Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.

Setelah kejadian kemarin membuatku berpikir satu hal. Ada seseorang di sekolah ini yang ingin mencoba untuk menghancurkan sebuah sistem yang sudah aku buat. Awalnya aku mengira kalau Kirana adalah dalang dibalik semua ini, tapi karena bukti yang aku punya belum banyak, aku tidak mungkin menuduhnya begitu saja.

Seperti biasa, aku sedang mengikut kegiatan pembelajaran di dalam kelas, namun kali ini aku mendapatkan sesuatu perlakuan yang “khusus” sekali dari teman-temanku.

Saat ini aku sedang duduk seorang diri di belakang kelas. Aku tidak tau apa yang terjadi dengan teman semejaku, tapi tiba-tiba saja dia berpindah tempat duduk ke temanku yang lain.

Selain itu, aku merasakan kalau banyak sekali murid-murid di sekolah ini yang memperhatikanku ketika aku berad di sekolah. Tentu hal itu membuatku merasa tidak nyaman. Aku rasa, aku tidak melakukan sesuatu yang berlebihan akhir-akhir ini. Tidak mungkin jika menggagalkan rencana peryataan cinta kemarin membuatku menjadi seperti ini.

Itu tidak mungkin kan?

Tapi setidaknya, sikap Maul dan Riki masih seperti biasanya. Kami masih berkumpul di kantin untuk makan siang.

“Aku merasa hari ini banyak sekali yang memperhatikanku.”

“Hal itu tentu saja, setelah rumor tidak jelas tentangmu tersebar di seluruh sekolah. Tidak mungkin orang-orang pada mengabaikanmu.”

Aku terkejut ketika mendengar hal itu dari Maul, aku tidak mengira kalau ada rumor tentangku yang sedang menyebar di sekolah ini.

“Rumor? Rumor tentang apa? Sepertinya aku tidak melakukan sesuatu akhir-akhir ini.”

“Memangnya kamu tidak tau Kak Amar?”

Kirana bertanya kepadaku dengan polosnya, hal itu hampir membuatku ragu kalau dia adalah orang yang selama ini aku curigai. Mungkin aku akan bersikap baik kepadanya sampai aku mengetahui siapa orang di balik semua ini.

“Tidak, aku bahkan baru tau kalau ada rumor tentangku yang sedang menyebar saat ini. Memang apa yang mereka sampaikan di rumor itu?”

“Kemarin aku baru mendengar hal ini dari temanku kalau kamu dianggap sebagai orang yang jahat.”

“Jahat?”

Aku tidak paham mengapa aku dianggap jahat? Memang aku tidak pernah berperan sebagai orang baik di sini, tapi aku tidak pernah menunjukan sikap jahatku kepada orang yang belum aku kenal.

“Iya, katanya kamu telah mengabaikan perasaannya Kak Rina.”

Mengabaikan perasaannya Rina? Apa yang telah aku abaikan darinya? Aku sama sekali tidak paham tentang hal itu. Hal ini semakin rumit.

“Mengabaikannya? Memangnya apa yang baru saja aku lakukan terhadapnya?”

“Aku tidak bisa menunjukan hal itu di sini karena saat ini aku tidak membawa ponsel. Tapi temanku mengirimku sebuah foto yang berisikan kamu dan seorang wanita sedang duduk di sebuah kafe.”

“Aku juga mendapatkan hal itu.”

“Aku juga.”

Pembenaran dari Maul dan Riki membuatku jadi penasaran dengan foto yang disebarkan kepada mereka.

“Lalu apa hubungannya dengan rumor ini?”

“Apa selama ini kamu tidak mengetahui perasaan Kak Rina terhadapmu Kak Amar?”

“Percuma kamu bertanya itu kepadanya Kirana, dia adalah orang yang tidak peka terhadap perasaan orang lain.”

“Kau meledekku Rik, tapi apa yang baru saja kau katakan itu benar. Memang banyak orang yang berkata kalau aku orang yang tidak peka.”

“Baiklah, aku akan menceritakannya kepadamu. Sebenarnnya Kak Rina memiliki perasaan kepadamu Kak Amar.”

Perasaan? Tidak mungkin, perempuan secantik dirinya memiliki perasaan kepadaku.

“Karena awalnya kamu terkenal dengan orang yang anti dengan cinta, jadi wajar saja teman-temannya memaafkan sikapmu yang mengabaikan perasaan Rina…”

Aku baru tau kalau itu yang selama ini dipikirkan orang-orang kepadaku.

“...Tapi karena ada salah satu dari mereka yang bertemu denganmu saat sedang bersama perempuan yang cantik, dan mereka menganggap kalau perempuan itu adalah pacarmu karena kalian sangat akrab ketika berbicara…”

Aku tau foto mana yang disebarkan untuk menjadi rumor di sekolah ini. Pasti foto itu ketika aku sedang bertemu dengan Miyuki. Tapi pertemuan mana yang ada dalam foto itu?

Aku hanya tiga kali bertemu dengan Miyuki, dan satu pertemuan itu ada Rina di sana. Ini semakin rumit, aku tidak tau kalau bertemu dengan Miyuki akan menjadi sesuatu yang merepotkan seperti ini, padahal saat ini kita tidak satu sekolah, tapi dia sudah membuat sesuatu yang merepotkan seperti ini.

“...Lalu mereka mengambil kesimpulan kalau sikapmu yang anti pacaran itu hanya alasan untuk menghindari perasaan Rina terhadapmu.”

“Terima kasih atas penjelasannya Kirana, sepertinya aku sudah tau garis besarnya.”

Sekarang apa yang akan aku lakukan untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

Lagi pula aku heran dengan mereka, seandainya itu adalah sebuah kebenaran kalau aku menggunakan sikapku yang anti cinta untuk menghindari Rina, itu adalah hakku, aku bebas menentukan apa yang aku mau, Mengapa mereka harus mengaturku tentang hal itu? Itu aneh.

Selain itu, menggunakan alasan anti cinta untuk melindungi perasaan Rina agar tidak terluka bukankah lebih baik dibandingkannya menolaknya secara langsung. Apa hal itu karena aku terlihat seperti masih memberikan harapan kepadanya?

Tapi aku masih tidak percaya kalau Rina memang menyukaiku, aku rasa yang membuat rumor hanya mengada-ada saja.

Kebetulan saat itu Rina tiba di kantin dan aku berencana untuk bertanya kepadanya mengenai hal ini, namun saat itu Rina sedang bersama teman-temannya yang membuatku jadi enggan untuk bertanya kepadanya saat ini.

Tapi aku tidak mau kesalahpahaman ini terus berlanjut lebih lama lagi. Jadi lebih baik aku tanyakan sekarang.

“Hei Rina!”

Aku memanggilnya dari kejauhan dan menghampirinya. Tetapi saat aku menghampirinya, teman-temannya mengajak Rina untuk pergi dari kantin yang membuatku tidak jadi bertanya kepadanya.

Ini merepotkan.

“Bagaimana? Sepertinya teman-temannya berusaha menjauhimu dari dia.”

“Kau benar Mul, tentu ini sangat merepotkan. Kalau seperti ini terus aku tidak bisa meluruskan kesalahpahaman ini sebelum menemukan orang yang menyebarkan rumor ini.”

“Tenang saja Kak Amar, aku akan membantumu menemukan pelakunya.”

Mendengar itu aku dan Maul saling lirik, karena kami sama-sama mencurigai kalau Kirana ada di balik semua ini.

***

“Aku yakin yang menyebarkan rumor itu adalah Kirana.”

“Kita jangan mengambil keputusan terlalu cepat, itu masih dugaan kita saja.”

Walaupun aku mencurigai Kirana, tapi yang baru saja dia katakan di kantin ketika ingin membantuku tidaklah terlihat pura-pura. Aku tidak tau apa memang aktingnya sangat bagus, tapi aku melihat kalau dia mengatakan itu dengan tulus.

“Apa yang akan kita lakukan setelah ini Mar? Kau tidak mungkin membiarkan hal ini terus berlanjut kan?”

“Rencananya aku mau memastikan hal ini kepada Rina terlebih dulu. Tapi kau tau sendiri, teman-temannya tidak akan membiarkannya untuk dekat denganku.”

“Tapi aku tidak percaya kalau rumor tentangmu bisa separah ini.”

Maul benar, seharusnya untuk orang yang tidak terkenal sepertiku tidak akan separah ini. Apa karena ini ada kaitannya dengan Rina?

Sebenarnya yang saat ini aku pikirkan adalah perasaannya Rina kepadaku. Tidak mungkin kan jika ada seorang perempuan yang selama ini menjadi rebutan orang banyak dan selalu menolaknya tiba-tiba menyukaiku.

Sampai saat ini aku masih bingung dengan perkataan itu. Semua logika yang aku punya saat ini aku gunakan untuk memikirkan kemungkinan yang terjadi. Tapi hasilnya tetap saja kosong. Aku tidak dapat menemukan hal yang pas hingga sampai kepada sebuah kesimpulan kalau Rina itu memang suka kepadaku.

Lagi pula apa mungkin orang secantik Rina suka denganku? Itu tidak masuk akal. Bukankah dia pernah berkata kalau dia menyukai seseorang ketika masih di sekolah dasar.

Apa itu semua hanya kebohongan? Tapi buat apa dia berbohong, tidak ada gunanya untuk berbohong kepadaku.

Aku makin tidak mengerti lagi dengan semua ini. Sepertinya akan aku kesampingkan dulu masalah ini sebelum mendengar langsung dari Rina.

“Apa yang dari tadi kau pikirkan Mar?”

“Aku hanya sedang memikirkan rencana selanjutnya.”

“Tapi dari semua ini aku baru menyadari satu hal.”

Maul melihat ke langit-langit lorong dan berhenti sejenak. Aku melihat Maul dengan keheranan.

“Mungkin yang mereka incar sebenarnya bukanlah Rina, namun kau yang menjadi incaran mereka.”

“Sebenarnya itu kesimpulan yang paling masuk akal untuk saat ini. Kalau seandainya Rina yang menjadi incaran mereka, maka rumor tentangku tidaklah berdampak hingga separah ini.”

Tapi buat apa mereka mengincarku? Apa aku pernah membuat kesal seseorang?

Orang yang pertama dalam pikiranku saat itu hanyalah Takeshi, karena hanya dengan Takeshi saja urusanku belum selesai.

Itu tidak mungkin kan? Orang sombong seperti dirinya memiliki teman sampai ke sekolah ini.

“Tapi aku masih penasaran dengan yang mereka incar darimu.”

“Aku juga bingung dengan hal itu Mul. Sepertinya aku tidak memiliki sesuatu yang patut untuk diincar.”

Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke kelas.

“Apa kamu pernah membuat seseorang menjadi dendam denganmu?”

“Tidak.”

Ya… Aku tidak akan menghitung Takeshi dalam hal ini. Selama aku tidak masuk ke dalam lingkungannya Miyuki, aku tidak akan terlibat dalam Takeshi lagi.

“Untuk saat ini kita kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dulu untuk mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Kau harus bersabar menghadapi rumor itu dulu, aku akan membantumu sebisaku.”

“Terima kasih atas bantuannya, aku sangat terbantu.”

“Aku hanya berpesan satu hal kepadamu.”

“Ada apa?”

“Jangan pernah menjadikan Riki sebagai musuhmu, kurasa efek dari rumornya tidak begitu berdampak kepadamu karena Riki masih menjadi temanmu. Tapi kalau seandainya Riki sudah menjadi musuh kita, pasti perlakuan buruk akan menimpa kita cepat atau lambat.”

“Aku sudah memikirkan tentang hal itu, dan aku memiliki sebuah rencana tersendiri untuk hal itu.”

“Kalau kau sudah berkata seperti itu, berarti aku tidak perlu khawatir lagi.”

“Tenang saja, serahkan selebihnya kepadaku. Aku hanya membutuhkanmu untuk mengumpulkan informasi saja.”

“Jangan bertindak gegabah ya.”

Maul mengepalkan tangannya dan mengarakannya kepadaku.

“Siap.”

Aku pun meninju dengan pelan kepalan tangan Maul.

***

OK. Saat ini aku sedang berada di dalam kelas dan sekarang seluruh seisi kelas masih memperhatikanku dengan tatapan sinis, hanya Rina saja yang melihatku dengan iba. Sebenarnya aku tidak memerkukan tatapan itu.

Tapi bagaimana caranya untuk berbicara dengan Rina. Satu-satunya cara yang dapat aku lakukan adalah mengirimnya sebuah pesan ketika sampai di rumah nanti.

Karena peraturan sekolah yang ketat tentang larangan membawa ponsel ke sekolah. Membuat pergerakanku saat ini sangatlah terbatas.

Aku masih melihat tatapan teman-temanku yang sepertinya kesal akan hal itu.

Pertanyaan yang masih terlintas di pikiranku saat ini.

Mengapa mereka bisa sekesal itu? Apa urusannya mereka dengan Rina?

Mengapa banyak sekali orang yang mencampuri urusan pribadi orang lain yang tidak menguntungkan untuk dirinya sendiri. Seandainya jika aku berada di posisi mereka saat ini, aku mungkin tidak kesal dengan orang yang mencampakan Rina.

Lagi pula jika menurut pengamatanku, jika seandainya rumor ini adalah sebuah kebenaran dan aku memang pacaran dengan Miyuki lalu mencampakan perasaan Rina. Itu bukanlah kesalahanku,

Apakah karena aku yang tidak peka dengan perasaan Rina maka aku yang salah di sini?

Tentu saja jawabannya tidak. Kalau seandainnya dari awal dia sudah tau kalau aku adalah lelaki yang tidak peka, mengapa dia tidak langsung bilang kepadaku. Dengan begitu aku bisa mempertimbangkannya sebelum berpacaran dengan Miyuki.

Mengapa seseorang harus dihukum dengan sesuatu yang bahkan orang itu tidak tau? Bukankah itu aneh?

Kadang ada yang pernah berkata ‘Tidak etis jika seorang perempuan menyatakan perasaannya terlebih dahulu dibanding laki-laki.’

Ya berarti jangan salahkan laki-lakinya. Mengapa hanya untuk mengutarakan sebuah perasaan harus ada kode etik? Ini sama sekali tidak masuk di akal.

Selain itu, mengapa orang-orang di sekolahku ini mudah sekali percaya dengan yang namanya rumor? Apa mereka bodoh?

Rumor itu sesuatu yang kebenarannya belum terbukti. Buat apa mereka sampai sepercaya ini.

Apakah sepeduli itukah mereka terhadap Rina? Jangan bodoh.

Aku tau apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini.

Mereka tidak jauh beda dengan teman-temannya Miyuki aku rasa. Jika yang perempuan hanya ingin menaikan popularitasnya di hadapan laki-laki yang ada di sekolah ini agar para lelaki melihat mereka ‘Ternyata mereka baik juga terhadap Rina, aku mungkin suka dengannya’.

Itu adalah sesuatu yang bodoh.

Begitu juga yang lelaki, mereka melakukan seperti itu agar dapat mendekati Rina kan, agar membuat Rina berpikir kalau mereka adalah lelaki yang perhatian dengannya.

Seperti itulah pemikiranku tentang mereka. Mungkin jika Rina mendengar hal ini, dia akan memarahiku dan menyuruhku untuk berpikiran positif terhadap mereka.

Aku tidak mau terlihat baik di depan orang-orang, buat apa aku terlihat baik namun ada maksud lain di belakangnya, lebih baik aku menampilkan diriku apa adanya.

“Karena minggu besok kita sudah memasuki ujian praktik, jadi kalian sekarang selesaikan tugas untuk ujian praktik bahasa Indonesia.”

Terima kasih Bu, kau telah membuat kehidupanku yang tenang akan menjadi medan perang sekarang.

Seperti yang kalian tau, aku satu kelompok dengan Rina dan sekarang aku sedang memiliki sebuah masalah yang berkaitan dengannya. Aku yakin tatapan semua orang yang berada di kelas ini makin tajam kepadaku.

Aku mulai melangkah dari kursiku menuju kandang harimau yang berisikan lima harimau yang siap menerkamku kapan saja.

Aku sudah mendapatkan tatapan yang tidak mengenakan saat langkah pertamaku, aku yakin langkah keduaku akan mengakhiri hidupku di sekolah ini. Aku bercanda, sebenarnya tidak semenakutkan itu. Tapi tetap saja aku tidak nyaman dengan pandangan itu.

Aku pun duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan untukku. Kursinya agak terpisah dari mereka dan tentu walaupun tidak terlihat, aku merasakan kalau ada tembok yang menghalangi kami.

Sepertinya aku tidak dibutuhkan di sini. Baguslah kalau begitu, lagi pula ini adalah kondisi yang menguntungkan bagiku.

Aku hanya melihat mereka berdiskusi tentang novel yang kemarin Rina ketik tanpa menghiraukanku yang ada di sana. Mungkin terdengar menyedihkan, tapi aku lebih suka kondisi yang seperti ini.

“Bagaimana menurutmu Ar tentang novel yang baru saja aku perbaiki?”

“Coba sini, mana biar aku saja yang liat!”

Temannya mengambil kertas itu dan tidak membiarkan Rina berbicara kepadaku. Aku dapat melihat senyuman licik yang tergambar di wajah mereka.

Jadi seperti ini rasanya dicampakan oleh teman-temanmu, ternyata tidak buruk juga. Aku menyukainya.

Kemudian Rina pun berdiri dari kursinya dan langsung menghampiriku yang sedang menikmati kedamaian karena terasingkan.

“Apa pendapatmu Ar?”

Wah… Pandangan mereka makin terlihat jijik terhadapku.

“Hmmm… boleh aku coret-coret kertas ini?”

“Silahkan.”

Aku pun mengambil pulpen yang ada di saku bajuku dan mulai mencoret-coret kertasnya.

“Itu sudah aku berikan saran yang sesuai untuk membuat menarik konfliknya.”

Aku memberikan kertas itu kepada Rina, dan dia melihat koreksian dariku.

“Hebat sekali kamu dapat ide menarik seperti ini. Aku kira kamu tidak begitu suka dengan sesuatu yang berkaitan tentang cinta.”

“Berkat novel yang kau rekomendasikan kepadaku, entah kenapa otakku langsung terisi oleh beberapa ide tentang cinta.”

Aku menunjukan novel yang waktu itu dia rekomendasikan kepadaku.

“...Jadi kamu membacanya ya Ar?”

“Tentu… karena sudah ku beli, sangat sayang sekali kalau tidak dibaca.”

Rina tersenyum kepadaku. Akhirnya hari ini aku dapat melihat sifat dia yang biasanya. Namun dibalik itu, aku merasakan kedengkian yang makin terasa di seisi kelas.

“Akan aku perbaiki.”

Rina pun kembali ke kursinya dan berkonsentrasi dengan novelnya.

Aku melihat muka yang tidak mengenakan dari teman-teman yang berada satu kelompok denganku. Aku merasa puas ketika melihat itu, dalam hati aku seperti berkata ‘Rasakan itu, dasar orang bodoh’.

Tapi aku rasa inilah terakhir kalinya aku bisa berbuat seperti ini kepada mereka. Karena besok, aku akan memulai rencana yang telah aku susun.

***

“Ada apa Mar memanggilku ke belakang sekolah? Kalau bisa jangan lama-lama, karena sebentar lagi aku mau berkencan dengan Kirana.”

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Apa itu?”

“Sebenarnya… Aku mencurigai Kirana.”

Angin pun berhembus cukup kencang saat itu, dan ketegangan mulai menyelimuti sekeliling kami. Saatnya mengungkap siapa dalang dari penyebaran isu ini.

-End Chapter 10-

Episodes
1 Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2 Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3 Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4 Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5 Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6 Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7 Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8 Chapter 7 : Pasangan Baru
9 Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10 Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11 Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12 Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13 Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14 Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15 Chapter 14 : Perpisahan.
16 Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17 Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18 Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19 Chapter 18 : Membantu Maul.
20 Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21 Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22 Chapter 21 : Survei Sekolah.
23 Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24 Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25 Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26 Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27 Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28 Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29 Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30 Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31 Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32 Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33 Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34 Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35 Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36 Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37 Chapter 36 : Tur Sekolah.
38 Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39 Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40 Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41 Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42 Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43 Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44 Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45 Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46 Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47 Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48 Chapter 47 : Jurit Malam.
49 Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50 Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51 Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52 Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53 Chapter 52 : Ngabuburit.
54 Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55 Chapter 54 : Buka Bersama.
56 Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57 Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58 Chapter 57 : Malam Takbiran.
59 Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60 Chapter 59 : Pulang Kampung.
61 Chapter 60 : Leptop Baru.
62 Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63 Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64 Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65 Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66 Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67 Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68 Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69 Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70 Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71 Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72 Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73 Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74 Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75 Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76 Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77 Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78 Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79 Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80 Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81 Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82 Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83 Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84 Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85 Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86 Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87 Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88 Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89 Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90 Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91 Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92 Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93 Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94 Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95 Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96 Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97 Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98 Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99 Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100 Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101 Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102 Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103 Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104 Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105 Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106 Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107 Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108 Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109 Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110 Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111 Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112 Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113 Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114 Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115 Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116 Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117 Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118 Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119 Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120 Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121 Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122 Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123 Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124 Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125 Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126 Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127 Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128 Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129 Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130 Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131 Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132 Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133 Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134 Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135 Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136 Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137 Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138 Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139 Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140 Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141 Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142 Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143 Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144 Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145 Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146 Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147 Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148 Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2
Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3
Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4
Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5
Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6
Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7
Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8
Chapter 7 : Pasangan Baru
9
Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10
Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11
Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12
Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13
Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14
Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15
Chapter 14 : Perpisahan.
16
Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17
Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18
Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19
Chapter 18 : Membantu Maul.
20
Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21
Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22
Chapter 21 : Survei Sekolah.
23
Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24
Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25
Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26
Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27
Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28
Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29
Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30
Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31
Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32
Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33
Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34
Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35
Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36
Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37
Chapter 36 : Tur Sekolah.
38
Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39
Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40
Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41
Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42
Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43
Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44
Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45
Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46
Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47
Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48
Chapter 47 : Jurit Malam.
49
Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50
Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51
Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52
Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53
Chapter 52 : Ngabuburit.
54
Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55
Chapter 54 : Buka Bersama.
56
Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57
Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58
Chapter 57 : Malam Takbiran.
59
Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60
Chapter 59 : Pulang Kampung.
61
Chapter 60 : Leptop Baru.
62
Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63
Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64
Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65
Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66
Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67
Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68
Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69
Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70
Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71
Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72
Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73
Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74
Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75
Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76
Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77
Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78
Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79
Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80
Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81
Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82
Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83
Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84
Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85
Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86
Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87
Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88
Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89
Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90
Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91
Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92
Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93
Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94
Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95
Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96
Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97
Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98
Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99
Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100
Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101
Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102
Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103
Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104
Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105
Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106
Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107
Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108
Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109
Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110
Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111
Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112
Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113
Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114
Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115
Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116
Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117
Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118
Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119
Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120
Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121
Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122
Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123
Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124
Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125
Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126
Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127
Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128
Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129
Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130
Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131
Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132
Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133
Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134
Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135
Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136
Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137
Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138
Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139
Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140
Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141
Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142
Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143
Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144
Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145
Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146
Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147
Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148
Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!