Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.

Setelah mempersiapkan mental yang cukup lama, akhirnya waktu pun tiba. Sore hari sudah menanti dan matahari sudah kembali tenggelam di ufuk barat. Sebelum pergi ke pantai, Maul mengajakku untuk keluar untuk berbicara berdua saja.

“Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”

“Seharusnya kau sudah tau Mar.”

“Masalah aku dan Miyuki?”

Maul hanya mengangguk kecil tanpa menjawab apa pun.

“Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Kami hanya kebetulan saja bertemu, kalau kau masih tidak percaya kau bisa bertanya kepada Riki.”

“Sebenarnya aku masih ragu dengan jawabanmu itu. Karena waktu rumor yang beredar di sekolah juga foto wanita yang ada bersamamu itu Miyuki. Aku juga melihat kalau kalian sangat dekat sekali.”

Aku pun menghela nafas dengan sangat panjang. Inilah salah satu alasan kenapa aku tidak mau berurusan dengan Miyuki.

“Aku akan mempersingkat hal ini, apa yang harus aku lakukan agar kau percaya kalau aku dan Miyuki tidak memiliki hubungan apa pun?”

“Aku mau membantu ku saat aku menyatakan perasaanku kepadanya.”

“Bagaimana caranya aku membantumu?”

“Dengan tidak mengganggu hal itu sama sekali.”

Maul pun pergi meninggalkanku dan kembali ke penginapan. Aku tidak tau apa yang membuatnya berpikir kalau aku akan mengganggu proses pernyataan cintanya nanti. Padahal selama ini aku sudah membantunya hingga sejauh ini.

“Sepertinya dia masih mencurigaimu Mar.”

Setelah Maul pergi sekarang gantian Riki yang datang menghampiriku.

“Apa yang kau inginkan Rik? Apa kau memiliki permintaan yang sama dengan Maul?”

Riki hanya tertawa ketika mendengar itu.

“Apa kau yakin akan hal ini?”

“Apa maksudmu?”

“Kau tau, bisa saja nanti Maul diterima oleh Miyuki. Apa kau tidak masalah akan hal itu?”

Pertanyaan Riki terdengar ambigu. Apakah yang menjadi permasalahan di sini adalah kedamaian yang ku punya atau perasaan yang aku miliki kepada Miyuki.

“Terserah saja, lagi pula aku tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi ke depannya. Dari pada aku memikirkan sesuatu yang belum tentu pasti, lebih baik aku melihatnya saja nanti.”

“Aku sudah menebak kalau kau akan berkata hal itu.”

“Sekarang gantian aku yang bertanya kepadamu.”

“Apa itu?”

“Bagaimana menurutmu sendiri? Apakah Maul akan diterima oleh Miyuki?”

Mendengar itu membuat Riki menatapku dengan tatapan ingin tau tapi sedikit meledek.

“Apa kau khawatir kalau Maul akan di terima nanti?”

“Tentu saja tidak, aku hanya ingin mendengar pendapatmu saja.”

Sangat menyebalkan sekali melihat Riki memasang ekspresi seperti itu.

“Hmmm… Bagaimana ya.”

Riki sekarang melihat jauh ke laut yang berada di hadapan kami dan mencoba berpikir.

“…Kalau aku pribadi masih menganggap mustahil jika Maul akan diterima oleh Miyuki. Mengingat dia baru saja dekat dengannya hari ini, dan kalau melihat dari sikapnya kepada Maul hampir sama dengan sikapnya kepada Takeshi…”

Aku baru tau kalau Riki bisa menganalisa sesuatu dengan mendalam juga.

“…Dan Miyuki hanya menunjukan sikap yang berbeda kepada satu lelaki saja.”

“Siapa itu?”

Riki menunjukku.

“Kau orangnya Mar. Jika dia sedang bersama denganmu, dia terlihat lebih terbuka dan bersikap layaknya orang yang berbeda.”

“Benarkah seperti itu? Aku tidak menyadari hal itu.”

“Mungkin kau tidak menyadari hal itu karena selalu mengabaikan Miyuki ketika dia berada dekat denganmu. Kalau kau coba perhatikan lebih dalam lagi, kau bisa menemukan perbedaannya.”

Apa yang Riki katakan itu benar. Mungkin karena aku selalu mengabaikannya dan tidak peduli dengannya ketika berada dekat denganku membuatku tidak tau bagaimana sikapnya ketika bersamaku.

“Apa terjadi sesuatu ketika aku pergi meninggalkan kalian berdua?”

“Tidak ada sesuatu yang spesial, hanya pembicaraan yang membosankan dan semenjak itu kami jadi sering bertemu.”

“Pantas saja Maul cemburu denganmu Mar. Mulai sekarang kau harus lebih berhati-hati dalam berintraksi dengan Miyuki, mungkin ke depannya bukan hanya Maul saja yang cemburu kepadamu.”

“Baiklah, aku akan mempertimbangkan apa yang baru saja kau katakan.”

“Hai apa yang kalian lakukan di sini!”

Rina datang menghampiri kami.

“Tidak ada, kami hanya berbincang sejenak saja.”

“Ayo, kita harus segera pergi ke lokasi.”

“Baiklah.”

Kami semua pergi ke pantai termasuk Rina, Riska, dan Indah. Maul juga sudah mengajak Miyuki untuk bertemu dengannya di pantai.

Kami semua yang sudah tiba di sana langsung bersembunyi di sekitar daerah pantai. Aku dapat melihat dari kejauhan kalau Maul sebenarnya masih gugup dan mencoba untuk tenang.

“Ini sangat mendebarkan sekali.”

Riki terlihat sangat bersemangat sekali, aku tidak tau kalau melihat orang yang akan menyatakan perasaannya danpat membuatnya menjadi bersemangat.

“Apa kamu yakin akan hal ini Ar?”

“Tentang apa?”

“Kamu tidak masalah membiarkan Maul untuk menyatakan perasaannya kepada Miyuki?”

Rina terlihat sangat khawatir sekali dengan keadaan Maul saat ini.

“Entahlah, sebenarnya aku merasa seperti melupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dikatakan. Tapi sampai sekarang aku masih belum mengingatnya.”

“Semoga Maul baik-baik saja.”

“Kau terlihat seperti ibunya saja. Kau terlalu khawatir, dia sudah bukan anak kecil lagi kau tau.”

“Tetap saja walaupun kamu bilang seperti itu, aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa khawatir ini.”

“Miyuki datang!”

Kami melihat dari tempat persembunyian kami kalau Miyuki sudah tiba di pantai dan mulai menghampiri Maul yang sedang menunggunya.

Dari sini aku tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan karena jarakku dengan mereka lumayan jauh. Tapi dari yang aku lihat, aku melihat Maul mengajak Miyuki berkeliling pantai sebelum menembaknya. Suasana dan pemandangan sore yang sangat indah sangat mendukung sekali Maul untuk mengungkapkan perasaannya.

“Apakah Maul dapat berhasil menaklukan Miyuki tidak ya? Aku dengar dari teman-temannya kalau dia sama sekali tidak mau berurusan dengan yang namanya pacaran.”

Ketika mendengar perkataan itu dari Riki, aku baru mengingat kalau Miyuki memiliki pandangan yang sama denganku ketika sedang membahas cinta. Mau sekeras apa orang itu berusaha untuk mendekatinya, akhir yang dapat diperoleh oleh orang itu hanya satu, yaitu ditolak.

“Bagaimana ini?!”

Sekarang rasa cemas yang dirasakan oleh Rina dapat aku rasakan juga.

“Ada apa Ar?”

“Sepertinya aku sudah mengerti apa yang saat ini sedang kau rasakan.”

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku tidak mungkin pergi ke sana seorang diri dan menghentikan Maul untuk mengungkapkan perasaannya. Itu akan terlihat seolah-olah aku tidak mau melihat Maul berpacaran dengan Miyuki, dan yang membuat itu semua menjadi lebih buruk karena Rina ada di sini. Dia pasti akan salah paham ketika melihat itu, dan aku akan merasa tidak enak dengannya karena aku sudah menolaknya karena idealismeku ini.

Ini sulit sekali… Cara yang paling ampuh saat ini mungkin membiarkan saja dia mendapatkan penolakan dan bersikap seolah-olah aku tidak tau apa yang sedang terjadi. Ya, aku rasa itu adalah cara yang paling tepat untuk saat ini. Maafkan aku Maul, sepertinya memang kali ini kau harus merasakan pahitnya ditolak oleh seseorang yang kau cintai.

Maul pun mengajak Miyuki ke sebuah tempat yang sangat pas untuk melihat matahari terbenam di sana.

“Romantis sekali… Apakah aku juga harus melakukan itu ketika menembak Kirana?”

Riki berbicara sendiri dan berandai-andai tentang sesuatu. Dia juga sesekali tersenyum karena khayalannya itu.

Saat itu aku baru tau kalau dari setadi Rina memperhatikanku.

“Ada apa?”

“Tidak ada.”

Rina pun membuang mukanya dengan malu.

Oh, sepertinya inilah saatnya.

Aku melihat Maul yang mulai mendekat ke Miyuki dan menatap matanya dengan sangat dalam dan mengucapkan sesuatu.

“Woaahh…!!!”

Riki, Riska, dan Indah sontak berteriak ketika melihat itu.

“Pelankan suara kalian, nanti mereka bisa tau kalau kita sedang berada di sini.”

Aku memarahi mereka atas suara yang mereka buat.

Miyuki tidak terlihat sama sekali gugup atau pun bingung dengan apa yang akan dia jawab dari pernyataannya Maul. Tapi aku tau pasti kalau dia menolak Maul tanpa pertimbangan sedikit pun. Melihat itu aku jadi teringat ketika Rina menyatakan perasaannya kepadaku di belakang sekolah. Pada saat itu, aku juga tidak mempertimbangkannya dulu dan langsung menolaknya.

Maul pun terlihat terguncang dan mulai pergi meninggalkan Miyuki seorang diri.

“Hei sepertinya dia sudah ditolak!”

Indah mengisyaratkan kepada kami untuk segera mengejar Maul.

“Kau benar!”

Riki langsung bergegas pergi untuk menghampiri Maul. Riska dan Indah juga menyusul Riki.

“Kamu tidak mengejarnya juga Ar.”

Rina juga hendak pergi untuk menyusul Maul, tapi dia terhenti karena melihatku yang masih berada di sana.

“Kau duluan saja, ada yang harus aku selesaikan terlebih dahulu.”

Karena aku tau kalau Miyuki tidak sepenuhnya sama sepertiku, saat ini yang terguncang bukan hanya Maul saja, namun dia juga. Hanya saja dia sedikit menahannya agar Maul tidak menyadarinya.

Rina pun pergi meninggalkanku untuk mengejar Maul.

Baiklah, sepertinya saatnya aku menghampiri tuan putri yang satu ini.

Aku pun menghampiri Miyuki yang masih memandangi matahari terbenam seorang diri. Walaupun aku saat ini sedang memandangi dirinya dari belakang, tapi aku tau kalau dia sedang murung saat ini.

“Apa kamu melihat semuanya?”

“Tentu.”

Miyuki pun menengok ke arahku dan aku melihat wajahnya yang sangat murung dan dia seperti ingin menangis tapi air matanya tidak kunjung keluar.

“Apa keputusanku tadi benar?”

“Aku tidak bisa menentukan apakah itu benar atau salah, itu semua adalah hakmu untuk menerima atau menolaknya. Lagi pula salahku juga yang tidak menghentikannya dari awal.”

“Tidak, ini semua adalah salahku. Padahal kalian sudah baik kepadaku dan sering menolongku, tapi aku sama sekali tidak dapat membalasnya. Bahkan aku sama sekali tidak mempertimbangkannya terlebih dahulu.”

“Maukah kau berjalan-jalan denganku sebentar?”

Aku pun mengajak Miyuki berjalan-jalan sekitar pantai itu untuk membuat suasana hatinya sedikit lebih baik.

“Mengapa kamu melakukan ini Mar? Tidak seperti dirimu saja. Jangan-jangan-”

Miyuki heran tehadap perhatian yang aku berikan, karena aku biasanya bersikap dingin kepadanya dan tidak peduli dengan apa yang menimpanya.

“Bukan seperti itu, hanya saja aku merasakan apa yang sedang aku alami. Karena belum lama ini aku juga mengalami kejadian yang sama sepertimu.”

“Hmmm…”

Dia tidak terkejut sama sekali, sepertinya Rina sudah menceritakan hal ini kepadanya.

“Aku hanya ingin mengatakan kepadamu, walaupun kau telah mengalami hal seperti ini, lebih baik kau melupakan ini dan bersikaplah seperti biasa ketika bertemu dengan Maul.”

“Tenang saja, kalau hal itu aku sudah tau.”

“Hee…”

Apa karena dia sering mengalami hal seperti ini jadinya dia sudah terbiasa? Tapi ternyata dia lebih kuat dibandingkan yang aku pikirkan.

“Tapi aku merasa tidak enak kepadamu. Aku tau kalau Maul itu adalah teman baikmu, tapi aku sama sekali telah berbuat jahat kepadanya. Aku takut kalau kamu juga akan marah kepadaku karena menolak teman baikmu.”

Ternyata itulah yang selama ini dia khawatirkan.

“Dasar bodoh, hal seperti itu tidak akan membuatku marah kepada seseorang. Malahan aku senang kau menolak Maul.”

“…Kenapa?”

“Karena aku tidak perlu bertemu denganmu ketika sedang bermain dengan Maul.”

Ya… Itulah tujuan awalku menentang Maul untuk berpacaran dengan Miyuki. Walaupun aku merasa kasihan kepada Miyuki, tapi di mataku dia masihlah seorang gadis yang membawa masalah untukku.

“Kamu jahat sekali Mar… Tapi aku menyukai dirimu yang jujur seperti itu.”

Miyuki tersenyum kepadaku saat itu. Pemandangan sore hari dengan matahari terbenam sebagai latar belakang dan senyuman Miyuki menjadi satu. Aku terdiam dan terpana melihatnya tersenyum, aku baru pertama kali melihat hal seperti ini.

“Apa ada yang aneh dengan wajahku?”

“Tidak.”

Ah sial, aku terlalu lama memandanginya.

“…Tapi kalau boleh jujur, aku senang sekali ketika bertemu denganmu dan juga yang lainnya. Aku merasa jika bersama kalian, aku selalu menemukan hal baru yang selama ini belum pernah aku rasakan.”

“Kau terlalu berlebihan dalam memujiku dan yang lainnya. Apa yang kami lakukan tidak berbeda dengan yang orang lain lakukan.”

Seperti yang aku harapkan dari tuan putri dari keluarga kaya. Aku rasa kebiasaan orang biasa sepertiku adalah pengalaman baru untuknya.

Dan sore itu pun berakhir. Aku dan Miyuki pun berpisah di pantai karena aku tidak mau ada yang tau kalau aku baru saja jalan berdua dengan Miyuki. Tapi ketika aku hendak kembali ke penginapan, aku melihat Rina yang menungguku di belakang.

Apa dari tadi dia di sana? Apa dia mendengar semua pembicaraanku dan Miyuki? Apa yang harus aku katakan kepadanya.

“…Yo, kau tidak kembali ke penginapan?”

Rina tidak menjawab pertanyaanku dan dia hanya diam saja.

“Ada apa Rina? Mengapa kau diam saja?”

“Apakah aku boleh menanyakan sesuatu?”

Aku merasakan sesuatu yang merepotkan akan terlontar dari pertanyaan Rina selanjutnya.

“Ada apa?”

“Apa kamu menolakku karena kamu sedang menyukai seseorang?”

“Hah!?”

Itu bodoh, bukankah aku sudah menjelaskan kepadanya secara jelas alasanku menolaknya.

“Apa yang kau bicarakan? Bukankah kau sudah tau alasannya waktu itu. Apa aku kurang jelas ketika menjelaskannya kepadamu?”

“Tidak, itu semua sudah jelas. Maafkan aku Ar, aku sempat ragu dengan jawabanmu saat itu karena melihat sikapmu barusan kepada Miyuki. Mungkin aku sedikit cemburu kepadanya.”

Cemburu? Buat apa dia cemburu kepada Miyuki?

“Kau hanya membuang-buang waktu dan pikiranmu saja jika kau memikirkan hal seperti itu.”

“..Hehehe, kamu benar Ar. Seharusnya aku tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu.”

“Lagian kau ada-ada saja, buat apa kau cemburu dengan orang seperti dia. Menurutku kau lebih baik dibandingkan dengannya.”

“Benarkah itu?”

“Tentu.”

Setelah aku mengatakan itu, Rina terlihat senang dan suasana hatinya pun kembali seperti semula.

Sepertinya aku terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian kepada seseorang. Lain kali aku akan berhati-hati.

-End Chapter 19-

Episodes
1 Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2 Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3 Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4 Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5 Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6 Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7 Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8 Chapter 7 : Pasangan Baru
9 Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10 Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11 Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12 Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13 Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14 Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15 Chapter 14 : Perpisahan.
16 Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17 Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18 Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19 Chapter 18 : Membantu Maul.
20 Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21 Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22 Chapter 21 : Survei Sekolah.
23 Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24 Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25 Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26 Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27 Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28 Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29 Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30 Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31 Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32 Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33 Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34 Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35 Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36 Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37 Chapter 36 : Tur Sekolah.
38 Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39 Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40 Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41 Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42 Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43 Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44 Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45 Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46 Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47 Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48 Chapter 47 : Jurit Malam.
49 Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50 Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51 Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52 Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53 Chapter 52 : Ngabuburit.
54 Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55 Chapter 54 : Buka Bersama.
56 Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57 Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58 Chapter 57 : Malam Takbiran.
59 Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60 Chapter 59 : Pulang Kampung.
61 Chapter 60 : Leptop Baru.
62 Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63 Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64 Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65 Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66 Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67 Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68 Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69 Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70 Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71 Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72 Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73 Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74 Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75 Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76 Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77 Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78 Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79 Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80 Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81 Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82 Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83 Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84 Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85 Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86 Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87 Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88 Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89 Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90 Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91 Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92 Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93 Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94 Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95 Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96 Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97 Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98 Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99 Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100 Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101 Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102 Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103 Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104 Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105 Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106 Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107 Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108 Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109 Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110 Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111 Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112 Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113 Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114 Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115 Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116 Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117 Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118 Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119 Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120 Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121 Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122 Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123 Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124 Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125 Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126 Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127 Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128 Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129 Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130 Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131 Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132 Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133 Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134 Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135 Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136 Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137 Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138 Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139 Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140 Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141 Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142 Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143 Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144 Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145 Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146 Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147 Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148 Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2
Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3
Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4
Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5
Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6
Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7
Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8
Chapter 7 : Pasangan Baru
9
Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10
Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11
Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12
Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13
Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14
Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15
Chapter 14 : Perpisahan.
16
Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17
Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18
Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19
Chapter 18 : Membantu Maul.
20
Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21
Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22
Chapter 21 : Survei Sekolah.
23
Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24
Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25
Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26
Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27
Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28
Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29
Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30
Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31
Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32
Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33
Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34
Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35
Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36
Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37
Chapter 36 : Tur Sekolah.
38
Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39
Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40
Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41
Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42
Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43
Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44
Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45
Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46
Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47
Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48
Chapter 47 : Jurit Malam.
49
Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50
Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51
Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52
Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53
Chapter 52 : Ngabuburit.
54
Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55
Chapter 54 : Buka Bersama.
56
Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57
Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58
Chapter 57 : Malam Takbiran.
59
Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60
Chapter 59 : Pulang Kampung.
61
Chapter 60 : Leptop Baru.
62
Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63
Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64
Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65
Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66
Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67
Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68
Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69
Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70
Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71
Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72
Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73
Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74
Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75
Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76
Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77
Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78
Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79
Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80
Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81
Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82
Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83
Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84
Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85
Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86
Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87
Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88
Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89
Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90
Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91
Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92
Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93
Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94
Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95
Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96
Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97
Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98
Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99
Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100
Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101
Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102
Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103
Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104
Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105
Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106
Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107
Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108
Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109
Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110
Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111
Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112
Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113
Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114
Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115
Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116
Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117
Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118
Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119
Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120
Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121
Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122
Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123
Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124
Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125
Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126
Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127
Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128
Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129
Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130
Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131
Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132
Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133
Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134
Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135
Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136
Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137
Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138
Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139
Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140
Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141
Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142
Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143
Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144
Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145
Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146
Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147
Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148
Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!