Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"

Apakah dia orang atau hantu?

Mengapa bunuh diri di tempat ini?

Belum sempat aku berpikir lagi, ternyata masih di pohon yang sama, di dahan yang lainnya juga ada yang tergantung persis seperti dia. Entah enam atau delapan lagi, sedang tergantung dan menendang-nendang di udara.

Duarrr!!!

Duarr!

Dzing ... Drrttt! Drttt!

Dari arah makam terdengar suara ledakan dan rentetan tembakan mengagetkanku. Segera aku berbalik dan menaiki motorku.

Gasss polll !?!

Aku melaju sambil beristighfar dan membaca ayat-ayat suci dengan cepat. Tak peduli jalan bergelombang dan berlubang, benar-benar tak peduli. Aku hanya ingin segera sampai rumah.

Kulihat cahaya terang di sana, dan juga kerlap-kerlip lampu ambulan. Sudah dekat! Aku akan aman di sana!

Tapi entah apa yang terjadi. Aku seperti terhempas begitu saja. Pandanganku mulai kabur.

***

Tok

Tok

Tok

Kudengar suara langkah sepatu mendekat.

Aku buka mataku agak silau. Di mana ini? Aku tidak kenal tempat ini?

"Sudah sadar, Pak Dharma?" tanya seorang wanita berpakaian serba putih dengan stetoskop di sakunya.

"Perkenalkan saya Rini, perawat di sini," ucapnya seraya tersenyum manis.

"Apa yang terjadi dengan saya, Bu?"

tanyaku ingin tahu.

"Bapak mengalami kecelakaan semalam," jawabnya sopan.

"Oh iya, saya belum menikah. Jadi panggil saya mbak saja."

Manis juga senyumnya, cukup membuatku salah tingkah. "Eh, lalu kondisi saya bagaimana, Mbak Rini?" tanyaku sambil menahan nyeri di kaki kiriku yang dibalut dan digantungkan.

"Tidak ada luka serius, Pak. Hanya luka-luka robek dan baret ringan dan agak dislokasi di sendi lutut kiri. Simpelnya terkilir, Pak. Beberapa hari bisa sembuh," katanya menenangkanku.

"Alhamdulillah. Terima kasih, Mbak."

"Sama-sama, Pak."

Cantik. Manis. Ramah. Itu kesan yang aku dapat dari Rini. Mulai terbersit di pikiranku, apakah dia masih single? Hahaha.

Segera aku tutup pikiran itu. Bukankah aku sudah punya calon istri yang tak kalah darinya? Case closed.

Nirmala, calon istriku itu sementara belum tahu kondisiku. Sepertinya juga tidak perlu aku ceritakan tentang apa yang terjadi selama ini. Biar aku pecahkan misteri rumah itu sebelum kami menempatinya.

Tak lama kemudian, lamunanku buyar. Beberapa wajah yang familiar memasuki ruang perawatanku. Rekan-rekan kerja datang menjenguk silih berganti. Mereka menghiburku dengan guyonannya. Terutama para sopir mixer yang begitu lepas berbicara. Beberapa mandor juga menjenguk, termasuk Pak Asmudi. Kebetulan anak buah pak Asmudi juga belum pulang dari rumah sakit ini.

"Bagaimana kelanjutannya, Pak? Apa tidak sebaiknya kita batalkan renovasi rumah itu dan Bapak cari rumah yang lain?" tanya pak Asmudi setelah yang lainnya sudah pulang malam itu.

"Lanjutkan saja, Pak!" jawabku tegas.

"Tapi, bagaimana kalau terjadi hal-hal yang lebih buruk, Pak? Saya dengar dari beberapa tetangga beberapa kejadian yang menimpa orang-orang yang pernah mencoba tinggal di rumah itu."

Aku terdiam, mencoba berpikir rasional. Ada benarnya juga pendapat Pak Asmudi. Tapi secara pribadi aku tertantang untuk menghadapi semua misteri ini.

"Saya tahu, Pak Dharma orang yang pemberani. Tapi kenyataannya maaf, Bapak sendiri juga hampir celaka tadi malam. Pasti ulah setan juga kan?" desak Pak Asmudi

"Pak Asmudi bisa saja. Padahal saya belum cerita ke siapapun. Iya betul, Pak. Tadi malam saya melihat beberapa mayat tergantung di pohon beringin tua seberang makam itu. Yang lebih aneh, saya juga mendengar suara tembakan dan ledakan. Seperti sedang di jaman perang," jawabku apa adanya.

"Apa mereka arwah gentayangan jaman perang ya, Pak Dharma?"

"Astagfirullah, Pak Asmudi. Orang yang sudah meninggal kan sudah di alam barzakh. Kita di alam nyata tidak bisa melihatnya. Mungkin kalau bertemu di dalam mimpi saya masih bisa percaya."

"Betul juga, Pak Dharma. Keimanan saya yang kurang"

Entah mengapa setelah mendengar jawaban Pak Asmudi seperti begitu menamparku. Akhir-akhir ini aku jarang sekali melakukan ibadah. Bagaimana bisa aku seolah-olah menjadi lebih tahu daripada Pak Asmudi? Lebih beriman?

"Pak Dharma pengen makan apa? Nanti saya bungkuskan," tawar pak Asmudi.

"Wah, terima kasih Pak. Saya sudah makan tadi dibawakan nasi goreng sama Pak Nasir, sopir."

"Ya sudah kalau begitu saya keluar cari makan dulu, Pak. Kukuh dan Gito belum makan, katanya sudah bosan makanan pasien."

"Oiya, bagaimana luka mereka?"

"Sudah mulai sembuh, Pak. Mungkin dua hari lagi boleh pulang."

"Alhamdulillah kalau begitu. Nanti semua pengeluaran dicatat ya, Pak. Saya ganti."

"Iya. Saya permisi dulu, Pak. Sudah kelaparan. Hehehe," jawab pak Asmudi.

"Oke. Hati-hati kalau kesasar," candaku.

Pak Asmudi tergelak saat keluar ruangan. Meninggalkan aku sendirian di ruang perawatan VIP ini. Kubuka HP, membalas chat Nirmala seolah tak terjadi apa-apa. Aku juga tak ingin membuatnya khawatir. Lagipula lukaku tak seberapa.

Malam semakin larut. Hanya terdengar suara detak jam dinding yang menemani lamunanku. Sesekali juga terdengar langkah-langkah beberapa orang lalu lalang di luar. Kaki kiriku terasa semakin nyeri. Aku naikkan ranjang elektrik ini agar bisa bersandar, lebih nyaman sambil memandang keluar jendela melepaskan kejenuhanku.

Tampak sebuah taman yang cukup lebar, kemudian sebuah lorong dengan keramik putihnya. Di seberang taman ada beberapa ruangan dengan tulisan yang terlihat tapi tidak terbaca dari sini.

Pandanganku kembali ke taman. Bungkusan apa itu di sebelah kolam kecil? Seperti sebuah plastik hitam yang ditali. Buang sampah kok sembarangan. Padahal ini rumah sakit.

Lalu aku mendengar suara rintihan laki-laki. Entah dari mana asalnya. Mungkinkah pasien di ruang sebelah?

Pandangan kosongku tiba-tiba terbuyar. Apa itu? Aku mengedipkan mataku dan mengucek beberapa kali. Ada yang bergerak merayap di rumput taman itu.

Tidak mungkin itu binatang, bentuknya aneh. Benarkah yang kulihat? Itu tampak seperti sebuah potongan lengan manusia! Bergerak perlahan meninggalkan noda darah di rerumputan. Jarinya terus merayap, mendekati bungkusan hitam tadi.

Berhenti di sana, seolah akan mengambil bungkusan hitam itu.

Astagfirullah!!!

Aku salah! Itu bukan sebuah bungkusan plastik hitam! Tapi itu adalah sebuah kepala!

Tiba-tiba tangan itu menjambak dan mengangkat kepala itu. Dengan mata yang nyalang melotot ke arahku. Rambutnya tak beraturan. Wajahnya seperti lebam-lebam. Dia tersenyum lebar, menampakkan barisan giginya yang berlumuran darah! Dia tertawa!

Segera saja aku tutup tirai jendela agar tak melihatnya lagi. Terasa habis nafasku, terengah-engah. Aku belum bisa kemana-mana dengan kaki seperti ini. Terasa sakit sekali saat aku gerakkan.

Ctek! Ctek!

Terdengar suara seperti ketukan kecil di kaca jendela membuatku bergidik.

Ctek! Ctek!

Begitu terus bunyinya. Aku telepon Pak Asmudi agar segera kembali, tetapi tidak diangkat. Aku mulai berdoa, sambil pejamkan mata tak berani membayangkan jika yang mengetuk jendela itu adalah sepotong lengan tangan tadi. Apalagi jika kepala itu berada tepat di luar jendela. Ngeri!

Ceklek!

Kudengar pintu ruangku dibuka dan langkah seseorang masuk kedalam. Syukurlah, jika Pak Asmudi sudah kembali. Aku buka mataku dan menengok, rupanya seorang suster yang masuk.

"Suster, untunglah anda datang. Tadi ada penampakan di taman," kataku agak ragu. Khawatir dia tidak percaya dan menganggapku berimajinasi seperti anak kecil. Tetapi suster itu diam saja, tak menjawab. Dia menghadap meja obat di sebelahku.

"Masuk shift malam tidak takut, Sus?" tanyaku penasaran.

Dia tetap bergeming tak menjawab. Kemudian berbalik membelakangiku sesaat.

"Suster! Punggungmu kenapa? Berdarah!" Aku panik! Kulihat ada beberapa lubang kecil di punggungnya seperti bekas tembakan! Darah menetes deras di baju putihnya!

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Atul Atul

Atul Atul

thor gk usah pkek gambar dong bikin merinding aja.
tiap mlm jd suka kebayang2.

2021-09-01

2

Asih

Asih

haduduuhhh disini berasa banget horrornya thor , beda banget sama versi kbm

2021-06-07

2

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Okee deh... Jejak 5 like udh mendarat lagi... Semangat updatenya... Nnti aku mmpir lagi untuk bca kelanjutan cerita ini... 😗

Datang dan kasih feedback juga ke novelku ya... Danke ♥️

2020-08-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!