BAB VII

"A-Apa, bang?"

"Pergi dari rumah ini. Pergi!" Anton berteriak. Lalu dia menarik lengan Aisyah menyeretnya keluar dari kamar.

Aisyah menangis dan berusaha melepaskan cengkeraman Anton. Mira dan ibu Hana tersenyum melihat Anton mengusir Aisyah.

Anton tak lagi menghiraukan tangisan Aisyah yang menangis meminta tolong agar Anton memaafkannya.

"Kamu sudah berubah, kamu bukan Aisyah yang dulu. Kamu boleh membenci Mira tapi kamu sudah menyakiti anakku," kata Anton yang menyandarkan punggungnya di tembok samping pintu.

Aisyah menangis sambil memegang lengannya yang sakit karena. Anton menatap Aisyah yang matanya sudah sembab, entah setan apa yang merasuki diri Anton sehidup tega menyakiti Aisyah yang sangat dia cintai.

Aisyah berjalan gontai keluar dari rumah yang sudah dia tempati bersma suaminya. Anton menatap punggung Aisyah yang sudah mulai menjauh. Aisyah tidak tau dia akan pergi kemana dalam keadaan sudah malam, Aisyah hanya membawa beberapa pakaian dan uang yang tak banyak dia bawa.

Anton masuk kedalam rumah dan duduk di sofa sambil mengusap wajahnya. Mira dan ibu Hana tersenyum penuh kemenangan, misinya membuat Aisyah pergi dari rumah dan Anton yang mengusir Aisyah.

"Sudah, jangan kamu sesali." kata ibu Hana yang mengusap punggung anaknya.

Kemudian Anton berdiri, " Kamu mau kemana, Ton?" tanya ibu Hana.

Anton hanya diam dan dia langsung masuk ke kamar dan langsung mengunci pintunya. Anton duduk di tepi ranjang lalu mengambil foto pernikahannya dengan Aisyah, kemudian Anton memeluknya

"Maafkan, abang yang sudah menyakitimu." Ucap Anton lalu merebahkan dirinya di atas ranjang.

*****

Aisyah berjalan terus berjalan tanpa arah dan tujuan sambil menangis, kemudian sebuah mobil sedan warna hitam membunyikan klakson dan berhenti. Aisyah pun menghentikan langkahnya.

"Aisyah," panggil perempuan yang terlihat membuka jendela mobilnya.

"Faza,"

"Kamu mau kemana, ayo masuk," kata Faza yang membuka pintu mobilnya dan Aisyah masuk kedalam.

Mayfaza adalah sahabat Aisyah sejak kecil, karena rumah mereka berdekatan sehingga mereka menjalin persahabatan sejak kecil. Faza masih belum menikah, dia masih mengejar cinta Fattan. Teman kuliah Aisyah dan Anton, Aisyah duduk bersandar di jok mobil depan.

"Kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Faza.

"Za, aku ikut menginap di rumah kamu ya," kata Aisyah yang kemudian menangis. Dan Faza langsung memeluk sahabatnya itu.

"Nangislah, jangan di tahan.Keluarin semua unek-unek dan rasa sakit, kamu."

Aisyah menangis dipelukan Faza hingga kemejanya basah oleh airmata Aisyah. Faza tidak tahu apa masalah Aisyah, dan dia tidak ingin terus bertanya pada Aisyah.

Faza melajukan mobilnya di sebuah apartemen yang baru saja dia miliki, karena jarak rumah dan kantornya terlalu jauh jaraknya. Aisyah dan Faza turun lalu masuk bersama ke tempat Faza. Aisyah bersyukur bertemu dengan Faza, jika tidak entah bagaimana nasib Aisyah malam ini,dan dimana dia akan tidur.

Faza menekan password dan membuka pintu apartemennya, lalu menyuruh Aisyah masuk. Faza kemudian mengambil segelas air putih dan memberikan pada Aisyah.

"Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Faza yang duduk di samping Aisyah.

"Abang Anton mengusir Aisyah dari rumah," jawab Aisyah yang masih menangis.

"Apa? Kamu diusir?" tanya Faza tak percaya mendengar Aisyah. Setahu Faza Anton laki-laki baik, dari awal kenal dengan Anton, Faza kagum dengan sosok Anton.

"Abang Anton menikah lagi, dan sekarang istri mudanya sedang hamil,istri mudanya selalu memfitnah aku melakukan hal yang tidak aku lakukan hingga tadi aku difitnah kalau aku menumpahkan kuah sayur yang masih panas,"ucap Aisyah.

" Anton menikah lagi dan sekarang istri keduanya tinggal bersamamu,"kata Faza tak percaya Aisyah mengalami hal seperti itu.

"Malam ini aku ikuti tidur di apartemenmu ta, Za. Besok aku mau cari kontrakan dan bekerja," ujar Aisyah.

"Sudah, kamu tidak usah menyewa atau mengontrak rumah,kamu bisa pakai saja. Lagian aku jarang pulang kesini, paling kalo weekend aja," kata Faza.

"Tidak, Za. Aisyah tidak mau merepotkan dirimu." Ucap Aisyah.

"Ish, kamu itu sudah aku anggap sodaraku. Jadi jangan sungkan ketika kamu membutuhkan bantuan," kata Faza dengan senyuman yang manis sekali.

****

Pagi mulai menjelang, matahari masuk kedalam celah-celah kamar Anton, semalam Anton menghabiskan 2 bungkus rokok dan satu botol wine. Anton akan seperti itu jika dirinya sedang mengalami stress berat. Dia menyesal telah mengusir Aisyah, namun dia juga tak ingin anaknya ada apa-apa.

"Anton," panggil ibu Hana yang sedari tadi mengetuk pintu kamar Anton. "Buka pintunya, kita sarapan dulu."

Anton bangun dan berdiri lalu membuka pintu kamarnya, ibu Hana mencium bau mulut alkohol dan wajah serta penampilannya yang kusut. Ibu Hana masuk kedalam kamar dan melihat kamarnya berantakan, puntung rokok dan botol wine. Anton duduk di sofa, menyandarkan punggungnya dengan mata menatap foto pernikahan berukuran 50x60 yang menempel di tembok.

"Kamu habis minum-minum beralkohol?" tanya ibu Hana.

"Hanya sedikit menghilangkan stres,bu," jawab Anton.

"Kamu kerja hari ini?" ibu Hana bertanya kembali, " Hari ini jadwal kontrol kandungan Mira, nanti siang kamu bisa antar?"

"Anton lihat jadwal dulu,bu."

"Jangan lihat jadwal dong, kamu itu ayahnya masa gak bisa buat antar istri periksa kandungan," ujar ibu Hana.

"Baik, bu. Anton usahakan," jawab Anton datar.

"Sekarang kamu mandi dan gosok gigi, hilangkan bau alkohol di mulut kamu." Ibu Hana yang keluar dari kamar Anton.

Mira mulai menyiapkan sarapan untuk suaminya, dalam hati Mira tampak bahagia karena dia tak lagi melihat Aisyah yang selalu diperhatikan oleh Anton. Kemudian Mira masuk ke kamar Anton untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya.

"Sedang apa kamu di kamarku?" tanya Anton yang keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk di pinggangnya.

"Aku kan istrimu, mas. Aku siapkan pakaian kerjamu, dong." sahut Mira yang tersenyum.

"Biar Aisyah saja yang menyiapkan pakaian ker.." Anton tak meneruskan perkataannya dan Mira terdiam Anton belum bisa melupakan Aisyah.

"Perempuan itu sudah pergi dari rumah dan mas sudah mengusirnya. Jadi jangan sebut namanya ataupun panggil namanya lagi," ujar Mira yang keluar dengan hati yang sakit.

Mira memukul meja makan dan ibu Hana melihat menantunya sedang kesal, lalu mendekati Mira dan mengusap punggungnya.

"Ada apa, Mira?" tanya ibu Hana.

"Mas Anton masih saja ingat dengan perempuan S*******n itu, bu," jawab Mira dengan kesal.

"Sabar, ini kan baru semalam Aisyah tidak ada dirumah. Terpenting kita sudah mengusir perempuan itu dan memisahkan perempuan itu dari Anton," kata ibu Hana tersenyum dengan licik.

"Tapi sampai kapan, bu?" tanya Mira dengan manja pada mertuanya. "Mira ingin mas Anton mencintai Mira, bukan hanya anak yang Mira kandung."

"Dekati Anton ambil hatinya dan buat anak ibu melupakan Aisyah," ujar ibu Hana. "Kamu pasti bisa, ibu akan selalu mendukungmu."

Mira tersenyum lalu ibu Hana mencium kening Mira di hadapan anaknya yang baru saja keluar dan akan berangkat kerja.

"Mas, sarapan dulu," sahut Mira yang langsung menggandeng lengan Anton.

"Aku sarapan di kantor saja,"

"Di rumah saja, Mira sudah cape-cape masakin buat kamu, malah kamu gak mau makan. Ayo makan dulu, hargailah istrimu. Mira itu sedang hamil, biasanya perempuan hamil itu sensitif," kata ibu Hana yang duduk di samping Mira dan mengambil makanannya.

Anton tak bisa menolak keinginan ibunya, kemudian Mira mengambilkan piring dan nasi juga lauknya. Anton melihat Mira yang sepertinya tulus melayani dirinya. Tapung bayangan Aisyah kembali, Anton tersenyum pada Mira yang menganggap itu adalah Aisyah yang sedang mengambil makanan untuknya.

*****

Sementara itu Faza membantu Aisyah mencari pekerjaan yang sesuai kemampuan Aisyah. Dan akhirnya Aisyah di terima kerja di sebuah perusahaan yang baru muncul sebagai manajer keuangan di perusahaan itu. Aisyah memag tidak pernah bekerja, setelah selesai kuliah dia langsung menikah dengan Anton.

"Terimakasih, Za. Kamu sudah membantu aku mencari pekerjaan," ujar Aisyah yang duduk ditaman bersama Faza sambil menikmati minuman boba.

"Itu juga karena kamu pantas dan layak posisi itu, dari dulu kamu itu pintar dan aku yakin pasti kamu cepat diterima," kata Faza.

"Jujur ini pertama kali aku kerja, Za. Kamu tahu sendiri setelah lulus kuliah aku langsung menikah dengan abang Anton,"

"Iya, karena kamu itu sudah kebelet nikah, hahaahaha.."

"Iih, apaan sih," Aisyah menyenggol lengan Faza yang menggoda Aisyah.

"Sekarang kamu tidak perlu memikirkan Anton b********k itu, biarkan saja dia akan menyesal mengusir istri cantik dan baik seperti kamu," kata Faza.

"Aku ingin berpisah dari abang," ujar Aisyah menyesapkan minumannya.

"Kalau itu aku setuju, tapi bagaimana jika Anton tidak setuju?" tanya Faza.

"Aku akan mengajukan sendiri perceraian itu, Za," kata Aisyah.

"Kamu yakin? Istikharah, Syah. Semua ada jawabannya di sana," ujar Faza.

Terpopuler

Comments

Ariez Setiawan

Ariez Setiawan

aisyah goblok sih..pantes disiksa...lemah..gk punya otak..hrsnya bls donk..hajar madunya..puas..

2023-10-14

0

Sukliang

Sukliang

dasar mertua dan menantu jshanam

2023-01-13

0

Sukliang

Sukliang

harussss cerai

2022-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!