Ch. 3 "Saksi Hidup"

Melewati sawah-sawah dengan padi yang kian menunduk pertanda memasuki masa panen itu aku melihat dari kejauhan rumahku begitu ramai. Banyak warga sekitar berkerumun.

Aku segera memarkir motor dan menuju pusat keramaian. Betapa terkejutnya aku ketika melihat anak buah pak Pasmudi yang kemarin kesurupan sedang mengayun-ayunkan sebuah katana, pedang samurai Jepang berukuran sekitar 70cm. Dia terus meracau dalam bahasa jepang yang tidak aku mengerti, hanya ada satu kata yang aku ingat karena diucapkannya berulang-ulang.

Shi!

Shi, shi, shi!

Begitu teriaknya hampir setiap kali saat mengayunkan katana. Tentu saja aku tak paham artinya.

Beberapa ibu-ibu berteriak histeris karena melihat salah seorang anak buah Pak Asmudi bercucuran darah di pahanya dan seorang lagi terluka di punggungnya. Sementara orang-orang tidak ada yang berani mendekat.

Segera aku mengambil tangga kayu di samping rumah dan meringsek ke arah anak buah Pak Asmudi yang kerasukan itu. Aku hantamkan dari sampingnya.

Brakkk!!!

Tangga yang terbuat dari kayu jati itu mengenai punggungnya. Dia terjatuh, dan juga katananya. Matanya melotot, terlihat begitu marah lalu berteriak dalam bahasa Jepang hendak menyerangku!

Kali ini pak Asmudi membantuku mengarahkan ujung tangga ke arahnya sebelum dia memungut katana itu kembali. Bersama-sama kami mendorongnya.

Sekarang dia terjepit diantara ujung tangga dan pohon asam. Anak buah Pak Asmudi yang lain segera membantu, menyingkirkan katana, dan menggotong korban luka. Warga kampung juga membantu kami membawa yang terluka ke rumah sakit.

Ada tetangga yang membawa tali tambang, dibantu oleh yang lainnya mengikat orang yang kerasukan itu di batang pohon asam tadi. Dia masih teriak-teriak dan berontak.

Semua terjadi begitu cepat. Aku merasakan pikiranku kosong, blank. Aku tidak mampu berlogika, apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah Pak RT datang dan mengendalikan keadaan, aku mengajak Pak Asmudi ke rumah sakit di mana warga membawa dua korban luka tadi. Mereka sudah dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan. Dari penuturan mereka, ternyata katana tersebut ditemukan di bawah lantai kayu dapur.

Saat itu Rudi, anak buah Pak Asmudi yang dua kali kesurupan itu tanpa arahan tiba-tiba membongkar ubin kayu.

Saat itu Rudi, anak buah Pak Asmudi yang dua kali kesurupan itu tanpa arahan tiba-tiba membongkar ubin kayu. Ketika Kukuh dan Gito mendekatinya dan bertanya apa yang sedang Rudi lakukan, mereka melihat Rudi seperti diluar kesadarannya menggali tanah dengan cangkul seakan mencari sesuatu di bawah sana.

Bahkan dengan liar tangannya mengais dan membuat tanah berserakan di dapur itu. Lalu Rudi menemukan sebuah koper hijau dan mengambil katana dari dalam koper itu lalu tiba-tiba menyerang mereka dengan kesetanan.

"Aku akan menanggung semua biaya pengobatan ini," kataku kepada Pak Asmudi. "Untuk sementara Pak Asmudi tinggallah di rumah sakit ini merawat mereka."

***

Sesampainya di rumah ternyata sudah ada pihak kepolisian dan beberapa tokoh desa. Sedangkan Rudi yang tadinya kesurupan tampaknya sudah "dinetralkan".

Dengan terpaksa aku meminta beberapa anak buah Pak Asmudi untuk mengantarnya pulang karena memang di antara tenaga renovasi yang lainnya hanya dia yang kerasukan, bahkan dua kali.

Ditengahi oleh Pak RT, kami mengadakan rapat kecil. Pihak kepolisian dan tokoh-tokoh masyarakat menyarankan agar untuk sementara koper hijau itu aku simpan hingga pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya datang memeriksa.

Di hadapan kami koper hijau dari kain itu telah dibuka dan dikeluarkan semua isinya. Ada beberapa foto, kertas lilin, koran kliping, buku catatan, uang logam, serta tiga ikat uang kertas. Tiga ikat uang Jepang itu terdapat dua versi yaitu berbahasa Belanda dengan dengan satuan mata uang Gulden, dan bahasa Indonesia dengan satuan mata uang Roepiah.

Lalu bagaimana dengan katana?

Menurut salah satu polisi yang ada disana, katana tersebut adalah perlengkapan militer (Gunto). Karena dianggap cukup membahayakan, untuk sementara katana itu akan disimpan di kantor kepolisian. Aku sempatkan memfoto katana tersebut sebelum mereka bawa.

Sekarang tinggal empat anak buah Pak Asmudi dan aku di rumah ini. Kami sedang mengobrol ringan ketika Bu Aisyah, tetanggaku yang selama ini aku percayai memasakkan makanan untuk para tenaga itu datang membawa makan malam.

"Yang lainnya mana, Pak?" tanya Bu Aisyah kepadaku.

"Tiga orang pulang kampung, Bu. Sedangkan Pak Asmudi sedang menemani dua orang yang di rumah sakit."

"Sabar ya, Pak Dharma. Semoga kejadian-kejadian aneh cepat berlalu. Memang selama ini penghuni rumah tidak pernah ada yang betah. Sering diganggu!"

"Ibu kenal dengan Bu Martini?" tanyaku seketika teringat perkataan Pak Modin tentang Martini.

"Oh iya, Pak. Memang Bu Martini itu punya sejarah di tempat ini. Dia tinggal di desa sebelah. Rumahnya di ujung gang masjid besar itu", jawab Bu Aisyah.

***

Pagi-pagi Nirmala meneleponku, menanyakan rencana jalan-jalan malam minggu ini. Aku sadari karena kesibukan merenovasi rumah dan juga mengungkap misteri rumah ini telah mengalihkan perhatianku.

"Tentu saja sayang, nanti malam aku jemput ya," jawabku.

Sebenarnya aku ingin berbagi cerita yang kualami beberapa hari terakhir. Tapi bagaimana mungkin, ini akan merusak surprise pernikahan nanti. Jadi aku masih menyimpan rapat tentang rumah ini.

Empat orang tenaga sudah mulai bekerja memotong besi dan membuat rangka pondasi. Sedangkan aku berangkat mencari keberadaan Ibu Martini, saksi hidup sejarah kelam rumah ini. Aku membawa serta beberapa foto tua yang tertindih buku catatan di dalam koper hijau penemuan kemarin.

Setelah bertanya kepada beberapa orang akhirnya aku menemukan rumah Bu Martini. Rupanya berita kemarin membuatku sedikit terkenal hingga desa ini. Keluarga Bu Martini dengan ramah menyambutku.

"Silahkan diminum, Pak. Maaf cuma ada teh, tidak ada kopi," kata anak tertua Bu Martini.

"Terima kasih, Bu. Maaf merepotkan. Saya juga lebih suka teh kok," jawabku sambil tersenyum ramah.

Beberapa menit aku menunggu Bu Martini yang sedang melihat foto-foto yang aku bawa tadi untuk mengembalikan ingatannya.

Wanita tua itu sekarang sudah lumpuh, hanya berbaring setiap harinya. Untuk duduk bersandar pun tadi dibantu anaknya. Bu Martini sudah berusia sekitar 85 tahunan. Sebetulnya aku merasa iba dan khawatir akan membuka luka lamanya. Tapi aku tidak punya pilihan karena hanya dia saksi hidup yang ku tahu.

"Terima kasih, Nak. Rahasia yang selama ini terkubur sudah ditemukan. Sekarang ibu sedikit lega," kata Bu Martini.

Aku terdiam, tak paham sama sekali apa maksudnya. Tentu saja aku terkejut melihat foto yang dipegangnya, sebuah foto gadis remaja berwajah bule cantik dengan pakaian ala Jepang.

"Andai saja dulu aku tak secantik ini" katanya sambil memperlihatkan salah satu foto dariku tadi, mulai bercerita sambil memegangnya.

***

Martini, seorang gadis keturunan campuran Indo-Belanda dari kakeknya. Saat itu bahkan baru berusia sembilan tahun ketika Pak Lurah datang bersama dua orang berpakaian dinas tentara Jepang lengkap dengan pistol dan samurai di pinggangnya. Kepada orangtua Martini, dikatakan bahwa dia akan dijadikan penyanyi. Orangtua Martini sebetulnya tidak percaya dan berdebat dengan Pak Lurah, tetapi mereka tidak berani melawan.

Lalu tentara-tentara itu membawa Martini kepada seorang komandan bernama Harada di barak militer, yang kini sebagian menjadi rumah baruku itu.

Malam pertama di sana Martini dimandikan, dikeramasi, dibedaki dan disalini baju oleh Harada persis seperti boneka. Martini takut kepada komandan itu tapi tidak berani berteriak ataupun menangis.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

IG: _anipri

IG: _anipri

inikah racauannya?

2023-03-09

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

jadi kyk mengenang sejarah baca nya BAGOSSSSSS AKOH SYKAAAA

2021-09-26

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

woooooowwwv bab ke 2 mkn bgs 👍👍👍👍👍👍

2021-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!