lainnya
"Hum..menyenangkan. Aku benar-benar merasa nyaman kerja disana." jawab Zoya antusias.
"Bagus deh, aku senang mendengarnya." jawab Keenan seraya memetik satu persatu kelopak bunga anggrek itu tanpa menyadarinya.
Perilakunya membuat Zoya memekik sehingga Keenan yang tersadar menatap tangannya yang terlihat leluasa merusak bunga.
"Keenan!" pekik Zoya.
"Eh, kenapa?" tanya Keenan lalu melepas tangannya.
Keenan terkejut akan perlakuannya yang tak disadarinya. Keenan menatap Zoya seraya menelan saliva, kenapa ia selalu bertindak sesuatu yang membuat dada Zoya kembang kempis.
"Maaf, aku terlalu fokus. Jadi, aku nggak sadar!" ucap Keenan merasa tak enak. Sedangkan Zoya menatap bunganya lagi yang sudah begitu berantakan karena koyakan dari Keenan barusan.
"Apa, orang tua kamu nggak mendidik kamu dengan baik, sehingga kamu terus aja buat masalah?" tanya Zoya kesal. Ucapan Zoya soal orang tua pada Keenan begitu menusuk hatinya. Namun, Keenan menghela nafas menguatkan dirinya seketika.
"I..iya maaf, aku akan ganti dengan membelikan bibit baru!" ucap Keenan.
"Nggak perlu, udah kamu pergi deh dari hadapan aku!" usir Zoya dan Keenan menghela nafas. Lalu menuju ke ambang pintu untuk membukanya. Sementara tatapan Zoya masih terus sinis padanya dan Keenan hanya tersenyum padanya.
Saat tengah berada didalam, Keenan pun mandi sementara Zoya kembali melanjutkan merawat bunga-bunga cantiknya. Keenan yang mandi sambil konser menyanyikan lagu Rizky Fabian yang berjudul "cuek" dengan suara buruknya membuat telinga Keenan penging.
"Ish, apa dia nggak sadar suaranya seperti kaleng rombeng!" keluh Zoya.
Zoya yang malas mendengar suara Keenan segera menuruni anak tangga dan masuk ke dalam rumahnya. Kemudian, setelah menyelesaikan mandinya Keenan menyapu rumahnya dan memasak telur untuk makan malam. Ia tak pandai memasak, jadi ia lakukan yang ringan-ringan saja. Karena selama ini lebih sering makan diluar.
"Wah, meletek..meletek..kenapa goreng telur seextreme ini?!" monolog Keenan. Keenan segera memakai kantung kresek untuk melindungi wajah tampannya dari serangan minyak panas.
Namun, Zoya selalu rajin mengirimkan makanan pada Keenan. Zoya mengetuk pintu dan Zoya terkejut saat Keenan membuka pintunya. Zoya pikir maling.
"Haaa..maling!!!!" ucap Zoya dan segera mengambil sapu yang berada di dekatnya dan memukul Keenan.
"Rasain, kamu! Dasar maling kamu!!" ujar Zoya yang tiada henti melayangkan sapunya ke tubuh Keenan.
"Auh.. Zoya ini aku, Keenan auh.." ucap Keenan lalu membuka kresek yang menutupi kepalanya.
"Apa yang kamu lakuin?" tanya Zoya.
"Aku mau goreng telur, tapi begitu banyak cipratan minyak? Aku udah biasa pakai ini saat goreng telur, Zoy." jelas Keenan membuat Zoya terasa.
"Ck, dasar payah! Sini, aku yang gorengnya!" Zoya menawarkan diri untuk menggoreng telur.
"Apa kamu punya nasi?" tanya Zoya.
"Ada, hanya nasi aja. Dan beberapa sosis hehe.." jawab Keenan.
"Sudah, makanlah lauk ini. Kamu irit ya makannya karena aku nggak banyak memberi!" ujar Zoya yang begitu baik padanya.
"Makasih, Zoya!" ucap Keenan lalu melayangkan tangannya menyentuh pipi Zoya.
"Ih, ngapain kamu! Nggak sopan??" ujar Zoya seraya membuang tangan Keenan yang leluasa meraba pipinya.
"Pipinya kamu, chubby hehe.." ucap Keenan.
"Ish, yaudah! aku turun dulu, selamat makan!" ucap Zoya dengan sedikit memberi senyuman.
"Makasih, Zoya!" ucap Keenan dan ia tersenyum simpul semakin terpancar wajah manisnya dibalik senyumannya.
Setelah makan dengan lahap hasil masakan Zoya, Keenan membersihkan rumah sewanya itu. Ia memilih mencuci pakaian di pelataran atap karena disana lebih besar tempatnya. Sudah seminggu bujang itu tak mencuci pakaiannya.
Maka pakaiannya menumpuk begitu banyak. Keenan melakukan itu hanya dengan celana kolornya saja, ia tak mau menambah lagi pakaian kotor agar tak terlalu banyak mencuci. Sementara Zoya tengah keatas untuk mengambil jemurannya.
"Hey Zoya, kamu begitu rajin ya! mencuci pakaian setiap hari?" tanya Keenan.
Melihat Keenan begitu tampan dengan kebasahannya ditambah ia yang hanya menggunakan kolor pendeknya membuat Zoya menelan saliva.
Ya ampun dia begitu tampan dan sexy batin Zoya
Zoya membuang wajahnya dan tak ingin menatap Keenan.
"Hey, kamu kenapa Zoya?" tanya Keenan merasa aneh.
"Ck, kamu ini sengaja kan, nggak berpakaian supaya perempuan mengagumi kamu?" tanya Zoya.
"Nggak ada perempuan disini hanya kamu, Zoy! Ah, aku tau kamu kesemsem denganku ya haha.." ejek Keenan membuat wajah Zoya merah dan perasaannya tak terkondisikan.
"Kamu tau nggak, Jangan, terlalu ketus sama aku, nanti kalau aku nggak ada kamu pasti merindukan aku haha.."ujar Keenan dengan begitu percaya diri.
Sudah merasa malu ketahuan terpesona pada Keenan sehingga Zoya salah tingkah. Zoya segera mengambil air di ember lalu mengguyur badan Keenan dengan seenaknya.
"Hey, aku udah mandi?? kenapa kamu mandikan lagi!" ujar Keenan sedikit merengek.
"Sukurin, makanya jangan resek kamu! Mesum!!" ujar Zoya lalu pergi begitu saja dari hadapan Keenan dengan senyumannya.
"Ish..Zoya!!!" pekik Keenan kesal karena Zoya menyiramnya dengan busa cucian hingga badan Keenan pun kumut-kumut sehingga ia harus mengulang membersihkan tubuhnya di toilet agar tidak merasa gatal.
*******
Sementara itu Aiden baru saja tiba dari perusahaannya dan tengah disambut oleh Nyonya Nike, Ibu dari Aiden. Nike mengecup pipi Aiden dan Aiden dirangkulnya menuju ke ruang makan untuk makan bersama.
"Bagaimana hari ini, Aiden? Apa harimu menyenangkan?" tanya Nike.
"Iya, Ma. Mama baru pulang dari luar negeri. Mana Papa Ma?" tanya Aiden.
"Papa kamu ada di dalam, Dia sudah menunggu kamu, Ayo! Kita makan dulu, ya!" ajak Nike dan Aiden pun mengangguk.
Kemudian Aiden makan bersama kedua orangtuanya. Mereka membahas akan jodoh Aiden, Aiden adalah CEO yang sukses namun mengapa ia masih saja melajang. Itu kenapa, Hilman Papa Aiden mulai menanyakannya saat makan bersama.
"Aiden, kamu kan udah sukses, apa kamu nggak mau mencari pendamping?" tanya Hilman.
"Papa ini, Aiden itu tampan, kaya raya tentu jodohnya harus yang sepadan dengan dia!" sahut Nike seraya menyendok nasi ke mulutnya.
"Mama ini, biarlah Aiden memilih sendiri siapa wanita yang disukainya, Itu Chelsea, bukannya kalian dekat ya?" tanya Hilman.
"Ah, nggak Pa. Kami cuma berteman, udahlah Pa, kita makan dulu jangan bahas jodoh ya!" pinta Aiden.
"Hum..iyalah, kamu paling panas deh kalau kita udah membicarakan ini hehe.." tukas Hilman.
"Nggak panas Pa, cuma gerah hehe.." sangkal Aiden.
Setelah Aiden meminta orangtuanya untuk menyudahi obrolan. Mereka kembali menyudahi makan mereka. Sementara Chelsea tengah melihat-lihat foto masa kecilnya bersama Aiden, dimana dulu mereka begitu berteman dekat.
"Syukurlah Aiden, Kamu masih sama seperti dulu, meskipun kamu udah jadi CEO saat ini, kamu tetaplah rendah hati, Apa akhirnya kamu akan mengerti perasaan aku, ya?" monolog Chelsea pada sebuah gambar diri dimana ada Aiden saat masih remaja.
Chelsea segera melipat kembali album fotonya dan meletakkan kembali di nakas. Kemudian ia mengambil handuk untuk mandi sore ini.
********
Cukup melelahkan setelah mencuci begitu banyak pakaian. Keenan segera menjemurnya di tali jemuran yang sudah tak Zoya gunakan lagi. Ah..kenapa ia begitu menginginkan es krim kali ini, ia segera merampungkan menjemur pakaiannya dan mengganti kolornya karena ia akan mencari cemilan di mini market. Ia mendapat uang yang lumayan hari ini.
Jadi, ia bisa gunakan sebagian untuk makan dan disisihkan untuk melunasi biaya sewa rumah. Keenan pun membawa ember nya kedalam dan membersihkan dirinya. Setelah dirasa sudah rapi, pria berbadan six pack itu pun melangkahkan kakinya turun dari rumah atap.
Ia berjalan dengan kaus panjang dan celana yang selalu dilintingnya seolah kebanjiran. Namun, itulah khasnya. Setelah mendapatkan es krim yang dinginkannya, Keenan segera beranjak dan Sandi, Ayah Zoya menyapanya.
"Hai, Keenan! kamu makan apa?" tanya Sandi.
" Es krim, ada apa pak Sandi?" tanya Keenan.
"Ini, ada susu murni yang saya bawa tadi dari peternakan, kamu suka susu nggak?" tanya Sandi.
"Saya suka es krim terlebih olahan susu, saya menyukainya, pak!" jawab Keenan.
"Ah, baiklah. Ambil ini," ujar Sandi.
"Iya, terima kasih, Pak Sandi." ucap Keenan seraya menundukkan kepalanya.
"Sama-sama saya masuk dulu, ya!" ucap Sandi dan Keenan mengangguk lalu kembali melangkahkan kakinya ke rumah atap.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mom FA
salam dari in memories🙏
2022-02-08
0
Erna Queena
Hmmm.. Mulai dehh.. 😁
2022-01-23
0
SoVay
ngambil ati camer ya keenan
2022-01-22
0