Ketemu Lagi

Pagi ini terasa lebih sejuk dan segar karna semalam bumi telah diguyur hujan , suara kicauan burung yang saling bersahutan terdengar seperti sebuah irama yang mengiri setiap orang untuk bersemangat memulai harinya.

Namun berbeda dengan gadis cantik yang memiliki nama lengkap Naura Ayunindya Farzana , ia sangat tidak bersemangat dan ingin kembali tertidur melanjutkan mimpinya , mimpi dimana ia masih kecil yang masih tinggal dikota G dan ada seorang anak laki-laki yang menjadi temannya , tapi sayangnya Naura tidak mengingat namannya namun wajah anak laki-laki itu menurutnya sangat tidak asing dan mengingatkannya pada seseorang .

Naura dengan gotai ia berjalan ke arah kamar mandi dan langsung mengguyur dirinya dibawah air shower. Setelah menghabiskan waktu hampir empat puluh menit alias dua kali lipat lebih lama dari biasanya , Naura langsung keluar dengan menggunakan jubah handuk dan langsung pergi ke ruang ganti.

Setelah siap dengan pakaiannya tak lupa mengeringkan rambutnya , Naura langsung memakai kerudung dan spatu sportnya.

Ketika Naura melihat jam dinding dikamarnya ia langsung membulatkan kedua matanya , Iya bisa telat hari ini , dimana ada kelas pagi sekitar jam delapan lebih lima belas menit dan sekarang jarum jam menunjukan pukul tujuh tiga puluh .

Dengan cepat Naura menyambar tas gandongnya dan kunci motornya yang disimpan dimeja belajar.

Ia menuruni anak tangga dengan sedikit berlari dan langsung menuju ke meja makan.

"Ngapain aja si kak di kamar ? , tumben lama banget ?, bukannya ada kelas pagi ya ?'' tanya Shalwa beruntun.

" Kelamaan dikamar mandi bun" Jawab Naura apa adanya lalu mengambil gelas yang berisi susu segar dan meminumnya sampai habis.

"Duduk" Teriak Azzam dan Azim bersamaan yang membuat Naura hampir saja tersedak. pasalnya Naura yang sering mengingatkan adik-adiknya adab ketika makan dan minum.

"Maaf" Ucap Naura sambil menampailkan barisan gigi putihnya.

"Naura berangkat dulu ya bun , eh Ayah ? , Ayah mana bun ?'' Pamit Naura dan ia baru menyadari jika Alex sudah tidak ada di meja makan.

" Ayah sudah berangkat dari setengah jam yang lalu , kebetulan ada meeting pagi ini" Jawab Shalwa. dan Naura hanya beroh ria.

"Gak makan dulu kak ?" tanya Shalwa.

" Ngga bun takut telat" jawab Naura sambil tersenyum.

"Bunda ambilin bekal ya ?'' tawar Shalwa sambil berdiri dari duduknya.

" Ga usah bun udah telat ini , nanti sarapan dikantin aja" Tolak Naura lembut.

Naura langsung menyambar tangan Shalwa dan dicium punggung tangannya secara takdzim. dan

"Cup , Cup , Kaburrr..." Naura mencium pipi Azzam dan Azim bergantian lalu berteriak kabur seraya berlari.

"Kakak Naura" Teriak Azzam dan Azim kesal. Dan Shalwa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Naura yang selalu senang membuat adik-adiknya kesal , namun terkadang ia begitu perhatian dan juga sayang.

...*****...

Naura menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata dan ia memilih jalan tikus agar tidak terjebak macet , Namun dipertengahan jalan Naura melihat ada dua orang preman yang sedang merampas paksa uang milik ketiga anak kecil yang sepertinya anak jalanan .

Mengingat jarum jam yang semakin berputar dan mungkin kurang lebih tiga puluh menit lagi kelas pertama akan dimulai.

Ingin mengabaikan kondisi disekitarnya namun hati kecilnya menolak dan tak tega , akhirnya Naura langsung menghentikan motornya tak jauh dari sipreman yang sedang merampas paksa uang ketiga anak jalanan.

"Woy lagi ngapain kalian ?'' Teriak Naura dan membuat mereka kaget dan langsung melirik ke asal suara.

" Siapa lu ? , jangan ikut campur urusan anak dewasa , lu anak kecil berangkat sekolah sana" Jawab salah satu preman sambil mengusir Naura dan menampilkan senyum mengejek.

Bugh.... , Naura langsung melayangkan pukulan maut pada mulut sipreman yang mengejek Naura anak kecil dan sampai membuat hidung dan mulutnya mengeluarkan darah segar.

"Kurang ajar lu bocah , cantik cantik pukulan lu keras juga" Ujar preman yang satunya.

" Balikin uang mereka ! " Ujar Naura sambil menatap elang pada sipreman satunya.

"Lu siapa ? , berani suruh-suruh gue ?'' Tanya sipreman sambil emosi.

Tak ada lagi waktu untuk melayani sipreman , Naura langsung melayangkan beberapa pukulan yang membuat sipreman langsung tersungkur tak berdaya.

Bugh Bugh Bugh , dengan sekejap preman itu langsung tersungkur tak berdaya.

Dan Naura langsung mengambil ponselnya untuk menelpon orang kepercayaannya.

" Kurang ajar " Ujar si preman tadi yang mulutnya kena pukul Naura , sambil mengelap kasar darah segar yang masih keluar dari hidung dan mulutnya ia langsung bangun karna tak terima tamannya dibuat tersungkur tak berdaya, kebetulan ia melihat ada kayu yang tergeletak tak jauh dari dirnya.

"Awas kak" Teriak salah satu anak jalanan .

Naura langsung sigap menahan kayu yang hampir terkena kepalanya dengan satu tangan , dan kakinya langsung melayangkan tendangan bertubi-tubi ke perut sipreman dan tendangan terakhir ia arahkan ke benda pusak sipreman. Dan tak lama sipreman langsung tersungkur tak berdaya.

Setelah melihat dua sipreman telah terkapar takbedaya ditanah , Naura melanjutkan untuk menghubungi orang kepercayaannya.

"Cepet datang kejalan XXX , suruh salah satu anak buah abang bawa mobil dan abang kesini pakai motor tanpa pakai lama , tut..." Ucap Naura tegas dan jelas ketika panggilan tersambung dan ia langsung mematikan sambungan telpon tanpa mendengar jawaban dari sipenerima telpon.

Naura mulai berjalan mendekat ke arah ketiga anak jalanan itu yang berjenis kelamin dua perempuan dan satu laki-laki , sepertinya dua anak prempuan ia ketakutan begitu melihat Naura mendekat sedangkan yang satu anak laki-laki , ia tampak biasa bahkan ia menampilkan senyumnya dan ia lah yang tadi berteriak memberitahu Naura , jika tidak ? , mungkin Naura sudah kena pukulan kayu.

"Jangan takut kakak gak akan berbuat jahat sama kalian " Ucap Naura sambil tersenyum manis.

"Kalian tinggal dimana ?'' tanya Naura lembut.

" Kami gak punya tempat tinggal kak , kami tinggal dijalanan" Jawab anak laki-laki.

"Kasian sekali mereka" batin Naura sendu.

"Kalian punya keluarga ?''Tanya Naura lagi sambil tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala mereka secara bergantian.

Mereka bertiga serempak menggelengkan kepalanya pertanda mereka tidak punya keluarga.

" Kalian mau sekolah ?'' tanya Naura sambil tersenyum dan menatap mereka bergantian , dan kini mereka langsung mengangguk mantap serempak.

Kedua anak perempuan jalanan itu umurnya tidak beda jauh seperti Azzam dan Azim , sedangkan anak laki-laki sepertinya ia lebih tua selisih sekitar dua tahun.

"Kalian ikut kakak ya , nanti kalian bisa sekolah sama teman-teman yang lain dan nanti kalian bakal punya ibu dan bapa yang selalu merawat dan menjaga kalian" Papar Naura secara perlahan dan lagi-lagi mereka langsung mengangguk dan kali ini sambil menampilkan senyuman diwajahnya.

Berbarengan dengan itu orang yang ditelpon tadi oleh Naura sudah sampai dan langsung menghampiri Naura.

"Kenapa dek ?'' Tanya Angga orang kepercayaan Naura.

" Berisin mereka bang , terserah mau di apain " Tunjuk Naura pada dua preman yang terkapar ditanah.

"Dan bawa tiga anak ini ke ibu panti , mereka gak punya keluarga , ingat jangan sampe lecet !" Ucap Naura lagi sambil menunjuk ketiga anak tadi.

"Iya dek siap , tenang aja" Jawab Angga mengangkat kedua ibu jari tangannya.

"Dek nanti kalian ikut abang ini ya , tenang aja kalian gak usah takut , abang ini orang baik kok , nanti sore kalian ketemu kakak dipanti ya" pesan Naura pada ketiga anak tadi dan langsung dianggukan.

"Bang Naura cabut ya , udah telat ini" Pamit Naura seraya menaiki motornya dan langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Dek hati-hati" Teriak Angga namun Naura sudah melesat jauh sampi tak terlihat lagi.

Setelah menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi , akhirnya Naura sampai juga dikawasan kampus dimana ia menimba ilmu saat ini.

Naura langsung memarkirakan motornya ditempat biasa , terlihat motor dan mobil milik teman-temannya sudah terparkir rapi , pertanda mereka sudah datang.

Dengan tergesa-gesa Naura berjalan masuk dikoridor kampus , namun ketika ia kan berbelok ke arah bangunan fakultas kedokteran tiba-tiba ia bertubrukan dengan seorang laki-laki .

"Aduhh , auws...." Ringis Naura sambil memegang keningnya yang terbentur dengan dada bidang laki-laki itu.

"Eh maaf" Ucap Naura sambil sedikit menjauhkan badannya .

Beruntung laki-laki yang ditubruk Naura langsung menahan badan Naura sehingga tidak jatuh kebelakang , namun jarak merak sangat dekat dan pandangannya bertemu sebelum akhirnya Naura menyadari dan langsung menjauhkan badannya.

"Sekali lagi , Maaf " Ucap Naura lalu ia permisi untuk menuju kelasnya.

"Ketemu lagi" gumam Naura pelan sambil mengingat kejadian kemarin dilampu merah.

"Lah bukannya dia mahasiswa baru yang diomongin Yumna " monolog Naura sambil terus berjalan.

"Sebenernya dia siapa sii ?'' tanya Naura kesal karana wajah laki-laki tersebut menutut Naura tidak asing dan mengingatkannya pada seseorang namun Naura bener-bener buntu tidak bisa mengingatnya.

" Ahhh tau lah pusing" ucap Naura lalu ia sedikit berlari untuk sampai kelasnya.

Setelah sampai didepan kelasnya , Naura bisa mendengar kalau suasana didalam begitu ramai .

"Mudah-mudahan dosennya gak ada" batin Naura berharap.

Dengan perlahan Naura masuk ke kelasnya tak lupa mengucapkan salah , Naura celingukan mencari sang dosen dan ternyata benar dosennya tidak ada.

"Dosennya kemana kak Al ?'' tanya Naura yang langsung duduk disamping Alya.

" Gak masuk , sakit katanya" Jawab Alya.

"Alhamdulillah , syukurlah" jawab Naura sambil menadahkan kedua tangannya.

"Eh ko orang sakit Alhamdulillah si Ra ?'' tanya Alya heran.

" Eh maksudnya Alhamdulillah karna gak masuk jadi Naura gak kena hukuman" jawab Naura sambil menampilkan barisan gigi putihnya. dan Alya hanya menggelengkan kepalanya.

😘

😘

😘

Jangan lupa tinggalkan jejak🤗🙏.

Terimakasih😁.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

mungkin temen msa kcilmu di kota G Naura...

2022-02-13

0

Ako

Ako

ketemu lagi sama Azka??🤗🤗

2022-01-18

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

apa mahasiswa baru itu teman sekolahnya waktu TK atau SD waktu di kota G

2021-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Mahasiswa Baru
2 Tak Asing
3 Rindu
4 Ketemu Lagi
5 Caffe Zana
6 Panti Asuhan Pelita
7 Bahagia itu Sederhana
8 Memilih Berbohong
9 Apa mungkin Azka ?
10 Azka Abbiya Chairi
11 Pertemuan tak terduga
12 Firasat Buruk
13 Tentang Zeela
14 Mencari Bukti
15 Menyusun Setrategi
16 Harap-Harap Cemas
17 Keputusan
18 Nikah Dadakan
19 SAH
20 Pengakuan
21 Serangan Dadakan
22 Dibalik Sifat Dingin dan Cuek
23 Nasib Pengantin Baru
24 Berita Hoak
25 Salah Milih Lawan
26 Pelajaran
27 Meminta Maaf
28 Kebenaran tentang Azka
29 Menghindar
30 Beralasan
31 Cinta Monyet ?
32 Kecurigaan Azka
33 Khawatiran Azka
34 Jangan Kasih Kendor
35 Cari Masalah Tengah Malam
36 Ga Enak Badan
37 Santapan Luky dan Lily
38 Tak Sadarkan diri
39 Menginap DiRS
40 Pengorbanan Azka
41 Merasa Kehilangan
42 Kepulangan Naura
43 Kejutan
44 Drama sebelum Wisuda
45 Ide Naura
46 Kepanikan Dimas & Genk
47 Nasib Jomblo
48 Tekad Aditya
49 Yogyakarta I Caming
50 Kebahagian Azka
51 Keberanian Aditya
52 Serba Salah
53 Mengikhlaskan
54 Mengunjungi berbagai tempat Wisata
55 Tingkah Azka
56 Back To Home
57 Semobil Berdua
58 Oleh-Oleh
59 Membingungkan
60 Kejahilan Azka
61 Dimabuk Cinta
62 Semakin Lengket
63 Jebakan
64 Gara-gara Pakaian Dalam
65 Kekhawatiran orang tua
66 Lelaki Sejati
67 Sakit Tak Berdarah
68 Seperti Mimpi
69 Salting
70 Kecelakaan
71 Tindakan Operasi
72 Koma
73 Prihatin
74 Pamitan
75 Berduka
76 Tahlilan
77 Nahan Amarah
78 Waktunya Pembalasan
79 Penangkapan
80 Mencoba Ikhlas
81 Maaf dan Terimakasih
82 Acuh
83 Cari Aman
84 Kejang
85 Kebanggaan
86 Melarikan Diri
87 Ucapan Selamat Pagi
88 Syok
89 Berniat Nikah Muda
90 Merawat Azka
91 Keinginan Azka
92 Raja Gombal
93 Buah dari Kesabaran
94 Menjenguk Azka
95 Menjenguk Azka II
96 Diluar Dari Perkiraan
97 Penasaran Ocha
98 Balasan Suka Kepo
99 Jujur Lebih Indah
100 Kunjungan Tak Terduga
101 Selalu Rindu
102 Dewi Penolong
103 Rencana Adopsi
104 Tak Rela
105 Tak Karuan
106 Berharap
107 Mungkinkah
108 Menangis Sejadi-jadinya
109 Saling Memberi Kejutan
110 Potong Tumpeng
111 Adrenalin
112 Balapan
113 Lari Pagi
114 Makan Bubur
115 Ketakutan Alex
116 Akhir Pekan
117 Keanehan Alex
118 Rumah Sakit
119 Kenyataan Yang Pahit
120 Harus Kuat
121 Menyampaikan
122 Saling Menguatkan
123 Permohonan Alex
124 Nikah Agama
125 Mimpi Buruk
126 Drama keberangkatan Alex
127 Bersabar
128 Memeluk
129 Kepergok
130 Drop
131 Jadi Bunda itu Sulit
132 Kesibukan diPagi Hari
133 First Kiss
134 Main Bareng
135 Kebersamaan
136 Pagi Yang Menyenangkan
137 Pengajian
138 Pengajian II
139 Bayangan Naura Kecil
140 Nyaman
141 Berperang Dengan Batin
142 Ehem-Ehem
143 Kegundahan Naura
144 Sujud Syukur
145 Pembagian Rapor I
146 Pembagian Rapor II
147 Humor Alex
148 Makan Malam
149 Cemburu
150 Hampir Saja
151 Sial
152 Markas
153 Berpura-pura
154 Panggilan Sayang
155 Kesempatan kedua
156 Menawarkan Pekerjaan
157 Perang Dingin
158 Jealous
159 Baikan
160 Menggemaskan
161 Berbelanja
162 Drama Aira
163 Membawa Aira Pulang
164 Ingin Memiliki Sepenuhnya
165 Acara Syukuran Ayah Alex
166 Acara Syukuran II
167 Bernostalgila
168 Mengadopsi Aira
169 Pasar Malam
170 Lebih Baik Sakit Perut
171 Balkon
172 Sebulan Kemudian
173 Menunggu Azka
174 Mauryn Lagi
175 Aira Hilang
176 Ancaman
177 Kecurigaan Bang Angga
178 Mencari Informasi tentang Mauryn
179 Tersangka
180 Wanita Tak berperasaan
181 Aira Syok
182 Lebay
183 Aira Membaik
184 Tamu Tak Diundang
185 Tak Tahu Malu
186 Bermain dengan Aira
187 Makan Malam diCaffe
188 Makan Malam di Caffe Part II
189 Hening
190 Mendiamkan Naura
191 Tiket Honeymoon
192 Honeymoon
193 Phuket Thailand
194 Panas Dingin
195 Patong Beach
196 Sholat 2 raka'at
197 Penghuni Kamar
198 Curang
199 Bucin
200 Belanja oleh-oleh
201 SURPRISE
202 Ide Ayah Alex
203 Persiapan ijab Qabul & Resepsi
204 Gaun adat Sunda
205 Keseruan rangkaian acara
206 Raja dan Ratu
207 Menikahimu
208 Jones
209 Shazia Nafisa
210 Perjuangan Seorang Ibu
211 Ditinggal perjalanan bisnis
212 Tersiksa
213 Hamil ?
214 Ga Ada yang Hamil
215 Kemarahan Azka
216 Pertengkaran hebat
217 Rumah Kita
218 Damai
219 Isak Tangis
220 Selamat Jalan Opa
221 Penyebab Kematian Opa Abi
222 Permainan Dimulai
223 Kehancuran
224 Hadiah Terindah
225 Tingkah Bumil
226 Hari Bahagia Alya dan Aditya
227 Permulaan
228 4 bulanan
229 Bertabrakan
230 Tidak Pantas
231 Ketenangan tersendiri
232 Rencana malam tahun Baru
233 Perjalanan menuju kota G
234 Menikmati Nasi liwet
235 Malam Pergantian Tahun
236 Semangat Baru
237 Temmy Kembali Berulah
238 Ta'aruf
239 Makan-makan
240 Kebahagiaan yang Berlipat
241 Manten
242 SAH
243 Bedrest
244 Tingkah pengantin Baru
245 Ketangkap Basah
246 Pernikahan Ocha & Temmy
247 Sahabat Jadi Nikah
248 Ruang UGD
249 Sang Maha Pemberian Kehidupan
250 Baby triplets
251 Aqiqah
252 Makan gratis
253 Penghujung Cerita
254 Promosi novel " Hukuman Untuk Alana "
Episodes

Updated 254 Episodes

1
Mahasiswa Baru
2
Tak Asing
3
Rindu
4
Ketemu Lagi
5
Caffe Zana
6
Panti Asuhan Pelita
7
Bahagia itu Sederhana
8
Memilih Berbohong
9
Apa mungkin Azka ?
10
Azka Abbiya Chairi
11
Pertemuan tak terduga
12
Firasat Buruk
13
Tentang Zeela
14
Mencari Bukti
15
Menyusun Setrategi
16
Harap-Harap Cemas
17
Keputusan
18
Nikah Dadakan
19
SAH
20
Pengakuan
21
Serangan Dadakan
22
Dibalik Sifat Dingin dan Cuek
23
Nasib Pengantin Baru
24
Berita Hoak
25
Salah Milih Lawan
26
Pelajaran
27
Meminta Maaf
28
Kebenaran tentang Azka
29
Menghindar
30
Beralasan
31
Cinta Monyet ?
32
Kecurigaan Azka
33
Khawatiran Azka
34
Jangan Kasih Kendor
35
Cari Masalah Tengah Malam
36
Ga Enak Badan
37
Santapan Luky dan Lily
38
Tak Sadarkan diri
39
Menginap DiRS
40
Pengorbanan Azka
41
Merasa Kehilangan
42
Kepulangan Naura
43
Kejutan
44
Drama sebelum Wisuda
45
Ide Naura
46
Kepanikan Dimas & Genk
47
Nasib Jomblo
48
Tekad Aditya
49
Yogyakarta I Caming
50
Kebahagian Azka
51
Keberanian Aditya
52
Serba Salah
53
Mengikhlaskan
54
Mengunjungi berbagai tempat Wisata
55
Tingkah Azka
56
Back To Home
57
Semobil Berdua
58
Oleh-Oleh
59
Membingungkan
60
Kejahilan Azka
61
Dimabuk Cinta
62
Semakin Lengket
63
Jebakan
64
Gara-gara Pakaian Dalam
65
Kekhawatiran orang tua
66
Lelaki Sejati
67
Sakit Tak Berdarah
68
Seperti Mimpi
69
Salting
70
Kecelakaan
71
Tindakan Operasi
72
Koma
73
Prihatin
74
Pamitan
75
Berduka
76
Tahlilan
77
Nahan Amarah
78
Waktunya Pembalasan
79
Penangkapan
80
Mencoba Ikhlas
81
Maaf dan Terimakasih
82
Acuh
83
Cari Aman
84
Kejang
85
Kebanggaan
86
Melarikan Diri
87
Ucapan Selamat Pagi
88
Syok
89
Berniat Nikah Muda
90
Merawat Azka
91
Keinginan Azka
92
Raja Gombal
93
Buah dari Kesabaran
94
Menjenguk Azka
95
Menjenguk Azka II
96
Diluar Dari Perkiraan
97
Penasaran Ocha
98
Balasan Suka Kepo
99
Jujur Lebih Indah
100
Kunjungan Tak Terduga
101
Selalu Rindu
102
Dewi Penolong
103
Rencana Adopsi
104
Tak Rela
105
Tak Karuan
106
Berharap
107
Mungkinkah
108
Menangis Sejadi-jadinya
109
Saling Memberi Kejutan
110
Potong Tumpeng
111
Adrenalin
112
Balapan
113
Lari Pagi
114
Makan Bubur
115
Ketakutan Alex
116
Akhir Pekan
117
Keanehan Alex
118
Rumah Sakit
119
Kenyataan Yang Pahit
120
Harus Kuat
121
Menyampaikan
122
Saling Menguatkan
123
Permohonan Alex
124
Nikah Agama
125
Mimpi Buruk
126
Drama keberangkatan Alex
127
Bersabar
128
Memeluk
129
Kepergok
130
Drop
131
Jadi Bunda itu Sulit
132
Kesibukan diPagi Hari
133
First Kiss
134
Main Bareng
135
Kebersamaan
136
Pagi Yang Menyenangkan
137
Pengajian
138
Pengajian II
139
Bayangan Naura Kecil
140
Nyaman
141
Berperang Dengan Batin
142
Ehem-Ehem
143
Kegundahan Naura
144
Sujud Syukur
145
Pembagian Rapor I
146
Pembagian Rapor II
147
Humor Alex
148
Makan Malam
149
Cemburu
150
Hampir Saja
151
Sial
152
Markas
153
Berpura-pura
154
Panggilan Sayang
155
Kesempatan kedua
156
Menawarkan Pekerjaan
157
Perang Dingin
158
Jealous
159
Baikan
160
Menggemaskan
161
Berbelanja
162
Drama Aira
163
Membawa Aira Pulang
164
Ingin Memiliki Sepenuhnya
165
Acara Syukuran Ayah Alex
166
Acara Syukuran II
167
Bernostalgila
168
Mengadopsi Aira
169
Pasar Malam
170
Lebih Baik Sakit Perut
171
Balkon
172
Sebulan Kemudian
173
Menunggu Azka
174
Mauryn Lagi
175
Aira Hilang
176
Ancaman
177
Kecurigaan Bang Angga
178
Mencari Informasi tentang Mauryn
179
Tersangka
180
Wanita Tak berperasaan
181
Aira Syok
182
Lebay
183
Aira Membaik
184
Tamu Tak Diundang
185
Tak Tahu Malu
186
Bermain dengan Aira
187
Makan Malam diCaffe
188
Makan Malam di Caffe Part II
189
Hening
190
Mendiamkan Naura
191
Tiket Honeymoon
192
Honeymoon
193
Phuket Thailand
194
Panas Dingin
195
Patong Beach
196
Sholat 2 raka'at
197
Penghuni Kamar
198
Curang
199
Bucin
200
Belanja oleh-oleh
201
SURPRISE
202
Ide Ayah Alex
203
Persiapan ijab Qabul & Resepsi
204
Gaun adat Sunda
205
Keseruan rangkaian acara
206
Raja dan Ratu
207
Menikahimu
208
Jones
209
Shazia Nafisa
210
Perjuangan Seorang Ibu
211
Ditinggal perjalanan bisnis
212
Tersiksa
213
Hamil ?
214
Ga Ada yang Hamil
215
Kemarahan Azka
216
Pertengkaran hebat
217
Rumah Kita
218
Damai
219
Isak Tangis
220
Selamat Jalan Opa
221
Penyebab Kematian Opa Abi
222
Permainan Dimulai
223
Kehancuran
224
Hadiah Terindah
225
Tingkah Bumil
226
Hari Bahagia Alya dan Aditya
227
Permulaan
228
4 bulanan
229
Bertabrakan
230
Tidak Pantas
231
Ketenangan tersendiri
232
Rencana malam tahun Baru
233
Perjalanan menuju kota G
234
Menikmati Nasi liwet
235
Malam Pergantian Tahun
236
Semangat Baru
237
Temmy Kembali Berulah
238
Ta'aruf
239
Makan-makan
240
Kebahagiaan yang Berlipat
241
Manten
242
SAH
243
Bedrest
244
Tingkah pengantin Baru
245
Ketangkap Basah
246
Pernikahan Ocha & Temmy
247
Sahabat Jadi Nikah
248
Ruang UGD
249
Sang Maha Pemberian Kehidupan
250
Baby triplets
251
Aqiqah
252
Makan gratis
253
Penghujung Cerita
254
Promosi novel " Hukuman Untuk Alana "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!