Ch. 18 "Motif"

"Bagaimana menurutmu, Mas?"

"Baiklah, aku setuju bahwa huruf 'J' seringkali didahului oleh 'D' seperti kata 'djanji'. Menurutku ini kebiasaan van Ophuysen seperti halnya huruf 'T' berdampingan pada 'pantjasila' misalnya."

"Betul itu, Mas. Jadi simbol '?¥' itu kita terjemahkan menjadi 'tj' seperti kata 'pantjasila' jaman dulu," kata Nirmala.

"Tunggu, jika '?' kita terjemahkan 'T' maka '!' kita terjemahkan 'S', bagaimana?"

"Jadi maksudnya '?' untuk huruf 'T' pada awal kata 'tanya', begitu?"

"Iya, dan simbol '!' untuk 'S' pada 'seru' pasti!" jawabku bersemangat.

"Semalam di grup authorku juga ada yang membahas itu, Mas. Kemudian dengan prinsip yang sama kami terapkan pada lambang bagi, tambah, dan kurang."

"Maksudnya? Lambang ':' untuk 'B' kemudian '+' untuk 'T' dan '-' untuk 'K' begitu?"

"Iya, Mas. Jadi kami bingung, huruf 'T' dilambangkan dengan '?' atau '+' ya?"

Hmm ... coba begini, '+' kita artikan 'P' seperti awal kata 'plus' saja.

"Nah, itu kendala lagi, Mas. Kalau '+' adalah 'P' maka '-' adalah 'M' sedangkan di surat itu ada banyak lambang '-' berjejer," kata Nirmala dengan risau.

Rumit. Pendeknya kalimat sandi itu semakin menambah level kesulitan untuk memecahkannya. Beberapa hari ini bahkan kepalaku seakan berasap memikirkannya.

Beberapa saat kami terdiam di ruang kunjungan itu. Nirmala tampak berpikir keras. Kutatap wajah Nirmala dari balik jeruji besi.

Akankah kami bisa melewati semua ini

Bagaimana nasib pernikahan kami? Kurang dari dua minggu lagi.

Ya Tuhan, tolonglah kami ...

Air mataku mulai menggenang, agar tak terlihat oleh Nirmala maka buru-buru aku mengusap kelopak mataku.

Tunggu ... mata? Minus berjejer? Iya, minus!

Segera aku beritahu Nirmala, "Minus! Itu pasti untuk 'M' atau 'N' jadi ada yang '--' dan '-' karena bentuknya hampir sama."

"Kita coba dulu, Mas!"

%3^4|43!2!43$1#--3-1-?2'43-2-f2?433--1!!2?43!3|1?1-#2$¥1432?43?¥1:1-f?3--43'1-+2-?43:3!2(6000)#3-$1'$2'43--+43|$2!2-21+1[#1:1%(300)$2!1-1(?)

*e*o*oesisoeda*menanti*oeningitoeemassitoese*atan*idjaoeitoetjabangtemoe*anpintoebesi*******enda*di*oempoe*disiniapa**aba******disana*

"Lihat! Kita berhasil!"

"Sudah mulai terbaca? Apa benar?" desakku penasaran.

"Belum. Namun, sudah ada beberapa kata yang muncul! Lihatlah kata-kata ini: menanti, emas, pintoe, di sini, di sana."

"Emas? Apakah tertulis emas?"

"Be -- betul ..." Nirmala tergagap, " betul sekali! Apakah ini berarti ...."

"Begitu rupanya! Orang yang menjebakku itu mengincar emas. Pantas dia mencari kotak berisi surat itu," tukasku.

"Dia tidak menemukannya di rumahku, jadi menghubungimu?"

"Bagaimana dia tahu aku yang membawanya?" tanyaku kepada Nirmala.

"Kamu ingat, Mas? Malam itu kamu kirim pesan, memberi kabar bahwa kotak kaleng ibu tertinggal di dashboard mobil?"

"Betul! Jadi selain memakai HP ibu, dia juga membuka HP-mu?"

"HP-ku waktu itu di samping TV ruang tamu, Mas. Kamu tahu kan baterai laptopku sudah rusak, sehingga harus selalu tercolok listrik untuk memakainya. Waktu itu aku sedang mengetik episode terbaru novelku. Nah, HP-ku ternyata sedang lowbatt, jadi aku isi catu daya HP di ruang tamu."

"Apakah ada tanda dia sempat masuk kamarmu?"

"Seingatku tidak, Mas! Begitu mengantuk, aku kunci kamar lalu tidur. Sedangkan HP-ku tertinggal di ruang tamu. Saat terbangun kondisi kamar masih terkunci dari dalam."

Meskipun pemecahan sandi belum tuntas, terungkap sudah motif orang yang menyelinap ke rumah Nirmala dan menjebakku dengan narkoba itu. Emas. Semua ini demi emas.

Lagi-lagi jam berkunjung memisahkan pertemuan kami. Kali ini aku melihatnya melangkah pergi dengan kesedihan sekaligus semangat baru. Susah untuk aku ungkapkan.

Bahkan tanpa Nirmala tahu, kini aku sudah tak makan dua hari. Entah sayur-sayur penjara ini memang tanpa penyedap rasa atau keadaan pelik ini yang membuatnya hambar.

***

Hari keempat di ruang kunjungan tahanan polres ini begitu merisaukan. Nirmala belum juga berkunjung. Sangat kontras dengan hari-hari sebelumnya di mana dia selalu datang lebih awal.

Pikiranku semakin liar seiring jarum jam yang terus berputar. Waktu kunjungan segera habis, sedangkan tidak ada tanda-tanda Nirmala datang. Seandainya saja waktu dapat kuhentikan ....

Tik

Tok

Tik

Tok

Harapanku pupus, melihat tamu-tamu yang lain sudah mulai pergi pertanda jam kunjungan telah habis.

***

Apa yang sebenarnya terjadi kepada Nirmala? Kuremas kertas berisikan sandi yang belum tuntas terpecahkan itu dengan jengkel. Kupegang dua buah jeruji besi itu dengan mata yang berkaca-kaca. Seperti ada sebuah perburuan di otakku. Sebuah perburuan dalam ruangan tertutup, berkejaran, berputar-putar tak tentu arah.

Akankah aku berada di sini selamanya?

Apakah Nirmala berencana meninggalkanku?

Sunyi. Hanya tembok dan teralis besi menemani. Seandainya diperbolehkan keluar sebentar, saat ini langit malam di luar akan cukup menenangkan pikiranku dengan menikmati rasi bintang-bintang utara yang terlihat kasatmata.

Ah, Nirmala. Semoga dia baik-baik saja.

Begitulah secuil doaku saat berbaring di alas karpet plastik di sel ini. Hanya pergelangan tanganku sendiri yang dapat kugunakan sebagai bantal. Aku berpasrah, mencoba menghibur diri. Semoga saat terbangun esok hari, semua ini hanya mimpi.

Cklek!

Klang!

Klang!

Suara pintu sel dibuka, membuatku terbangun dari tidur. Siapa? Kenapa tengah malam begini?

"Cepat ganti baju dan ambil barangmu di depan. Kamu bebas sekarang," kata seorang polisi itu sambil memberi pakaian lama yang kupakai saat tertangkap.

"Benarkah? Bagaimana bisa?" tanyaku terkaget sekaligus penasaran.

"Sudah ada yang memberikan jaminan. Pokoknya kamu bebas. Cepat pergi atau aku kunci lagi? Sepertinya kamu lebih suka di sini?"

Tanpa ragu aku segera keluar dan mencari barang-barangku yang rupanya sudah disiapkan, semuanya lengkap: tas, hp, jaket, dan juga motorku yang sudah terparkir di depan pintu kantor polisi ini.

Setelah beberapa ratus meter aku berhenti di sebuah kedai kopi sebelah pom bensin. Merayakan kebebasan, sekaligus mengisi daya baterai HP-ku yang habis total. Aku harus segera menghubungi Nirmala.

Tidak biasanya aku merokok, tetapi malam itu aku seakan harus menyulutnya sambil mengunyah sebongkah roti dan menunggu kopi tersaji. Pikiranku butuh sedikit hiatus.

Huft

Kukepulkan asap yang tak biasanya kuhirup itu. Setelah beberapa kali meminum kopi yang masih panas, kunyalakan HP-ku. Beberapa pesan masuk memberondong. Tentu saja aku langsung mencari pesan dari Nirmala. Celaka! Tak kusangka akan mendapat pesan seperti ini!

---

Mas Dharma. Maafkan aku tidak berkunjung hari ini. Sejak semalam aku berusaha memecahkan sandi. Alhamdulillah, berhasil!

---

Mas, mungkin percuma aku mengirim pesan ini sedangkan kau tak bisa membacanya di sana.

---

Setidaknya aku minta ijin, malam ini aku akan kembali ke gua dan kostin itu bersama seorang teman lamaku. Dia seorang laki-laki, tetapi hanya dia yang saat ini bisa aku andalkan demi membebaskanmu, Mas.

---

Aku akan membebaskanmu ...

---

Ternyata Nirmala sudah memecahkan sandi itu lalu kembali ke kostin dan gua. Ada apa di sana? Siapa lelaki yang menemaninya? Sungguh membuatku cemburu.

Aku telepon Nirmala segera tetapi tidak tersambung. Bagaimana sekarang?

Apakah dia sudah berada di dalam gua? Malam-malam begini?

Apa aku harus menunggu kabar darinya, ataukah menyusulnya?

Segera kuhabiskan kopi lalu mengisi bahan bakar. Setelah beberapa kali aku telepon dan tidak tersambung maka aku putuskan untuk menuju ke pantai di mana kostin dan gua berada.

Kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 00.14 dini hari. Untung saja saat itu anak buah Pak Asmudi meminjamkan jaketnya, membuatku cukup hangat. Jika aku berkendara cepat, mungkin jam 01.00 sudah sampai di pantai itu karena lalu lintas masih sangat sepi.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Aku ksih jejak 5 like untuk Author ♥️... Semoga makin semangat updatenya... 😍

Jgn lupa mmpir ke novelku... Aku tunggu feedbacknya.. Danke 😊

2020-08-17

1

Ade Vallian Sayoga

Ade Vallian Sayoga

sudah di chapter ini aq baru menyapa thor,tiap visual yg muncul aq scrool kuat2 biar gak keliatan😁😁😁

2020-07-11

1

Ayu Rahma Yusuf

Ayu Rahma Yusuf

ayok thor makin penasan ni

2020-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!