Aisyah berdiri di sebuah rumah besar berarsitektur rumah jaman dulu. Aisyah berada di rumah kakak sepupunya, El Nina Giandri. Kakak sepupu yang sudah lama Aisyah tak jumpa, terakhir ketika Aisyah masih duduk di bangku SMA. Dulu Aisyah berlibur bersama keluarga juga Anton saat masih pacaran.
"Maaf, ibu mencari siapa?" Tanya satpam yang melihat Aisyah berdiri di gerbang besi berwarna hitam putih itu.
"Apa benar ini rumah ibu El Nina Giandri, pak?" tanya Aisyah merapatkan tubuhnya di pagar besi tersebut.
"Iya, benar. Ibu siapa?" tanya satpam kembali.
"Saya Aisyah Putri anak bapak Fadlan dari Jakarta." Kata Aisyah yang melihat mobil Swift akan masuk ke dalam.
Kemudian seorang perempuan cantik berambut panjang dan memakai blazzer abu-abu dan rok 7/8 keluar dari mobil dan membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"Aisyah.. " Panggil perempuan itu yang menghampiri Aisyah dan langsung memeluknya.
"Kak El, " Ucap Aisyah tersenyum.
"Kamu sama siapa? Anton mana?" tanya El Nina kakak sepupu Aisyah.
"Ais, sendirian, kak." Jawab Aisyah dengan lirih.
El Nina tahu adik sepupunya itu seperti ada masalah dan melihat Aisyah menundukkan kepalanya. Kemudian El Nina langsung menyuruh masuk. Aisyah duduk di ruang tamu yang sangat besar, lalu art data membawakan minuman untuk Aisyah.
"Terimakasih, mba." Ujar Aisyah yang meminum teh manis hangat yang di suguhkan oleh art El Nina.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya El Nina yang keluar dari kamarnya yang dekat dengan ruang tamu.
"Alhamdulillah, Ais baik-baik dan sehat." Jawab Aisyah tersenyum.
"Kamu ada masalah apa sama Anton?" tanya El Nina yang duduk di samping Aisyah.
"Abang Anton punya istri lagi, kak. Karena ibunya yang menginginkan kehadiran cucu, jadi menyuruh abang Anton menikah dengan anak teman sosialitanya." Jawab Aisyah yang menutup wajahnya dan menangis.
El Nina pun mendekati Aisyah dan memeluk adik sepupunya itu memberinya kekuatan agar bisa sabar menghadapi ujian hidup berumah tangga.
"Kamu yang sabar, Ais. Jangan berhenti berdo'a agar rumah tanggamu dan Anton baik-baik saja." Kata El Nina yang mengusap punggung Aisyah dengan lembut.
****
Sementara Anton tak menemukan Aisyah dimanapun, Mira yang melihat suaminya duduk di teras depan rumah sambil menatap pintu gerbang berharap Aisyah pulang. Sambil merokok Anton pun menyesap kopi buatannya sendiri, biasanya Aisyah yang membuatkan untuknya.
"Mas, sudah malam masuk. Udaranya dingin nanti kamu sakit." Ucap Mira yang mengusap bahu Anton.
"Aku masih ingin menunggu Aisyah pulang." Kata Anton yang mengisap rokoknya.
"Tapi ini sudah malam, dan Aisyah tidak akan pulang. Sudahlah mas, jangan berlebihan Aisyah pergi karena kemauannya sendiri. Jadi kamu tidak usah lebay." Kata Mira yang marah dan cemburu.
"Apa katamu aku lebay? Berlebihan?" Anton yang emosi berdiri mengahadap tubuhnya di depan Mira. Tangan Anton mencengkram dagu Mira dengan erat dan Mira merasa kesakitan.
"Lepas, mas. Sakit, kamu sudah menyakiti aku dan anakmu." Kata Mira yang kemudian Anton melepaskan tangannya.
"Kamu yang sudah membuat Aisyah pergi, kamu berbohong pada ibu bahwa Aisyah sudah menyakitimu. Padahal kamu yang menyakiti dirimu sendiri, hah..Bodoh sekali aku ini yang percaya pada perempuan sepertimu." Kata Anton menghempaskan tubuhnya di kursi lalu mengusap kasar wajahnya.
"Kamu selalu membela Aisyah, apa hebatnya Aisyah. Aku juga ingin kamu cintai, kamu sayangi, mas." Ujar Mira yang menangis.
"Apa belum cukup kamu menyiksa aku, Mira. Aku sudah menuruti keinginan ibuku untuk menikahimu dan sekarang belum cukup aku sudah memberikan kamu dan Ibuku seorang anak dan juga cucu." Kata Anton menutup wajahnya sambil menopang di lututnya.
"Menyiksamu? Kamu yang sudah menyiksaku, mas. Kamu seorang suami yang jahat, lebih peduli pada istri pertamamu.Tanpa peduli seperti apa perasaanku." Ujar Mira menangis.
"Perasaanmu yang bagaimana? Apa kamu juga mengerti perasaanku sedikit saja." Ungkap Anton.
"Ah.. Sudahlah, kamu memang kejam.Tunggu saja Aisyah pulang dan jangan perdulikan aku." Ujar Mira yang masuk kedalam dengan membanting pintu dengan keras.
"Lihat saja mas Anton, aku akan membuat Aisyah menderita. Dan aku akan menjadi nyonya Anton seutuhnya." Bathin Mira yang masuk ke kamarnya.
*****
Sementara di kota pahlawan, Aisyah sedang duduk di taman yang malam hari begitu indah. Cahaya bulan dan bintang juga lampu di taman sangat indah. Aisyah teringat dulu sewaktu pacaran dirinya dan Anton sering berlibur di sini. Wajah Anton tiba-tiba terpampang seperti nyata.
"Abang, sedang apa disana?" Tanya Aisyah dalam hati sambil melihat langit di malam hari.
"Hai... Kalau kangen telepon sana, jangan biarkan pelakor merebut suamimu." Kata El Nina tersenyum.
"Eh.. Kak El, " sahut Aisyah tersenyum malu.
"Kamu sudah pernah periksa kandungan?" tanya El Nina.
"Sudah, kak. Kata dokter aku dan abang tidak ada masalah." Jawab Aisyah.
"Mungkin memang Alloh belum mempercayai kalian." Ujar El Nina.
"Abang Anton tidak bilang kalau dia menikah lagi." Ujar Aisyah.
"Apa?Jadi kamu tidak tahu, kalau Anton menikah lagi?" tanya El Nina dan Aisyah pun mengangguk pelan.
"Aisyah tahu waktu abang Anton datang bersama Mira yang sedang hamil 5 bulan." Ungkap Aisyah.
"Ya ampun, Aisyah. Kamu yang sabar ya." Kata El Nina.
"Aisyah harus bagaimana, kak. Aisyah minta cerai tapi abang tak mengabulkannya," ujar Aisyah yang menatap langit.
"Kalau Anton tidak mengabulkannya berarti dia masih mencintaimu, Ais." Kata El Nina.
"Kalau dia mencintai Aisyah kenapa dia menikah tak minta izin pada Aisyah?" tanya Aisyah pada kakak sepupunya.
"Mungkin Anton punya alasan untuk tidak meminta izin padamu," jawab El Nina.
"Apa alasannya karena anak, kak? " tanya Aisyah dengan mata berkaca-kaca.
"Sudahlah yang pasti Anton mencintaimu." ujar El Nina.
******
Pagi hari matahari mulai menampakan sinarnya, Anton terbangun dari tidurnya. Dia tertidur di kamar yang siap tempati bersama Aisyah selama 1,5 tahun. Anton bangun kemudian dia duduk menyandarkan kepalanya di tembok ranjang. Anton menatap kamar yang menjadi saksi cinta pertama yang telah sah menjadi kekasih halalnya.
Canda, tawa setiap pagi ketika Anton terbangun dari tidurnya. Aisyah selalu menggodanya, selalu mengajaknya bercinta di pagi hari sebelum Anton berangkat kerja.
Kemudian ponsel Anton berbunyi disitu tertera nama asistennya Fattan Al Fatih, sahabat setianya sejak kuliah bersama Aisyah. Fattan juga menyukai Aisyah tapi Aisyah sudah berpacaran dengan Anton sejak sama-sama duduk di bangku SMA.
"Ada kabar tentang Aisyah, Tan?" tanya Anton yang langsung duduk di tepi ranjang.
"Aisyah pergi ke Surabaya, Ton. Kerumah kak El, bukannya dulu kamu pernah kesana sewa masih kuliah?" tanya Fattan.
"Kak El, kenapa aku gak kepikiran kalau Aisyah akan pergi kerumah kak El." Ujar Anton.
"Sekarang kamu temui Aisyah, biar urusan kantor aku yang handle," kata Fattan.
"Oke, Tan. Terimakasih kamu sudah membantu aku mencari Aisyah." Kata Anton tersenyum.
"Itu gunanya teman, bro. Sudah siap-siap, jet pribadi sudah aku siapkan, nanti ada Bobby dibandara," ujar Fattan yang langsung menutup ponselnya.
Anton segera beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke Surabaya menjemput sang istri. Anton keluar dengan tergesa-gesa, Mira yang keluar dari kamar langsung menahan lengan Anton.
"Kamu mau kemana, mas?" tanya Mira yang tak di hiraukan oleh Anton. Dia langsung melepaskan tangan Mira yang menahan lengan Anton.
Anton meninggalkan Mira dan tak mendengar Mira memanggilnya. Anton langsung masuk kedalam mobil di mana anak buah Fattan Bobby sudah menjemputnya.
"Kata Fattan kamu tunggu aku di bandara?" tanya Anton yang duduk dibangku belakang.
"Sekalian lewat, bos," jawab Bobby. Kemudian mobil itu melaju dengan cepat. Dan tak kurang dari 1,5jam Anton sudah sampai di bandara, lalu langsung masuk kedalam jet pribadinya dan langsung terbang menuju kota pahlawan.
****
Aisyah yang membantu kakak sepupunya membuka cafe yang mulai buka jam 10 pagi hingga jam 10 malam. Aisyah membantu menjadi pelayan yang mengantarkan makanan dan minuman. Kemudian Aisyah terdiam berdiri mematung melihat sosok laki-laki yang baru sehari semalam dia rindukan dan dia benci.
Anton sudah tiba di kota pahlawan, dan di kerumah kak El namun para art mengatakan Aisyah dan El Nina sudah berangkat ke cafe. Anton yang sudah mengetahui tempat cafe El Nina jadi tak perlu mencari. Dulu Aisyah dan Anton pernah berlibur ke rumah El.
"Mau apa kamu ke sini, bang?" tanya Aisyah yang melewati Anton dan mengantarkan minuman ke tempat pelanggan.
"Syah, aku ingin kamu pulang." Kata Anton.
"Aku ingin sendiri, bang." Ujar Aisyah yang masuk kedalam sebuah ruangan, dan Anton mengikuti Aisyah.
"Anton, kapan kamu datang?" tanya El Nina yang masuk ke ruangan kantornya.
"Baru saja, kak. Aku kesini ingin menjemput Aisyah, kak, " ujar Anton yang duduk di depan Aisyah yang membuang pandangannya.
"Aisyah, pulanglah selesaikan masalahmu. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari," kata El Nina.
"Aisyah masih mau disini, kak, ujarnya.
"Kakak tidak ingin kalian menyesal, jadi lebih baik kamu menurut. Anton itu masih suamimu, jadi tak baik melawan suami." Kata El Nina.
"Baiklah, aku mau ikut pulang tapi sore kita pulangnya. Aku mau jalan-jalan dulu." Ujar Aisyah dengan ketus dan Anton tersenyum dan merasa gemas dengan istri pertamanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Jumiah
aq se7 aisyah pergi meninggalkan ..
anton ,thor buat asyah pisah sma anton ,aisyah orang baik pasti akan
d pat yg lebih baik ,biar anton & ibu nya nyesal...lanjut thor...
2023-06-27
0
Yunerty Blessa
entah gimana perasaan Mira bila melihat kedatangan Aisyah
2023-06-15
1
Tati Aulia
hrdeh ini yg bikin gemes
2022-10-01
0