Aisyah pergi dari rumah anton dengan mata yang menangis dan sembab, Aisyah berjalan sambil menghapus air mata yang terus menetes membasahi pipinya. Aisyah lalu berhenti di sebuah taman dan kemudian duduk di bangku taman,Aisyah meneteskan airmata saat melihat sepasang suami-istri yang sedang bercanda. Aisyah teringat saat indah dulu bersama Anton.
"Aisyah,"panggil Fattan yang menghampiri Aisyah yang duduk sendiri taman dekat rumah Anton.
" Bang Fattan,kok ada disini?"tanya Aisyah yang menghapus airmatanya.
"Kamu nangis? Kenapa?" tanya Fattan menghapus air mata di pipi Aisyah.
"Maaf, bang. Lebih baik kita jaga jarak, Aisyah tidak mau abang Anton salah paham lagi dengan kita," ujar Aisyah.
"Aisyah, sebegitu cintanya kamu dengan Anton. Sehingga kamu lebih baik di sakitin dan menderita seperti ini," kata Fattan.
"Abang Anton suamiku," jawab Aisyah.
"Tapi sampai kapan kamu terus di siksa olehnya? Aisyah, aku mencintaimu sejak dulu kita masih kuliah. Aku tidak rela melihat wanita yang aku cintai disakiti bahkan dipoligami seperti ini," ungkap Fattan. "Ceraikan Anton dan menikahlah denganku, aku akan membahagiakan kamu," ujar Fattan pula.
"Tapi aku bukan perempuan sempurna, tak bisa memberikan keturunan untukmu. Buktinya abang Anton tega menikah lagi hanya karena Aisyah tak bisa memberinya keturunan," kata Aisyah yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Fattan memeluk Aisyah dan membiarkan Aisyah menangis di dada bidang Fattan. Fattan tak tega melihat wanita yang dia cintai itu sakit ataupun sedih, Fattan rela harus menghabiskan seluruh hidupnya untuk Aisyah.
*****
Mira sudah boleh pulang, kandungannya tidak ada masalah. Mira tersenyum saat melihat suaminya dengan setia menemani dirinya. Anton memikirkan Aisyah yang selalu saja membuat masalah, siapa yang harus Anton percaya Aisyah atau Mira?
"Mas,ada apa?" tanya Mira mengusap lengan Anton.
"Kamu tidak bohong dengan darah itu kan," kata Anton.
Deg
Mira terdiam dan mencari cara agar Anton tidak curiga pada dirinya, Mira mengarang itu benar darah dan Aisyah sudah mendorongnya dengan keras, Anton masih ragu kalau itu perbuatan Aisyah. Mira lalu berpura-pura merasakan sakit.
"Aww.. " Mira meringis memegang perutnya.
"Kenapa sakit?" tanya Anton yang juga ikut memegang perut Mira.
"Dia bergerak, mas," ujar Mira.
"Iya benar, aku baru merasakan gerakannya. Kira-kira sedang apa dia," kata Anton yang mengusap perut Mira dan mengikuti gerakan sang bayi.
"Hai, anak ayah.Sedang apa kamu?" tanya Anton yang menempelkan telinganya di perut Mira.
Mira tersenyum melihat Anton yang begitu menyayangi bayi yang ada di dalam kandungannya. Mira menyisir rambut Anton, dan terkekeh melihat sikap Anton.
"Sayang, nanti kita USG ya. Mas mau tahu apa kelamin anak mas itu," ujar Anton yang bahagia.
"Minggu depan kebetulan jadwal aku kontrol, mas, " jawab Mira dan Anton mendongak tersenyum ke arah Mira.
"Seandainya itu kamu, Aisyah pasti aku akan sangat bahagia yang begitu sangat," batin Anton yang membayangkan wajah Mira adalah Aisyah yang tersenyum padanya.
"Mas," panggil Mira dengan lembut.
"Hmm," Anton hanya berdehem, setengah berbicara dengan calon bayi yang ada di perut Mira Anton membaringkan tubuhnya di samping Mira.
"Mas, mau anak laki-laki atau perempuan?" tanya Mira yang menyandarkan tubuhnya di tembok ranjang.
"Apa saja yang penting sehat," jawab Anton.
"Tapi aku mau anak laki-laki, mas.Agar bisa jadi penerus keluarga mas," kata Mira.
"Apa saja yang penting anak kita sehat," ujar Anton yang memejamkan matanya.
****
Aisyah yang masih duduk ditaman ditemani Fattan mereka asik mengobrol dan bercanda tanpa sadar ada dua orang yang sedang mengawasi mereka dan memotret mereka. Orang-orang tersebut suruhan Mira yang dengan sengaja mengikuti Aisyah kemana.
~Flashback on~
"Mas, siapa yang da.. " Mira muncul dan melihat Aisyah yang datang hatinya kesal.
"Aisyah yang datang, sayang," jawab Anton.
"Sayang? Abang Anton panggil Mira dengan sebutan sayang? Apakah abang sudah mulai mencintai Mira?" batin Aisyah terus mengajukan pertanyaan.
"Masuk, Syah," ajak Anton yang menggandeng tangan Aisyah.
Bukan Mira namanya jika dia tidak mempunyai drama,Mira sudah menduga bahwa Aisyah akan datang dia menyiapkan cairan berwarna merah darah untuk memfitnah Aisyah kembali. Kemudian Mira melihat Anton yang sedang duduk dengan Aisyah sambil mengobrol. Aisyah merasa Anton buka seperti seorang suami melainkan seorang teman.
"Abang bukan abang yang dulu, sepertinya abang menjaga jarak dengan Aisyah," kata Aisyah dan Anton menatap dengan diam.
"Abang, hanya menjaga perasaan Mira," jawab Anton dengan entengnya.
"Apa, menjaga perasaan Mira?Apa abang juga tidak menjaga perasaan Aisyah?" tanya Aisyah.
Sewaktu Aisyah dan Anton berbicara, Mira menelepon orang-orang yang sudah dia bayar untuk mengikuti Aisyah ketika pulang dari rumahnya. Mira pun membayar orang-orang tersebut dengan mahal, seh mereka mau bekerja sama dengan Mira.
Ketika Aisyah keluar dari rumah Anton, dua orang langsung mengikuti Aisyah yang sedang menangis, tanpa sadar ketika bertemu dengan Fattan dua orang tersebut memotret mereka berdua.
~Flashback off ~
"Benar nih gak mau aku antar?" tanya Fattan yang tersenyum pada Aisyah.
"Iya bang, terimakasih sudah mendengarkan Aisyah," jawab Aisyah.
"Kalau butuh sesuatu jangan sungkan hubungi aku ya," ujar Fattan.
"Baik, bang. Aisyah pulang naik taksi online saja,terimakasih sekali lagi," ucap Aisyah yang langsung naik taksi online yang dia pesan.
"Kamu hati-hati ya, kabari aku jika sudah sampai," kata Fattan.
"Baik, bang. Assalamu'alaikum," sahut Aisyah.
"Wa'alaikumsalam, pak jangan ngebut ya," ujar Fattan pada supir taksi online dan supir itu hanya mengangguk.
Mobil yang Aisyah tumpangi sudah menjauh, Fattan pun langsung kembali pulang. Dalam perjalanan Fattan merasa senang akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam.
*****
Mira melihat Anton sudah tidur Mira pelan-pelan turun dari ranjangnya karena menerima pesan masuk dari ponselnya. Mira keluar dan langsung membuka pesan di ponselnya, ternyata orang suruhannya itu memotret Aisyah dan Fattan tengak berpelukan. Mira menyeringai dengan liciknya, dan dia berniat menghancurkan rumah tangga Anton dan Aisyah.
"Kamu belum tidur, Mira?" tanya ibu Hana.
"Eh, ibu. Belum bu, ini ada yang mengirim foto di ponsel Mira," ujarnya dengan berpura-pura kaget.
"Siapa?" tanya ibu Hana.
"Ini, bu. Tapi ibu jangan kaget ya," kata Mira yang menyerahkan ponselnya pada ibu mertuanya.
Ibu Hana tak percaya apa yang dia lihat foto ai dan Fattan sedang bermesraan di taman, ibu Hana juga melihat Aisyah dan Fattan berciuman. Mira tersenyum dengan licik, dia berhasil mengelabui ibu mertuanya.
"Dasar perempuan p********r, selingkuh dari suaminya!" ibu Hana tampak marah.
"Aisyah tega ya bu mengkhianati mas Anton," kata Mira yang berpura-pura kaget.
"Ibu lebih baik bilang sama Anton," ujar ibu Hana yang akan menemui Anton di kamarnya.
"Jangan bu nanti saja, kita cetak foto ini lalu kita suruh kirim foto ini ke kantor mas Anton lalu kita ajak mas Anton melihat dengan mata kepalanya sendiri. Kalau di foto mas Anton gak akan percaya bu," kata Mira.
"Benar juga, ya sudah. Dengan ini semoga Anton segera menceraikan Aisyah, ibu sudah tidak sabar untuk memisahkan mereka," ujar ibu Hana.
Mira tersenyum dalam hatinya, dia berhasil menghasut ibu mertuanya yang sudah termakan oleh omongan Mira. Dalam hatinya sangat puas bisa menyingkirkan Aisyah sebagai istri pertamanya Anton.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Eneng Ersha
cerita nya berbelit'' berputar di sana terus dn s aisyah bodo nya minta ampun jd g gereget bacanya g menantang
2024-12-15
0
Sinsin Sinsin
wanita berhijab tpi ko di sini bisa berduaan dgn yg bkn mahramnya
2024-12-08
0
Mak Nab
padan muka aisyah yg bodoh
2024-04-09
0