Sudah dua hari Mira belum sadarkan diri dan bayi mungil itu yang dia beri nama Galuh Lazuardi. Anak laki-laki yang beratnya 3,5kg dan panjang 50cm, membuat Anton menjadi seorang ayah. Anton melihat bayi mungil itu sedang tidur dan dengan senyuman Anton mengelus pipi putihnya.
"Mira belum sadar, Ton?" tanya ibu Hana.
"Belum, bu.Tadi Mira banyak mengeluarkan darah sehingga dia mengalami pendarahan. Untung ada Aisyah yang mau mendonorkan darahnya," kata Anton yang menatap bayi gendut yang sedang tidur di box.
"Aisyah? Kamu bilang sudah menalak dia, untuk apa dia mendonorkan darahnya?" tanya ibu Hana.
"Ibu, seharusnya ibu berterimakasih pada Aisyah yang mau mendonorkan darahnya untuk menantu ibu. Jika tidak Mira mungkin sudah tiada, persediaan darah golongan B- hanya 2 kantung sedangkan Mira butuh 5 kantung. Dan itu Aisyah yang sudah menolong menantu kesayangan ibu," ujar Anton.
"Iya.. Iya.. terus saja belain Aisyah," kata ibu yang melenggang keluar kamar.
"Anak ayah ganteng sekali," ucap Anton yang mengelus pipi putranya.
Anton terus menatap wajah ganteng anaknya, tanpa tahu Mira sudah sadar, Mira tersenyum melihat Anton asik berbincang dengan putranya. Namun rasa perih jika Anton hanya sayang pada anaknya saja.
"Mas," panggil Mira dengan lirih.
"Eh, kamu sudah sadar?" tanya Anton yang melirik ke arah Mira dan mendekatinya.
"Siapa namanya, mas?" tanya Mira melirik kearah box bayi.
"Galuh Lazuardi, suka dengan namanya," kata Anton mengusap rambut Mira.
"Suka, mas. Mas," panggil Mira lagi.
"hmmm.." Anton hanya berdehem. "Kenapa haus? Nanti ya sabar, belum ada izin dokter," kata Anton.
"Apa benar Aisyah yang menolong aku?" tanya Mira.
"Iya, dia yang menolong kamu dengan mendonorkan darahnya untukmu," ujar Anton.
"Padahal aku udah jahat sama dia, tapi dia begitu baik sama aku. Aku jadi merasa bersalah, mas," jawab Mira.
"Sudahlah, nanti kita sama-sama ketemu dia untuk minta maaf," kata Anton.
"Iya, mas. Mas, maafkan aku ya," ucap Mira.
"Untuk?"
"Aku udah jahat sama Aisyah," ujar Mira.
"Mas, juga sudah jahat sama Aisyah," kata Anton.
"Mas, boleh tidak aku ketemu Aisyah?" tanya Mira lagi.
"Boleh, tapi mas tidak tahu apakah Aisyah mau atau tidak," jawab Anton.
"Di usahakan ya, mas," kata Mira.
"Iya, akan mas usahakan," jawab Anton dengan senyum.
"Mana anak kita, mas?" tanya Mira.
"Oh iya kamu belum lihat bayinya," kata Anton.
Anton lalu mengambil bayi yang berada di box dan meletakkan disisi Mira. Mira tampak bahagia melihat bayinya terlahir selamat. Anton pun tersenyum melihat Mira begitu bahagia dengan kehadiran bayi ditengah-tengah mereka.
****
Aisyah membantu Faza untuk duduk bersandar di dinding ranjang, Faza terjatuh dari motor saat dirinya di perintahkan untuk mengantarkan beberapa berkas ke kantor cabang. Faza tidak menggunakan mobil dia menggunakan motor, karena kurang hati-hati Faza mencoba menghindari mobil yang melintasi dari arah depan, sehingga Faza membanting setir motornya ke arah kiri dan karena jalan licin, Faza tergelincir jatuh menabrak trotoar.
"Lain kali kalo naik motor itu hati-hati. Lagian sok-sokan pake motor," kata Aisyah dengan nada mengejek.
"Aku malas pake mobil, terus kantor cabangnya dekat jadi aku pake motor kantor saja. Ya, namanya juga kecelakaan, Syah. Kalau aku tau, akan seperti ini mungkin aku akan naik mobil," ujar Aisyah.
"Iya, tapi kan kita harus hati-hati," ucap Aisyah yang duduk di samping Faza.
"Syah, bagaimana kamu dan Anton?" tanya Faza. "Maaf ya, Syah," lanjutnya.
"Aku dan bang Anton sudah bercerai secara agama, dan besok bang Anton ingin mengembalikan aku pada ayah sama bunda. Karena dulu bang Anton memintaku dengan baik-baik, sekarang dia ingin kembalikan aku dengan baik pula," ujar Aisyah.
"Lalu hubunganmu dengan Fattan?" tanya Faza mengerutkan keningnya.
"Aku dengan bang Fattan tidak ada hubungan apa-apa, dan seharian ini aku belum bertemu abang Fattan," kata Aisyah.
"Pagi tadi setelah Anton pergi, Fattan datang lalu aku menyuruhnya kaluar dulu. Dan dia bilang, bahwa dia ingin menjauh dulu dari kamu, sampai urusan perceraiannu dengan Anton selesai dan masa iddahmu selesai juga," ungkap Faza. Aisyah hanya terdiam mendengarkan Faza.
"Maafkan aku, Syah. Sepertinya Fattan mencintaimu, dan dia tidak ingin di bilang merusak rumah tanggamu dan di sebut pebinor oleh Anton. Dia juga bilang, jika memang Aisyah jodohnya maka pasti akan bertemu kembali," ujar Faza.
"Tapi kamu bukannya menyukai Fattan?" tanya Aisyah.
"Tidak, Syah. Fattan itu dari sejak pertama kenal kamu, dia sudah jatuh cinta sama kamu. Tapi ternyata kamu sudah punya pacar Anton, aku memang suka dengan Fattan tapi sebatas sahabat dan kakak bagiku," ujar Faza.
"Setelah bercerai dari Anton apa yang kamu lakukan, Syah?" tanya Faza.
"Aku ingin pulang kerumah dan ingin ke rumah kak El, membantunya di cafe kak El. Kita kesana bareng yuk, Za," kata Aisyah.
"Nanti kalau aku libur panjang, aku akan menyusul kesana," kata Faza yang tersenyum.
****
Seminggu kemudian, Mira sudah di izinkan pulang kerumah Anton menidurkan Galuh di box bayinya setelah Mira menyusuinya dan dia tertidur pulas. Mira merapikan baju yang kotor selama hampir seminggu Mira terbaring di rumah sakit.
"Nanti aku akan mencarikan art untuk membantumu mengurus rumah, aku hanya ingin kamu fokus merawat Galuh saja," kata Anton.
"Terimakasih, mas," ucap Mira.
"Aku tidak ingin kamu kerepotan kelelahan mengurus aku, rumah dan lainnya," kata Anton.
"Mas, kapan akan mengajak Aisyah kemari?" tanya Mira.
"Besok, mas akan kerumahnya sekalian mas ingin ke Surabaya untuk mengembalikan aisyah pada orang tuanya," kata Anton.
"Berdua saja?" tanya Mira yang sedikit cemburu.
"Tidak dengan Fadly," jawab Anton.
"Fadly?" Mira terdiam sepertinya dia tidak asing dengan nama itu, tapi apakah sama dengan nama Fadly mantan kekasihnya yang sudah merenggut kesuciannya.
"Iya, Fadly. Dia sepupuku yang baru saja pulang dari LA, dia juga menempuh S1 nya di Jepang," kata Anton.
"Di Jepang?" ucap Mira yang semakin tak karuan.
"Kamu kenapa?" tanya Anton melihat Mira bercucuran keringat.
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya gerah, mas," jawab Mira.
"Apa AC nya kurang dingin?" tanya Anton yang menekan tombol remot AC.
"Ah, tidak. Mas, Mira ke toilet sebentar," ucap Mira yang melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Mira menatap cermin di wastafel kamar mandi, berharap Fadly saudara sepupu suaminya itu bukan Fadly mantan pacarnya sewaktu di Jepang dulu. Mantan pacar yang sudah mengambil dan menyerahkan kesuciannya kala itu. Mira menarik nafas dan berharap apa yang di pikirkan tidak sesuai.
"Aku tidak boleh membuat mas Anton curiga, dan lagian nama Fadly kan banyak, mungkin saja kebetulan nama nya sama," kata Mira yang berbicara di depan cermin.
Keesokan harinya, Anton menjemput Aisyah untuk bersama pergi ke rumah orang tua Aisyah di Surabaya, namun sebelum berangkat Anton mengajak Aisyah bertemu Mira. Karena Mira ingin mengucapkan terimakasih karena sudah mendonorkan darahnya. Bukan Mira jika tidak membuat drama yang membuat Aisyah di salahkan.
"Aisyah, aku ucapkan terimakasih karena sudah menolongku waktu itu," kata Mira yang berpura-pura lembut padahal hatinya Mira sangat benci pada Aisyah.
"Sama-sama," ucap Aisyah datar.
"Akhirnya aku bisa memiliki mas Anton seutuhnya, tanpa ada kamu yang selalu mengganggu. Sekarang mas Anton sudah mempunyai seorang anak dariku," bisik Mira yang memeluk Aisyah dengan senyuman liciknya Mira melepaskan pelukan itu.
Aisyah sudah menduga kalau ucapan terimakasih Mira hanya palsu belaka, dia hanya berpura-pura baik di depan Anton. Aisyah menggelengkan kepalanya, dan mencoba keluar dari rumahnya. Namun Mira menarik tangan Aisyah dan kemudian mengacak-acak rambutnya sendiri lalu mencubit anaknya hingga lengannya merah. Aisyah kaget melihat kelakuan Mira seperti orang gila, Mira kemudian berteriak sendiri dan Aisyah hanya bengong.
"Aisyah apa salahku padamu?Aku sudah meminta maaf padamu dan kamu malah menyakitiku dan bayiku," kata Mira yang memukul bayinya sendiri hingga menangis dengan kencang. Kemudian Anton datang dan melihat tangan Aisyah yang sedang memegang rambut Mira yang berantakan.
"Aisyah, apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Anton dengan nada keras.
"A-Aku tidak berbuat apa-apa," jawab Aisyah.
"Dia sudah menyakiti anakku, mas.Aku hanya meminta maaf atas apa yang sudah aku lakukan padanya dan mengucapkan terimakasih karena sudah menolongku. Tapi dia malah memukulku dan bayiku, mengatakan karena aku dia pisah denganmu," ucap Mira sambil menangis dan memeluk Galuh yang menangis.
"Aisyah!" seru Anton. "Kamu belum berubah."
"Mira sudah memfitnahku, bang. Mira, kamu memang ular kamu memfitnah aku seperti ini," kata Aisyah yang dengan marah karena kelakuan Mira.
Anton ingin menampar Aisyah namun tangan itu di cekal oleh Fadly sepupunya yang datang pas melihat mereka sedang berdebat.
"Fa-Fadly," panggil Mira dengan lirih saat melihat Fadly datang menatap wajah Mira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ida Blado
sapa suruh jdi org terlalu baik kmu syah,,,, baik sih baik tpi jgn bloon jg kali
2023-04-27
0
Andi Fitri
aku sdh curiga itu bukan anak Anton..
2023-01-15
0
Sukliang
itu la tololnya aisyah masih mau deket2 dg 2 iblis itu
1 tukang fitnah
1 tukang pukul
2022-12-30
0