Ch. 19 "Bunker"

Beruntung di sekitar pantai ada minimarket dengan barang-barang yang cukup lengkap. Di depannya juga ada mesin ATM sehingga aku tak perlu khawatir kehabisan uang tunai saat belanja.

Sesaat sebelum menuju pantai aku cek kembali, sepertinya sudah lengkap yang terbeli: senter LED, cat fosfor semprot, pisau lipat, korek gas, dan tali tambang. Nomor HP Nirmala belum juga bisa aku hubungi. Aku masih ragu apakah Nirmala yang memberi jaminan sehingga aku bisa keluar tahanan? Mengapa dikeluarkan malam hari? Sungguh hal yang tidak biasa.

Kupacu motor ke arah pantai tempat kami foto prewedding saat itu. Jika perkiraanku benar, Nirmala berada di dalam gua sehingga gawainya tidak ada sinyal.

Dari kejauhan aku melihat sorot lampu tiga buah speedboat sedang melaju dari arah laut dan beberapa orang membawa senter sedang menjemput di bibir pantai. Kuhitung jumlah mereka satu-persatu lebih dari tujuh orang.

Apakah mereka komplotan yang menjebakku? Apakah benar Pak Kawilarang terlibat dengan semua ini?

Semilir angin pantai terasa dingin menerpa wajahku. Deru ombak seakan mengiringi detak jantung yang berdebar saat aku mengendap-endap dari samping tembok kostin. Tampaknya mereka berencana mengangkut sesuatu ke tempat lain hingga repot-repot menggunakan speedboat.

Mungkinkah kapal pesiar yang berlabuh tak jauh dari pantai itu juga milik mereka?

Sementara menunggu pergerakan mereka, aku beringsut ke salah satu lorong kostin. Lorong ini, tak salah lagi ini adalah lorong di mana aku, Kukuh, dan Tommy berpapasan dengan Pak Edi dan Damar yang baru datang.

Kuingat saat itu Bu Siti yang sedang berlari keluar tiba-tiba menghilang, persis di tengah-tengah lorong. Sedangkan jejaknya tiba-tiba ada di pintu masuk gua itu.

Duk

Duk

Duk

Kupukul beberapa bagian tembok lorong kostin dengan punggung kepalan tangan. Tak ada yang aneh. Aku duduk dan bersandar pada dinding.

Bagaimana sekarang?

Kumatikan senter, khawatir membuat posisiku ketahuan komplotan itu. Perlahan aku mulai takut jika Nirmala dan temannya memang berada di dalam gua, sedangkan komplotan itu menuju mereka. Kira-kira apa yang akan terjadi?

Sejenak aku termenung, mengingat kejadian di tempat ini. Kunyalakan senter HP agar terangnya tak sampai ke luar dan ketahuan. Kususuri lorong itu hingga tempat menemukan Bu Siti sebelum dia lari ke lorong.

Di sini, betul di sisi tembok ini Bu Siti berdiri. Aku, Kukuh, dan Tommy datang dari sebelah sana. Tiba-tiba aku merinding teringat Tommy melihat sosok genderuwo di ruang sebelah sana. Ah, lebih baik fokus ke Bu Siti. Apa yang dia lakukan di sini?

Karena lupa menekan layar HP, tiba-tiba senter HP-ku otomatis mati. Buru-buru aku menekannya karena terlampau gelap gulita. Namun, ada yang ganjil. Sepertinya saat gelap gulita tadi aku melihat sesuatu?

Kumatikan senter HP, ternyata salah satu batu bata di tembok itu berpendar seperti fosfor. Letaknya di bawah, setinggi betis. Aku mengelusnya dengan lengan jaket hingga tampak lebih terang. Aneh.

Kutekan di tengah, tidak bergerak. Tapi justru saat kutekan di samping dengan kedua tangan, bata itu bergerak seolah saklar lampu. Suasana yang sunyi kini terpecah oleh suara batu tergeser, entah di mana. Segera kusoroti sekeliling, kali ini dengan senter LED, seluruh dinding-dinding bata tidak ada yang berubah.

Suara apa tadi? Segera kumatikan kembali saat kudengar suara itu kedua kalinya. Kini batu bata fosfor itu kembali ke posisi semula seperti sebelum aku tekan. Mungkinkah batu ini untuk membuka pintu rahasia?

Aku tahu, pasti pintunya di tempat Bu Siti menghilang! Maka aku tekan lagi bata fosfor itu, lalu segera kembali menuju lorong tempat Bu Siti menghilang. Benar! Ada pintu rahasia, tetapi hanya seukuran anak kecil.

Srakkk

Brak!

Aku terjatuh setelah memasukinya, terperosok dan membentur tumpukan peti kotak hingga senter yang kupegang terjatuh sebelum sempat menyalakannya.

Grek

Grek

Grek

Pintu itu tertutup kembali. Kuraba-raba di sekitar, untung saja senter terjatuh tak jauh dariku. Kacanya retak, tapi masih bisa menyala. Kini tampak arah pintu rahasia tempat aku jatuh lebih mirip perosotan.

Entah ruangan apa ini, mirip bunker besar. Aku yakin jika tidak ada peti-peti kayu maka dua buah pesawat bisa muat ditaruh di dalam sini. Beberapa lubang persegi panjang di tembok sebelah kiri mengarah ke pantai, sepertinya untuk mengintai atau menembak musuh yang datang dari pantai. Lubang itu juga memberi pasokan udara segar meski agak tertutup rerumputan.

Brakk!

Sesuatu memukul punggungku. Seseorang! Dengan cepat kubalas serangannya dengan menendangnya dan membuatnya tersungkur. Tiba-tiba dia menerjangku dan memukul membabi buta. Tak ingin kalah aku menangkis dan membalasnya! Kami bergumul di lantai, berguling beberapa kali.

Kini aku terdesak, dia menduduki perut dan memukuliku. Sambil menangkis kukeluarkan pisau lipat dari saku jaket dan bersiap menusuknya.

Dak!

Crrrt

Tap

Tap

Tap

Beberapa bola lampu kuning menyala redup dan seseorang memanggilku.

"Mas Dharma!"

Suara Nirmala mengagetkanku, kutengok dia sedang memegang sebuah tuas listrik di dinding ruangan. Seseorang yang menindihku kini berdiri mengulurkan tangannya untuk membantu bangun.

"Bagaimana kamu bisa berada di sini, Mas? Bukankah kemarin kamu masih di penjara?" Nirmala mendekat.

"Justru aku yang seharusnya tanya. Siapa yang membebaskanku? Siapa pula orang ini? Bagaimana kalian bisa masuk ke sini?"

"Bukan aku yang membebaskanmu ...." Nirmala tampak bingung.

Beberapa saat kami terdiam. Memikirkan siapa di balik kejadian di penjara itu, sehingga aku bisa bebas

"Lalu dia? Siapa dia?" desakku.

"Obi, hanya teman. Tentu aku tidak berani ke sini sendirian jadi aku mengajaknya. Kamu ingat novel best seller-ku 'Pengakuan Pembunuh' itu, Mas? Dialah narasumberku." Nirmala mengusap darah di hidungku dengan sebuah tisu.

Aku melirik sebuah kursi lapuk yang tadi mengenai punggungku, lalu kulihat pria putih itu. Dia tampak misterius, hanya memperhatikanku dengan mata yang agak sipit tak bicara sepatah kata pun. Sesuatu terbalut di tangannya yang sedang mengusap memar di mulut bekas pukulanku tadi. Tubuhnya proporsional seperti seorang petarung atau binaragawan saat berjalan ke salah satu lubang persegi panjang di dinding itu. Wajahnya ... aku tak mungkin mengakui kalah tampan darinya di depan Nirmala.

"Teman-teman authorku berhasil memecahkan sandinya. Lihatlah ini, Mas!" kata Nirmala sambil duduk di sebuah peti dan membuka gawainya.

"Apa sebenarnya arti sandi itu?"

"Setelah mengganti '#' dengan huruf 'H' untuk haystack, huruf 'K' mengganti tanda kutip atau petik, kemudian '|' aku rubah menjadi huruf 'L' dan seterusnya, lantas sandi itu terbaca begini .... " Nirmala menjelaskan dengan cepat.

%3^4|43!2!43$1#--3-1-?2'43-2-f2?433--1!!2?43!3|1?1-#2$¥1432?43?¥1:1-f?3--43'1-+2-?43:3!2(6000)#3-$1'$2'43--+43|$2!2-21+1[#1:1%(300)$2!1-1(?)

revoloesisoedahmenantikoeningitoeemassitoeselatanhidjaoeitoetjabangtemoekanpintoebesi6000henda'dikoempoeldisiniapachabar300disana?

"Berarti setelah itu tinggal kita pisahkan setiap kata dengan spasi?"

"Betul sekali, Mas." Nirmala mengusap layar HP membuka gambar screenshot selanjutnya.

revoloesi soedah menanti koening itoe emas s itoe selatan hidjaoe itoe tjabang temoekan pintoe besi 6000 henda' dikoempoel di sini apa chabar 300 di sana?

"Revolusi?" Aku tak mengerti maksud kata itu.

"Tampaknya harta karun yang mereka cari adalah dana yang saat itu akan digunakan untuk revolusi negara ini. Tidak tanggung-tanggung, 6000 ton emas!"

Lalu bagian mana yang menunjukkan lokasi harta itu?

"Kuning itu emas, S itu selatan, hijau itu cabang! Kita sudah punya petanya, tinggal mengikuti.

"Maksudmu sapu tangan rajut yang berinisial huruf 'S' itu?"

"Betul sekali, Mas. Ternyata hiasan di sekeliling huruf 'S' itu adalah gambar lorong-lorong gua. Disinilah lokasinya!

"Peti-peti di ruangan ini berisi emas?"

Nirmala belum sempat menjawabku ketika Obi berlari menuju saklar listrik dan memadamkan seluruh lampu ruangan ini.

"Sembunyi! Mereka datang!" teriaknya.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Astiah Harjito

Astiah Harjito

Mirip cerita Conan 😀

2022-01-18

0

Eka Agustina

Eka Agustina

wow!! Emas!! hayalku berkelana

2021-09-25

0

Isnaaja

Isnaaja

wih keren cara mecahin teka teki nya,,meskipun cuma baca tapi tetap aja aku gak ngerti cara mecahin teka tekinya😂

2020-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!