Chapter 06. Kue dan Smartphone.
Siapa yang menyangka?
Siapa yang akan percaya?
Ada sebuah pekerjaan honorer yang membayar lebih dari 40 juta sehari. Pada awalnya, aku ingin langsung mengirim ke panti namun, Ibu Rosa akan menaruh curiga dan berpikiran buruk. Maka dari itu, aku memutuskan untuk mengirim 3 juta saja ke panti.
Proses pengiriman pun berjalan dengan lancar dan aku pun langsung menghubungi Ibu Rosa. Seperti yang kuduga, dia menanyakan sumber uang itu tapi, aku membohonginya dan mengatakan uang itu berasal dari investasi saham dan aku beruntung pada hari ini saham naik pesat. Ibu Rosa pun percaya dan menyuruhku untuk tetap menabung dan menyuruhku untuk kuliah. Aku pun hanya mengiyakan karena aku tidak tahu apakah ada waktu untuk aku kuliah?
Saldo dan uang terlihat normal maka dari itu, aku memutuskan untuk mengambil uang sebesar satu juta untuk membeli kebutuhan dan kue untuk Ibu Lani karena dia telah banyak membantuku. Secara kebetulan, disamping minimarket ada toko bakery. Aku membeli kue tart disana. Seusai aku membeli kebutuhanku dan kue, aku kembali pulang.
Setibanya di rumah, aku menaruh barang belanjaan lalu, mengambil rantang milik Ibu Lani. Setelah itu, aku keluar lagi dan pergi ke rumah bu lani.
Saat tiba disana, pintu tertutup rapat dan aku pun menekan bell yang tidak lama kemudian, Tanya keluar dengan pakaian tank top dan rambutnya dibiarkan terurai.
“Siapa ya?” ucap Tanya yang melirik ke pagar.
“Saya.”
“Oh, kamu. Ngapain kamu kesini?!” ucap jutek Tanya dan menghampiriku.
“Saya ingin mengembalikan rantang dan memberikan ini,” ucapku sambil menunjukan rantang dan kue tart.
Tanya yang sudah berjarak dekat, dia membuka pagar dan mengambil rantang serta kuenya. Namun, saat melihat kuenya Tanya bersikap lain.
“Selera mu bagus juga. Terima kasih, ya.”
“Eh, iya. Sama-sama.”
Saat Tanya melihat kue yang kubawa sepertinya dia suka rasa strawberry. Padahah itu hanya kebetulan ada rasa itu saja di toko Bakery. Mungkin ini bisa menjadi catatan tersendiri untuk ku.
“Lalu, ada perlu apa lagi?” tanya judes Tanya.
“Tidak ada sih,” jawabku seraya senyum kepadanya.
Ditengah obrolan ku dengan Tanya, Ibu Lani keluar dan melihat kami, “Ada siapa, Tanya?”
“Ini tetangga baru,” jawab ketus Tanya.
Ibu Lani pun melihat kearahku, “Oh, ternyata Nak Saga. Kenapa diluar saja? Ayo masuk!” seru Bu Lani.
“Tidak usah, Bu. Saya hanya mengantarkan rantang dan kue saja.”
“Oh, Kue! Terima kasih ya nak Saga. Oiya, asal kamu tahu saja. Tanya itu sangat menyukai kue lho,” ucap Ibu Lani yang diakhiri dengan meledek Tanya.
“Apa sih? Udah ah!” ucap ngambek Tanya dan dia langsung melangkah masuk ke rumahnya.
Aku dan Ibu Lani tersenyum melihat sikapnya.
Setelah itu, aku pun berpamitan dengan Ibu Lani dan meninggalkan rumahnya.
Selama perjalanan kembali, aku masih terheran-heran dengan pekerjaan baruku ini. Saat itu juga aku terpikir untuk membeli smartphone. Aku tidak ingin terulang lagi kasus ojek online kemarin. Maka, aku pun memutuskan untuk pergi keluar mencari toko ponsel.
Aku menaiki taksi untuk mencari toko ponsel. Saat aku menanyakan supir taksi, dia menjawab agar aku membeli ponsel di Mall yang tidak jauh dari perumahan tempat ku tinggal. Aku pun menyetujuinya dan pergi kesana.
Setibanya di Mall, aku beranjak masuk dan menelusuri pertokoan didalamnya. Tibalah disalah satu toko ponsel yang terlihat lengkap dan penjaga toko menyapaku.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya penjaga toko.
“Saya ingin membeli ponsel yang paling terbaru dan canggih ada.”
“Merk apa?” tanya penjaga.
“Apa saja yang terbaik?”
“Bagaimana jika IPhone 13 Pro? Spek nya canggih namun harganya luar biasa,” ucap penjaga Toko sambil mengelengkan kepalanya.
“Berapa memang?”
“Harga sekarang, 27 juta. Bagaimana Mas, mau?” tanya Penjaga Toko.
“Boleh aku lihat?”
“Maaf, ini terkemas rapat dan rapih. Jadi tidak bisa dilihat! Tapi, tenang saja. Kami ada garansi setahun jadi kalau ada apa-apa datang saja ke sini,” ucap penjaga toko.
“Ya sudah, saya beli. Bisa pake kartu?”
“Tentu saja bisa!” jawab penjaga toko.
Lalu, aku memberikan kartu ATM kepada penjaga toko dan tanpa ada masalah transaksi pun berhasil. Awalnya aku sempat tegang. Takut kalau itu hanya sebuah angka saja tapi, 27 juta bukanlah uang yang kecil. Hal itu membuatku yakin bahwa pekerjaan Dungeon itu nyata.
Setelah membeli ponsel, aku juga membeli makanan dan sesudah itu pulang ke rumah. Beristirahat untuk pekerjaan besok.
...##...
Saldo Bank: 41.500.000 - 31.000.000 \= 10 juta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
🤔🤔🤔
2025-04-03
0
Mamat Stone
06 /Shy/
2024-10-24
0
nasrul
lanjut aj lah pusing mikir keuwangannya
2023-06-25
0