Ruang Kekayaan Milik Saga
Season 1: Ruang kekayaan Milik Saga.
Sinopsis:
Saga Indraguna, seorang anak yang dibuang oleh salah satu orangtua nya di panti asuhan. Maka dari itu, Saga hidup dan besar di panti asuhan. Diumurkan yang ke 19 tahun, Saga memutuskan untuk hidup sendiri dan pergi merantau ke kota metropolitan.
Setibanya di kota itu, Saga ditempatkan di rumah yang terkenal angker menurut para tetangga. Hingga suatu malam, Saga mendengar suara aneh dan saat mencari sumber suara itu ternyata berasal dari sebuah ruangan rahasia yang bernama Chamber.
Di ruangan itu, suara wanita di ruangan mengatakan bahwa Saga seorang pewaris dari ruangan itu dan diharuskan bekerja dengan pembayaran honorer satu poin seharga satu gram emas.
Saga pun mendapatkan informasi tentang kedua orangtuanya yang ternyata seorang yang kaya raya lalu, Saga mewarisi segala harta dari kedua orangtua kandung nya tersebut.
Sejak saat itulah, Saga menjalani kehidupan yang penuh dengan petualang dan melalui penghasilan itu juga Saga dapat banyak membantu sesama yang mengalami kesulitan ekonomi. Selain itu, Saga mencari kebenaran tentang kedua orang tuanya.
Ini adalah kisah Saga Indraguna bersama dengan ruang kekayaannya.
________________________________________________
...Chapter 01. Saga Indraguna (Revised)...
Banyak orang yang sering menanyakan.
Dimana kamu bekerja?
Jabatan kamu apa?
Gaji nya berapa?
Dan, masih banyak lagi. Sedangkan, Saga bekerja bukan di dunia ini melainkan di dunia lain. Meski, Saga tidak tahu dunia lain seperti apa? Namun, di ruang rahasia. Saga bekerja sebagai Tuan Labirin atau Dungeon di dunia yang berbeda dengan penghasilan yang luar biasa di dunia nyata nya.
Inilah kisah Saga yang pada awalnya dia belum tahu apapun tentang ruangan rahasia yang biasa Saga beri nama Chamber Of Secret.
Namanya Saga Indraguna, 19 tahun dan masih jomblo. Saga dibesarkan oleh Ibu Rosa di panti asuhan Mentari yang berada di Malang, Indonesia. Menurut, Ibu Rosa. Salah satu dari orang tuanya menaruh diri Saga di depan pintu panti ditengah malam. Pada saat itu, Saga berumur 2 tahun. Tangisannya menganggu para penghuni panti termasuk Ibu Rosa. Saat melihat kehadiran Saga yang tiba-tiba, Ibu Rosa dan karyawan nya mencoba mencari seseorang yang telah membuangnya namun, mereka tidak berhasil.
Ibu Rosa yang merasa iba kepada Saga, dia pun memutuskan untuk membesarkan nya dan di selimut yang digunakannya ada sepucuk surat berisikan nama Saga Indraguna, lahir Yogyakarta, 11 Juli 2001 dan itulah nama serta tempat tanggal lahir Saga.
Waktupun terus berlalu, Saga sudah berumur 19 tahun dan baru saja lulus sekolah menengah atas. Kehidupan sekolah nya biasa saja tidak ada yang istimewa. Peringkat biasa, teman hanya sedikit dan tidak punya pacar. Bagaimana Saga bisa punya pacar? Uang jajan nya dibawah rata-rata dan kesehariannya membantu panti mengurusi adik-adik ku.
Hingga suatu hari Ibu Rosa memanggil Saga dan mereka berbicara empat mata di kantor administrasi.
“Saga, kamu masih mau hidup sendiri?” tanya Ibu Rosa.
Ibu Rosa mengajukan pertanyaan itu dikarena kan Saga sudah meminta Ibu Rosa setelah dirinya lulus sekolah, Saga ingin kuliah sambil mencari kerja. Jika beruntung, Saga akan membantu mendanaan Panti Asuhan.
Pemikiran itu bukan tidak ada alasan karena beberapa tahun ini donator semakin berkurang sedangkan, Panti Asuhan Mentari masih harus mengasuh 25 anak dengan berbagai usia bahkan ada yang masih bayi dan dia baru datang beberapa minggu yang lalu.
Melihat situasi itulah menambah kuat untuk Saga hidup sendiri dan tidak ingin membebani Ibu Rosa lagi.
“Iya, Bu. Saya ingin hidup sendiri.”
“Baiklah, kalau begitu. Ambilah ini!” ucap Ibu Rosa sambil memberikan amplop panjang.
“Ini apa bu? Tidak usah, Ibu sudah memberikan saja Gaji beberapa hari yang lalu, Saya rasa cukup.”
“Saga, jangan begitu! ini pemberian dari ibu sendiri dengan perjanjian kamu harus jadi pria yang baik dan tidak boleh malas. Kamu mengerti?” ucap Ibu Rosa yang masih tetap memaksa.
“Iya, Bu. Terima kasih.”
Saga pun memutuskan untuk menerimanya amplop panjang tersebut.
“Oiya, kamu mau merantau ke mana?” tanya Ibu Rosa.
“Saya ingin pergi ke Jakarta. Banyak orang yang mengatakan, disana peluang sukses tinggi. Jadi, aku memutuskan pergi kesana.”
“Begitu, Tunggu! Ibu punya kenalan disana dan dia punya rumah yang disewakan. Ibu juga tidak tahu apa sudah diisi atau belum. Tapi, tidak ada salahnya mencoba kesana.”
“Iya, Bu.”
Seusai mengatakan itu, Ibu Rosa mengambil kertas dan menuliskan alamat kenalannnya tersebut lalu, memberikannya kepada Saga. Sesudah itu, Saga kembali ke kamar dan mengemasi pakaian yang bawanya. Setelah selesai mengemas, Saga kembali ke Ibu Rosa untuk berpamitan.
“Ibu, saya pergi dahulu,” ucap Saga sambil mencium tangan Bu Rosa.
“Iya, Nak. Hati-hati dijalan!” jawab Ibu Rosa sambil mengelus-ngelus kepala Saga.
Saga memberikan senyuman kepada Ibu Rosa.
Tidak hanya Ibu Rosa, beberapa anak panti juga merasa berat dengan kepergiannya namun, Saga mengatakan bahwa saat liburan panjang sesekali dia akan pulang dan berjanji untuk tetap berkomunikasi dengan mereka. Setelah itu, mereka pun menjadi tenang.
Sesudah itu, Saga pun pergi meninggalkan rumah panti asuhan Mentari ke Jakarta. Sebuah kota asing baginya, Saga pergi kesana dengan mengunakan kereta. Tidak mungkin, Saga mengunakan pesawat karena uang tabungan dan uang pemberian dari Ibu Rosa yang kira-kira sekitar 3 juta rupiah. Saga akan gunakan uang ini untuk biaya hidup dan uang sewa.
Beberapa jam kemudian, tibalah Saga di stasiun gambir, Jakarta dan setibanya disana, Saga langsung mengambil kertas yang dituliskan oleh Ibu Rosa. Saat keluar, Saga melihat beberapa ojek berpakaian hijau sedang parkir.
“Pak!” sapa Saga.
“Iya, Mas. Anda ingin naik ojek?” tanya supir ojek.
“Iya, saya ingin ke alamat ini!” ucap Saga sambil menunjukan kertas kepada supir ojek tersebut.
Supir Ojek itu pun merespon baik dan dia mengetahui tempat yang tertulis, “Oh, ini aku tahu. Baik, Mas. Silahkan pesan saja lewat aplikasi!”
Saat mendengar itu, Saga menatap heran. “Aplikasi?”
“Iya, Mas. Saya Ojek Online jadi, Mas harus memesan saya lewat aplikasi,” jawab supir Ojek.
Saga pun mengambil pemikiran bahwa aplikasi yang dimaksudkan itu, seseorang harus mengunakan smartphone namun, Saga masih mengunakan ponsel lipat.
“Maaf, Mas. Saya tidak mempunyai smartphone. Apakah bisa saya langsung membayar saja tanpa aplikasi?” tanya Saga.
“Boleh saja tapi sedikit lebih mahal. Tidak apa-apa?” tanya supir Ojek.
“Iya. Tidak apa-apa.”
Lalu, supir ojek menawarkan biaya 150 ribu. Saga pun tidak mempermasalahkannya karena ini resiko, Saga tidak memiliki ponsel smartphone dan dia pun menaikinya.
Beberapa menit kemudian, tibalah Saga di salah satu perumahan di Jakarta dan laju motor terhenti dirumah tingkat serta memiliki halaman yang luas.
“Disini, Mas!” ucap supir Ojek.
“Iya.”
Saga pun turun dan memberikan ongkosnya, “Terima kasih.”
“Sama-sama,” jawab supir ojek sambil melajukan motor diarah berlawanan.
Setelah itu, Saga pun menghampiri rumah yang tertulis di kertas.
“Permisi!” ucap Saga sambil menekan tombol bel disisi pagar.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita dewasa keluar dari pintu dan melihat kearahnya.
“Siapa ya?” tanya wanita dewasa tersebut.
Saga melihat Ibu itu dan menjawabnya, “Saya Saga, Bu dari Panti Asuhan Mentari.”
“Ohhh, jadi kamu!” ucap Ibu itu sambil tersenyum dan menghampiri Saga.
“Iya, Bu. Saya disuruh ibu Rosa untuk menemui Ibu.”
Ibu itu membuka pagar dan menjawab, “Iya. Ya. Rosa itu sahabatku waktu SMA. Saya Lani, panggil saja Ibu Lani. Anak Asuh Rosa berarti anak ku!”
“Iya, terima kasih. Bu Lani.”
“Jadi, kamu mau mampir dulu atau langsung ke rumah tempat yang ingin kamu tinggal?” tanya Ibu Lani.
“Saya tidak ingin merepotkan. Jadi, langsung saja kesana. Bu!” jawab Saga.
“Begitu, baiklah. Tunggu sebentar! Ibu akan ambilkan kuncinya,” ucap Bu Lani dan masuk kembali ke rumahnya.
“Baik, Bu.”
Beberapa saat kemudian, Bu Lani keluar lagi dengan mengenakan jaket, “Ayo, nak Saga! Rumahnya tidak jauh dari sini!”
“Iya, Bu!”
Saga dan Bu Lani pun berjalan ke rumah yang ditunjukan oleh Bu Lani. Selama perjalanan, Bu Lani disapa oleh banyak orang sepertinya Bu Lani orang yang terpandang di perumahan ini. Perjalanan kami pun terhenti disalah satu rumah putih yang memiliki halaman yang luas tapi, rumbut dan ilalang sudah tinggi, cat sudah memutar serta lantai garasi sudah banyak yang bolong. Itu benar-benar rumah lama dan sudah lama juga tidak berpenghuni.
“Disinilah, rumahmu! Maaf, rumah yang ditunjukan ibu Rosa sudah terisi tapi, Ibu hanya memiliki rumah ini. Maaf ya, Nak!” ucap Ibu Lani.
“Tidak apa-apa. Jika dibereskan juga nanti terlihat seperti rumah pada umumnya.”
“Jadi kamu mau, baiklah. Ibu akan membebaskan uang sewa asalkan kamu mau merawat rumah ini!” ucap penawaran Ibu Lani.
“Benarkah, terima kasih. Bu. Tapi, kemana pemilik sebelumnya!”
“Entahlah! Tiga tahun yang lalu, pemilik nya menghilang. Semua warga enggan untuk mengurus rumah ini maka dari itu, Ibulah yang mengajukan diri untuk mengurus rumah ini namun tetap saja semua warga masih enggan bahkan tukang rumput dan sampah tidak ada yang mau mengurusnya. Iya menurut mereka sih sering terdengar suara aneh dan dikenal Angker. Jadi, bagaimana kamu mau, Saga?”
“Iya, Bu. Tidak masalah. Aku juga tidak begitu percaya dengan hal-hal seperti itu.”
“Oh, begitu. Ibu senang mendengarnya. Ayo kita masuk!” ucap Bu Lani.
Mereka pun masuk kedalam rumah itu bahkan beberapa warga ada yang melihat kami namun, mereka tidak mempedulikannya. Mereka pun masuk kedalam rumah dan disana masih ada beberapa prabot yang ditutup oleh kain putih.
“Jadi, inilah rumah barumu! Dan, sudah lengkap dengan perabotnya. Jadi, kamu bebas mengunakan prabot semua ini dan semua ruangan tapi ingat! Harus tetap kamu jaga!” ucap Bu Lani.
“Baik, Bu!”
“Yasudah, kuserahkan rumah ini kepadaku dan Maaf, ibu harus tinggal dahulu karena masih banyak pekerjaan rumah. Biasalah ibu-ibu!” ucap Ibu Lani.
“Iya, Bu. Terima kasih banyak.”
Setelah itu, Bu Lani meninggalkanku di rumah kosong ini.
“Baiklah, sekarang waktunya bersih-bersih.”
Inilah rumah Saga yang baru semoga semuanya baik adanya …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Mamat Stone
Awal mula yang menarik /Smile/
2024-10-24
0
Parlindungan P
bacaa kalok gasukak gausah baca semua org ada kesalahan ga gampang buat novel kasi saran mendidik bukan men judge
2024-09-16
0
meninggalakna saga,bukan ku,,,,karna kau tak ikut dlm ceeita ini thoor goblooog,,,ato ini memang cerita perjalan hidup kau,lalu kau tuangkan dlm novel ini skligus kau jdi mc nya,,
2023-10-25
1