Ch. 12 "Persimpangan"

Memasuki gua, aku mulai arahkan senter ke sekeliling. Tak kusangka bagian dalamnya seluas ini, dengan atap mirip kubah masjid. Dihiasi dengan banyak stalaktit dan stalagmit berwarna putih kekuningan berbentuk runcing dengan ukuran panjang yang berbeda.

Beberapa menit aku berjalan mengikuti jejak Ibu Siti berakhir di sebuah aliran sungai sedimentasi dangkal. Mulai kebingungan, aku menyeberanginya.

Kusoroti sekeliling, mencari tanda-tanda keberadaan jejak ibu selanjutnya. Tak juga ada tanda-tanda. Seakan tak sadar aku juga soroti atap gua yang sebagian berwarna hijau lumut karena proses pelapukan organik itu.

Bodoh! Kenapa mencari ke atas? Mana mungkin ibu terbang? Tenang. Aku harus tenang, jangan panik.

Terlihat pancaran sinar rembulan dari beberapa lubang di langit-langit gua. Andai saja pagi atau siang hari, pasti menyenangkan berada disini menikmati ornamen dan kesejukan gua. Tak seperti malam ini bersama puluhan kelelawar yang sedang berterbangan dalam gua yang gelap gulita ini.

"Ibu! Ibu!"

Aku memanggil-manggilnya. Tak ada jawaban selain gema suaraku sendiri yang terpantul beberapa kali.

Aku terus mencari. Kedalaman gua yang kulalui baru sekitar 50 meter tampaknya sudah menemui jalan buntu. Merasa salah arah, aku berhenti sejenak, menyeka keringat dan bersandar di deretan bongkahan batu besar.

Kusorotkan senter ke beberapa arah. Buntu! Namun menurut Mas Damar gua ini sangat panjang dan bercabang. Dimana letak cabang-cabang itu?

Aku segera kembali ke aliran sungai dangkal tadi hingga menemukan sebuah tanda di ujung aliran. Tampak sebuah papan peringatan di sana, "Dilarang memasuki gua lebih jauh! Berbahaya!"

Di sisi aliran sungai yang menghilang di bebatuan itu, aku temukan sebuah lubang yang sepertinya menyempit karena longsoran. Tingginya tak sampai 1,5 meter hingga harus membungkuk untuk memasukinya.

Aku lepaskan jas hitam yang sejak awal kupakai untuk foto prewedding. Kugunakan sebagai penutup kepala, berjaga-jaga jika terjatuh karena batu gua yang kemungkinan licin, lapuk atau bergeser.

***

Beberapa menit berjalan membungkuk, dengan alas sepatu pantofel membuat begitu capek dan pegal. Namun, aku tak boleh menyerah untuk terus mencari. Demi ibu, demi Nirmala aku terus melangkah. Bau menyengat dari sisa-sisa kotoran kelelawar kuanggap bau parfum yang wangi, itu lebih baik.

Tik! Tik! Tik!

Suara air yang menetes memecah keheningan. Berkali-kali aku alihkan senter jauh ke depan. Panjang sekali gua kecil ini.

Gelap, panjang dan lorong yang sempit memaksaku istirahat sejenak, masih dalam keadaan membungkuk. Aku atur tempo pernapasanku yang mulai sesak.

Semakin jauh ke dalam, oksigen terasa semakin minim. Kepalaku mulai terasa pening. Kupicingkan mataku yang mulai kehilangan fokus. Apa itu? Ada sesuatu di sana!

Hihihi ... Hihiihi!

Terdengar suara anak kecil sedang bercanda dan berlarian.

Aku gelengkan kepala beberapa kali sambil memejamkan mata. Tak mungkin ada anak kecil di sini! Ini bukan taman bermain! Bahkan aku menampar kedua pipiku, agar tak kehilangan kesadaran.

Aduh! Senter Pak Ricky ini mulai meredup, mungkin lupa dicatudaya. Tak mungkin aku kembali tanpa hasil. Apa yang akan kukatakan pada Nirmala nanti? Ingin rasanya menangis dan menyerah tetapi aku laki-laki! Aku tak boleh berhenti di sini!

Terus kutelusuri lorong gua itu. Kemeja putih yang kupakai sudah tak karuan. Keringat, air, kotoran kelelawar jadi satu. Bahkan bagian siku kiri sudah robek karena terus tergesek dinding batu kapur.

Akhirnya aku menemukan ujung lorong sempit itu. Berakhir dengan empat cabang gua lainnya. Aku berhenti, duduk meluruskan kaki. Tampaknya salah satu dari empat cabang itu menembus ke permukaan, karena kurasakan tiupan angin segar tak seperti di lorong sempit tadi.

Astagfirullah! Senter yang kubawa semakin meredup! Aku harus segera menemukan ibu!

Trrrt! Trrrttt!

Kurasakan nada getar HP di kantong celana.

"Halo! Mas, kamu baik-baik saja? Ibu sudah bersamamu?" tanya Nirmala dengan suara cemas.

"Aku baik-baik saja! Aku sudah temukan jejak ibu!" Terpaksa aku berbohong.

"Haztk ... Cejtprs ... Apdrstz ...."

Entah apa yang dikatakan Nirmala, sinyal gawaiku mendadak hilang. Semoga dia mendengar perkataanku tadi agar tidak terlalu khawatir.

Senter Pak Ricky sudah makin redup dan perlahan padam. Astagfirullah! Bagaimana sekarang?

Kubuka aplikasi senter di HP sebagai gantinya. Jangkauan terangnya hanya beberapa meter. Harapanku mulai menipis seiring baterai HP yang sebentar lagi juga habis. Sedangkan di sini aku berhadapan dengan empat cabang gua yang belum tentu ada ibu di dalam sana.

Kusadari bahwa waktu terus berjalan, takkan menunggu di persimpangan. Sekarang, atau tidak sama sekali! Ini soal nyawa!

Shi!

Tiba-tiba aku ingat perkataan itu. Shi! Sebuah kata dalam bahasa Jepang yang diucapkan salah seorang tenaga Pak Asmudi yang kesurupan dengan menggunakan katana samurai. Kata Bu Martini, "Shi" mempunyai dua arti, yaitu "empat" atau "mati".

Aku segera membuat keputusan berdasar insting! Harus cepat, berpacu dengan waktu. Aku melangkah memasuki cabang gua ke-empat. Kususuri dengan cepat lorong yang cukup lebar dan tinggi itu tanpa menunduk.

"Ibu! Ibu di sini?" Ucapku sesekali berharap ada balasan.

Lagi-lagi hanya gema suaraku sendiri yang kudapati. Aku terus menyusuri lorong licin itu hingga beberapa menit kemudian terpaksa berhenti.

Aarrggg!

Seketika aku teriak sambil memukul dinding gua!

Dakk!!!

Bagaimana tidak? Ternyata aku berada di persimpangan cabang gua yang lainnya. Kali ini dengan ukuran yang lubang yang hampir sama semua!

Dengan napas terengah-engah aku berdoa sebisaku. Pikiran mulai liar, terbersit salah memilih jalan dan akhirnya aku mati di gua ini. Sendirian. Akankah seseorang akan menemukanku?

Tiba-tiba aku melihatnya! Aku sungguh kaget! Tak jauh dariku berdiri sosok pengemis tua yang siang tadi di lampu merah, sedang apa dia di sini?

Aku taruh senter Pak Ricky untuk menandai lorong yang kulewati tadi. Dengan mengandalkan senter HP, segera kuikuti sosok pengemis itu setengah berlari di cabang nomor dua persimpangan ini.

Cpak! Cpak!

Suara sepatuku di genangan air. Tampaknya aku bertemu aliran sungai dangkal lainnya.

Kemana dia? Dia menghilang!

Aku melangkah perlahan. Terlihat ada seseorang berambut panjang sedang duduk di pinggir dinding gua.

"Ibu? Ibu Siti?" panggilku lirih. "Ini saya Dharma, Bu!"

Menunggu jawabannya. Aku mendekati perlahan. Terlihat ia meringkuk seperti memeluk sesuatu.

"Ibu?" panggilku sekali lagi, masih tak dijawabnya.

Alhamdulillah, ini benar Ibu Siti calon mertuaku. Aku mengenalinya. Terlihat wajahnya pucat dan rambutnya terurai kusut.

Dia terdiam dengan sebagian kakinya terendam di sungai dangkal, tak berkata apa-apa. Tatapannya kosong.

Kulihat tangannya menggenggam sesuatu. Semacam kaleng tua kotak seukuran dompet wanita. Kaleng itu terbuka, ada sebuah surat, kertas foto, dan rajutan sapu tangan dengan inisial S di pangkuan Ibu Siti.

"Ibu! Sadarlah, Bu! Istighfar Bu!

Ingat Nirmala, dia mengkhawatirkan Ibu!" kataku sambil duduk di sampingnya.

Ibu Siti menatapku, lalu menangis.

"Bapak! Akhirnya aku menemukanmu, Bapak!" teriak Bu Siti tiba-tiba mengagetkanku.

Aku tak begitu mengerti perkataannya. Setelah itu dia pingsan. Celaka!

Masalah apa lagi ini? Gua mendadak berguncang seperti gempa. Tanah-tanah di atap dan dinding mulai longsor sedikit demi sedikit. Tak ada waktu lagi, harus membawanya keluar dari sini. Aku segera merapikan kaleng kecil itu dan memasukkan ke saku celana. Aku gendong bu Siti untuk segera keluar dari sini.

Tar! Tar!

Tiba-tiba terdengar suara cambuk atau mungkin pistol kecil menggema. Aku berjalan semakin cepat. Ini gila! Seakan-akan ada banyak orang di sini. Kudengar suara beberapa orang berteriak-teriak, diiringi suara peralatan logam memukul dinding kapur gua ini.

Tring! Trang! Trang!

Cepat! Aku harus cepat keluar!

Aku seakan sedang berlomba lari miring, dengan menggendong Ibu Siti di kedua pergelangan tanganku.

Kutemukan senter Pak Ricky yang kutinggal di persimpangan tadi, kuikuti lorong ini dengan yakin.

Aku semakin lelah, tetapi harus bertahan. Suara-suara itu kian menghilang tertinggal dan getaran gempa mulai mereda. Aku terus berdoa seiring langkahku.

Hingga tiba kembali di lorong sempit itu, aku berhenti sejenak mengatur posisi. Kurebahkan Bu Siti yang masih belum sadar. Kini satu-satunya cara membawanya keluar adalah dengan memanggulnya di punggung. Iya, meskipun aku harus merangkak! Kami berdua harus keluar dari sini! Segera!

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Anik New

Anik New

ikut ngoss ngosan aku🤭🤭

2023-03-16

1

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

Yg kayak pengemis itu pasti DIPO eh namanya DIPO jadi keingat sama mantan laki NIKTA MIRZANI ya DIPO LATIF 😂😂😂😂😂

2021-09-26

0

Isnaaja

Isnaaja

gak kebayang kalau tersesat sendirian di dalam gua,,pasti tak mudah untuk menemukan nya.yang ada tinggal nama.

2020-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2 Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3 Ch. 3 "Saksi Hidup"
4 Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5 Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6 Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7 Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8 Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9 Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10 Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11 Ch. 11 "Gua Misterius"
12 Ch. 12 "Persimpangan"
13 Ch. 13 "Kawilarang"
14 Ch. 14 "Stalker"
15 Ch. 15 "Oeroesan"
16 Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17 Ch. 17 "Mencari Arti"
18 Ch. 18 "Motif"
19 Ch. 19 "Bunker"
20 Ch. 20 "Fight!"
21 Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22 Ch. 22 "Concussion"
23 Ch. 23 "Malam Pertama"
24 Point of View
25 Turning Point
26 Pengakuan Pembunuh
27 Puzzle
28 Sunyaruri
29 Reuni
30 Live
31 Klender 1944 Tragedy
32 Roti Isi Selai
33 Lezat, kan?
34 Taken
35 Roman Picisan
36 Promise
37 Pelanggan
38 Dendam Kesumat
39 Malam tanpa Akhir
40 Sempal
41 Burned
42 Sleko
43 Hereditary
44 Hidden Paradise
45 Honeymoon
46 Issue
47 Rindu
48 Run
49 Naif
50 Foto
51 Why?
52 Transaksi
53 Business and Pleasure
54 Bro
55 Malam Istimewa
56 Black Magic
57 Bloody Love
58 Saw the Devil
59 Altar
60 Sempurna
61 Copet Kecil
62 Kun Tianna
63 Gombel
64 Digondhol
65 Baby Face
66 Taman Langit
67 Ummu Sibyan
68 Senja di Taman Langit
69 Harta Berharga
70 Mereka
71 Menampakkan Diri
72 Jalanan
73 Berkumpul
74 Cermin
75 Kurang Beruntung
76 Flash
77 Mayat Editor
78 Senjata Pembunuhan
79 Licik
80 Ditemukan!
81 Insting
82 Moratorium
83 Sidik Jari
84 A Good Job!
85 Demi
86 Praduga
87 Recruitment
88 TKP
89 Lorong Berdarah
90 The Target
91 Escape
92 Innocence
93 Perburuan (1)
94 Perburuan (2)
95 Perburuan (3)
96 Perburuan (4)
97 Perburuan (5)
98 Perburuan (6)
99 Telanjur
100 Terusik (1)
101 Terusik (2)
102 Petunjuk (1)
103 Petunjuk (2)
104 Petunjuk (3)
105 Kisah Kelam (1)
106 Kisah Kelam (2)
107 Kisah Kelam (3)
108 Verjaring (1)
109 Verjaring (2)
110 Verjaring 3
111 Verjaring (4)
112 Stalker (1)
113 Stalker (2)
114 Stalker (3)
115 Stalker (4)
116 Enkripsi (1)
117 Enkripsi (2)
118 Enkripsi (3)
119 Waktu (1)
120 Waktu (2)
121 Waktu (3)
122 Hilang (1)
123 Hilang (2)
124 Hilang (3)
125 Pelaku (1)
126 Pelaku (2)
127 Dendam
128 Lelah
129 Pola (1)
130 Pola (2)
131 Pola (3)
132 Dokumen (1)
133 Dokumen (2)
134 Misi (1)
135 Misi (2)
136 Live (1)
137 Live (2)
138 Tragedy (1)
139 Tragedy (2)
140 Tragedy (3)
141 Deposit Box (1)
142 Deposit Box (2)
143 Det. Markum (1)
144 Det. Markum (2)
145 Diculik (1)
146 Diculik (2)
147 Diculik (3)
148 Diculik (4)
149 Sunyaruri (1)
150 Sunyaruri (2)
151 Sunyaruri (3)
152 Lezat (1)
153 Lezat (2)
154 A1 (1)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Ch. 1 "Ketenangan yang Terusik"
2
Ch. 2 "Menguak Sejarah"
3
Ch. 3 "Saksi Hidup"
4
Ch. 4 "Shi! Empat atau Mati?"
5
Ch. 5 "Identitas Terkuak?"
6
Ch. 6 "Djawa Taika Renga"
7
Ch. 7 "Buntung dan Tergantung"
8
Ch. 8 "Aku, Korban Selanjutnya"
9
Ch. 9 "Tragedi, Penyesalan, dan Pelajaran"
10
Ch. 10 "Petaka Prewedding"
11
Ch. 11 "Gua Misterius"
12
Ch. 12 "Persimpangan"
13
Ch. 13 "Kawilarang"
14
Ch. 14 "Stalker"
15
Ch. 15 "Oeroesan"
16
Ch. 16 "Sebuah Pesan"
17
Ch. 17 "Mencari Arti"
18
Ch. 18 "Motif"
19
Ch. 19 "Bunker"
20
Ch. 20 "Fight!"
21
Ch. 21 "Bunga Lili Emas"
22
Ch. 22 "Concussion"
23
Ch. 23 "Malam Pertama"
24
Point of View
25
Turning Point
26
Pengakuan Pembunuh
27
Puzzle
28
Sunyaruri
29
Reuni
30
Live
31
Klender 1944 Tragedy
32
Roti Isi Selai
33
Lezat, kan?
34
Taken
35
Roman Picisan
36
Promise
37
Pelanggan
38
Dendam Kesumat
39
Malam tanpa Akhir
40
Sempal
41
Burned
42
Sleko
43
Hereditary
44
Hidden Paradise
45
Honeymoon
46
Issue
47
Rindu
48
Run
49
Naif
50
Foto
51
Why?
52
Transaksi
53
Business and Pleasure
54
Bro
55
Malam Istimewa
56
Black Magic
57
Bloody Love
58
Saw the Devil
59
Altar
60
Sempurna
61
Copet Kecil
62
Kun Tianna
63
Gombel
64
Digondhol
65
Baby Face
66
Taman Langit
67
Ummu Sibyan
68
Senja di Taman Langit
69
Harta Berharga
70
Mereka
71
Menampakkan Diri
72
Jalanan
73
Berkumpul
74
Cermin
75
Kurang Beruntung
76
Flash
77
Mayat Editor
78
Senjata Pembunuhan
79
Licik
80
Ditemukan!
81
Insting
82
Moratorium
83
Sidik Jari
84
A Good Job!
85
Demi
86
Praduga
87
Recruitment
88
TKP
89
Lorong Berdarah
90
The Target
91
Escape
92
Innocence
93
Perburuan (1)
94
Perburuan (2)
95
Perburuan (3)
96
Perburuan (4)
97
Perburuan (5)
98
Perburuan (6)
99
Telanjur
100
Terusik (1)
101
Terusik (2)
102
Petunjuk (1)
103
Petunjuk (2)
104
Petunjuk (3)
105
Kisah Kelam (1)
106
Kisah Kelam (2)
107
Kisah Kelam (3)
108
Verjaring (1)
109
Verjaring (2)
110
Verjaring 3
111
Verjaring (4)
112
Stalker (1)
113
Stalker (2)
114
Stalker (3)
115
Stalker (4)
116
Enkripsi (1)
117
Enkripsi (2)
118
Enkripsi (3)
119
Waktu (1)
120
Waktu (2)
121
Waktu (3)
122
Hilang (1)
123
Hilang (2)
124
Hilang (3)
125
Pelaku (1)
126
Pelaku (2)
127
Dendam
128
Lelah
129
Pola (1)
130
Pola (2)
131
Pola (3)
132
Dokumen (1)
133
Dokumen (2)
134
Misi (1)
135
Misi (2)
136
Live (1)
137
Live (2)
138
Tragedy (1)
139
Tragedy (2)
140
Tragedy (3)
141
Deposit Box (1)
142
Deposit Box (2)
143
Det. Markum (1)
144
Det. Markum (2)
145
Diculik (1)
146
Diculik (2)
147
Diculik (3)
148
Diculik (4)
149
Sunyaruri (1)
150
Sunyaruri (2)
151
Sunyaruri (3)
152
Lezat (1)
153
Lezat (2)
154
A1 (1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!