Anton dan Aisyah sepakat bahwa akan membelikan rumah baru untuk Aisyah tinggal, Aisyah tidak mau lagi tinggal di rumah bersama madunya, sudah satu minggu Anton menginap dirumah Aisyah. Dengan alasan ada kerjaan di luar kota, Anton masih belum mencintai Mira. Dia hanya menganggap Mira sebagai ibu dari anak yang dia kandung.
"Berapa lama, abang dirumah Aisyah?" tanya Aisyah yang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Anton sebelum berangkat kerja.
"Kamu gak suka kalau aku lama-lama di sini," ujar Anton.
"Bukan begitu, bang. Aisyah hanya takut Mira marah," kata Aisyah.
"Kenapa harus marah? Kamu juga kan istri abang, salah kalau abang juga tidur dengan istri abang?" tanya Anton.
"Aisyah tidak ingin ribut lagi sama Mira, apalagi sekarang ibu lebih sayang sama Mira. Dunia sudah berputar, dulu Aisyah yang ibu sayang sekarang ibu lebih sayang sama Mira," ungkap Aisyah tersenyum kecut.
Anton mendekat dan memeluk Aisyah dan mencium pucuk kepalanya yang sudah memakai hijab, Aisyah mengeratkan pelukan pada pinggang Anton.
"Kita berangkat, yuk. Sudah siang,nanti kamu terlambat. Tapi nanti kalau kamu dimarahi oleh CEO nya bilang aku ya," kata Anton tersenyum.
"Memangnya abang kenal sama pimpinannya?" tanya Aisyah mengambil tasnya.
"Oh, jangan ditanya. CEO ditempat mu bekerja itu rekan bisnis abang, sayang," kata Anton yang membuka pintu mobil untuk Aisyah.
"Tapi ditempat Aisyah kerja, tak ada yang tahu abang suami Aisyah, dan mereka juga tahunya Aisyah single," ujar Aisyah tersenyum.
"Jadi pimpinan kamu belum tahu kamu istriku?" tanya Anton dan Aisyah menganggukkan kepala.
"Jadi Aisyah bisa cuci mata melihat pimpinan Aisyah yang gantengnya lebih dari abang," goda Aisyah yang mencolek dagu Anton.
"Awas,ya.Kalau kamu macam-macam abang hukum," ancam Anton sambil tertawa.
"Paling hukumannya Aisyah suruh melayani abang, Aisyah mau dihukum seperti itu," Aisyah makin meledek suaminya. Anton pintu melotot kearah Aisyah dan lalu keduanya tertawa.
****
Mira yang sendirian dirumah merasa bosan dan dia bingung apa yang ingin dia lakukan, berapa kali Mira menelepon Anton tapi tidak diangkat. Mira kesal hingga ponselnya dia buang ke atas ranjangnya.
"Kemana sih kamu, mas. Sudah satu minggu tak ada kabar," kata Mira yang duduk sambil menyatukan kedua tangannya ke dada.
"Apa jangan-jangan mas Anton ketemu dengan Aisyah?" gumamnya.
Kemudian Mira segera mengambil tas tangannya yang baru saja dia beli di mall bersama teman sosialitanya. Mira menaiki mobil yang di belikan oleh mantan kekasihnya dulu sewaktu di Jepang. Mira memang perempuan yang matre yang hanya melihat lelaki dari segi kekayaannya.
Saat menikah dengan Anton pun Mira melihat Keluarga Anton sangat kaya raya, jadi dia langsung setuju menikah walaupun harus menjadi istri kedua. Walaupun Aisyah juga berasal dari keluarga yang berada, Aisyah selalu berhemat dan tak suka menghambur-hamburkan uang. Itu yang dari dulu Anton sukai dari Aisyah.
Mira melajukan mobilnya di sebuah cafe dekat kantor Anton, dia melihat Anton keluar dari gedung perkantoran miliknya itu. Anton kemudian melajukan mobilnya dan Mira mengikuti dari belakang.
Mobil Anton berhenti di gedung perkantoran yang dimana seorang perempuan berhijab dengan tersenyum masuk kedalam mobil Anton.
"Jadi dugaanku benar, mas Anton tidak keluar negeri tapi menemui perempuan S*****n itu. Lihat saja mas, aku akan membuat kalian berdua menyesal," kata Mira yang mencengkram setir mobilnya.
Mira mengikuti mobil Anton dan Aisyah melaju, sampai mereka di sebuah warung soto babat tempat makan favorit mereka berdua. Mira tersenyum licik dan dia keluar dengan rencana liciknya. Mira masuk kedalam warung sederhana yang ketika jam makan siang akan ramai. Mira melihat Anton dan Aisyah sedang duduk saling berhadapan, mereka seperti remaja yang sedang kasmaran.
Brraakk
Mira memukul meja dengan keras membuat Anton dan Aisyah kaget lalu mereka mendongak ke atas melihat wajah Mira. Membuat semua orang yang sedang makan di situ pun menatap tempat Anton dan Aisyah.
"Jadi ini kelakuanmu di belakang aku, mas!" Mira dengan berpura-pura menangis.
"Mira, kamu apa-apaan sih?" tanya Anton yang berdiri menghada Mira.
"Kamu yang apa-apaan, kamu bilang akan keluar kota dan selama seminggu ada bisnis. Tapi kamu malah bertemu dengan perempuan ini. Aku sedang mengandung, mas," Mira menangis dan membuat para pengunjung saling berbisik juga saling pandang.
"Mira, ayo keluar," kata Anton yang menarik tangan Mira, namun Mira melepaskan tangan Anton dan kemudian menampar pipi Aisyah.
Plakk
"Kamu apakah tidak ada laki-laki lain sehingga kamu menemui suamiku. Hah..!" Aisyah memegang pipinya yang sakit akibat tamparan Mira.
"Mira!!" Anton menarik tangan Mira dan Mira menghempaskannya. "Jangan bikin onar di tempat umum, Ayo kita pulang sebelum aku marah besar karena kamu sudah membuat aku malu," bisik Anton dari belakang.
Tanpa Aisyah sadari Mira maju satu langkah dan lalu menumpahkan air yang ada di depan Mira. Mira tersenyum licik dan penuh kemenangan, Aisyah kaget dan melihat bajunya basah.
"Aisyah," panggil Anton.
"Aku permisi, bang," ujar Aisyah yang berlalu dari hadapan Anton dan Mira. Aisyah menunduk malu karena perlakuan Mira pada semua orang-orang yang ada disana.
"Mira, ikut aku dan kita selesaikan ini di rumah," kata Anton yang menarik lengan Mira dan menyuruh dia masuk kedalam mobil Anton.
****
Aisyah yang berjalan sambil menangis dan merasa harga dirinya diinjak oleh Mira. Semua orang akan menyangka bahwa dirinya itu seorang pelakor, tapi kenyataannya Aisyah adalah istri yang teraniaya oleh madunya sendiri.
Aisyah duduk di sebuah taman dan dia menangis sendiri, rasa sakit kini semakin dalam. Keinginan untuk bercerai dari Anton kembali ada dan semakin yakin.
Fattan yang sedang berjalan selesai makan siang dengan klien dia memilih berjalan-jalan di taman. Kemudian matanya melihat sosok perempuan yang selalu menjadi ratu didalam hatinya, Aisyah masih menagis meratapi kisah hidup dan cintanya pada Anton.
"Aisyah," panggil Fattan.
Aisyah pun menengok ke sumber suara yang memanggilnya. "Fattan,hai.. " sapa Aisyah yang mengusap airmata di pipinya.
"Kamu sedang apa?" tanya Fattan yang duduk disamping Aisyah, "Kamu nangis, Syah?" tanya Fattan melihat mata Aisyah yang sembab.
"Ah, tidak apa-apa," ucap Aisyah.
"Apa ada masalah?" Fattan yang mencoba membuat Aisyah tenang agar tidak terus menangis.
"A-Aku, a-ku, " Aisyah terbata-bata.
"Aisyah jujur sama aku," kata Fattan yang memegang bahu Aisyah.
Aisyah menangis dan Fattan memeluk Aisyah tanpa sadar, Aisyah pun menyandarkan kepalanya di dafa bidang Fattan. Aisyah hanya menganggap Fattan sahabat yang melebihi saudara.
"Menangislah keluarkan semua rasa sesak didadamu," ujar Fattan. Aisyah menangis dan Fattan mengusap kepala Aisyah.
Sementara dari jauh Anton melihat Fattan dan Aisyah berpelukan membuat rahangnya meradang dan emosi. Lalu kemudian Anton langsung mendekati mereka dan menarik kerah kemeja Fattan.
Bug
Fattan tersungkur dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya. Aisyah yang kaget melihat Anton datang dengan tiba-tiba dan langsung memukul Fattan.
"Abang! " panggil Aisyah yang membantu Fattan berdiri.
"Kenapa kamu mengkhianati aku, Fattan?"
"Ton, dengarkan penjelasan aku," Anton melepas lengannya dari tangan Fattan.
"Abang, dengarkan dulu penjelasan dia," Aisyah mencoba menjadi penengah dari pria tampan itu.
"Kamu, pulang!" Anton menarik tangan Aisyah dan Aisyah berjalan terseok-seok mengikuti langkah kaki Anton..
*Hai... Ayo mana likenya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
seperti nya Anton salah faham nih
2023-06-15
1
Kasna Wati
klo gak tinggalkan mira ausyah hidup menderita seumur hidup
2023-01-17
0
Tati Aulia
kan lagi dan lagi🤦
2022-10-01
0