Setelah kejadian kemarin membuatku berpikir satu hal. Ada seseorang di sekolah ini yang ingin mencoba untuk menghancurkan sebuah sistem yang sudah aku buat. Awalnya aku mengira kalau Kirana adalah dalang dibalik semua ini, tapi karena bukti yang aku punya belum banyak, aku tidak mungkin menuduhnya begitu saja.
Seperti biasa, aku sedang mengikut kegiatan pembelajaran di dalam kelas, namun kali ini aku mendapatkan sesuatu perlakuan yang “khusus” sekali dari teman-temanku.
Saat ini aku sedang duduk seorang diri di belakang kelas. Aku tidak tau apa yang terjadi dengan teman semejaku, tapi tiba-tiba saja dia berpindah tempat duduk ke temanku yang lain.
Selain itu, aku merasakan kalau banyak sekali murid-murid di sekolah ini yang memperhatikanku ketika aku berad di sekolah. Tentu hal itu membuatku merasa tidak nyaman. Aku rasa, aku tidak melakukan sesuatu yang berlebihan akhir-akhir ini. Tidak mungkin jika menggagalkan rencana peryataan cinta kemarin membuatku menjadi seperti ini.
Itu tidak mungkin kan?
Tapi setidaknya, sikap Maul dan Riki masih seperti biasanya. Kami masih berkumpul di kantin untuk makan siang.
“Aku merasa hari ini banyak sekali yang memperhatikanku.”
“Hal itu tentu saja, setelah rumor tidak jelas tentangmu tersebar di seluruh sekolah. Tidak mungkin orang-orang pada mengabaikanmu.”
Aku terkejut ketika mendengar hal itu dari Maul, aku tidak mengira kalau ada rumor tentangku yang sedang menyebar di sekolah ini.
“Rumor? Rumor tentang apa? Sepertinya aku tidak melakukan sesuatu akhir-akhir ini.”
“Memangnya kamu tidak tau Kak Amar?”
Kirana bertanya kepadaku dengan polosnya, hal itu hampir membuatku ragu kalau dia adalah orang yang selama ini aku curigai. Mungkin aku akan bersikap baik kepadanya sampai aku mengetahui siapa orang di balik semua ini.
“Tidak, aku bahkan baru tau kalau ada rumor tentangku yang sedang menyebar saat ini. Memang apa yang mereka sampaikan di rumor itu?”
“Kemarin aku baru mendengar hal ini dari temanku kalau kamu dianggap sebagai orang yang jahat.”
“Jahat?”
Aku tidak paham mengapa aku dianggap jahat? Memang aku tidak pernah berperan sebagai orang baik di sini, tapi aku tidak pernah menunjukan sikap jahatku kepada orang yang belum aku kenal.
“Iya, katanya kamu telah mengabaikan perasaannya Kak Rina.”
Mengabaikan perasaannya Rina? Apa yang telah aku abaikan darinya? Aku sama sekali tidak paham tentang hal itu. Hal ini semakin rumit.
“Mengabaikannya? Memangnya apa yang baru saja aku lakukan terhadapnya?”
“Aku tidak bisa menunjukan hal itu di sini karena saat ini aku tidak membawa ponsel. Tapi temanku mengirimku sebuah foto yang berisikan kamu dan seorang wanita sedang duduk di sebuah kafe.”
“Aku juga mendapatkan hal itu.”
“Aku juga.”
Pembenaran dari Maul dan Riki membuatku jadi penasaran dengan foto yang disebarkan kepada mereka.
“Lalu apa hubungannya dengan rumor ini?”
“Apa selama ini kamu tidak mengetahui perasaan Kak Rina terhadapmu Kak Amar?”
“Percuma kamu bertanya itu kepadanya Kirana, dia adalah orang yang tidak peka terhadap perasaan orang lain.”
“Kau meledekku Rik, tapi apa yang baru saja kau katakan itu benar. Memang banyak orang yang berkata kalau aku orang yang tidak peka.”
“Baiklah, aku akan menceritakannya kepadamu. Sebenarnnya Kak Rina memiliki perasaan kepadamu Kak Amar.”
Perasaan? Tidak mungkin, perempuan secantik dirinya memiliki perasaan kepadaku.
“Karena awalnya kamu terkenal dengan orang yang anti dengan cinta, jadi wajar saja teman-temannya memaafkan sikapmu yang mengabaikan perasaan Rina…”
Aku baru tau kalau itu yang selama ini dipikirkan orang-orang kepadaku.
“...Tapi karena ada salah satu dari mereka yang bertemu denganmu saat sedang bersama perempuan yang cantik, dan mereka menganggap kalau perempuan itu adalah pacarmu karena kalian sangat akrab ketika berbicara…”
Aku tau foto mana yang disebarkan untuk menjadi rumor di sekolah ini. Pasti foto itu ketika aku sedang bertemu dengan Miyuki. Tapi pertemuan mana yang ada dalam foto itu?
Aku hanya tiga kali bertemu dengan Miyuki, dan satu pertemuan itu ada Rina di sana. Ini semakin rumit, aku tidak tau kalau bertemu dengan Miyuki akan menjadi sesuatu yang merepotkan seperti ini, padahal saat ini kita tidak satu sekolah, tapi dia sudah membuat sesuatu yang merepotkan seperti ini.
“...Lalu mereka mengambil kesimpulan kalau sikapmu yang anti pacaran itu hanya alasan untuk menghindari perasaan Rina terhadapmu.”
“Terima kasih atas penjelasannya Kirana, sepertinya aku sudah tau garis besarnya.”
Sekarang apa yang akan aku lakukan untuk meluruskan kesalahpahaman ini.
Lagi pula aku heran dengan mereka, seandainya itu adalah sebuah kebenaran kalau aku menggunakan sikapku yang anti cinta untuk menghindari Rina, itu adalah hakku, aku bebas menentukan apa yang aku mau, Mengapa mereka harus mengaturku tentang hal itu? Itu aneh.
Selain itu, menggunakan alasan anti cinta untuk melindungi perasaan Rina agar tidak terluka bukankah lebih baik dibandingkannya menolaknya secara langsung. Apa hal itu karena aku terlihat seperti masih memberikan harapan kepadanya?
Tapi aku masih tidak percaya kalau Rina memang menyukaiku, aku rasa yang membuat rumor hanya mengada-ada saja.
Kebetulan saat itu Rina tiba di kantin dan aku berencana untuk bertanya kepadanya mengenai hal ini, namun saat itu Rina sedang bersama teman-temannya yang membuatku jadi enggan untuk bertanya kepadanya saat ini.
Tapi aku tidak mau kesalahpahaman ini terus berlanjut lebih lama lagi. Jadi lebih baik aku tanyakan sekarang.
“Hei Rina!”
Aku memanggilnya dari kejauhan dan menghampirinya. Tetapi saat aku menghampirinya, teman-temannya mengajak Rina untuk pergi dari kantin yang membuatku tidak jadi bertanya kepadanya.
Ini merepotkan.
“Bagaimana? Sepertinya teman-temannya berusaha menjauhimu dari dia.”
“Kau benar Mul, tentu ini sangat merepotkan. Kalau seperti ini terus aku tidak bisa meluruskan kesalahpahaman ini sebelum menemukan orang yang menyebarkan rumor ini.”
“Tenang saja Kak Amar, aku akan membantumu menemukan pelakunya.”
Mendengar itu aku dan Maul saling lirik, karena kami sama-sama mencurigai kalau Kirana ada di balik semua ini.
***
“Aku yakin yang menyebarkan rumor itu adalah Kirana.”
“Kita jangan mengambil keputusan terlalu cepat, itu masih dugaan kita saja.”
Walaupun aku mencurigai Kirana, tapi yang baru saja dia katakan di kantin ketika ingin membantuku tidaklah terlihat pura-pura. Aku tidak tau apa memang aktingnya sangat bagus, tapi aku melihat kalau dia mengatakan itu dengan tulus.
“Apa yang akan kita lakukan setelah ini Mar? Kau tidak mungkin membiarkan hal ini terus berlanjut kan?”
“Rencananya aku mau memastikan hal ini kepada Rina terlebih dulu. Tapi kau tau sendiri, teman-temannya tidak akan membiarkannya untuk dekat denganku.”
“Tapi aku tidak percaya kalau rumor tentangmu bisa separah ini.”
Maul benar, seharusnya untuk orang yang tidak terkenal sepertiku tidak akan separah ini. Apa karena ini ada kaitannya dengan Rina?
Sebenarnya yang saat ini aku pikirkan adalah perasaannya Rina kepadaku. Tidak mungkin kan jika ada seorang perempuan yang selama ini menjadi rebutan orang banyak dan selalu menolaknya tiba-tiba menyukaiku.
Sampai saat ini aku masih bingung dengan perkataan itu. Semua logika yang aku punya saat ini aku gunakan untuk memikirkan kemungkinan yang terjadi. Tapi hasilnya tetap saja kosong. Aku tidak dapat menemukan hal yang pas hingga sampai kepada sebuah kesimpulan kalau Rina itu memang suka kepadaku.
Lagi pula apa mungkin orang secantik Rina suka denganku? Itu tidak masuk akal. Bukankah dia pernah berkata kalau dia menyukai seseorang ketika masih di sekolah dasar.
Apa itu semua hanya kebohongan? Tapi buat apa dia berbohong, tidak ada gunanya untuk berbohong kepadaku.
Aku makin tidak mengerti lagi dengan semua ini. Sepertinya akan aku kesampingkan dulu masalah ini sebelum mendengar langsung dari Rina.
“Apa yang dari tadi kau pikirkan Mar?”
“Aku hanya sedang memikirkan rencana selanjutnya.”
“Tapi dari semua ini aku baru menyadari satu hal.”
Maul melihat ke langit-langit lorong dan berhenti sejenak. Aku melihat Maul dengan keheranan.
“Mungkin yang mereka incar sebenarnya bukanlah Rina, namun kau yang menjadi incaran mereka.”
“Sebenarnya itu kesimpulan yang paling masuk akal untuk saat ini. Kalau seandainya Rina yang menjadi incaran mereka, maka rumor tentangku tidaklah berdampak hingga separah ini.”
Tapi buat apa mereka mengincarku? Apa aku pernah membuat kesal seseorang?
Orang yang pertama dalam pikiranku saat itu hanyalah Takeshi, karena hanya dengan Takeshi saja urusanku belum selesai.
Itu tidak mungkin kan? Orang sombong seperti dirinya memiliki teman sampai ke sekolah ini.
“Tapi aku masih penasaran dengan yang mereka incar darimu.”
“Aku juga bingung dengan hal itu Mul. Sepertinya aku tidak memiliki sesuatu yang patut untuk diincar.”
Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke kelas.
“Apa kamu pernah membuat seseorang menjadi dendam denganmu?”
“Tidak.”
Ya… Aku tidak akan menghitung Takeshi dalam hal ini. Selama aku tidak masuk ke dalam lingkungannya Miyuki, aku tidak akan terlibat dalam Takeshi lagi.
“Untuk saat ini kita kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dulu untuk mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Kau harus bersabar menghadapi rumor itu dulu, aku akan membantumu sebisaku.”
“Terima kasih atas bantuannya, aku sangat terbantu.”
“Aku hanya berpesan satu hal kepadamu.”
“Ada apa?”
“Jangan pernah menjadikan Riki sebagai musuhmu, kurasa efek dari rumornya tidak begitu berdampak kepadamu karena Riki masih menjadi temanmu. Tapi kalau seandainya Riki sudah menjadi musuh kita, pasti perlakuan buruk akan menimpa kita cepat atau lambat.”
“Aku sudah memikirkan tentang hal itu, dan aku memiliki sebuah rencana tersendiri untuk hal itu.”
“Kalau kau sudah berkata seperti itu, berarti aku tidak perlu khawatir lagi.”
“Tenang saja, serahkan selebihnya kepadaku. Aku hanya membutuhkanmu untuk mengumpulkan informasi saja.”
“Jangan bertindak gegabah ya.”
Maul mengepalkan tangannya dan mengarakannya kepadaku.
“Siap.”
Aku pun meninju dengan pelan kepalan tangan Maul.
***
OK. Saat ini aku sedang berada di dalam kelas dan sekarang seluruh seisi kelas masih memperhatikanku dengan tatapan sinis, hanya Rina saja yang melihatku dengan iba. Sebenarnya aku tidak memerkukan tatapan itu.
Tapi bagaimana caranya untuk berbicara dengan Rina. Satu-satunya cara yang dapat aku lakukan adalah mengirimnya sebuah pesan ketika sampai di rumah nanti.
Karena peraturan sekolah yang ketat tentang larangan membawa ponsel ke sekolah. Membuat pergerakanku saat ini sangatlah terbatas.
Aku masih melihat tatapan teman-temanku yang sepertinya kesal akan hal itu.
Pertanyaan yang masih terlintas di pikiranku saat ini.
Mengapa mereka bisa sekesal itu? Apa urusannya mereka dengan Rina?
Mengapa banyak sekali orang yang mencampuri urusan pribadi orang lain yang tidak menguntungkan untuk dirinya sendiri. Seandainya jika aku berada di posisi mereka saat ini, aku mungkin tidak kesal dengan orang yang mencampakan Rina.
Lagi pula jika menurut pengamatanku, jika seandainya rumor ini adalah sebuah kebenaran dan aku memang pacaran dengan Miyuki lalu mencampakan perasaan Rina. Itu bukanlah kesalahanku,
Apakah karena aku yang tidak peka dengan perasaan Rina maka aku yang salah di sini?
Tentu saja jawabannya tidak. Kalau seandainnya dari awal dia sudah tau kalau aku adalah lelaki yang tidak peka, mengapa dia tidak langsung bilang kepadaku. Dengan begitu aku bisa mempertimbangkannya sebelum berpacaran dengan Miyuki.
Mengapa seseorang harus dihukum dengan sesuatu yang bahkan orang itu tidak tau? Bukankah itu aneh?
Kadang ada yang pernah berkata ‘Tidak etis jika seorang perempuan menyatakan perasaannya terlebih dahulu dibanding laki-laki.’
Ya berarti jangan salahkan laki-lakinya. Mengapa hanya untuk mengutarakan sebuah perasaan harus ada kode etik? Ini sama sekali tidak masuk di akal.
Selain itu, mengapa orang-orang di sekolahku ini mudah sekali percaya dengan yang namanya rumor? Apa mereka bodoh?
Rumor itu sesuatu yang kebenarannya belum terbukti. Buat apa mereka sampai sepercaya ini.
Apakah sepeduli itukah mereka terhadap Rina? Jangan bodoh.
Aku tau apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini.
Mereka tidak jauh beda dengan teman-temannya Miyuki aku rasa. Jika yang perempuan hanya ingin menaikan popularitasnya di hadapan laki-laki yang ada di sekolah ini agar para lelaki melihat mereka ‘Ternyata mereka baik juga terhadap Rina, aku mungkin suka dengannya’.
Itu adalah sesuatu yang bodoh.
Begitu juga yang lelaki, mereka melakukan seperti itu agar dapat mendekati Rina kan, agar membuat Rina berpikir kalau mereka adalah lelaki yang perhatian dengannya.
Seperti itulah pemikiranku tentang mereka. Mungkin jika Rina mendengar hal ini, dia akan memarahiku dan menyuruhku untuk berpikiran positif terhadap mereka.
Aku tidak mau terlihat baik di depan orang-orang, buat apa aku terlihat baik namun ada maksud lain di belakangnya, lebih baik aku menampilkan diriku apa adanya.
“Karena minggu besok kita sudah memasuki ujian praktik, jadi kalian sekarang selesaikan tugas untuk ujian praktik bahasa Indonesia.”
Terima kasih Bu, kau telah membuat kehidupanku yang tenang akan menjadi medan perang sekarang.
Seperti yang kalian tau, aku satu kelompok dengan Rina dan sekarang aku sedang memiliki sebuah masalah yang berkaitan dengannya. Aku yakin tatapan semua orang yang berada di kelas ini makin tajam kepadaku.
Aku mulai melangkah dari kursiku menuju kandang harimau yang berisikan lima harimau yang siap menerkamku kapan saja.
Aku sudah mendapatkan tatapan yang tidak mengenakan saat langkah pertamaku, aku yakin langkah keduaku akan mengakhiri hidupku di sekolah ini. Aku bercanda, sebenarnya tidak semenakutkan itu. Tapi tetap saja aku tidak nyaman dengan pandangan itu.
Aku pun duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan untukku. Kursinya agak terpisah dari mereka dan tentu walaupun tidak terlihat, aku merasakan kalau ada tembok yang menghalangi kami.
Sepertinya aku tidak dibutuhkan di sini. Baguslah kalau begitu, lagi pula ini adalah kondisi yang menguntungkan bagiku.
Aku hanya melihat mereka berdiskusi tentang novel yang kemarin Rina ketik tanpa menghiraukanku yang ada di sana. Mungkin terdengar menyedihkan, tapi aku lebih suka kondisi yang seperti ini.
“Bagaimana menurutmu Ar tentang novel yang baru saja aku perbaiki?”
“Coba sini, mana biar aku saja yang liat!”
Temannya mengambil kertas itu dan tidak membiarkan Rina berbicara kepadaku. Aku dapat melihat senyuman licik yang tergambar di wajah mereka.
Jadi seperti ini rasanya dicampakan oleh teman-temanmu, ternyata tidak buruk juga. Aku menyukainya.
Kemudian Rina pun berdiri dari kursinya dan langsung menghampiriku yang sedang menikmati kedamaian karena terasingkan.
“Apa pendapatmu Ar?”
Wah… Pandangan mereka makin terlihat jijik terhadapku.
“Hmmm… boleh aku coret-coret kertas ini?”
“Silahkan.”
Aku pun mengambil pulpen yang ada di saku bajuku dan mulai mencoret-coret kertasnya.
“Itu sudah aku berikan saran yang sesuai untuk membuat menarik konfliknya.”
Aku memberikan kertas itu kepada Rina, dan dia melihat koreksian dariku.
“Hebat sekali kamu dapat ide menarik seperti ini. Aku kira kamu tidak begitu suka dengan sesuatu yang berkaitan tentang cinta.”
“Berkat novel yang kau rekomendasikan kepadaku, entah kenapa otakku langsung terisi oleh beberapa ide tentang cinta.”
Aku menunjukan novel yang waktu itu dia rekomendasikan kepadaku.
“...Jadi kamu membacanya ya Ar?”
“Tentu… karena sudah ku beli, sangat sayang sekali kalau tidak dibaca.”
Rina tersenyum kepadaku. Akhirnya hari ini aku dapat melihat sifat dia yang biasanya. Namun dibalik itu, aku merasakan kedengkian yang makin terasa di seisi kelas.
“Akan aku perbaiki.”
Rina pun kembali ke kursinya dan berkonsentrasi dengan novelnya.
Aku melihat muka yang tidak mengenakan dari teman-teman yang berada satu kelompok denganku. Aku merasa puas ketika melihat itu, dalam hati aku seperti berkata ‘Rasakan itu, dasar orang bodoh’.
Tapi aku rasa inilah terakhir kalinya aku bisa berbuat seperti ini kepada mereka. Karena besok, aku akan memulai rencana yang telah aku susun.
***
“Ada apa Mar memanggilku ke belakang sekolah? Kalau bisa jangan lama-lama, karena sebentar lagi aku mau berkencan dengan Kirana.”
“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”
“Apa itu?”
“Sebenarnya… Aku mencurigai Kirana.”
Angin pun berhembus cukup kencang saat itu, dan ketegangan mulai menyelimuti sekeliling kami. Saatnya mengungkap siapa dalang dari penyebaran isu ini.
-End Chapter 10-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments