Bab 15 : Itu masih sakit?

Waktu menunjukan pukul 7 malam, Sena akhirnya keluar dari kamar karena merasa sangat lapar, setelah dari pantai dia mengurung diri sampai malam.

Kaki Sena melangkah keluar dari kamar dan tiba-tiba ...

"Kejutan!" Suara itu adalah suara Regan dan Maya.

Mata Sena terbelalak saat tangan Maya membawa kue ulang tahun yang berlilinkan angka 28 tahun dan di ruang keluarga dihias dengan berbagai perlengkapan ulang tahun.

"Selamat ulang tahun, Sena. Ini juga tepat 2 tahun pernikahan kalian 'kan? Selamat!" Maya memberikan kue itu pada Regan lalu memeluk Sena.

Sena masih bingung dan dengan cepat melepaskan pelukannya. Dia menatap Regan yang tersenyum manis ke arahnya.

"Ayo tiup lilinnya!" pinta Maya merebut kembali kue yang di bawa sang suami.

"Aku bukan anak kecil." Sena tak menggubris mereka lalu segera menuju ke dapur.

Maya nampaknya sangat kecewa, Regan yang tak ingin membuat Maya bersedih segera menghampiri Sena. Sena memasak mie rebus untuk menenangkan perutnya yang keroncongan padahal di meja makan terdapat banyak lauk pauk hasil dari masakan Maya.

"Sena, bisakah kau menghargai usaha Maya sedikit? Dia susah payah menyusun ini semua termasuk memasak semua ini," ucap Regan.

"Kan aku tidak menyuruhnya."

Regan menarik bahu Sena dan menatapnya tajam. "Aku sudah berusaha baik namun kau malah seperti ini. Sama saja bohong."

Sena mendorong Regan dan melanjutkan merebus mie-nya. Sena sukses membuat Regan kesal lagi, ia bahkan tidak memperdulikan Regan saat dirinya mengoceh.

"Sena, kita bicara sebentar yuk!" ucap Maya menghampiri mereka.

Sena tak menggubris, ia mengaduk mie yang ada di panci. Maya mengkode Regan untuk meninggalkan mereka, Regan mengangguk dan mengelus bahu Maya untuk menyabarkannya.

Setelah Regan meninggalkan dapur, Maya mencoba mendapatkan diri pada Sena.

"Sena, maafkan aku! Aku sebagai perempuan yang jahat karena sudah merebut suamimu."

"Hem."

"Tapi aku tidak bermaksud seperti itu. Aku masih punya hati dan sebab itulah aku ingin meminta maaf darimu dan setelah ini kita bisa berteman baik."

"Hem."

Maya memperhatikan jika wajah Sena benar-benar tidak mengenakan. Maya menghela nafas panjang lalu seketika bersimpuh di depan Sena.

"Sena, maafkan aku! Aku tidak bisa hidup tenang jika kau tidak memaafkanku!" ucap Maya sambil menangis.

Sena meliriknya, ia melihat tangisan Maya namun tak membuatnya langsung kasian.

"Berdirilah! Jangan membuat selera makanku hilang!"

Maya berdiri, ia menggenggam tangan Sena dengan erat. Sena menarik tangannya dan segera membawa semangkuk mie rebus di meja makan. Maya masih mengikutinya dan berharap Sena bisa memaafkan kesalahannya.

"Sena..."

"Oke, aku memaafkanmu. Sekarang bisa minggir gak? Aku mau makan."

Maya memeluknya dari belakang, Sena hanya memutar bola matanya depan jengah.

"Mulai sekarang kita akur ya dan jangan sampai bertengkar?" tanya Maya.

"Hem. Minggir! Aku lapar."

Maya tersenyum walau jawaban Sena tidak mengenakan hati. Maya lalu menaruh ayah sambal di mangkuk mie Sena membuat Sena sedikit kesal.

”Makan lauknya, ya! Habiskan!" ucap Maya.

Maya pergi meninggalkan Sena. Sena segera menghabiskan makanannya dan akan masuk ke kamar lagi, sekarang ini kamar adalah tempat favoritnya untuk menghindari jika Regan dan Maya bermesraan. Walau Sena sangat membenci Regan namun ia tetap merasa cemburu jika sang suami bermesraan dengan madunya.

***

Keesokan harinya.

Sena bangun, ia melihat tidak ada Regan di sampingnya. Dia sadar jika Regan selama 2 hari ke depan tidur di kamar Maya. Sena bergegas untuk mandi lalu memakai pakaian kerjanya. Rambutnya yang ungu ia ikat sampai leher putihnya terlihat menggoda.

"Sena, mau pergi ke kantor?" tanya Regan.

"Iya."

"Aku sudah izin ke Papa jika kamu datang terlambat. Kamu antar Maya ke dokter kandungan bisa 'kan? Aku harus ngajar pagi ini."

Sena mengepalkan tangannya. Sungguh hati Regan terbuat dari apa sampai tega menyuruhnya seperti itu.

"Ah, Regan, tidak usah! Sena kerja kantoran masak bisa izin begitu saja," ucap Maya.

"Papa adalah manajer Sena, dia juga sudah mengizinkan Sena datang terlambat," jawab Regan.

Sena menenangkan gejolak amarahnya, dia tidak mau tersulut emosi dan membuat kecantikannya pudar jika selalu marah-marah.

"Baiklah, aku antar tapi pulangnya aku tidak bisa mengantar karena harus ke kantor."

Maya begitu senang sekali. Dia mengambil tasnya lalu menggandeng tangan Sena. Regan tersenyum dengan kedekatan mereka berdua.

Sena mengambil kontak motor, ia harus menguatkan hati untuk melihat Maya memeriksakan anak Regan.

Maya membonceng Sena dan berpegangan erat. Setelah itu Sena mengantar ke dokter kandungan terdekat.

Sesampainya di dokter kandungan.

Mereka turun, Maya menggandeng Sena dengan erat dan mengajaknya untuk masuk ke dalam.

Mereka menunggu antrian setengah jam dan pada akhirnya Maya di panggil juga. Maya tentu saja mengajak Sena untuk masuk.

Huh ... Ini cewek maunya apa sih? Batin Sena.

Saat menemui bidan, Maya berkonsultasi mengenai apa yang ia rasakan saat hamil. Bidan lalu melakukan USG pada kandungan Maya yang menginjak 3 bulan itu. Ini pertama kali Sena melihat bayi mungil berada di dalam rahim dan itu anak suaminya dari wanita lain.

"Sena, ini anakmu juga," ucap Maya.

Ingin sekali Sena merobek mulut Maya namun dia tidak ingin membuat ulah.

"Iya," jawaban Sena tanpa ekspresi.

Setelah Maya di USG dan mendapat resep vitamin, Maya juga menyuruh Sena memeriksakan rahim sekalian.

"Apa? Aku tidak hamil untuk apa periksa rahim?" tanya Sena.

"Periksa rahim bukan hanya saat hamil saja. Periksa saja sebentar!" ucap Maya.

Sena kekeuh tidak mau namun dalam hatinya terbesit ingin tahu apakah dirinya sudah hamil akibat percumbuan semalam dengan pria lain? Pikirannya begitu kacau dan pada akhirnya dia mau.

Sena membaringkan diri di tempat tidur lalu bidan memeriksa perutnya dengan USG.

"Ibu Sena, rahim anda memiliki mioma sejenis tumor jinak."

DEG!!!

Sena sangat terkejut, ia bahkan tidak pernah merasakan sakit apapun.

"Mioma ini memang tidak memiliki gejala namun bisa menyebabkan anda sedikit sulit untuk hamil."

Bidan mencetak hasil USG dan merangkan beberapa tumor itu tumbuh di sana. Air mata Sena seketika tumpah, Maya pun segera mengusapnya.

"Dok, Sena masih bisa hamil 'kan?" tanya Maya.

"Masih bisa namun kemungkinan kecil."

Sena bangun dan mengambil tasnya, ia langsung keluar dari klinik tersebut dan segera menuju ke kantor dengan meninggalkan Maya di sana. Hatinya merasa sangat hancur berkeping-keping karena kenyataan pahit seolah menghantamnya.

Sesampainya di kantor. Dia berjalan sangat lesu. Devan yang sedang mengobrol dengan kliennya menatapnya heran. Devan meminta izin untuk ke kamar mandi sebentar padahal dia ingin menghampiri Sena yang akan masuk ke lift. Devan dengan cepat ikut masuk bersama Sena.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Devan.

Sena sangat terkejut dengan Devan, ia tak menyadari jika Devan sudah ada di dalam lift bersamanya.

"Itumu masih sakit?" tanya Devan sambil menunjuk rok Sena.

Plak...

Sena menampar Devan yang sudah tidak sopan dengannya namun seketika dia sadar jika itu adalah bos besarnya.

"Ah.. saya minta maaf, jangan pecat saya!"

Terpopuler

Comments

Rynda Imel

Rynda Imel

Nggak ngotak semua, g sabar liat maya dan rwga hancurrrrr

2024-04-09

0

Sri indrawati

Sri indrawati

lebih tepat nya tidak punya hati !

2022-08-02

0

Siti Komariah

Siti Komariah

halah itu kah permainan maya..jebaca

2022-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2 Bab 2: Hati yang kau lukai
3 Bab 3 : Regan, pria jahat
4 Bab 4 : Pergi
5 Bab 5 : Untuk apa?
6 Bab 6 : Gosip
7 Bab 7 : Warna janda
8 Bab 8 : Tak terduga
9 Bab 9 : Surat perjanjian
10 Bab 10 : Lift
11 Bab 11 : Anniversary
12 Bab 12 : Villa
13 Bab 13 : Rahasia
14 Bab 14 : Tinggal bersama
15 Bab 15 : Itu masih sakit?
16 Bab 16 : Kunci
17 Bab 17 : Pergi
18 Bab 18 : Mencari Sena
19 Bab 19 : Kost
20 Bab 20 : Talak si Maya!
21 Bab 21 : Main cantik
22 Bab 22 : Janji
23 Bab 23 : Manis
24 Bab 24 : Bertemu
25 Bab 25 : Bapak
26 Bab 26 : Janda muda
27 Bab 27 : Janda muda 2
28 Bab 28 : Menyesal
29 Bab 29 : Tamparan
30 Bab 30 : Menjenguk
31 Bab 31 : Menguntit
32 Bab 32 : Oma, Opa
33 Bab 33 : Tidak bisa
34 Bab 34 : Pingsan
35 Bab 35 : Dari siapa?
36 Bab 36 : Merasa sendiri
37 Bab 37 : Menjauh
38 Bab 38 : Jatuh
39 Bab 39 : Pilu
40 Bab 40 : Menguatkan diri
41 Bab 41 : Maya
42 Bab 42 : Bram & Intan
43 Bab 43 : Memohon
44 Bab 44 : Atap
45 Bab 45 : Kesal
46 Bab 46 : Membujuk
47 Bab 47 : Kejelasan?
48 Bab 48 : Duda of bucin
49 Bab 49 : Ditangkap
50 Bab 50 : Taman hiburan
51 Bab 51 : Taman hiburan
52 Bab 52 : Keterpurukan
53 Bab 53 : Menyesal
54 Bab 54 : Restu
55 Bab 55 : Salah paham
56 Bab 56 : Mental
57 Bab 57 : Restu
58 Bab 58 : Devan & Regan
59 Bab 59 : Devan & Regan 2
60 Bab 60 : Devan & Regan 3
61 Bab 61 : Uang
62 Bab 62 : Adopsi
63 Bab 63 : Mencoba ikhlas
64 Bab 64 : Kiss
65 Bab 65 : Aku mandul!
66 Bab 66 : Regan
67 Bab 67 : Undangan
68 Bab 68 : Pentas
69 Bab 69 : Lecet
70 Bab 70 : Mengembalikan
71 Bab 71 : Bunga tidur
72 Bab 72 : Married again
73 Bab 73 : Pengantin baru
74 Bab 74 : Berpamitan
75 Pengumuman
76 Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77 Bab 76 : Romantis
78 Bab 77 : Flek
79 Bab 78 : Flek 2
80 Bab 79 : Naughty Kiss
81 Bab 80 : Season 1 selesai
82 Bab 81 : SEASON 2
83 Bab 82 : Adopsi
84 Bab 83 : Bingung
85 Bab 84 : Tak mengapa
86 Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87 Bab 86 : Regan datang
88 Bab 87 : Kejutan
89 Bab 88 : Keberanian
90 Bab 89 : Serafina
91 Bab 90 : Duda tua
92 Bab 91 : Bramasta
93 Bab 92 : Hamil?
94 Bab 93 : Bersyukur
95 Bab 94 : Tak mungkin
96 Bab 95 : Tragedi
97 Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98 Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99 Bab 98 : Membuka kado
100 Bab 99 : Regan
101 Bab 100 : Tak terima
102 Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103 Bab 102 : Sebenarnya
104 Bab 103 : Sena
105 Bab 104 : Posesifnya Devan
106 Bab 105 : Benarkah?
107 Bab 106 : Bahagia
108 Bab 107 : Tamat
109 Boncap : Nikahan mantan suami
110 Promo novel baru
111 Promosi novel
112 Novel baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2
Bab 2: Hati yang kau lukai
3
Bab 3 : Regan, pria jahat
4
Bab 4 : Pergi
5
Bab 5 : Untuk apa?
6
Bab 6 : Gosip
7
Bab 7 : Warna janda
8
Bab 8 : Tak terduga
9
Bab 9 : Surat perjanjian
10
Bab 10 : Lift
11
Bab 11 : Anniversary
12
Bab 12 : Villa
13
Bab 13 : Rahasia
14
Bab 14 : Tinggal bersama
15
Bab 15 : Itu masih sakit?
16
Bab 16 : Kunci
17
Bab 17 : Pergi
18
Bab 18 : Mencari Sena
19
Bab 19 : Kost
20
Bab 20 : Talak si Maya!
21
Bab 21 : Main cantik
22
Bab 22 : Janji
23
Bab 23 : Manis
24
Bab 24 : Bertemu
25
Bab 25 : Bapak
26
Bab 26 : Janda muda
27
Bab 27 : Janda muda 2
28
Bab 28 : Menyesal
29
Bab 29 : Tamparan
30
Bab 30 : Menjenguk
31
Bab 31 : Menguntit
32
Bab 32 : Oma, Opa
33
Bab 33 : Tidak bisa
34
Bab 34 : Pingsan
35
Bab 35 : Dari siapa?
36
Bab 36 : Merasa sendiri
37
Bab 37 : Menjauh
38
Bab 38 : Jatuh
39
Bab 39 : Pilu
40
Bab 40 : Menguatkan diri
41
Bab 41 : Maya
42
Bab 42 : Bram & Intan
43
Bab 43 : Memohon
44
Bab 44 : Atap
45
Bab 45 : Kesal
46
Bab 46 : Membujuk
47
Bab 47 : Kejelasan?
48
Bab 48 : Duda of bucin
49
Bab 49 : Ditangkap
50
Bab 50 : Taman hiburan
51
Bab 51 : Taman hiburan
52
Bab 52 : Keterpurukan
53
Bab 53 : Menyesal
54
Bab 54 : Restu
55
Bab 55 : Salah paham
56
Bab 56 : Mental
57
Bab 57 : Restu
58
Bab 58 : Devan & Regan
59
Bab 59 : Devan & Regan 2
60
Bab 60 : Devan & Regan 3
61
Bab 61 : Uang
62
Bab 62 : Adopsi
63
Bab 63 : Mencoba ikhlas
64
Bab 64 : Kiss
65
Bab 65 : Aku mandul!
66
Bab 66 : Regan
67
Bab 67 : Undangan
68
Bab 68 : Pentas
69
Bab 69 : Lecet
70
Bab 70 : Mengembalikan
71
Bab 71 : Bunga tidur
72
Bab 72 : Married again
73
Bab 73 : Pengantin baru
74
Bab 74 : Berpamitan
75
Pengumuman
76
Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77
Bab 76 : Romantis
78
Bab 77 : Flek
79
Bab 78 : Flek 2
80
Bab 79 : Naughty Kiss
81
Bab 80 : Season 1 selesai
82
Bab 81 : SEASON 2
83
Bab 82 : Adopsi
84
Bab 83 : Bingung
85
Bab 84 : Tak mengapa
86
Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87
Bab 86 : Regan datang
88
Bab 87 : Kejutan
89
Bab 88 : Keberanian
90
Bab 89 : Serafina
91
Bab 90 : Duda tua
92
Bab 91 : Bramasta
93
Bab 92 : Hamil?
94
Bab 93 : Bersyukur
95
Bab 94 : Tak mungkin
96
Bab 95 : Tragedi
97
Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98
Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99
Bab 98 : Membuka kado
100
Bab 99 : Regan
101
Bab 100 : Tak terima
102
Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103
Bab 102 : Sebenarnya
104
Bab 103 : Sena
105
Bab 104 : Posesifnya Devan
106
Bab 105 : Benarkah?
107
Bab 106 : Bahagia
108
Bab 107 : Tamat
109
Boncap : Nikahan mantan suami
110
Promo novel baru
111
Promosi novel
112
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!