Chapter 18 : Membantu Maul.

Pagi hari sudah tiba. Aku, Maul, dan Riki berencana untuk pergi ke jembatan cinta untuk menikmati pemandangan pagi yang sangat sejuk. Aku tidak tau kenapa jembatan itu dinamai jembatan cinta, apakah karena jembatannya yang diberi cat warna merah muda yang identik dengan cinta, atau tempat ini biasa digunakan oleh orang-orang untuk bermesraan karena tempatnya yang sangat cocok untuk hal itu.

Tapi aku akui kalau aku dapat menikmati angin pagi dan aroma laut di sana. Tubuhku terasa sangat ringan dan damai sekali, bahkan aku hampir lupa dengan masalah-masalah yang terjadi kemarin. Indahnya hidup.

“Aku ingin kalian membantuku juga hari ini.”

Bisakah kau menyimpan hal itu untuk nanti? Aku sedang menikmati kedamaian di sini.

Sebenarnya aku ingin mengatakan hal itu, tapi karena dari kemarin Maul masih mencurigaiku, jadi aku harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara. Kalau sedang seperti ini, Maul akan menjadi orang yang sangat merepotkan.

“Tenang saja, aku akan membantumu Mul.”

Aku terpaksa mengatakan hal itu.

“Terima kasih Mar. Sejujurnya aku tidak yakin ini akan berhasil atau tidak, setelah melihat sainganku itu adalah Takeshi dan mungkin kau juga.”

Maul terlihat murung dan seperti orang yang sudah ditolak oleh Miyuki. Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya kemarin malam. Apa kepalanya terbentur sesuatu hingga dia menjadi pesimis seperti ini?

“Haruskah aku mengatakan hal ini lagi kepadamu Mul? Aku belum tertarik untuk berpacaran dengan seseorang untuk saat ini. Kalau kau berpikir kalau aku juga mengincar Miyuki, itu adalah sebuah kesalahan besar.”

Aku menatap mata Maul dengan sangat dalam. Aku ingin meyakinkannya sekali lagi kalau aku tidak ada niatan sedikit pun untuk mendekati Miyuki. Walaupun awalnya aku tidak setuju untuk membuat Maul menjadi dekat dengan Miyuki tapi aku tidak mau membuatnya menjadi pesimis seperti ini.

Maul memang orang yang mudah sekali menjadi orang yang pesimis. Karena dia adalah orang yang terencana, dia jadi sering memikirkan banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, dan ketika kemungkinan itu kebanyakan adalah hal buruk, dia akan menjadi pesimis.

“Kau terlalu memikirkan sesuatu yang tidak perlu Mul. Dari pada kau memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Amar terhadap Miyuki, lebih baik kau memikirkan apa rencanamu ke depan untuk membuat Miyuki dekat denganmu.”

Aku terpana dan terdiam melihat Riki setelah mengatakan hal itu. Aku tidak percaya kalau Riki dapat mengatakan hal bagus seperti itu. Sepertinya dia sudah banyak berubah akhir-akhir ini.

“Kau benar Rik… Ah bodoh sekali aku ini, terlalu membuang waktuku untuk memikirkan sesuatu yang tidak mungkin.”

Maul pun menepuk kedua pipinya dan kemudian dia mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

“AKU YAKIN, AKU PASTI BISA!! HAAAAAAAAAAAAA…….”

Maul berteriak dengan sangat keras untuk menghilangkan rasa pesimisnya itu. Semua orang yang berada di sekitar sana langsung memperhatikan kami dan melihat kami dengan sangat heran sekali.

“Hentikan itu Mul, kau terlalu menarik perhatian.”

“Sepertinya menarik… AKU JUGA PASTI BISA MENDAPATKAN KIRANA!!!”

Riki juga berteriak dan berdiri di samping Maul. Sekarang makin banyak orang yang memperhatikan kami. Jujur saja, saat itu aku ingin sekali pergi meninggalkan mereka dan kembali ke penginapan. Tapi karena pemandangan di sini sangat indah, akan sangat sayang jika aku meninggalkannya hanya karena dua orang bodoh yang berteriak di atas jembatan.

“Huh… Rasanya lega sekali, terima kasih atas masukannya teman-temanku.”

Riki dan Maul kembali duduk dan kami pun sudah tidak menjadi perhatian orang-orang yang berada di sana.

“Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”

“Sepertinya aku akan mengungkapkan perasaanku sore ini.”

“Sore ini! Apa kau yakin akan hal itu?”

Aku dan Riki terkejut ketika Maul berkata ingin melakukannya sore ini. Menurutku itu terlalu terburu-buru. Takeshi saja yang sudah lama berusaha mendekatinya saja sampai sekarang masih diabaikan, apalagi Maul yang baru bertemu dengannya kemarin.

“Itu terlalu terburu-buru.”

“Amar benar, bukankah lebih baik kau berusaha mendekatinya secara pelan-pelan terlebih dahulu.”

“Tenang saja Rik, karena aku merasa kalau hanya di pulau ini saja aku dapat bertemu dengannya lagi. Jadi aku tidak mau membuang kesempatan ini.”

Sebenarnya kalau Maul masih berhubungan denganku aku yakin dia akan sering bertemu dengan Miyuki.

“Katakan sesuatu Mar?”

Riki sekarang meminta bantuanku untuk memberikan nasihat kepada Maul.

“Aku tidak bisa memberikan masukan apa pun. Aku bukanlah seseorang yang ahli dalam urusan seperti ini.”

Aku memang bukanlah orang yang cocok untuk memberikan masukan, apa lagi memberikan masukan tentang cinta. Aku bukanlah tipe orang yang memberikan kepedulian untuk mendukung orang supaya bangkit. Aku

lebih suka membuat dia pesimis dengan melihat kenyataan yang ada. Karena menurutku jika orang itu tetap berusaha untuk melangkah maju, maka orang itu akan lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Aku sudah mencoba hal ini ke semua temanku dan hal itu berhasil.

“Kau benar, bertanya kepadamu tentang hal seperti ini hanya membuang-buang waktu saja. Ayo Mul, lebih baik kita kembali ke penginapan dan menyusun rencana supaya pernyataan cintamu nanti sore berhasil.”

“Terima kasih Rik.”

Riki dan Maul pun pergi meninggalkanku seorang diri di jembatan cinta. Akhirnya aku dapat menikmati pemandangan ini dengan tenang. Aku pun masih menikmati angin laut yang sangat sejuk kala itu. Walaupun matahari sudah semakin meninggi, tapi angin yang berhembus di sana membuat suasana menjadi sangat sejuk.

“Ah itu ada Amar!”

Baru saja aku sedang merasakan kedamaian di sini, ternyata sudah datang pengganggu lainnya.

Miyuki datang dan berjalan ke arahku setelah melihatku sedang duduk di jembatan seorang diri.

“Apa yang kamu lakukan seorang diri di sini Mar? Kamu tidak bersama Riki dan Maul?”

Miyuki duduk bergabung denganku dan kami bersama-sama menikmati suasana laut pagi saat itu.

“Mereka baru saja kembali ke penginapan.”

Aku jadi kasihan kepadamu Mul, jika saja kau menunggu di sini sedikit lebih lama lagi, mungkin kau bisa bertemu dengan Miyuki.

“Kau tidak bersama Rina?”

“Heee…”

Miyuki menatapku dengan tatapan yang sangat menjengkelkan.

“Padahal kamu sekarang bersama seorang perempuan tapi kamu masih membicarakan perempuan lain.”

“Bisakah kau menghentikan sikapmu yang seperti itu.”

Miyuki hanya tertawa mendengar keluhan dariku.

“…Tapi aku belum berterima kasih kepadamu.”

“Atas apa?”

Miyuki terlihat heran dengan perkataanku barusan, wajahnya menunjukan kalau dia tidak tau perbuatan apa yang telah dia lakukan hingga aku harus berterima kasih kepadanya.

“Kau tau… Ketika membolehkan Rina dan teman-temannya untuk tinggal di penginapanmu. Itu sangat membantu untuk kami.”

“…O-oh… Itu bukan masalah besar.”

Ahh leganya, setidaknya aku sudah mengucapkan terima kasih kepadanya.

“Ngomong-ngomong… Apa kau sudah menentukan akan masuk ke sekolah mana?”

Miyuki bertanya dengan gugup tujuan sekolahku.

“SMK Sawah Besar, memangnya ada apa?”

Jangan bilang dia mau masuk ke sekolah yang sama denganku. Itu tidak mungkin kan, lagi pula jangan sampai hal itu terjadi.

“…Sebenarnya aku sedang bingung untuk menentukan tujuan sekolahku.”

“Mengapa kau tidak membicarakan hal ini kepada orang tuamu, aku yakin mereka orang yang lebih pantas untuk mendiskusikan hal ini.”

Ya… Karena aku yakin mereka akan memilihkan sekolah yang cocok untuknya.

“Orang tuaku terlalu membebaskanku. Kemarin aku sudah membicarakan hal ini kepada mereka tapi mereka menyuruhku untuk masuk ke sekolah yang aku sukai.”

Sepertinya orang tuanya sudah lebih dulu mengetahui masalah Miyuki ketika di sekolah lamanya.

“Kalau begitu kenapa kau tidak memutuskannya sendiri, bukankah lebih enak seperti itu.”

“Tapi tetap saja aku bingung harus masuk mana.”

“Coba saja kau tanyakan hal ini kepada Rina, aku rasa dia akan lebih membantumu dibandingkanku.”

Miyuki langsung cemberut kepadaku.

“Sebegitu tidak maukah kamu untuk satu sekolah denganku. Padahal aku mengharapkan kalau kamu menyarankan sekolah yang kamu masuki kepadaku.”

Sekarang aku sudah tau maksud dan tujuan dia bertanya kepadaku. Tapi maaf saja, aku lebih memilih kehidupan sekolah yang damai namun tidak berwarna dibandingkan kehidupan sekolah yang berwarna namun penuh dengan masalah.

“Bukannya seperti itu, aku hanya saja tidak mau jika kau menyesali keputusan yang telah kau buat.”

“Benarkah itu?”

“…Ya.”

“Ternyata kamu peduli juga kepadaku.”

Miyuki pun terlihat senang dengan jawabanku barusan. Aku bersyukur karena dia mudah sekali untuk dibohongi. Tapi itulah yang membuktikan kalau dia adalah orang yang baik.

“Sepertinya aku sudah terlalu lama di sini, lebih baik kita kembali ke penginapan.”

Miyuki berdiri dan merapihkan pakaiannya, dia pun menjulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

“Aku bisa berdiri sendiri.”

Aku pun berdiri dan kemudian meregangkan punggungku yang kaku setelah duduk dengan waktu yang cukup lama.

Aku pun kembali ke penginapan untuk beristirahat. Namun ketika aku sampai di sana, aku sudah melihat Riki dan Maul yang sudah bersiap-siap ingin pergi ke suatu tempat.

“Mau kemana kalian?”

Tanyaku kepada mereka ketika baru saja memasuki penginapan.

“Tentu saja untuk bermain di pantai, aku sudah mengetahui kalau Miyuki dan teman-temannya sebentar lagi akan pergi ke pantai untuk bermain di sana.”

Hebat sekali si Maul ini, sedikit saja diberika dorongan dia langsung bersemangat seperti ini.

“Kau juga harus ikut Mar, nanti kita akan naik banana boat di sana.”

Riki bersemangat sekali ketika mengajakku, sepertinya memang dia tidak sabar untuk menaiki banana boat. Aku rasa tidak salahnya mencobanya, mumpung aku sedang berada di sini.

“Baiklah, aku akan ikut dengan kalian.”

“Benarkah!? Ini akan semakin seru saja.”

Kami pun langsung pergi ke pantai untuk bermain di sana dan ketika aku sampai di sana aku dapat melihat dengan jelas Miyuki dan Rina yang sudah berada di dalam air.

“Aku pasti bisa… Aku pasti bisa… Aku pasti bisa…”

Aku melihat Maul yang sedang memberikan sugesti kepada dirinya sendiri. Aku baru tau kalau dia sedang serius ingin mendapatkan sesuatu dia akan segugup ini.

“Tenang saja kawan, ingat saja semua rencana yang sudah kita susun bersama.”

Riki menepuk pundak Maul dan memberikannya sedikit dukungan kembali.

Oh iya, aku tidak ikut membantu mereka ketika membuat rencana. Tapi aku ingin melihat rencana apa yang dibuat oleh Maul dan Riki.

“OI! KALIAN SEMUA!!”

Miyuki berteriak ke arah kami dan melambaikan tangannya. Aku juga melihat Rina- Aku tidak tau apa yang terjadi tapi dia sepertinya sedang marah denganku saat ini.

“Ayo kita pergi menghampiri mereka.”

“Kalian berdua saja yang pergi, aku menunggu di sini saja.”

“Baiklah kalau begitu.”

Aku pun duduk di pantai seorang diri. Aku melihat ke sekitar pantai untuk melihat pemandangan sekitar. Sejauh mata memandang aku hanya melihat laut yang tidak berujung, tapi entah kenapa aku sangat menikmati pemandangan itu.

Apa orang-orang yang tinggal di sini juga merasakan hal yang sama denganku? Aku rasa mereka sudah bosan karena setiap hari sudah melihat hal ini.

“Kamu tidak ikut bermain bersama mereka Ar?”

Rina datang menghampiriku dan dia duduk di sampingku.

“Aku datang ke sini hanya untuk menikmati pemandangan saja. Aku tidak ada niatan untuk bermain… Mungkin.”

Sebenarnya aku datang ke sini hanya untuk mencoba banana boat.

“Mumpung sedang di sini, kamu harus banyak bersenang-senang Ar.”

“Aku tau itu, tapi inilah caraku untuk bersenang-senang.”

“Cara yang aneh.”

Riki pun memanggil kami berdua dan mengajak kami untuk bermain banana boat. Inilah yang aku tunggu-tunggu dari tadi, aku tidak sabar bagaimana rasanya naik banana boat. Aku sering melihat orang yang menaiki benda ini selalu terjatuh. Mungkin aku akan mencoba bertahan di atasnya dan menjadi orang pertama yang tidak jatuh dari benda ini.

Kami bertiga beserta Rina dan Miyuki pun sudah berada di atas banana boat dan menggunakan pelampung.

“Apa kalian semua siap?!”

Seorang pria yang berada di paling depan memberikan aba-aba. Sepertinya dia pemandu, tapi kenapa dia harus naik banana boat bersama kami? Bukankah di perahu depan masih banyak tempat kosong.

“Kami siap!”

“Baiklah, ayo kita berangkat!”

Perahu yang menarik banana boat mulai berjalan perlahan demi perlahan. Ketika keadaan masih pelan hal itu tidak

begitu menakutkan, namun ketika perahu sudah berjalan dengan sangat cepat aku merasakan kalau tubuhku terasa ingin terpental dari banana boat setiap benda ini berbelok entah itu ke kiri atau ke kanan.

Aku sudah tau kenapa banyak orang yang tidak dapat bertahan ketika berada di atas benda ini. Tapi aku tidak boleh menyerah. Miyuki dan Rina saja terlihat sangat menikmati hal ini dan tidak terlihat kesusahan sedikit pun.

Aku pasti tidak akan pernah terjatuh dari benda ini dan tidak akan membiarkan benda ini terguling. Niat awalnya seperti itu, tapi ketika perahu kami sampai di tengah laut, aku baru mengetahui kenapa pemandu itu naik di banana boat bersama kami.

Ketika kami sudah sampai di tengah laut, tiba-tiba pemandu itu menjatuhkan diri dan menarik banana boat bersama

dengannya ketika perahu sedang berbelok, hal itu menyebabkan banana boat kami terguling dan kami semua masuk ke dalam air.

“Hahahaha… Ini seru sekali.”

Riki tertawa sangat keras ketika kami masuk ke dalam air.

“Kau benar.”

“Kau tidak apa-apa Ar?”

Seperti biasa, Rina masih mengkhawatirkanku.

“Tenang saja, aku tidak apa-apa.”

Kurang ajar kau pemandu, setidaknya kalau kau ingin menjatuhkanku kau harus memberitahuku terlebih dahulu. Dengan begitu aku dapat mempersiapkan diri sebelum masuk ke dalam air.

Aku sedikit memiringkan kepalaku ke kiri dan menepuk-nepuk telinga bagian kanan agar air yang masuk ke dalam telingaku dapat keluar.

Dan kami pun kembali naik ke banana boat.

Semenjak itu aku pun menjadi waspada dan selalu mempersiapkan diriku supaya ketika pemandu itu melakukan hal yang sama kembali setidaknya aku sudah ada persiapan.

Setelah seharian bermain di pantai, kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Dan selama kami bermain di pantai, ternyata rencana yang disusun Maul dan Riki untuk mendekatkan Maul dengan Miyuki berhasil. Tapi aku merasakan suatu hal yang ganjil di sini. Aku seperti melupakan sesuatu hal yang penting dan seharusnya aku beritahu kepada Maul.

“Bagaimana ini! Sore ini aku akan mengungkapkan perasaanku kepada Miyuki, aku menjadi gugup, apa aku batalkan saja rencanaku.”

Maul saat ini sedang mondar-mandir di ruang tamu. Dia terlihat gelisah karena sore nanti dia berencana mengungkapkan perasaannya kepada Miyuki. Padahal dia sendiri yang memutuskannya tapi dia juga yang bimbang dengan keputusan yang dia buat.

Dasar aneh, lebih baik aku menonton tv saja.

“Tenang-tenang Mul, kita sudah sampai sejauh ini. Jangan biarkan perjuangan kita sia-sia.”

Riki masih memberikan kata-kata motivasi kepada Maul. Aku rasa ketika besar nanti Riki lebih baik menjadi motivator dibandingkan ahli bela diri.

“Tapi… Tapi…”

“Halo semuanya…”

Rina, Riska, dan Indah pun datang ke penginapan kami untuk bermain.

“Halo”

Hanya Riki yang menjawab sapaan dari Rina. Maul masih sibuk untuk menenagkan dirinya dan aku sedang sibuk menonton tayangan di televisi.

“Maul kenapa?”

Rina bertanya kepada Riki tentang kondisi Maul saat ini.

“Sebenarnya dia sedang gugup.”

“Gugup kenapa?”

“Karena sore ini dia akan mengungkapkan perasaannya kepada Miyuki.”

“Hah!?”

Seperti yang aku duga sebelumnya. Pasti mereka semua akan terkejut ketika mendengar hal itu.

“Miyuki terlalu cantik untukmu Mul, kau pasti akan ditolak jika mengungkapkan perasaanmu kepadanya.”

Indah langsung mengeluarkan perkataan yang sangat luar biasa. Seharusnya perkataan seperti itu tidak dikeluarkan di saat seperti ini.

“Indah benar Mul, kau hanya akan patah hati saja jika mengungkapkan perasaanmu.”

Dan Riska membuat perkataan indah menjadi makin sangat luar biasa.

Woah… Itu perkataan yang sangat jujur sekali. Tapi aku mengerti maksud mereka mengatakan itu. Mereka tidak mau Maul bersedih karena patah hati, karena memang kenyataannya seperti itu.

“Kalian tidak boleh berkata seperti itu, seharusnya di saat seperti ini kita harus mendukungnya. Aku akan mendukungmu Mul.”

Rina memberikan semangat dan dukungan kepada Maul. Aku rasa, Rina memang orang yang diciptakan untuk memberikan kebaikan kepada semua orang.

“Terima kasih Rina, itu sangat membantuku. Aku pasti akan membalas perbuatanmu itu.”

“Tenang saja, bukankah sudah seharusnya seorang teman saling membantu.”

Ah… Aku baru saja melihat bidadari yang lepas dari surga.

“Setelah mendapatkan semangat dari Rina membuat tekadku menjadi bulat. Aku pasti akan menyatakan perasaanku kepadanya sore ini.”

Semoga saja semuanya berjalan sesuai dengan apa yang kau mau. Tapi aku tidak bisa memastikan kalau hal itu akan terjadi.

-End Chapter 18-

Episodes
1 Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2 Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3 Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4 Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5 Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6 Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7 Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8 Chapter 7 : Pasangan Baru
9 Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10 Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11 Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12 Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13 Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14 Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15 Chapter 14 : Perpisahan.
16 Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17 Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18 Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19 Chapter 18 : Membantu Maul.
20 Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21 Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22 Chapter 21 : Survei Sekolah.
23 Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24 Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25 Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26 Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27 Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28 Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29 Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30 Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31 Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32 Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33 Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34 Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35 Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36 Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37 Chapter 36 : Tur Sekolah.
38 Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39 Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40 Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41 Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42 Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43 Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44 Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45 Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46 Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47 Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48 Chapter 47 : Jurit Malam.
49 Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50 Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51 Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52 Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53 Chapter 52 : Ngabuburit.
54 Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55 Chapter 54 : Buka Bersama.
56 Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57 Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58 Chapter 57 : Malam Takbiran.
59 Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60 Chapter 59 : Pulang Kampung.
61 Chapter 60 : Leptop Baru.
62 Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63 Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64 Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65 Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66 Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67 Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68 Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69 Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70 Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71 Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72 Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73 Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74 Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75 Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76 Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77 Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78 Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79 Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80 Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81 Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82 Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83 Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84 Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85 Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86 Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87 Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88 Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89 Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90 Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91 Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92 Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93 Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94 Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95 Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96 Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97 Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98 Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99 Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100 Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101 Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102 Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103 Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104 Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105 Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106 Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107 Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108 Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109 Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110 Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111 Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112 Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113 Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114 Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115 Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116 Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117 Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118 Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119 Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120 Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121 Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122 Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123 Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124 Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125 Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126 Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127 Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128 Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129 Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130 Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131 Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132 Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133 Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134 Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135 Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136 Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137 Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138 Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139 Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140 Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141 Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142 Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143 Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144 Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145 Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146 Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147 Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148 Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2
Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3
Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4
Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5
Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6
Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7
Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8
Chapter 7 : Pasangan Baru
9
Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10
Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11
Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12
Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13
Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14
Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15
Chapter 14 : Perpisahan.
16
Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17
Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18
Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19
Chapter 18 : Membantu Maul.
20
Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21
Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22
Chapter 21 : Survei Sekolah.
23
Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24
Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25
Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26
Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27
Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28
Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29
Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30
Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31
Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32
Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33
Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34
Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35
Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36
Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37
Chapter 36 : Tur Sekolah.
38
Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39
Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40
Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41
Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42
Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43
Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44
Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45
Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46
Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47
Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48
Chapter 47 : Jurit Malam.
49
Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50
Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51
Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52
Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53
Chapter 52 : Ngabuburit.
54
Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55
Chapter 54 : Buka Bersama.
56
Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57
Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58
Chapter 57 : Malam Takbiran.
59
Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60
Chapter 59 : Pulang Kampung.
61
Chapter 60 : Leptop Baru.
62
Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63
Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64
Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65
Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66
Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67
Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68
Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69
Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70
Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71
Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72
Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73
Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74
Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75
Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76
Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77
Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78
Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79
Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80
Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81
Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82
Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83
Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84
Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85
Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86
Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87
Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88
Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89
Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90
Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91
Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92
Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93
Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94
Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95
Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96
Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97
Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98
Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99
Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100
Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101
Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102
Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103
Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104
Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105
Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106
Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107
Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108
Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109
Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110
Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111
Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112
Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113
Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114
Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115
Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116
Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117
Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118
Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119
Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120
Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121
Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122
Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123
Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124
Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125
Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126
Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127
Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128
Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129
Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130
Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131
Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132
Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133
Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134
Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135
Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136
Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137
Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138
Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139
Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140
Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141
Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142
Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143
Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144
Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145
Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146
Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147
Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148
Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!