Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.

Sore hari pun telah tiba. Setelah sholat ashar, kami pun bersiap-siap untuk mengikuti acara snorkeling yang akan diadakan sore hari nanti. Aku pun menyiapkan pakaian yang pas untuk aku gunakan untuk snorkeling, sebenarnya aku tidak tau apakah nanti aku akan masuk ke dalam air atau tidak.

“Apakah kau sudah siap Ar?”

Rina memanggilku yang sedang berada di kamar.

“Ya, mungkin sebentar lagi.”

“Kalau begitu kami tunggu di luar ya.”

“Sip.”

Aku pun bergegas merapikan bajuku yang berserakan di atas kasur ke dalam tas dan langsung bergabung dengan yang lainnya di depan penginapan.

“Kalian sudah siap semuanya?”

Riki berdiri di depan barisan untuk memimpin acara snorkeling kali ini.

“Yaaa…!”

“Apa kau tidak sabar menantikan acara ini Mar?”

Maul yang berdiri di sampingku sepertinya sangat tidak sabar, aku melihat tatapan matanya yang sangat gembira.

“Tidak juga.”

“Oh ya, tadi aku bertemu dengan perempuan yang ada di mal waktu itu.”

“Yang mana? Aku tidak ingat.”

“Itu loh, wanita yang waktu itu kita temui ketika sedang memata-matai Riki.”

“Ohh…”

Ternyata dugaanku benar kalau tadi siang Maul mengikuti Miyuki.

“Kali ini akan ku buat dia jatuh ke pelukanku, lihat saja nanti.”

“Berjuanglah, aku akan mendukungmu.”

“Terima kasih sahabatku.”

Maul terlihat sangat gembira sekali setelah aku beri dia dorongan. Padahal sebenarnya aku tidak peduli dia mau dekat dengan Miyuki atau tidak, asalkan liburanku kali ini dapat berjalan dengan tenang.

“Ayo semua, kita pergi!”

Kami pun mulai berjalan menuju pelabuhan kecil yang siang tadi aku datangi untuk mengambil ikan bersama Pak Budi untuk bakar-bakar nanti malam. Sepertinya tempat ini juga digunakan sebagai tempat mengangkut para wisatawan untuk pergi ke lokasi snorkeling.

Sebagian dari kelompok kami mulai masuk ke perahu yang tidak terlalu besararena perahunya tidak terlalu besar, terpaksa bagi kelompok yang tersisa untuk naik di perahu selanjutnya.

Dan kalian tau apa yang menyebalkan dari hal ini.

Saat ini hanya tinggal tersisa Aku, Maul, Riki, dan Rina saja yang belum naik ke perahu, sedangkan yang lainnya sudah berlayar menuju ke tempat snorkeling. Tapi bukan itulah bagian yang menyebalkan dari hal ini.

Bagian menyebalkannya adalah kami harus menaiki perahu selanjutnya bersama dengan kelompok lain yang mana kelompok itu adalah kelompok Miyuki dan teman-temannya.

Mengapa kebetulan ini selalu mengikutiku, sebenarnya apa yang mengikatkanku dengan Miyuki.

Miyuki melambaikan tangannya kepada kami. Aku berusaha membuang mukaku agar tidak melihat dirinya. Tapi aku dapat melihat dengan jelas Takeshi berada di antara teman-temannya Miyuki dan sekarang dia sedang menatapku dengan sangat dengki.

“Hei Mar, kau lihat tatapan lelaki yang ada di samping Miyuki? Dia dari tadi menatapmu. Apa kau telah berbuat sesuatu dengannya?”

Maul yang tidak tau apa-apa bertanya kepadaku dengan polosnya.

“Tidak ada apa-apa, mungkin memang seperti itu sifatnya.”

“Kalau memang seperti itu sifatnya, itu orang yang menyeramkan. Aku harus menjauhinya dari Miyuki.”

Aku hanya tersenyum kecil dan kemudian sedikit menghela nafas dengan sangat panjang. Aku rasa liburan kali ini tidak akan menjadi liburan yang tenang.

“Hei Mar, aku rasa Takeshi masih marah kepadamu.”

Riki yang menyadari tatapan Takeshi, langsung berbisik kepadaku.

“Tentu saja, tidak mungkin orang seperti dia akan memaafkanku.”

“Jadi bagaimana? Mau kita selesaikan di sini?”

“Tahan Rik, jangan sampai liburan kali ini kacau karena masalah pribadi.”

“Kau benar, mungkin aku akan sedikit berhati-hati.”

Itulah yang aku senang dari Riki, dia selalu menjunjung tinggi harga dirinya dan selalu menempatkan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi.

Miyuki pun pergi menghampiri Rina yang sedang berdiri di dekatku.

“Kau di sini juga Rin! Sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu lagi.”

“Aku juga ingin bertemu denganmu, banyak hal yang ingin aku ceritakan… Oh ya, di sini juga ada Amar.”

Rina menunjuk ke arahku yang sedang berusaha untuk menjauhkan diri dari mereka.

“Aku sudah tau itu.”

“...Heee…”

Sekarang Rina menatapku dengan tatapan membunuhnya, aku tidak tau harus berkata apa. Lebih baik aku diam saja.

“...Hee… Jadi kau sudah mengetahui perempuan itu ya.”

Dan ternyata bukan hanya Rina yang menatapku seperti itu, saat ini Maul juga menatapku demikian.

“Rik, aku butuh pertolonganmu.”

“Susah ya jadi orang yang terkenal.”

Riki hanya tertawa melihat tingkah lakuku saat ini.

Perahu yang ingin kami naiki pun tiba, dan kami mulai menaiki kapal itu satu per satu. Ketika perahunya sedang berlayar menuju ke tempat snorkeling, pemandu perahu mulai memberikan perlengkapan snorkelling. Mulai dari pelampung, sepatu katak, dan kacamata snorkeling.

“Riki… Kau tidak apa-apa?”

Miyuki berada di samping Riki yang saat ini sedang terkapar karena penyakit mabuk lautnya mulai kambuh.

“Maul, kau juga baik-baik saja?”

Dan ternyata Maul juga terkena penyakit yang sama.

“...Te-nang saja, aku dap-… Hueeek.”

Maul pun memuntahkan semua makan siangnya ke laut, sepertinya Maul tidak bisa mengatasi guncangan di perahu ini. Memang aku akui kalau guncangan di perahu ini lebih besar dibandingkan sebelumnya, mungkin

karena ukurannya yang tidak begitu besar yang membuat perahu ini mudah digoyangkan oleh ombak.

“Mereka memalukan sekali.”

Sekarang semua teman dari Miyuki sedang menatap ke arah Maul dan Riki dengan sangat jijik.

“Kau tidak apa-apa Ar?”

Rina sepertinya juga mengkhawatirkanku.

Apa karena aku sangat dekat dengan mereka berdua dan kemudian kau juga mengira kalau aku akan mengalami hal yang sama dengan mereka? Itu aneh.

“Tenang saja, aku baik-baik saja.”

Setelah berlayar cukup jauh dari pulau, kami pun tiba di tempat snorkeling. Aku dapat melihat teman-teman kami yang berangkat terlebih dahulu sudah berada di dalam air dan menikmati indahnya terumbu karang yang ada di sana. Ada beberapa dari mereka yang melambaikan tangannya kepada kami.

Pemandu kapal memberikan beberapa intruksi kepada kami agar dapat memperhatikan apa saja yang perlu dilakukan saat bersnorkeling.

“Oi Rik, kita sudah sampai.”

“Benarkah! Aku kira, aku akan mati tadi.”

Riki pun berusaha mengumpulkan kesadarannya walaupun dia masih terlihat sedikit pusing.

“Tidak mungkin hanya dengan mabuk laut bisa membuatmu mati kan… Kau juga Mul!”

“Tenang saja, setelah muntah tadi. Aku merasa lebih baik dibandingkan sebelumnya.”

Satu per satu dari kami pun mulai masuk ke dalamair. Riki dan Maul pun melakukan sedikit pemanasan untuk bersiap-siap masuk ke dalam air.

Aku melihat Takeshi yang berjalan menghampiri pemandu perahu.

“Apa aku boleh melakukan ini tanpa menggunakan pelampung dan sepatu katak?”

Woah… Bahkan di saat seperti ini dia mau menunjukan kehebatannya.

“Apa kau bisa berenang?”

“Tentu saja.”

“Kalau begitu baiklah, aku izinkan.”

Takeshi pun mulai melepas pelampung dan sepatu kataknya kemudian melompat ke dalam air. Aku melihat dia masuk ke dalam air dan tidak keluar untuk waktu yang cukup lama. Aku kira dia telah tenggelam, namun ternyata dia hanya sedang menyelam untuk melihat terumbu karangnya lebih dekat. Ternyata kemampuannya dalam berenang cukup hebat juga.

“Ayo Miyuki, pemandangan terumbu karangnya indah loh.”

Takeshi melambaikan tangan dan memanggil Miyuki yang masih berdiri di atas kapal.

“Ayo Rin! Kita juga harus menyusul mereka dan menikmati pemandangan bawah lautnya.”

“Ayo!”

Rina dan Miyuki pun mulai memasuki air dan bersenang-senang bersama teman-teman yang lainnya.

“Kita juga harus masuk Rik, kita tidak boleh kalah dengan lelaki itu.”

“Kau benar Mul, ayo kita tunjukan ke dia kalau kita juga hebat.”

Riki dan Maul ikut masuk ke air dengan semangat yang membara. Maul dan Riki juga melepas pelampung dan sepatu kataknya untuk menunjukan kepada Takeshi kalau mereka hebat.

Sebenarnya tindakan itu adalah tindakan bodoh karena sangat mengancam keselamatan. Kalian semua, jangan sampai mengikuti seperti mereka ya. Tapi karena mereka berdua memang sudah mahir dalam berenang, jadi itu tidak masalah.

Dan hanya aku saja yang tersisa di atas kapal, apa aku harus masuk ke dalam air juga seperti mereka?

“Ayo dek, kamu juga harus masuk ke dalam air.”

Pemandu perahu juga menyuruhku untuk segera masuk ke dalam air.

“Sebentar Pak, biarkan saya pemanasan terlebih dahulu.”

Bagaimana ini? Kalau seperti ini terus, mereka pasti akan tahu.

“Ayo Amar, pemandangan di bawah lautnya sangat indah loh, kau pasti suka.”

Rina memanggilku dan dia terlihat sangat gembira sekali setelah melihat pemandangan di bawah laut.

“Apa yang Rina katakan itu benar, pemandangannya sangat indah.”

Miyuki juga menambahkannya untuk membuatku semakin penasaran dan bergegas untuk masuk ke dalam air.

Tapi itu tidak membuatku bergerak sama sekali, aku masih berada di atas kapal dan melihat mereka dari sana.

“Ada apa dengan Ar?”

“Apa kau tidak tau, Amar pernah tenggelam saat pelajaran renang ketika sekolah dasar. Semenjak itu, dia sedikit mengalami trauma dengan hal-hal seperti ini.”

Riki memberitahu kepada Rina dan Miyuki. Padahal saat itu aku tidak berharap kalau dia menceritakan hal itu kepada mereka.

“Tenanglah Amar, air tidak semenakutkan yang kau pikirkan.”

Itu tidak membantu sama sekali Miyuki, kau hanya memperburuk keadaan dengan menyebarkan kepada banyak orang informasi kalau aku takut dengan air.

“Heh… Lihatlah pecundang di atas sana, sama air saja dia tidak berani.”

Takeshi pun mengolok-olokku dengan kelemahan yang aku miliki. Teman-temannya pun mentertawakanku dengan sangat keras.

Sepertinya memang ini yang harus aku terima, seharusnya dari awal aku tidak usah ikut kegiatan seperti ini. Tapi-

“Kau dengar itu Mar, mereka mentertawakanmu loh…”

Riki berusaha memanas-manasiku juga.

“Tunjukan kepada mereka kalau kau bisa menaklukannya Mar, air tidaklah semenyeramkan Riki ketika marah.”

Maul juga memberikanku semangat.

“Hei mengapa kau berkata seperti itu!”

Riki tidak terima kalau dibilang menakutkan.

“Tapi itu benar kan?”

“Iya juga sih… Ayo mar.”

“Amar… Amar… Amar…”

Riki, Maul, Rina, dan Miyuki mulai menyemangatiku dari dalam air. Teman-temanku yang mendengar hal itu juga ikut membantu dalam menyemangatiku.

Terima kasih teman-teman, sepertinya aku sudah memiliki sedikit keberanian. Ya.. Walaupun hanya sedikit.

Aku pun kembali duduk di atas kapal.

“Lihat, percuma kau menyemangati dia Miyuki. Dia sebenarnya hanyalah seorang yang penakut. Lebih baik kau menjauh dari orang sepertinya.”

Itulah kata-kata yang ingin aku dengar dari Takeshi.

Sebenarnya aku kembali duduk di atas kapal hanya untuk melepas sepatu katak dan pelampungku. Ketika semuanya sudah terlepas, aku pun langsung meloncat ke dalam air yang membuat semua orang yang berada di sana terkejut.

Miyuki, Maul, dan Riki terlihat sangat ketakutan ketika melihatku melompat tanpa menggunakan pelampung. Terutama Rina, dia terlihat sangat cemas sekali.

OK… Sekarang aku sudah berada di dalam air.

Aku harus tenang, jangan buat diriku menjadi tegang. Itu hanya akan membuat diriku menjadi tenggelam.

Ingat, air laut dapat membuat tubuhmu lebih ringan dibandingkan air yang ada di kolam renang, seharusnya kau dapat mengatasi hal ini.

Aku pun mulai membuka mataku secara perlahan, dan ketika mataku terbuka seutuhnya aku melihat pemandangan yang sangat indah sekali.

Aku melihat banyak sekali terumbu karang dengan berbagai macam warna dan berbagai jenis ikan hidup di dalamnya. Jauh di dasar laut, aku juga dapat melihat bintang laut. Aku tidak tau kalau pemandangan di bawah laut dapat seindah ini.

Sekarang aku hanya perlu berenang ke permukaan untuk mengambil napas. Kayuhkan kakimu secara perlahan dan gerakan tanganmu untuk membantumu agar lebih cepat naik ke permukaan.

Aku pun naik ke permukaan dan melihat wajah teman-temanku yang terlihat cemas sekali.

“Kau tidak apa-apa Mar?”

Riki dan Maul terlihat cemas namun ketika melihatku muncul di permukaan, perasaan cemas mereka pun hilang.

“Tenang saja, aku tidak masalah.”

“Ar.”

Rina sontak mendekatiku yang sedang berusaha untuk mengambang di atas air.

“Aku kira kamu tidak akan muncul lagi.”

“Heheheh… Maafkan aku karena sudah membuat kalian khawatir.”

“Kamu memang orang yang sangat menyebalkan.”

Miyuki sepertinya juga merasa cemas ketika aku melompat tadi.

“Seharusnya itu perkataanku.”

“Jadi selama ini kau bisa berenang Mar?”

Maul masih tidak percaya kalau aku bisa berenang setelah mendengar perkataan dari Riki.

“Tentu saja.”

“Lalu apa yang dikatakan Riki?”

“Itu semua memang benar, aku pernah memiliki trauma dengan kolam renang atau tempat dalam lainnya. Tapi tentu saja aku tidak akan membuat hal itu menjadi kelemahanku terus kan.”

Aku pun melihat ke arah Takeshi yang sedang melihatku dengan sangat jengkel sekali.

“Sejak kapan kau mulai latihan berenang?”

“Mungkin semenjak kelas satu SMP.”

“Mengapa kau tidak mengajakku?”

“Buat apa aku mengajakmu Rik, aku lebih baik belajar hal itu seorang diri dibandingkan harus didampingi oleh seseorang. Aku tidak mau menunjukan sisi lemahku kepada teman-temanku.”

“Lalu kenapa tadi kau terlihat seperti orang takut? Apa itu hanya pura-pura Ar?”

Rina masih penasaran dengan apa yang aku lakukan barusan.

“Itu bukanlah pura-pura, memang saat itu aku masih takut. Aku biasa mencobanya di kolam renang yang kedalamannya aku tau dan itu tidak terlalu dalam. Tapi sekarang aku berada di laut, aku tidak tau pasti berapa dalamnya laut ini dan apa yang menungguku di dalam sana. Jadi aku sedikit khawatir akan hal itu.”

“Tapi hebat juga kamu bisa menghilangkan rasa ketakutanmu dengan cepat.”

Miyuki memujiku, walaupun wajahnya terlihat biasa saja, namun aku dapat melihat kalau dia sedikit tersenyum.

“Itu adalah hal yang sangat mudah, kau hanya perlu memberikan sugesti kepada dirimu.”

“Benarkah itu?”

“Sudahlah, dari pada kita banyak berbicara di sini. Lebih baik kita menikmati indahnya pemandangan laut.”

“Kau benar Mar, Ayo kita bersenang-senang.”

“Ayo!”

Dan kami pun mulai menikmati pemandangan terumbu karang yang sangat indah itu. Walaupun awalnya aku berpikir kalau pemandangannya tidak seindah yang aku bayangkan, namun ternyata ini melebihi ekspetasiku. Aku berani jamin kepada kalian, kalian juga harus mencobanya lain kali.

-End Chapter 16-

Episodes
1 Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2 Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3 Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4 Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5 Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6 Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7 Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8 Chapter 7 : Pasangan Baru
9 Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10 Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11 Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12 Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13 Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14 Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15 Chapter 14 : Perpisahan.
16 Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17 Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18 Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19 Chapter 18 : Membantu Maul.
20 Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21 Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22 Chapter 21 : Survei Sekolah.
23 Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24 Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25 Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26 Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27 Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28 Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29 Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30 Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31 Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32 Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33 Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34 Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35 Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36 Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37 Chapter 36 : Tur Sekolah.
38 Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39 Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40 Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41 Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42 Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43 Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44 Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45 Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46 Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47 Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48 Chapter 47 : Jurit Malam.
49 Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50 Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51 Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52 Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53 Chapter 52 : Ngabuburit.
54 Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55 Chapter 54 : Buka Bersama.
56 Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57 Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58 Chapter 57 : Malam Takbiran.
59 Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60 Chapter 59 : Pulang Kampung.
61 Chapter 60 : Leptop Baru.
62 Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63 Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64 Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65 Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66 Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67 Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68 Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69 Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70 Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71 Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72 Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73 Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74 Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75 Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76 Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77 Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78 Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79 Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80 Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81 Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82 Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83 Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84 Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85 Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86 Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87 Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88 Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89 Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90 Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91 Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92 Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93 Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94 Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95 Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96 Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97 Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98 Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99 Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100 Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101 Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102 Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103 Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104 Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105 Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106 Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107 Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108 Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109 Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110 Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111 Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112 Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113 Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114 Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115 Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116 Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117 Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118 Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119 Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120 Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121 Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122 Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123 Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124 Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125 Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126 Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127 Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128 Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129 Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130 Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131 Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132 Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133 Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134 Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135 Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136 Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137 Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138 Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139 Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140 Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141 Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142 Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143 Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144 Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145 Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146 Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147 Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148 Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2
Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3
Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4
Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5
Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6
Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7
Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8
Chapter 7 : Pasangan Baru
9
Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10
Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11
Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12
Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13
Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14
Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15
Chapter 14 : Perpisahan.
16
Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17
Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18
Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19
Chapter 18 : Membantu Maul.
20
Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21
Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22
Chapter 21 : Survei Sekolah.
23
Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24
Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25
Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26
Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27
Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28
Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29
Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30
Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31
Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32
Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33
Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34
Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35
Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36
Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37
Chapter 36 : Tur Sekolah.
38
Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39
Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40
Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41
Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42
Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43
Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44
Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45
Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46
Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47
Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48
Chapter 47 : Jurit Malam.
49
Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50
Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51
Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52
Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53
Chapter 52 : Ngabuburit.
54
Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55
Chapter 54 : Buka Bersama.
56
Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57
Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58
Chapter 57 : Malam Takbiran.
59
Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60
Chapter 59 : Pulang Kampung.
61
Chapter 60 : Leptop Baru.
62
Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63
Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64
Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65
Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66
Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67
Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68
Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69
Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70
Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71
Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72
Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73
Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74
Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75
Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76
Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77
Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78
Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79
Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80
Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81
Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82
Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83
Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84
Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85
Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86
Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87
Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88
Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89
Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90
Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91
Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92
Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93
Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94
Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95
Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96
Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97
Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98
Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99
Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100
Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101
Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102
Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103
Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104
Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105
Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106
Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107
Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108
Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109
Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110
Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111
Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112
Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113
Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114
Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115
Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116
Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117
Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118
Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119
Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120
Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121
Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122
Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123
Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124
Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125
Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126
Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127
Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128
Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129
Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130
Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131
Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132
Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133
Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134
Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135
Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136
Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137
Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138
Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139
Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140
Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141
Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142
Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143
Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144
Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145
Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146
Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147
Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148
Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!