Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.

“Kau kenapa?”

Aku melihat Maul yang sedang termenung ketika sampai di kantin, dan tepat di depan Maul sudah ada Riki dan Kirana yang sedang bermesraan seperti biasa.

“Dia baru saja ditolak oleh seorang perempuan kemarin.”

Riki sedikit tersenyum ketika mengatakan hal itu, sepertinya dia merasa kalau dia lebih hebat dibanding Maul ketika dia mempunyai Kirana yang berada di sampingnya.

Jadi dia ditolak oleh Miyuki, aku jadi penasaran bagaimana Miyuki menolaknya.

Aku pun langsung duduk di samping Maul dan memesan nasi goreng langganan kami.

“Seperti janjimu kemarin, hari ini kau yang teraktir ya?”

“Iya.”

Dengan wajah lusuhnya Maul mengeluarkan uang miliknya dan memberikan padaku untuk membayar nasi goreng yang ku pesan.

“Apa yang kemarin kalian lakukan?”

Kirana terlihat penasaran dengan apa yang kami lakukan, dari matanya aku sudah mengetahui kalau dia sangat penasaran.

“Tidak ada, kami hanya taruhan sebuah permainan saja. Bukan begitu Mul?”

“...”

Maul masih termenung dan tidak mau menjawab, dia hanya menatap kosong ke depan dan pikirannya juga terlihat kosong.

“Memang apa yang perempuan itu katakan kepadamu?”

“Dia tidak berkata apa pun dan mendiamkanku begitu saja… Karena malu diperhatikan orang-orang yang ada di sana, aku langsung pulang ke rumah.”

Aku tidak tau kalau Miyuki bisa sedingin itu kepada orang asing. Apa memang seperti itu sifatnya?

“Sudahlah, perempuan seperti itu masih banyak di luar sana. Ditolak satu masih banyak yang lain.”

“Kau benar Mar, dia hanyalah satu dari beribu-ribu bintang yang bersinar di alam semesta ini. Pasti masih banyak yang seperti dia.”

Dia mulai lagi? Tapi syukurlah kalau dia sudah tidak bersedih lagi.

Dari kejauhan aku melihat Rina tiba di kantin dan melihat ke seluruh meja yang ada di sana. Saat mata kami bertemu, dia langsung berjalan ke arahku dengan langkah yang cepat.

Ketika dia tiba di meja kami, tanpa banyak bicara dia langsung duduk di sampingku dan memepetkan tubuhnya kepadaku.

“Ada apa?”

“Aku mohon kepadamu, sebentar saja tidak akan lama.”

Rina berkata itu dengan menyembunyikan wajahnya dibalik lenganku, aku tidak tau apa yang menimpanya saat itu. Tapi yang jelas, aku dapat melihat dua orang lelaki sedang mencari seseorang, tetapi saat mereka melihat Rina berada di sampingku, mereka langsung pergi dari kantin.

“AAHHHHHHH… AKU KESAL SEKALI!”

Maul yang sebelumnya tenang menjadi teriak dengan sangat kencang yang membuat semua orang yang berada di kantin memperhatikan kami, bahkan penjual yang berjualan di sana juga memperhatikan kami.

“Kau kenapa?! Tiba-tiba berteriak.”

“Tidak lama ini Riki membawa Kirana dan mereka bermesraan di hadapanku, sekarang kau Mar. Kau memang penghianat Mar, biarkan aku sendiri bersama kesepian dan kesedihanku menjadi seorang jomblo”

Tanpa berpikir panjang Maul langsung pergi dari kantin, sepertinya apa yang baru saja dilakukan Rina membuat Maul menjadi cemburu.

“Tidak masalah membiarkan dia begitu saja Ar?”

“Lagi pula ini semua terjadi karena kau, memangnya apa yang terjadi?”

“Tidak ada masalah.”

Karena Maul sudah pergi dari meja kami, jadi masih ada ruang yang tersisa di sampingku. Aku pun menjauhkan diriku dari Rina.

“Kau pasti berbohong, tidak mungkin kalau tidak ada masalah.”

“Aku serius, aku hanya rindu saja denganmu.”

Aku sangat benci dengan rayuan.

“Benarkah? Bukankah di kelas tadi kita baru saja bertemu.”

Rina hanya tertawa mendengar jawaban dariku. Aku tidak tau apa yang dia sembunyikan, tapi sepertinya masalah yang dia alami saat ini sangat besar.

“Sepertinya kalian berdua sangat akrab.”

Aku lupa kalau saat ini dihadapanku sedang ada adik kelas yang sangat merepotkan. Rasa ingin taunya sangat merepotkan bagiku, apa lagi kalau dia sangat suka sekali melihat hal-hal seperti ini.

Aku lebih baik diam saja, aku tidak mau menjawab ucapan konyolnya itu. Aku sudah lelah meladeninya untuk hari ini.

“Kak Rina, mengapa kalian berdua tidak pacaran saja? Kalian berdua sangat serasi menurutku.”

Lagi-lagi pertanyaan yang bodoh.

“Benarkah?”

Rina tersipu malu dan sesekali melirik ke arahku.

Mengapa kau harus tersipu malu setiap ada pertanyaan seperti itu. Kau hanya akan membuat kesalahpahaman semakin rumit di sini.

“Itu tidak mungkin, Rina itu terlalu baik untukku.”

“Terlalu baik? Aku rasa Kak Amar bukanlah orang yang jahat.”

“Kamu salah Kirana, Amar adalah orang terjahat di antara semua orang yang pernah ku temui.”

“Benarkah itu Kak Riki?”

“Itu benar, kau belum saja melihat sisi buruknya.”

Tapi apa yang barusan dikatakan oleh Riki tidak sepenuhnya salah. Aku bukanlah orang yang baik dan juga bukan orang yang buruk, aku adalah orang yang berada di antara keduanya. Mungkin untuk saat ini.

“Tapi aku baru mengingatnya, kemarin ketika keluar dari bioskop setelah menonton film. Aku melihat seorang perempuan yang mirip dengan Miyuki.”

Pufft… Ternyata dia melihatnya saat itu. Apa jangan-jangan kami menonton film yang sama?

“Heee… Benarkah?”

Aku harus tenang, mereka tidak boleh mengetahui kalau aku panik sedikit pun.

“Iya, aku rasa kemarin dia sedang pergi dengan seorang lelaki. Apa dia pacarnya ya?”

Oh my god… Semoga saja dia tidak mengenali kalau itu diriku.

“Mungkin itu pacarnya.”

“Bisa saja.”

OK. Dia tidak tau kalau itu aku, setidaknya aku masih aman di sini.

Dan aku baru menyadari kalau dari tadi Rina menatapku dengan tatapan yang sangat mematikan. Matanya terlihat seperti pembunuh bayaran internasional yang sudah melihat targetnya, mungkin sebentar lagi aku akan mati.

“Ada apa Rina?”

“Tidak ada.”

Rina pun membuang mukanya.

***

“Apa yang sebenarnya terjadi?”

Aku dan Rina berjalan di lorong untuk kembali ke kelas kami. Kebetulan sebentar lagi waktu istirahat sudah hampir habis dan pelajaran akan segera dimulai.

“...Tidak ada.”

“Jangan berbohong kepadaku, aku tau kalau kau sedang dalam masalah.”

“Baiklah aku akan mengatakannya… Memang aku sedang berada dalam masalah, tapi itu bukanlah sesuatu yang besar, aku bisa mengatasinya sendiri.”

Dengan percaya diri, Rina mengatakan itu tepat di hadapanku. Tangannya yang diletakan di pinggang dan wajah tersenyumnya seolah-olah berusaha untuk meyakinkanku untuk tetap tenang. Tapi aku tau kalau sekarang dia sedang berbohong, karena aku merasakan ancaman dari dua lelaki yang datang ke kantin tadi.

Apa mungkin itu hanya firasatku saja? Lebih baik aku luaskan pikiranku terlebih dulu, lagi pula aku belum tau apa yang ingin mereka lakukan.

“Sudah kubilang tidak usah khawatir.”

“Baiklah.”

Sekarang lebih baik aku fokus dengan ujian praktik yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Namun saat kami hampir tiba di depan kelas kami, aku melihat Maul yang menunggu kami di depan kelas.

“Kamu duluan saja Rina, aku ada urusan dulu dengan Maul.”

“Baiklah.”

Rina pun pergi memasuki kelas terlebih dulu.

Kalau aku lihat dari tatapannya, sepertinya dia memiliki sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Aku tidak tau apa yang terjadi saat dia pergi dari kantin, pasti hal itu sangat menarik sampai dia menungguku di depan kelas.

“Ada apa?”

Aku pun berdiri di sampingnya dan kami sama-sama bersandar dengan dinding yang ada di belakang kami.

“Aku ada sesuatu yang menarik.”

“Apa ini tentang Kirana?”

“Begitulah.”

“Hmmm… Jadi apa yang menarik?”

“Tepat setelah aku pergi dari kantin, aku melihat dua orang lelaki yang sedang membicarakan Rina.”

“Katanya ini ada hubungannya dengan Kirana, mengapa malah membahas Rina?”

“Soalnya, dua lelaki yang membicarakan Rina itu berada di kelas yang sama dengan Kirana.”

“Hebat sekali kau dapat mengetahuinya.”

“Jangan remehkan informasiku.”

Baiklah, walaupun sudah mendapatkan sedikit informasi dari Maul. Tapi hal itu tidak menjelaskan kalau Kirana ada di balik semua ini. Mungkin saja itu hanya kebetulan semata.

“Jadi apa yang mereka bicarakan?”

“Sepulang sekolah nanti, salah satu dari mereka akan menyatakan cintanya kepada Rina.”

“Apa kau tidak salah dengar? Mana ada orang yang berani melakukan hal seperti itu.”

Karena perjanjian “Wanita bersama” masih berlaku sampai Rina lulus nanti. Seharusnya orang-orang yang mengetahui perjanjian itu sudah paham akan hal ini.

“Apa kau lupa Mar, kalau sebenarnya Riki sudah tidak ditakuti lagi oleh yang lainnya.”

Apa yang baru saja dia katakan tidaklah salah. Aku baru mengingat kalau akhir-akhir ini Riki tidak bergitu banyak bertindak seperti biasanya. Dia terlalu sering bermain dengan Kirana.

“Kau benar, aku baru menyadari hal itu setelah kau katakannya.”

“Aku baru memikirkan hal ini tadi, apa jangan-jangan kalau tujuan Kirana berpacaran dengan Riki untuk itu?”

“Tidak mungkin, anak SMP mana yang dapat menyusun rencana seperti itu.”

Tentu saja, anak SMP kelas dua yang baru berusia 13-15 tahun. Tidak mungkin di umur segitu seseorang dapat membuat rencana hingga sekompleks itu.

“Dan juga mana ada anak SMP kelas satu yang dapat membuat rencana ‘Wanita Bersama’.”

“Kau benar juga.”

Aku lupa kalau diriku pernah melakukan hal yang sama ketika kelas satu.

Berarti teoriku tentang kemampuan yang aku miliki ternyata benar. Sebenarnya aku bukanlah orang yang spesial, kemampuanku bisa dimiliki oleh seseorang jika dia mau berpikir lebih keras dari siapa pun.

“Berarti sekarang kita harus waspada dengan Kirana, siapa tau memang benar dia dalang di balik semua ini.”

“Aku juga berpikiran sama denganmu Mul, tapi kita juga harus berhati-hati saat menyelidiki tentangnya, karena Riki sudah berada digenggaman dia.”

“Sebisa mungkin, aku tidak mau menjadikan Riki musuh.”

Maul merinding ketika mengingat sesuatu, dia pun memeluk dirinya sendiri untuk menenangkan diri. Pasti dia sedang mengingat ketika Riki yang berhadapan dengan kakak kelas pada saat rencana “Wanita bersama” akan dilaksanakan.

“Tapi kalau seandainya memang itu yang terjadi. Kau tenang saja.”

Aku berusaha meyakinkan Maul dengan memegang pundak kanannya, Maul pun menjadi yakin setelah mendengar ucapanku.

“Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya Mar?”

“Sepertinya aku ingin melihat rencana yang dia buat terlebih dulu… terima kasih atas infonya ya.”

“Tenang saja, aku juga membantu itu demi kebaikan kita semua. Jika seandainya memang tujuan Kirana memanfaatkan Riki untuk kepentingannya sendiri, aku pasti akan membalasnya.”

Ternyata Maul cukup peduli juga dengan temannya, aku kira dia tipe orang yang akan menusuk dari belakang.

Maul pun pergi kembali ke kelasnya dengan melambaikan tangannya, rencana menginvestigasi Kirana pun dimulai.

***

Sfx : Teng… Teng... Teng… Teng……

Saat ini, aku sedang berdiri di lorong yang menuju ke halaman belakang sekolah. Menurut info yang aku dapat dari Maul, sepulang sekolah nanti Rina akan pergi ke belakang sekolah untuk mendengarkan pernyataan cinta dari kedua lelaki yang mengejarnya saat istirahat.

Sambil membaca novel yang Rina sarankan waktu itu, aku pun menunggu sampai Rina tiba.

Seperti apa yang dikatakan Maul, aku dapat melihat Rina yang berjalan ke belakang sekolah dengan menggendong tas di punggungnya.

Ketika melihatku berada di sana, Rina terdiam dan menatapku dengan terkejut.

“Apa yang kamu lakukan di sini Ar?”

“Aku hanya sedang membaca novel.”

Aku menutup novel itu dan memasukan novel itu ke tasku dan aku menghalangi jalan Rina untuk pergi ke halaman belakang sekolah.

“Pasti kamu tau kalau aku akan pergi ke sini.”

Aku melihat tatapan Rina yang tidak seperti biasanya, wajahnya terlihat muram dan sepertinya dia sedang sedih, namun dia berusaha menyembunyikan hal itu dan mencoba bersikap biasa di depanku. Tapi untuk seseorang yang sudah bersama dengannya selama tiga tahun, aku tau kalau dia sedang menyembunyikan sesuatu.

“Apa yang kau ingin lakukan di sini? Kenapa kau tidak langsung pulang.”

“Itu bukan urusanmu Ar, aku hanya mau bertemu temanku di belakang sekolah.”

“Mengapa harus di belakang sekolah? Bukannya banyak tempat yang pas untuk ketemuan.”

“...”

Ternyata informasi dari Maul tidaklah salah, hebat juga dia mengumpulkan informasi dalam waktu sesingkat itu.

“Lebih baik kau tidak usah datang ke sana.”

“Ini bukan urusanmu Ar, biarlah aku yang mengurus masalah ini sendiri.”

“Mengurus masalah ini sendiri ya?… Baiklah silahkan pergi kalau kau mau.”

Aku pun bergeser sedikit dari tempatku sekarang untuk membiarkan Rina lewat. Perlahan dia mulai berjalan ke arahku dan mulai melewatiku.

“Mana mungkin aku membiarkanmu pergi ke sana.”

Aku menarik tangannya dengan sangat erat tetapi tidak terlalu kuat hingga membuat dia kesakitan, namun itu cukup kuat hingga dia tidak dapat melepaskannya dengan mudah.

“Lepaskan aku Ar, aku tidak mau merepotkanmu lagi. Biar aku menyelesaikan masalah ini sendiri.”

Rina masih berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggamanku. Aku pun masih memegang erat tangannya dan tidak mau melepaskannya.

“Justru kalau kau pergi ke sana, kau hanya akan membuat masalah lagi untukku.”

“Tapi-”

“Sudahlah, kau tidak usah peduli apa yang akan terjadi nanti. Sekarang kau pulang saja, biar selebihnya aku yang urus.”

Walaupun hal ini pasti akan lebih merepotkan dibandingkan yang lalu.

Aku mulai merasakan tangan Rina yang melemas. Dia pun terdiam dan kepalanya menunduk. Aku hanya bisa melihat kedua bahunya yang masih kaku seperti ada beban berat yang dia pikul.

Aku pun berjalan ke sampingnya dan mengelus kepalanya.

“Kau tenang saja… Dan juga jangan memikul beban yang tidak bisa kau pikul seorang diri. Kau harus membaginya dengan teman-teman yang dapat kau percayai.”

“Kamu curang Ar.”

Curang?

“Aku akan mengikuti perkataanmu, tapi kamu jangan melakukan hal yang ceroboh Ar.”

“Kalau untuk itu kau tidak usah khawatir.”

Kemudian Rina pun pergi meninggalkanku.

Baiklah, apa yang sedang menungguku di belakang sana? Aku rasa setelah kejadian ini aku akan mengalami sesuatu yang merepotkan. Aku harap itu hanya firasatku saja, tapi aku rasa hal itu pasti akan terjadi. Aku yakin akan hal itu.

OK. Sekarang saatnya melihat siapa yang terlibat dalam hal ini.

***

Itu mereka, aku dapat melihat mereka sedang berdiri menunggu Rina. Aku rasa yang gugup di sebelah kanan itu yang akan menyatakan cintanya.

Hmmm… Penampilannya tidak buruk juga.

“Eh-em.”

Mereka berdua terkejut ketika melihatku tiba di sana. Tentu saja mereka akan terkejut, karena orang yang paling mereka hindari untuk bertemu, sekarang ada di depan mereka.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

“Hanya kebetulan lewat saja.”

“Itu tidak mungkin, mana ada orang yang lewat belakang sekolah ketika pulang sekolah.”

“Benar juga ya.”

Apa yang akan aku lakukan sekarang? Aku tidak mungkin mencari informasi di saat seperti ini. Apalagi sekarang posisinya dua lawan satu, aku rasa tidak akan menang walaupun aku harus menggunakan kekuatanku.

“Aku sudah tau apa yang ingin kau lakukan. Lebih baik kalian pergi saja dari sini, Rina tidak akan datang ke sini.”

“Dari mana kau tau!?”

“Sudahlah, lebih baik kita pergi saja. Tidak ada gunanya meladeni Kak Amar.”

Sepertinya teman yang satu lagi lebih bijak dibandingkannya, dia tau apa yang perlu dia lakukan sekarang.

“Baiklah, tapi kau kira aku akan tinggal diam saja setelah mengetahui hal ini. Aku pasti akan membalasnya.”

Itu dia, sebuah kalimat yang akan membawaku menuju ke sesuatu yang merepotkan. Kali ini apa yang akan menimpaku? Semoga bukan hal itu dapat dilewati dengan mudah.

Dan mereka pun pergi dari halaman belakang sekolah. Mungkin saat ini aku tidak dapat mengetahui siapa pelakunya, tapi setidaknya aku bisa bersantai untuk saat ini.

Lagi pula, waktu kelulusan kami juga tidak lama lagi. Aku rasa membiarkan Rina melakukannya seorang diri bukanlah keputusan yang salah juga. Tapi aku tidak tega jika dia harus melakukan sesuatu yang dilakukan secara terpaksa.

-End Chapter 9-

Terpopuler

Comments

Puan Harahap

Puan Harahap

semangat thor

2020-11-18

0

®©EM crop

®©EM crop

suka cerita novel

Aku datang membawa rate5 like and comment 📊👍👍

Semangat Author ✍️✍️🆙

#feedbackYa
**CINTAKU DI KAMAR HOTEL
**LUCKY BOY

2020-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2 Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3 Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4 Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5 Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6 Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7 Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8 Chapter 7 : Pasangan Baru
9 Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10 Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11 Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12 Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13 Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14 Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15 Chapter 14 : Perpisahan.
16 Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17 Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18 Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19 Chapter 18 : Membantu Maul.
20 Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21 Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22 Chapter 21 : Survei Sekolah.
23 Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24 Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25 Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26 Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27 Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28 Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29 Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30 Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31 Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32 Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33 Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34 Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35 Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36 Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37 Chapter 36 : Tur Sekolah.
38 Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39 Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40 Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41 Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42 Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43 Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44 Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45 Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46 Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47 Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48 Chapter 47 : Jurit Malam.
49 Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50 Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51 Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52 Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53 Chapter 52 : Ngabuburit.
54 Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55 Chapter 54 : Buka Bersama.
56 Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57 Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58 Chapter 57 : Malam Takbiran.
59 Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60 Chapter 59 : Pulang Kampung.
61 Chapter 60 : Leptop Baru.
62 Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63 Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64 Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65 Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66 Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67 Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68 Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69 Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70 Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71 Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72 Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73 Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74 Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75 Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76 Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77 Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78 Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79 Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80 Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81 Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82 Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83 Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84 Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85 Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86 Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87 Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88 Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89 Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90 Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91 Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92 Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93 Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94 Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95 Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96 Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97 Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98 Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99 Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100 Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101 Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102 Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103 Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104 Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105 Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106 Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107 Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108 Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109 Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110 Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111 Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112 Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113 Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114 Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115 Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116 Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117 Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118 Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119 Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120 Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121 Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122 Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123 Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124 Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125 Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126 Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127 Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128 Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129 Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130 Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131 Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132 Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133 Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134 Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135 Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136 Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137 Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138 Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139 Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140 Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141 Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142 Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143 Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144 Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145 Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146 Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147 Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148 Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog : Makna Dari Sebuah Cinta.
2
Chapter 1 : Hari Yang Melelahkan.
3
Chapter 2 : Yang Benar Saja!
4
Chapter 3 : Miyuki Si Tuan Putri Yang Kejam.
5
Chapter 4 : Antara Wanita Bersama dan Pacar Pura-Pura
6
Chapter 5 : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
7
Chapter 6 : Kebaikan Yang Menghangatkan Semuanya.
8
Chapter 7 : Pasangan Baru
9
Chapter 8 : Dan Terjadi Lagi.
10
Chapter 9 : Mata Rantai Yang Ingin Disambungkan Kembali.
11
Chapter 10 : Merepotkan Sekali! Seharusnya Tidak Seperti Ini.
12
Chapter 11 : Perkelahian Antar Sahabat.
13
Chapter 12 : Menjadi Orang Jahat? Baiklah Kalau Itu Yang Kau Inginkan.
14
Chapter 13 : Secercah Cahaya Di Dalam Badai.
15
Chapter 14 : Perpisahan.
16
Chapter 15 : Kepulauan Seribu, Aku Datang!
17
Chapter 16 : Ini Sungguh Memalukan.
18
Chapter 17 : Api Unggun Yang Penuh Dengan Panas Cinta.
19
Chapter 18 : Membantu Maul.
20
Chapter 19 : Teringat Akan Sesuatu.
21
Chapter 20 : Aku Terjebak Di Sebuah Permainan Yang Konyol.
22
Chapter 21 : Survei Sekolah.
23
Chapter 22 : Trip Panjang Menuju Gunung Prau.
24
Chapter 23 : Inilah Kenapa Aku Malas Mengajak Wanita Untuk Mendaki.
25
Chapter 24 : Hidangan di Atas Awan.
26
Chapter 25 : Ada Apa Dengan Senja?
27
Chapter 26 : Janji Musim Dingin.
28
Chapter 27 : Festifal Musim Panas.
29
Chapter 28 : Kencan? Sepertinya Bukan.
30
Chapter 29 : Ulang Tahun Maul.
31
Chapter 30 : Hari Pertama Di SMK.
32
Chapter 31 : Langkah Awal Untuk Kehidupan Yang Baru.
33
Chapter 32 : Apapun Akan Aku Lakukan Demi Kehidupan Baruku Yang Damai.
34
Chapter 33 : Mengapa Aku Melakukan Itu?
35
Chapter 34 : Memilih Ekstrakulikuler.
36
Chapter 35 : Mencolok Itu Merepotkan.
37
Chapter 36 : Tur Sekolah.
38
Chapter 37 : Pertandingan Olahraga.
39
Chapter 38 : Mengapa Harus Di Rumahku?
40
Chapter 39 : Wali Kelasku Kali Ini Lebih Bersahabat.
41
Chapter 40 : Inikah Nikmat?
42
Chatper 41 : Menjadi Seorang Freelancer.
43
Chapter 42 : Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
44
Chapter 43 : Aku Bukanlah Orang Mesum!
45
Chapter 44 : Tuduhan Itu Sangatlah Menyakitkan.
46
Chapter 45 : Semuanya Sudah Terencana Dengan Baik.
47
Chapter 36 : Memikirkan Langkah Terakhir untuk Menyelesaikan Ini.
48
Chapter 47 : Jurit Malam.
49
Chapter 48 : Skak Mat! Aku Yang Menang.
50
Chapter 49 : Menikmati Hasil Kemenangan.
51
Chapter 50 : Bulan Ramadan.
52
Chapter 51 : Terungkap Sudah.
53
Chapter 52 : Ngabuburit.
54
Chapter 53 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
55
Chapter 54 : Buka Bersama.
56
Chapter 55 : Pulangnya Sang Pengganggu.
57
Chapter 56 : Mencoba Sesuatu Yang Baru.
58
Chapter 57 : Malam Takbiran.
59
Chapter 58 : Labaran Idulfitri.
60
Chapter 59 : Pulang Kampung.
61
Chapter 60 : Leptop Baru.
62
Chapter 61 : Kekhawatiran Kichida.
63
Chapter 62 : Pekerjaan Baru Bersama Pak Febri.
64
Chapter 63 : Membangun Kembali Sebuah Perusahaan.
65
Chapter 64 : Apa Salahnya Peduli Dengan Teman?
66
Chapter 65 : Aku Baru Tau Kalau Rapat Sepusing ini!
67
Chapter 66 : Miyuki Fan Club.
68
Chapter 67 : Begadang Mengejar Deadline.
69
Chapter 68: Kenapa Pekerjaan Ini Banyak Sekali Rapatnya!
70
Chapter 69 : Pergi Berdua Bersama Miyuki.
71
Chapter 70 : Makan-makan Di Rumah Rina.
72
Chapter 71 : Ketika Berprasangka Baik.
73
Chapter 72 : Harga Diri Yang Membuat Semuanya Rumit!
74
Chapter 73 : Sate Kambing Di Malam Hari.
75
Chapter 74 :Sekolah Adalah Rumah
76
Chapter 75 : Waktunya Perilisan.
77
Chapter 76 : Akhirnya Aku Bisa Bersantai Sejenak.
78
Chapter 77 : Orang Merepotkan Yang Selalu Berbuat Baik.
79
Chapter 78 : Anak Magang Khusus.
80
Chapter 79 : Koneksi Yang Mempermudah Segalanya.
81
Chapter 80 : Aku Merasakan Kalau Kepalaku Sedikit Berasap!
82
Chapter 81 : Satu Buah Komik Dan Mouse.
83
Chapter 82 : Seorang Sekertaris Itu Memang Hebat!
84
Chapter 83 : Natasha Dan Masa Lalunya Yang Kelam.
85
Chapter 84 : Aku, Irfan, Dan Orang Yang Menyebalkan.
86
Chapter 85 : Membangun Sebuah Argumen Yang Kuat.
87
Chapter 86 : Barista Bukan Hanya Sebuah Sebutan Saja.
88
Chapter 87 : Katakan Tidak Pada Pekerjaan Fisik!
89
Chapter 88 : Keramaian Ini Membuatku Pusing.
90
Chapter 89 : Apa Yang Menguntungkan Dari Pacaran?
91
Chapter 90 : Hanya Kak Friska Yang Bisa Membuatku Seperti Ini.
92
Chapter 91 : Aku Suka Kedamaian Ini.
93
Chapter 92 : Masalah Baru Dan Serius, Aku Datang!
94
Chapter 93 : Kesalahan Dalam Melihat, Dapat Menimbulkan Informasi Yang Rancu.
95
Chapter 94 : Semua Perempuan Itu Merepotkan.
96
Chapter 95 : Akar Dari Pembicaraanku Adalah Miyuki.
97
Chapter 96 : Itu Adalah Sebuah Ironi.
98
Chapter 97 : Bosan Atau Memang Kecewa?
99
Chapter 98 : Aku Tau Kalau Ada Yang Tidak Beres.
100
Chapter 99 : Pahit Kopi Kehidupan.
101
Chapter 100 : UAS Selesai, Liburan Let’s Go!
102
Chapter 101 : Apa Aku Bisa Menyebutnya Kepala Sekolah Idaman?
103
Chapter 102 : Ini Terlalu Rumit Untuk Dipikirkan Pelajar Sepertiku.
104
Chapter 103 : Aku Tidak Butuh Uang... Untuk Saat Ini.
105
Chapter 104 : Pengambilan Rapot.
106
Chapter 105 : Aku Dan Misaki Sepertinya Sangat Cocok.
107
Chapter 106 : Rumah Kecil Yang Berisikan Banyak Misteri.
108
Chapter 107 : Mari Kita Lihat, Serumit Apa Masalah Yang Dia Miliki.
109
Chapter 108 : Berubah Menjadi Baik Atau Buruk?
110
Chapter 109 : Misi Penyelamatan Bagian Pertama.
111
Chapter 110 : Misi Penyelamatan Bagian Kedua
112
Chapter 111 : Misi Penyelamatan Bagian Ketiga.
113
Chapter 112 : Misi Penyelamatan Bagian Keempat.
114
Chapter 113 : Misi Penyelamatan Bagian Terakhir.
115
Chapter 114 : Hari Yang Panjang Dan Melelahkan Akhirnya Selesai!
116
Chapter 115 : Banyak Sekali Pertanyaan Yang Diberikan.
117
Chapter 116 : Kembang Api Yang Sangat Berisik!
118
Chapter 117 : Aku Tau Kalau Aku Bukanlah Orang Yang Spesial.
119
Chapter 118 : Senyap Dan Membaur.
120
Chapter 119 : Keadaan Ini Sangat Canggung Sekali!
121
Chapter 120 : Ending Yang Baik Ternyata Tidak Buruk.
122
Chapter 121 : Kichida Si Calon Komikus
123
Chapter 122 : Buat Apa Kau Meminta Izin Kepadaku?
124
Chapter 123 : Comic Universe Ke Seluruh Dunia.
125
Chapter 124 : Menuju Ulang Tahun Miyuki.
126
Chapter 125 : Mentraktir Rina.
127
Chapter 126 : Di Kafe Bersama Miyuki
128
Chapter 127 : Ulang Tahun Miyuki.
129
Chapter 128 : Pernyataanku Kepada Miyuki
130
Chapter 129 : Tidak Tertarik Dengan OSIS
131
Chapter 130 : Aku Sedikit Khawatir Dengannya
132
Chapter 131 : Gawat Sekali Jika Orang Lain Tau!
133
Chapter 132 : Kichida Menghilang!
134
Chapter 133 : Waktunya Menjemput Kichida.
135
Chapter 134 : Apa Aku Sudah Terlalu Berlebihan?
136
Chapter 135 : Seharusnya Aku Dapat Menghentikan Itu!
137
Chapter 136 : Misi Merepotkan Bagian Pertama.
138
Chapter 137 : Misi Merepotkan Bagian Kedua.
139
Chapter 138 : Misi Merepotkan Bagian Ketiga.
140
Chapter 139 : Misi Yang Merepotkan Bagian Keempat.
141
Chapter 140 : Misi Yang Merepotkan Bagian Kelima.
142
Chapter 141 : Pundakku Terasa Ringan Sekali!
143
Chapter 142 : Omelannya Ibu Miyuki Seperti Ibuku.
144
Chapter 143 : Kasur! Aku Butuh Kasur!
145
Chapter 144 : Pak Febri Mengerikan Sekali Ketika Marah.
146
Chapter 145 : Semua Berakhir Dengan Bahagia.
147
Chapter 146 : Kenapa Dia Datang Ke Rumahku?
148
Chapter 147 : Kita Ini Bukan Teman Dekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!