Bab 14 : Tinggal bersama

"Kenapa?" tanya Sena.

"Aku cemburu."

DEG...

Sena merasa aneh saat Regan mengatakan hal seperti itu. Cemburu? Sena sangat takut dengan Regan jika sampai ketahuan kalau semalam mereka sempat bersama walau tak melakukan apapun.

"Dia hanya bosku dan aku sangat menyukai anak kecil. Sebelum bicara lebih baik kendalikan sikapmu dulu karena aku jauh lebih cemburu mengingat kau ada hubungan gelap di belakangku."

Sena segera kembali masuk ke villa saat Regan membuatnya kesal. Regan mengikutinya dan mencoba untuk minta maaf namun Sena tak menggubris. Dia sangat kesal dengan Regan yang seolah mengekangnya.

"Sena, kau mau ke mana? Matahari pun belum terbit?" tanya Regan.

"Aku mengantuk."

Regan melihat kaki Sena yang seolah kesusahan untuk melangkah. "Kenapa kaki mu?"

Sena langsung terhenti dan mencari alasan yang pas. "Nginjak batu tadi."

Regan khawatir lalu segera melihat kaki Sena namun Sena menepisnya. Dia sangat khawatir jika Regan menyadari pahanya terluka.

"Kak Re, aku mau tidur! Jangan ganggu! Nanti jam 9 tolong bangunkan! Aku sangat mengantuk."

Sena langsung menjatuhkan diri di tempat tidur, Regan menemaninya sampai terlelap bahkan sambil memijat kaki Sena. Sena begitu nyaman dan damai, ia terlelap di ambang mimpi yang indah.

Di sisi lain.

Devan mengingat kejadian tadi malam dengan Sena, ia tersenyum kecil sambil melihat anting Sena yang terjatuh di kamar villanya. Untung saja Devan tidak sempat melakukan hal terlarang dengan wanita itu.

"Papa, yuk kita pulang! Aku sangat lelah."

"Baiklah, kita siap-siap dulu."

Devan menatap villa yang ditempati Sena, ia tersenyum lagi seperti orang gila.

Aku akan menunggu kau bercerai, Sena.

Devan menyimpan satu anting itu, entah apa yang dipikirannya malam itu namun dia merasa jika nasib Sena sama sepertinya dan mereka harus terbebas dari pasangan masing-masing.

***

"Sena, bangun!"

Regan menepuk pipi Sena dengan hati-hati dan membuat Sena terbangun lalu menguap. Rasanya sangat nyaman bisa tidur lelap. Regan menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke bak mandi, Sena yang masih setengah sadar hanya bisa menurut.

"Kak Re, aku ngantuk."

"Ini sudah jam 10, kita pulang saja. Maya dan Mama akan datang ke rumah."

Mata Sena langsung terbuka. Regan menjelaskan jika Maya hari ini akan pulang ke rumah tinggal bersama mereka. Melihat ekspresi Sena yang terkejut membuat Regan bisa membaca kekecewaan sang istri.

"Hanya 1 bulan saja dan setelah itu rumah Maya layak ditinggali. Aku harap kalian bisa akur dan jangan bertengkar! Maya juga baik dan selalu menanyakan kabarmu," ucap Regan.

Sena tak merespon, mau tak mau dia harus berusaha untuk baik-baik saja walau dadanya begitu sesak. Sena menyuruh Regan keluar dari kamar mandi, Regan mengecup pipinya dengan mesra.

Setelah Regan pergi, Sena mengusap wajahnya kasar. Maya akan tinggal bersamanya dan ia akan sakit hati melihat kemesraan mereka.

Setelah beberes, mereka masuk ke dalam mobil, jantungnya semakin berdebar saat mobil mulai berjalan meninggalkan area pantai. Sena tak begitu kenal Maya karena saat Sena masih kuliah dulu, Maya belum mengajar di kampus itu. Maya memang primadona mahasiswa di kampus itu menurut adik kelas Sena, banyak juga dosen muda tertarik dengan Maya tapi kenapa harus Regan juga?

Sepanjang perjalanan, Sena hanya melamun tak jelas, ia masih memikirkan konsekuensi apa yang harus dihadapi jika tinggal bersama Maya.

"Sena, kau tidak apa-apa?" tanya Regan.

"Tidak apa-apa."

"Kakimu masih sakit?"

Sena hanya menggeleng.

"Maya itu baik, dia bisa menjadi kakakmu dan membimbingmu," ucap Regan.

Sena berdecih, Maya bisa menjadi kakak yang baik? Maya saja membuat adiknya bergosip macam-macam tentang Sena dan Bram. Sampai saat ini pun Sena tak mengatakan pada Regan, ia ingin Regan tahu sendiri jika Maya itu busuk.

Sesampainya di rumah, mobil Bram sudah ada di sana. Mereka menunggu di luar sekitar setengah jam.

Saat Sena keluar dari dalam mobil, Mama memeluknya.

"Bagaimana bulan madu kalian? Sayang sekali hanya di pantai yang penting kalian bisa jauh lebih dekat lagi," ucap Mama.

"Iya, Ma."

Mama melepaskan pelukannya dan kini Maya memeluknya juga. "Sena, semoga kita bisa akur, ya? Aku akan berusaha membujuk Regan untuk adil pada kita."

Sena mengangguk, mereka lalu masuk ke dalam rumah. Regan seolah sedikit menjauh dari Maya supaya Sena tak sakit hati walau mereka diam-diam saling melirik dan bertukar pandang.

"Sena, kau buatkan minum untuk kami!" pinta Mama lalu beliau merangkul Maya untuk duduk. "May, duduk dulu! Jika sedang hamil tidak boleh capek-capek. Regan, jangan suruh Maya kerja berat!" sambung Mama.

Sena yang akan melangkah ke dapur langsung terhenti sejenak, dia melirik kearah Maya dan Mama mertuanya.

Cih ... Memangnya aku pembantu? Batin Sena kesal.

Regan yang peka segera mengikuti Sena ke dapur. Sena menyalakan kompor untuk membuatkan teh untuk mereka.

"Aku akan cari pembantu untuk membersihkan rumah dan mencuci baju kita bahkan sekalian memasak," ucap Regan.

"Hem.."

"Tolong jangan ambil hati ucapan Mamaku!"

Sena membalikan badan lalu mencubit pipi Regan. "Tidak apa-apa. Cepat gih temani mereka! Aku akan buatkan teh."

Regan senang jika Sena tidak sakit hati, padahal itu semua hanya akting Sena saja.

Jika tidak ada hukum sudah aku racun semua keluarga itu.

Sena membuatkan teh sambil kesal sendiri, dari dapur dia mendengar obrolan mereka yang begitu seru terutama Maya yang mudah membaur dengan mereka. Tak berselang lama kemudian, Bram datang menghampiri menantunya.

"Sena, ini untukmu." Bram menyerahkan sebuah kartu ATM untuknya.

"Untuk apa, Pa?"

"Simpanlah!"

Bram akan masuk ke kamar mandi namun tiba-tiba Sena menarik tangannya. "Maksud Papa itu apa selalu baik denganku? Tapi ini sudah tidak wajar jika Papa memberiku ini."

Bram tersenyum kecil. "Simpanlah! Gunakan sebaik mungkin! Papa tidak maksud apa-apa."

"Maaf, Pa, tapi aku tetap kurang nyaman walau bagaimanapun alasannya." Sena mengembalikan kartu itu pada Bram lalu segera mematikan kompor.

Sena menuangkan teh pada masing-masing gelas lalu memberikan gula dan mengaduknya, Regan datang untuk membantu membawakannya.

Regan memberikan teh hangat pada mereka lalu menyuruh Sena duduk di sampingnya. Sena cukup canggung karena suasana ini sangat membingungkan. Dia terjebak pada pernikahan ini, bodohnya ia malah memberi kesempatan pada Regan untuk memperbaiki kesalahannya sampai 1 tahun ke depan.

"Sena, Mama harap kau bisa menerima Maya. Walau bagaimanapun Maya adalah istri Regan dan sedang mengandung anak dari Regan," ucap Mama.

Hanya anggukan yang saja jawaban dari Sena. Dia tak bisa banyak bicara karena akan memperburuk keadaan.

"Ya sudah, Papa dan Mama mau pulang. Sudah lega kami jika kalian bisa menerima satu sama lain. Yuk, Pah!" Mama berdiri lalu mengelus kepala dua menantunya itu.

"Sena, Mama harap kau bisa cepat hamil. Sudah 2 tahun kalian menikah."

"Iya, Ma."

Setelah kepergian mertuanya, Sena langsung mengunci diri di kamar dan tidak mengobrol dengan Maya.

"Sena, bicara sebentar yuk!" ucap Maya sambil mengetuk pintu.

Regan datang dan menarik tangannya. "Biarkan dia sendiri! Sudah sangat bagus Sena mau menerimamu tinggal di sini. Dia hanya butuh waktu."

"Aku merindukanmu, Regan." Maya langsung memeluk Regan dengan erat.

Terpopuler

Comments

Kurnia Ajwa

Kurnia Ajwa

kutunggu jandamu sena😄

2023-08-11

0

Lyana Gunawan

Lyana Gunawan

dasar iblis semua

2023-02-11

0

Kenny sihyanti

Kenny sihyanti

Sena yang bodoh apa Bram yang terlalu pinter ?

2022-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2 Bab 2: Hati yang kau lukai
3 Bab 3 : Regan, pria jahat
4 Bab 4 : Pergi
5 Bab 5 : Untuk apa?
6 Bab 6 : Gosip
7 Bab 7 : Warna janda
8 Bab 8 : Tak terduga
9 Bab 9 : Surat perjanjian
10 Bab 10 : Lift
11 Bab 11 : Anniversary
12 Bab 12 : Villa
13 Bab 13 : Rahasia
14 Bab 14 : Tinggal bersama
15 Bab 15 : Itu masih sakit?
16 Bab 16 : Kunci
17 Bab 17 : Pergi
18 Bab 18 : Mencari Sena
19 Bab 19 : Kost
20 Bab 20 : Talak si Maya!
21 Bab 21 : Main cantik
22 Bab 22 : Janji
23 Bab 23 : Manis
24 Bab 24 : Bertemu
25 Bab 25 : Bapak
26 Bab 26 : Janda muda
27 Bab 27 : Janda muda 2
28 Bab 28 : Menyesal
29 Bab 29 : Tamparan
30 Bab 30 : Menjenguk
31 Bab 31 : Menguntit
32 Bab 32 : Oma, Opa
33 Bab 33 : Tidak bisa
34 Bab 34 : Pingsan
35 Bab 35 : Dari siapa?
36 Bab 36 : Merasa sendiri
37 Bab 37 : Menjauh
38 Bab 38 : Jatuh
39 Bab 39 : Pilu
40 Bab 40 : Menguatkan diri
41 Bab 41 : Maya
42 Bab 42 : Bram & Intan
43 Bab 43 : Memohon
44 Bab 44 : Atap
45 Bab 45 : Kesal
46 Bab 46 : Membujuk
47 Bab 47 : Kejelasan?
48 Bab 48 : Duda of bucin
49 Bab 49 : Ditangkap
50 Bab 50 : Taman hiburan
51 Bab 51 : Taman hiburan
52 Bab 52 : Keterpurukan
53 Bab 53 : Menyesal
54 Bab 54 : Restu
55 Bab 55 : Salah paham
56 Bab 56 : Mental
57 Bab 57 : Restu
58 Bab 58 : Devan & Regan
59 Bab 59 : Devan & Regan 2
60 Bab 60 : Devan & Regan 3
61 Bab 61 : Uang
62 Bab 62 : Adopsi
63 Bab 63 : Mencoba ikhlas
64 Bab 64 : Kiss
65 Bab 65 : Aku mandul!
66 Bab 66 : Regan
67 Bab 67 : Undangan
68 Bab 68 : Pentas
69 Bab 69 : Lecet
70 Bab 70 : Mengembalikan
71 Bab 71 : Bunga tidur
72 Bab 72 : Married again
73 Bab 73 : Pengantin baru
74 Bab 74 : Berpamitan
75 Pengumuman
76 Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77 Bab 76 : Romantis
78 Bab 77 : Flek
79 Bab 78 : Flek 2
80 Bab 79 : Naughty Kiss
81 Bab 80 : Season 1 selesai
82 Bab 81 : SEASON 2
83 Bab 82 : Adopsi
84 Bab 83 : Bingung
85 Bab 84 : Tak mengapa
86 Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87 Bab 86 : Regan datang
88 Bab 87 : Kejutan
89 Bab 88 : Keberanian
90 Bab 89 : Serafina
91 Bab 90 : Duda tua
92 Bab 91 : Bramasta
93 Bab 92 : Hamil?
94 Bab 93 : Bersyukur
95 Bab 94 : Tak mungkin
96 Bab 95 : Tragedi
97 Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98 Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99 Bab 98 : Membuka kado
100 Bab 99 : Regan
101 Bab 100 : Tak terima
102 Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103 Bab 102 : Sebenarnya
104 Bab 103 : Sena
105 Bab 104 : Posesifnya Devan
106 Bab 105 : Benarkah?
107 Bab 106 : Bahagia
108 Bab 107 : Tamat
109 Boncap : Nikahan mantan suami
110 Promo novel baru
111 Promosi novel
112 Novel baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2
Bab 2: Hati yang kau lukai
3
Bab 3 : Regan, pria jahat
4
Bab 4 : Pergi
5
Bab 5 : Untuk apa?
6
Bab 6 : Gosip
7
Bab 7 : Warna janda
8
Bab 8 : Tak terduga
9
Bab 9 : Surat perjanjian
10
Bab 10 : Lift
11
Bab 11 : Anniversary
12
Bab 12 : Villa
13
Bab 13 : Rahasia
14
Bab 14 : Tinggal bersama
15
Bab 15 : Itu masih sakit?
16
Bab 16 : Kunci
17
Bab 17 : Pergi
18
Bab 18 : Mencari Sena
19
Bab 19 : Kost
20
Bab 20 : Talak si Maya!
21
Bab 21 : Main cantik
22
Bab 22 : Janji
23
Bab 23 : Manis
24
Bab 24 : Bertemu
25
Bab 25 : Bapak
26
Bab 26 : Janda muda
27
Bab 27 : Janda muda 2
28
Bab 28 : Menyesal
29
Bab 29 : Tamparan
30
Bab 30 : Menjenguk
31
Bab 31 : Menguntit
32
Bab 32 : Oma, Opa
33
Bab 33 : Tidak bisa
34
Bab 34 : Pingsan
35
Bab 35 : Dari siapa?
36
Bab 36 : Merasa sendiri
37
Bab 37 : Menjauh
38
Bab 38 : Jatuh
39
Bab 39 : Pilu
40
Bab 40 : Menguatkan diri
41
Bab 41 : Maya
42
Bab 42 : Bram & Intan
43
Bab 43 : Memohon
44
Bab 44 : Atap
45
Bab 45 : Kesal
46
Bab 46 : Membujuk
47
Bab 47 : Kejelasan?
48
Bab 48 : Duda of bucin
49
Bab 49 : Ditangkap
50
Bab 50 : Taman hiburan
51
Bab 51 : Taman hiburan
52
Bab 52 : Keterpurukan
53
Bab 53 : Menyesal
54
Bab 54 : Restu
55
Bab 55 : Salah paham
56
Bab 56 : Mental
57
Bab 57 : Restu
58
Bab 58 : Devan & Regan
59
Bab 59 : Devan & Regan 2
60
Bab 60 : Devan & Regan 3
61
Bab 61 : Uang
62
Bab 62 : Adopsi
63
Bab 63 : Mencoba ikhlas
64
Bab 64 : Kiss
65
Bab 65 : Aku mandul!
66
Bab 66 : Regan
67
Bab 67 : Undangan
68
Bab 68 : Pentas
69
Bab 69 : Lecet
70
Bab 70 : Mengembalikan
71
Bab 71 : Bunga tidur
72
Bab 72 : Married again
73
Bab 73 : Pengantin baru
74
Bab 74 : Berpamitan
75
Pengumuman
76
Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77
Bab 76 : Romantis
78
Bab 77 : Flek
79
Bab 78 : Flek 2
80
Bab 79 : Naughty Kiss
81
Bab 80 : Season 1 selesai
82
Bab 81 : SEASON 2
83
Bab 82 : Adopsi
84
Bab 83 : Bingung
85
Bab 84 : Tak mengapa
86
Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87
Bab 86 : Regan datang
88
Bab 87 : Kejutan
89
Bab 88 : Keberanian
90
Bab 89 : Serafina
91
Bab 90 : Duda tua
92
Bab 91 : Bramasta
93
Bab 92 : Hamil?
94
Bab 93 : Bersyukur
95
Bab 94 : Tak mungkin
96
Bab 95 : Tragedi
97
Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98
Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99
Bab 98 : Membuka kado
100
Bab 99 : Regan
101
Bab 100 : Tak terima
102
Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103
Bab 102 : Sebenarnya
104
Bab 103 : Sena
105
Bab 104 : Posesifnya Devan
106
Bab 105 : Benarkah?
107
Bab 106 : Bahagia
108
Bab 107 : Tamat
109
Boncap : Nikahan mantan suami
110
Promo novel baru
111
Promosi novel
112
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!