Ch. 14 "Stalker"

Hari semakin petang menjelang Magrib, antrian tamu di teras tinggal sedikit. Sementara di dalam rumah keadaan sangat mencekam.

Khii ki khik khi! Khi kikikhi!

"Kalau aku keluar, wanita ini akan mati!" teriak sang pasien dengan suara serak menyeramkan.

Pak Edi berdoa dan membaca ayat-ayat suci di hadapannya. Perut wanita itu terangkat mirip gerakan kayang saat senam tetapi dengan tumpuan kepala bukan dengan tangan dan kakinya.

Pak Edi terus membacakan doa-doa untuk mengusir jin atau setan itu, "āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu minụn, kullun āmana billāhi wa malā  ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr ...."

"Keluarlah kau atau kumusnahkan!" sentak Pak Edi.

Wanita itu justru tertawa terbahak-bahak. Kini tubuhnya semakin terangkat tinggi, bahkan kepalanya tak lagi menempel pada dipan. Rambutnya yang berantakan terlihat menggantung.

"Aku suka wanita munafik ini, aku takkan meninggalkannya!" jawab wanita itu dengan suara serak yang aneh.

Pak Edi mendatanginya, meletakkan tangannya lima sentimeter di atas wajah wanita itu. Tak lama kemudian wanita itu terjatuh ke dipan. "Brakkk!"

"Arrrgh! Arrghhh! Ampun! Ampunnn!"

Kemudian Pak Edi menarik tangan dan menutup doanya. Sepertinya sudah usai.

"Hoekk! Hoeekkk!"

Wanita itu sudah sadar, lalu memuntahkan sesuatu yang anyir dan menjijikkan. Saudara perempuannya dengan sigap menadahi dengan plastik hitam.

Tentu saja hari ini terasa asing bagiku. Aku yang terbiasa dengan hitungan matematis dan rasional kini menyaksikan sendiri hal-hal mistis dan di luar nalar. Percaya atau tidak, sepertinya aku tidak punya pilihan.

Sekarang tiba giliran pria kekar itu. Tampaknya dia hanya mengobrol dengan pak Edi. Bahkan mereka bersama-sama menengok ke arahku yang melihat dari jendela. Aku jadi salah tingkah, lalu menjauh dari jendela.

***

"Tidak perlu berterima kasih. Mungkin sudah suratan kita dipertemukan dalam peristiwa itu," ucap Pak Edi sambil mengelus jenggot putihnya.

Sebetulnya aku ingin memanggilnya dengan sebutan mbah. Tetapi pesan Mas Kukuh saat di mobil tadi agar jangan memanggil Pak Edi seperti itu, karena kata "mbah" cenderung berkonotasi tingginya ilmu. Pak Edi adalah orang yang rendah hati dan bersahaja, jadi dia tidak suka dipanggil "mbah" agar tidak jumawa.

"Jadi siapa sebenarnya sosok pengemis itu, Pak?" tanyaku penasaran.

"Leluhur atau orangtua Bu Siti mempelajari suatu ilmu mistik dan mengikat perjanjian dengan bangsa jin. Ketika leluhur itu meninggal, jin yang mendampingi akan diwariskan kepada generasi berikutnya yang memiliki ikatan darah seperti anak, cucu, cicit, buyut, dan seterusnya," jelas pak Edi.

"Kira-kira untuk apa, Pak?" desak Nirmala.

Pak Edi menatap Ibu Siti yang duduk di dipan. "Pada jaman dulu sudah merupakan tradisi bagi para leluhur menjadikan sosok jin sebagai pendamping dalam kehidupannya. Setiap orang punya alasan sendiri yang jadi pembenaran tindakannya. Bisa jadi untuk perlindungan, dan sesungguhnya kita sama-sama tahu bahwa hal itu salah."

"Betul sekali, Pak. Seharusnya bukan kepada jin kita meminta perlindungan," sahut Nirmala. Lalu apa sebenarnya kotak yang ditemukan ibu saya tadi malam ya, Pak?"

Pak Edi mengambil kotak kaleng yang ditemukan ibu dari dalam gua. "Leluhurmu, mungkin kakekmu ingin melindungi keturunannya. Kotak itu adalah sebuah petunjuk. Tempat itu sekarang hanya terlihat layaknya peninggalan sejarah yang biasa saja. Namun, sepertinya ada suatu rahasia besar yang disimpan oleh kakekmu."

"Mungkinkah kakek saya dulu ikut romusha di tambang kapur dan kostin itu? Atau malah meninggal di sana?"

"Simpan baik-baik kotak ini dan isinya. Suatu saat kalian akan mengerti. Saya pantang mencampuri urusan duniawi, tidak berkah."

"Apakah jin yang mendampingi saya itu baik? Kalau jahat, bagaimana saya bisa menghilangkan jin itu, Pak?" akhirnya Bu Siti ikut bersuara.

"Hahaha ... jin itu sama dengan manusia, ada yang baik ada yang jahat. Memang kita harus hati-hati dengan tipu dayanya," Pak Edi melanjutkan. "Saya bukan nabi Sulaiman. Kasus anda beda dengan yang lain. Saya hanya bisa bantu dengan doa, karena perjanjian dengan jin itu adalah warisan dari leluhur anda maka anda yang berhak memutuskan perjanjian tersebut. Demikian pula jika berlanjut pada anak cucu anda nanti."

Pak Edi pun berdoa cukup lama, kami mengamininya.

***

Ibu Siti sudah merasa lebih baik, kami pun berpamitan tepat saat azan Magrib berkumandang. Nirmala sudah menggandeng ibunya keluar. Terlihat mereka berhenti di sebelah pintu dan memasukkan amplop ke dalam sebuah kotak kayu. Pak Edi menahan tanganku seraya berbisik, "Pada wanita, salah satu cara memutus siklus jin warisan akan adalah dengan menikahi laki-laki yang soleh."

Aku terkejut mendengarnya. Kata-kata itu begitu dalam menusuk hatiku. Mengingatkan aku untuk mempertebal keimanan dan menguatkan ibadahku.

***

Kami tak bisa berlama-lama karena Pak Ricky, Bu Nopi, Mas Kukuh dan asistennya sudah hampir seharian menunggu di mobil. Perjalanan pulang, kami mampir di sebuah rumah makan untuk salat dan makan malam. Ada yang aneh, sebuah mobil bertipe sedan dengan warna hitam parkir di seberang jalan. Semua kacanya tertutup, tak tampak ada yang keluar dari mobil itu.

"Pak Dharma lihat mobil itu?" tanya Pak Ricky kepadaku.

"Iya, Pak. Agak mencurigakan."

"Memang sejak dari rumah Pak Edi tadi mobil itu di belakang kita, Pak. Mungkin kebetulan dia searah dengan kita. Coba nanti kalau kita pergi apa masih mengikuti," bisik pak Ricky tanpa yang lain tahu.

"Mas, menurut kamu apakah benar semua yang dikatakan Pak Edi?" tanya Nirmala kepadaku.

"Sementara ini hanya dia yang bisa kita percayai. Jadi besar kemungkinan bahwa kakekmu dulu ikut romusha di kostin dan gua itu," jawabku.

"Entahlah, Nak Dharma. Inisial di saputangan rajut itu adalah huruf S. Apakah memang inisial namaku, atau orang lain?"

"Surat, bagaimana isi surat itu, Bu?"

"Hanya surat biasa, dari seorang laki-laki kepada istrinya yang sedang mengandung. Lalu di bagian akhir ada banyak kata dan simbol yang tidak ibu mengerti. Apa perlu ibu ambilkan di mobil?

"Tidak usah, Bu. Nanti saja di rumah."

Selesai makan, Pak Ricky yang sedang menyetir memberi isyarat. Ternyata benar, mobil sedan itu mengikuti kami. Sesuai rencana, dia membelokkan mobil ke sebuah mini market. Ternyata mobil itu juga berhenti tak jauh dari sana. Aku dan Pak Ricky turun, berpura-pura membeli minuman dingin.

"Bagaimana sebaiknya, Pak Dharma?"

"Kita belum tahu apa tujuan mereka. Kita kan cuma rombongan orang foto prewedding, bukan rombongan yang bawa banyak harta? Apa yang mau dirampok?" jawabku yang juga agak bingung.

"Coba kita kecoh nanti di jalan," jawab pak Ricky.

Aku setuju dengan Pak Ricky. Mungkin kekhawatiranku terlalu berlebihan, bisa saja cuma kebetulan sedan itu punya tujuan searah dengan kami.

Kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Begitu keluar dari parkiran dan memasuki jalan raya terlihat beberapa puluh meter di depan, mobil sedan itu menyalakan mesinnya. Lampu remnya tampak menyala.

Kami melintasinya, sekitar empat sampai lima orang di dalam sedan itu. Hanya bisa terlihat sekilas dari jendela bagian sopir saja yang terbuka.

Sedan itu pun mulai berjalan. Ternyata benar, mobil hitam itu membuntuti kami!

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Isnaaja

Isnaaja

mungkin stalker itu mengincar surat surat bu siti yang katanya banyak simbol simbol yang tidak dimengerti,dan mungkin simbol itu simbol untuk menemukan harta Karun.

2020-12-01

0

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Aku mampir lagi ke sini 😏

2020-08-17

0

Baca jam segini jd bkin makin merinding euy.. bdw siapa yang di dalem mobil ya?

2020-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!