Menemani Zoya

Sore ini Zoya bermaksud akan membeli pupuk untuk bunganya karena ia baru saja kehabisan pupuk. Namun saat tengah bersiap pas sekali Keenan turun sembari membawa es krim untuk Zoya. Namun melihat Zoya yang akan pergi Keenan jadi kepo,

"Zoya, es krim untuk kamu!" ujar Keenan seraya menyodorkan es krim.

"Maaf, tapi aku mau pergi beli pupuk." ujar Zoya menolak es krim dari Keenan sehingga Keenan malah mengikuti Zoya.

"Zoya, kamu mau jalan kaki atau naik bis, aku temani ya, aku bosan di rumah terus!" ujar pria cute di hadapannya itu.

"Aku mau naik bus, perjalanan sekitar 20 menitan, kamu nggak usah ikut, deh!" ujar Zoya lalu meninggalkan Keenan dan Keenan malah menyusul Zoya lalu meletakkan es krim untuk Zoya di sebuah meja yang berada di depan rumah Zoya.

"Apa sih ikut segala, pede banget. Aku nggak ngajak kamu!" ujar Zoya.

"Aku suntuk di rumah," sahut Keenan seraya mengedipkan mata pada Zoya dan terus mengikuti Zoya.

Zoya meringis dan mempercepat langkahnya, sementara Keenan juga mempercepat derap langkahnya.

"Hey, Zoya tunggu!" panggil Keenan terburu-buru karena Zoya makin meninggalkannya.

"Ish, merepotkan banget sih!" keluh Zoya lalu segera menghentikan bus dan masuk ke dalam bus. Dan Keenan juga menyusulnya lalu mendapat posisi duduk dimana ternyata semua kursi penumpang telah terisi penuh. sehingga Zoya pun berdiri.

Perjalanan 20 menit lumayan terasa lama karena Zoya terus berdiri dan penumpang bukan berkurang malah bertambah. Sedangkan penumpang sebelumnya belum ada yang turun. Sehingga ia misuh-misuh terlebih melihat Keenan di hadapannya bukannya ganti meminta duduk malah tidur sambil menganga.

Zoya yang tadinya ingin minta gantian duduk malah berinisiatif untuk mengerjai Keenan yang bisa-bisanya tertidur pulas di bus. Bagaimana kalau Zoya meninggalkannya, pasti Keenan tak menyadarinya.

"Ya ampun, bisa-bisanya si sableng tidur pulas, ish..emang dasar ngeselin..Keenan! shut..Keenan!" panggil Zoya seraya menyenggol kaki Keenan namun bagai ditimang-timang Keenan tak juga bangun malah masih terbuai dengan tidurnya.

Kira-kira sekitar 5 menit lagi mereka tiba. Zoya yang kesal segera menekan hidung Keenan dan Keenan berusaha melepaskan tangan Zoya karena Keenan sulit bernafas dan terkejut lalu terbangun seraya mencari nafasnya dengan terengah.

"Hah..hah..kenapa Zoya?" tanya Keenan dengan terengah-engah karena Zoya memencet hidungnya tanpa ampun dan baru melepaskan saat Keenan terbangun.

"Kamu mau tidur sampai kapan, sebentar lagi kita sampai." jawab Zoya kesal sedangkan penumpang disekitar mereka menertawakan sikap mereka.

"Maaf, aku ngantuk hehe..kamu mau duduk nggak?" pertanyaan Keenan membuat Zoya makin kesal karena sejak tadi ia kemana saja, giliran sudah mau sampai Keenan baru memintanya duduk.

"Enggak." jawab Zoya singkat lalu berpindah ke dekat pintu perlahan karena sebentar lagi mereka sampai ke tujuan. Keenan juga beranjak bangun dan mengekori Zoya agar Zoya tak meninggalkannya lagi.

"Zoya, maaf! tungguin aku!"

Setelah itu mereka turun dari bus dan tepat turun di depan toko penjualan pupuk. Zoya memang sengaja membeli pupuk di tempat yang agak jauh dari rumahnya karena di tempat itu kualitasnya bagus dan harganya murah.

Sementara itu, Chelsea sempat terbayang sesuatu yang membuatnya cemburu karena Aiden mengajak Zoya naik ke mobil mewahnya. Bukan karena ia berpikir Zoya tak pantas menaiki mobil mewah itu karena Zoya hanyalah office girl. Namun, karena Aiden bahkan belum pernah menawarinya padahal kedua orang tua Aiden begitu mengenal Chelsea dengan baik.

"Aiden itu, apa yang sebenarnya dia rasakan. Apa dia punya perasaan pada Zoya, dia baru kali ini seramah itu sama perempuan, apa Aiden menyukainya. Dan Keenan, apakah Zoya nggak menjalin hubungan apapun dengan dia. Huft, aku menyukai kamu, Aiden." monolog Chelsea di balkon kamarnya karena terus saja memikirkan Aiden, ia memilih mengalihkan perhatiannya untuk memasak makan malam untuknya saja. Chelsea beranjak dan keluar dari kamarnya menuju ke dapur.

************

Aiden sendiri baru saja merampungkan pekerjaannya di kediamannya. Dimana kamarnya juga dirangkap menjadi ruang kerjanya. Ia sangat senang karena bisa mengantar Zoya tadi. Entah kenapa ada perasaan yang menyejukkan saat berada di dekat Zoya. Lebih tepatnya CEO muda itu tengah merasakan sesuatu yang berarti dalam hatinya pada Zoya.

"Zoya lagi apa ya sekarang, ternyata dia ramah dan manis. Apa aku ..." Aiden menghentikan monolognya.

Ia seperti ingin menolak perasaan yang berkecamuk di hatinya. Namun, semakin ia berusaha menolaknya semakin dalam perasaan yang berbeda itu menghantui pikirannya. Hati dan otaknya menyatu, membuat ia menelan Saliva saat kembali mengingat seorang Zoya.

"Zoya hehe..ah, udahlah Aiden, kenapa kamu terus mikirin dia, hadeh!" keluh Aiden namun ia tersenyum sepertinya ia merasa nyaman jika sudah memikirkan Zoya. Bahkan Chelsea seolah menghilang dari benaknya.

"Kira-kira berapa ya nomor ponselnya, ah, besok aku bisa memintanya saat bekerja, Ah..Zoya..Zoya..!" ujar Aiden sehingga kepalanya itu menggeleng dan ia menghela nafasnya lalu meneruskan pekerjaannya kembali.

Sedangkan Zoya sudah mendapatkan pupuk yang diinginkannya. Namun, Zoya dengan teganya meminta Keenan untuk tidak satu bus dengannya karena ia kesal pada Keenan.

"Keenan, kamu bisa naik bus duluan, aku mau cari barang lainnya!" titah Zoya dengan senyuman. Namun, Keenan mengerucutkan bibirnya itu.

"Kita kan berangkatnya bareng, Zoy. Harusnya pulangnya juga bareng dong, kamu nih tega banget sama aku?!" ujar Keenan.

"Eh, yang tega itu kamu! Aku ini cewek harusnya kamu kasih aku duduk tadi di bus, udah dia duduk bisa-bisanya tidur sampai mangap, masih untung kamu terbangun tadi, kalau nggak aku biarin aja kamu bablas sampai terminal sana!" keluh Zoya lalu mempercepat langkahnya.

"Eh Zoya, Maaf! aku capek tadi hehe..aku sebenarnya ngantuk tapi bosan di rumah, jadi aku ikut kamu, deh hehe.." ujar Keenan seraya menggaruk kepalanya karena malu.

"Dasar!!" ucap Zoya kesal dan kembali meninggalkan Keenan.

"Ah, dia itu. Zoya, kamu ninggalin aku terus, sih?" keluh Keenan yang kini jalan disamping Zoya.

Melihat Keenan yang berjalan tanpa beban, Zoya berinisiatif meletakkan pupuk yang lumayan berat untuk dipegangnya.

"Nih bawain, ini hukuman karena kamu tidur di bus tadi." ujar Zoya dan Keenan merasa biasa saja membawakan pupuk yang lumayan berat itu.

"Hukuman? bisa-bisanya kamu kasih hukuman, harusnya kamu berterima kasih, Zoy. Karena aku udah menemani kamu hari ini." ucap Keenan dimana ia sudah membawa sekarang kecil pupuk.

"Kamu bisa diam nggak, kalau kamu masih bicara, aku sumpal mulut kamu dengan pupuk ini kayak tanaman!" ancam Zoya sehingga Keenan menghela nafas dan diam namun komat-kamit saat Zoya tak lagi memandangnya.

Merasa Keenan misuh-misuh Zoya langsung menatapnya.

"Kenapa kamu menggerutu?" tanya Zoya.

"Aku hanya senam wajah, Zoya." jawab Keenan seraya memaksakan senyumannya.

"Oh, bagus kalau gitu. Ayo, cepat! lelet banget sih!" ujar Zoya membuat Keenan kesal.

Zoya ingin membalas Keenan karena biasanya tanpa sengaja Keenan selalu membuatnya kesal. Zoya begitu menikmati mengerjai pria cute bertubuh six pack itu sejak tadi.

Emang enak dikerjai, biasanya kamu yang cari gara-gara sama aku, ahh..kerjain lagi ah haha.. batin Zoya merasa puas bisa mengerjai Keenan.

Awas kamu Zoya, kamu nih selalu aja mempermainkan aku, ish..sabar Keenan.. batin Keenan kini.

Zoya berniat membeli pot baru untuk meletakkan bunganya. Namun, ia tak mau membawanya lagi-lagi ia meletakkan itu diatas pupuk yang sudah Keenan bawa. Melihat hal itu, Zoya tersenyum begitu geli.

"Kenapa aku semua yang bawa, Zoya! bantulah aku juga, aku kan bukan pembantu kamu!" keluh Keenan.

"Berisik deh, kamu itu cuma ikut aku. Jadi, kamu harus nurutin aku, jangan bantah!" titah Zoya dengan senyumannya.

Setelah puas mengerjai Keenan, Mereka kembali menaiki bus. Kali ini, mereka harus duduk di kursi paling belakang karena membawa barang. Mereka pun harus duduk berdekatan karena bus begitu dipenuhi penumpang.

"Ck, kenapa sih busnya padat penumpang terus, huft!" keluh Zoya karena kali ini ia duduk di dekat Keenan.

"Bagus dong, Zoy! berarti masih banyak yang minat, hmm..hari mulai gelap, untung ada aku hehe.." ujar Keenan merasa berjasa karena sudah menemani Zoya tanpa diminta sehingga Zoya menjitak kepala Keenan

Pletak!!

"Auh, kenapa kamu jitak aku?" tanya Keenan seraya mengelus kepalanya.

"Abisnya, jangan kepedean kenapa sih jadi orang!" pinta Zoya.

"Iya, maaf! bukannya bunga di pelataran rumah atap udah banyak ya, ngapain kamu beli pot lagi?" tanya Keenan.

"Iya, aku mau menambah koleksi bunga-bunga aku, sejak kerja di perusahaan Aiden, aku ngerasa semangat menjalani hidup, dulu aku cuma cewek yang rendah diri, tapi sekarang. Aku lebih semangat karena pak Aiden begitu ramah!" jelas Zoya sembari membayangkan Aiden sehingga ia senyum-senyum sendiri.

Keenan mengibaskan tangannya di depan wajah Zoya yang tengah melamun kan Aiden.

"Kamu ngapain, sih?" tanya Zoya heran.

"Nggak apa-apa, kamu melamun tadi, jangan melamun nanti kesurupan haha.." ujar Keenan dengan tawanya.

"Ish, ada-ada aja kamu, nih!" ucap Zoya dengan senyumannya

"Eh, kamu tersenyum hehe.." ucap Keenan sumringah karena jarang-jarang bisa disenyumi oleh Zoya seperti itu. Namun Zoya membuang wajahnya dan tak lagi melihat Keenan.

Setelah perjalanan panjang mereka pun turun dari bus. Zoya kini tak lagi mengerjai Keenan karena kasian padanya. Ia membawa potnya karena terbuat dari bahan plastik.

"Oh, iya. Keenan, kenapa kamu nggak pernah mengunjungi orang tua kamu, apa,mereka tinggal disini juga?" tanya Zoya.

"Nggak tau, Zoy." jawaban Keenan membuat Zoya bingung.

"Kok, nggak tau. Kamu ini gimana, sih?" tanya Zoya.

"Iya, aku nggak tau, Zoy..karena??" belum selesai Keenan menjelaskan.

Ternyata mereka tengah tiba di rumah, Zoya segera mengambil pot dan pupuknya lalu memasukkan ke dalam rumahnya.

"Makasih ya, Keenan. Lain kali, kamu nggak perlu ikut lagi, ya!" titah Zoya menekankan seraya membulatkan matanya.

"Maaf, tuan putri. Hamba akan menuruti apa kata tuan putri hahaha.." ujar Keenan dengan tawanya.

"Apa sih, alay! yaudah, aku masuk dulu!" ucap Zoya lalu masuk ke rumahnya sedangkan Keenan berlanjut menaiki anak tangga untuk menuju ke rumah atap guna beristirahat. Karena besok ia harus kembali bekerja.

**********

Terpopuler

Comments

🐰Far Choinice🐰

🐰Far Choinice🐰

lanjuutt nyiciil baca dan likeee

2022-02-21

0

SoVay

SoVay

semangat keenan..tkhlukin trus zoya

2022-02-17

0

SoVay

SoVay

wkwkwk, aq merasa keenan keibuan 🤣🤣🤣

2022-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mengantarkan penumpang
3 Mendapat pekerjaan
4 Teringat orangtua
5 Mengantar Aiden
6 Menolong ibu hamil
7 Mencuci pakaian
8 Menyatakan Perasaan
9 Membantu pengamen
10 O..o..kamu ketahuan
11 Bikes (bikin kesel)
12 Bunga untuk Zoya
13 Membantu Sandi di peternakan
14 Terjebak
15 Menemani Zoya
16 Syukuri apa yang ada
17 Epilog Billy
18 Mendadak Dancer
19 Romantis
20 Bertemu ibu lagi
21 Penolakan
22 Kasih sayang, katanya!
23 Our tears (airmata kita)
24 Ngedate
25 Kamu, untuk siapa?
26 Mengejar Cinta
27 Mulai merasai
28 Kekalahan
29 Friend
30 Jadilah milikku!
31 Maukah denganku?
32 yes i will
33 Melegakan
34 Ternyata
35 Jealous
36 Dolphin
37 Surprise
38 Sidang
39 Selalu disisimu
40 Rencana
41 Apa adanya
42 Jangan pergi lagi
43 Kumau dia
44 Masuk angin
45 Pertemuan
46 rasa yang terdalam
47 My sunshine
48 Bersepeda
49 Berbunga-bunga
50 Hujan
51 Markas wanita malam
52 Happy mothers day
53 Married
54 Gara-gara obat
55 Michi
56 Pria juga manusia
57 Angan
58 Taxi driver
59 Mendapat anak
60 Saling memahami
61 I love you Chelsea
62 Rajutan cinta dua pasang sejoli
63 Aiden salah tingkah
64 Terkurung
65 Memikirkanmu
66 Relaks
67 Hasrat
68 Sudah resiko
69 Honey-moon?
70 Fiuh
71 Teringat Billy
72 My mom
73 Mesra
74 Aigoo!!
75 Sebuah janji
76 Yokatta
77 Hadapi dengan senyuman
78 Melepaskan
79 Garis dua
80 Sayangi istrimu
81 Apakah??
82 Beautiful
83 KEENAN
84 Aiden
85 Aiden lagi
86 Salah paham
87 Ngidam kue yang ada fotomu
88 Happy
89 Untukmu
90 Candaan gaje
91 Wanita Terindah
92 Tahan
93 Akhirnya
94 Ngidam apa sih
95 Makan bersama
96 Mesra
97 Kebersamaan
98 Nyaman
99 Pregnancy
100 Perpisahan
101 Keenan Zoya
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal Mula
2
Mengantarkan penumpang
3
Mendapat pekerjaan
4
Teringat orangtua
5
Mengantar Aiden
6
Menolong ibu hamil
7
Mencuci pakaian
8
Menyatakan Perasaan
9
Membantu pengamen
10
O..o..kamu ketahuan
11
Bikes (bikin kesel)
12
Bunga untuk Zoya
13
Membantu Sandi di peternakan
14
Terjebak
15
Menemani Zoya
16
Syukuri apa yang ada
17
Epilog Billy
18
Mendadak Dancer
19
Romantis
20
Bertemu ibu lagi
21
Penolakan
22
Kasih sayang, katanya!
23
Our tears (airmata kita)
24
Ngedate
25
Kamu, untuk siapa?
26
Mengejar Cinta
27
Mulai merasai
28
Kekalahan
29
Friend
30
Jadilah milikku!
31
Maukah denganku?
32
yes i will
33
Melegakan
34
Ternyata
35
Jealous
36
Dolphin
37
Surprise
38
Sidang
39
Selalu disisimu
40
Rencana
41
Apa adanya
42
Jangan pergi lagi
43
Kumau dia
44
Masuk angin
45
Pertemuan
46
rasa yang terdalam
47
My sunshine
48
Bersepeda
49
Berbunga-bunga
50
Hujan
51
Markas wanita malam
52
Happy mothers day
53
Married
54
Gara-gara obat
55
Michi
56
Pria juga manusia
57
Angan
58
Taxi driver
59
Mendapat anak
60
Saling memahami
61
I love you Chelsea
62
Rajutan cinta dua pasang sejoli
63
Aiden salah tingkah
64
Terkurung
65
Memikirkanmu
66
Relaks
67
Hasrat
68
Sudah resiko
69
Honey-moon?
70
Fiuh
71
Teringat Billy
72
My mom
73
Mesra
74
Aigoo!!
75
Sebuah janji
76
Yokatta
77
Hadapi dengan senyuman
78
Melepaskan
79
Garis dua
80
Sayangi istrimu
81
Apakah??
82
Beautiful
83
KEENAN
84
Aiden
85
Aiden lagi
86
Salah paham
87
Ngidam kue yang ada fotomu
88
Happy
89
Untukmu
90
Candaan gaje
91
Wanita Terindah
92
Tahan
93
Akhirnya
94
Ngidam apa sih
95
Makan bersama
96
Mesra
97
Kebersamaan
98
Nyaman
99
Pregnancy
100
Perpisahan
101
Keenan Zoya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!