Bab 5 : Untuk apa?

Sena memutuskan untuk menginap di rumah Ningsih, teman sekolahnya dulu. Mereka masih berteman sampai sekarang dan merupakan sahabat Sena saat senang maupun duka. Sesampainya di tempat kost Ningsih, Sena menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Jadi Kak Regan sudah menikah diam-diam lalu orang tuanya juga tahu? Parah banget sih? Lalu setelah ini kau mau apa?"

"Cerailah, mau apa lagi? Capek akunya begini terus. Huh..."

Sena menenggak air putih yang diberikan oleh Ningsih. Ningsih mengusap rambut Sena dengan lembut. Sebagai seorang sahabat ia akan mendukung apa yang akan dilakukan Sena.

"Terus Bapakmu tahu?" tanya Ningsih.

"Aku gak mungkin memberitahu Bapak. Dia akan sedih dan kecewa. Oh ya, besok antar cari tempat kost dong."

Ningsih mengangguk, Sena memeluknya dengan erat. Sahabatnya memang dapat diandalkan. Setelah itu mereka memutuskan untuk tidur. Sena dan Ningsih juga harus berangkat pagi-pagi untuk bekerja. Mereka menarik selimut dan mulai mencoba memejamkan mata. Namun tak semudah itu bagi Sena. Bayangan akan kekecewaannya pada Regan tak bisa membuatnya tidur. Regan benar-benar sudah mengkhianatinya. Air mata pun menetes dengan sendirinya, Sena segera menyekanya.

Untuk apa aku harus menangisinya? Dia saja tak menghargaimu. Huh... Dia saja juga tak menelponku. Jika dia benar-benar khawatir maka dia akan mencariku atau setidaknya mengejarku saat aku lari tadi.

Sena terduduk ia menepuki pipinya sendiri, dia kesal saat mengingat Regan. Pria itu pasti sekarang menjemput istri keduanya di rumah orang tuanya.

Sena terus menampar pipinya sampai Ningsih terbangun.

"Woi, ada apa sih?" tanya Ningsih.

"Aku gak bisa tidur."

"Jangan berisik! Besok aku harus bangun pagi-pagi."

Sena menghela nafas, ia segera berbaring supaya sahabatnya tidak mengusirnya. Sena mencoba untuk menejamkan mata namun sayang sekali, bayangan wajah Regan tergambar jelas diingatannya.

"Ah ... Sial!"

Sena berdiri, ia berusaha lari ditempat di kost 3 kali 3 meter itu. Dia berlari kecil sambil memfokuskan untuk melupakan wajah Regan. Ningsih yang terganggu tiba-tiba melempar bantal pada Sena.

BUK ....

"Berisik!"

Ningsih membuka pintu lalu mendorong Sena keluar dari kamar.

"Tidur diluar sana!"

Braakk ....

"Ning, jangan dong! Buka pintu!"

Sena mendengus kesal. "Huh ... katanya sahabat. Sahabat dalam suka duka. Sial! Mana dingin sekali."

Sena menatap sekitarnya, keadaan sunyi dan sepi. Sena memilih duduk di kursi panjang, ia menatap luar tempat kost itu. Sampai suatu ketika dia melihat sebuah mobil terhenti di depannya. Mobil itu tak asing, Sena menyadari jika itu adalah mobil Papa mertuanya.

"Kenapa beliau tahu aku di sini?"

Sena berdiri, ia mengetuk pintu meminta Ningsih membukakannya. "Ning! Buka dong! Aku gak akan berisik lagi."

Tidak ada jawaban, Sena membalikkan badan dan melihat Papa mertuanya yaitu Bram sudah mulai masuk ke area kost itu.

"Sena, rupanya kamu di sini. Regan khawatir denganmu. Pulanglah! Kita bisa bicarakan baik-baik."

"Pah, aku hanya ingin menenangkan diri saja. Ini sangat menyiksa hatiku. Kalian dengan tega menusukku dari belakang."

Bram mengehela nafas dengan berat. Dia juga merasa bersalah dengan Sena. Bram ikut menyembunyikan semua ini karena tidak ingin membuat Sena terluka.

"Lalu kamu ngapain di luar malam-malam begini?" tanya Bram.

Sena tersenyum kecil. Dia beralasan hanya ingin mencari udara segar. Sena menatap wajah Bram yang tak kalah tampan dari Regan. Ah ... pesona hot daddy memang tak ada duanya.

Andai saja Papa Bram seorang duda. Pasti aku akan mengajaknya menikah untuk membalas dendam pada Regan. Biar tahu rasa si Regan punya ibu tiri sepertiku. Huh ... Sah saja aku menikah dengan Papa Bram karena aku sampai sekarang belum tersentuh oleh Regan.

"Sena?"

Sena terkejut. Dia merasa malu karena membayangkan yang tidak-tidak.

"Besok sepulang bekerja kamu datang ke rumah Papa. Kita bicarakan baik-baik. Regan walau cuek sebenarnya sayang denganmu. Dia meminta Papa untuk mencarimu."

Kenapa dia tidak mencari sendiri? Sayang katanya? Cih ...

Sena mengangguk. Bram menepuk bahu Sena untuk menyemangatinya. Bram lalu berpamitan pulang, dia sudah lega tahu keberadaan Sena.

Keesokan harinya.

Sena berangkat bekerja, Ningsih sudah berangkat duluan. Sena mengunci pintu kost lalu berjalan keluar. Sebuah mobil terparkir di depan gerbang. Itu adalah mobil Regan.

"Masuklah!" Regan menyuruhnya untuk masuk tanpa ia turun dari mobil.

Sena tak menatapnya, ia berjalan menuju jalan raya. Regan melajukan mobilnya mengikuti Sena. Sena hari ini berdandan sangat cantik bahkan dia memakai rok span super pendek tidak seperti biasanya.

"Sena, aku menyuruh kau masuk."

Sena menghentikan langkahnya. "Aku tidak mau."

Sena berjalan lagi. Dia tak menghiraukan Regan. Regan masih mengikutinya pelan sampai suatu ketika Sena di goda beberapa pria. Pria itu melirik paha mulus Sena serta memandangi dengan detail. Sena yang risih mempercepat berjalannya.

Regan langsung keluar dari mobil dan merangkul Sena.

"Dia istriku. Tolong jangan ganggu!" ucap Regan dingin.

Beberapa pria itu langsung pergi. Regan menarik paksa Sena untuk masuk ke dalam mobil. Regan segera melajukan mobilnya mengantar Sena ke tempat bekerja.

Regan melepas jaketnya dan menutupi paha Sena yang terekspos. Sena langsung membuangnya.

"Baru peduli saat istrimu di pandang pria lain? Baru sadar?" tanya Sena tanpa menatap Regan.

Regan hanya diam fokus menyetir mobilnya. Sena yang kesal memalingkan wajah, ia menatap jalanan yang padat. Beberapa menit sangat senyap, mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun. Tak terasa air mata Sena keluar, ia segera menghapusnya. Regan meliriknya sekilas.

"Apa maumu selain bercerai?" tanya Regan.

"Selain bercerai? Aku ingin kau mati saja atau menghilang di muka bumi ini."

"Aku manusia yang punya kesalahan. Orang lain menganggapku sempurna namun..."

"Cukup! Gak usah basa-basi lagi."

Sena memasang earphone di telinganya. Dia mendengarkan lagu galau membuat dirinya semakin galau. Bibirnya refleks menyanyikan lagu milik Maudi Ayunda - Untuk apa.

(Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status

Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih

Namun status tak menjamin cinta

Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada lidah

Lidah bisa berkata namun hati tak sejalan

Kata-kata tak menjamin cinta

Untuk apa untuk apa cinta tanpa kejujuran

Untuk apa cinta tanpa perbuatan

Tak ada artinya

Untuk apa untuk apa cinta tanpa pembuktian

Untuk apa status kita pertahankan

Bila sudah tak lagi cinta)

Regan hanya diam. Sena menyindirnya habis-habisan namun rupanya tak membuat Regan bersedih, wajah pria itu misterius seolah menyembunyikan ekspresi sebenarnya.

Nyanyian Sena semakin lama malah menjadi isakan tangis. Sena menangis sambil menepuk-nepuk dadanya. Dia sangat mencintai Regan namun sepertinya Regan tidak mencintainya.

"Untuk apa dipertahankan jika memang tidak ada cinta?" tanya Sena sambil terisak. "Aku ini perempuan Kak Re, aku punya perasaan. Aku tak sepertimu yang dingin dan tak memiliki rasa."

Regan tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan. "Apa kau tuli? Aku sudah meminta maaf. Aku hanya ingin memperbaiki pernikahan ini saja. Apa susahnya? Bukankah selama 2 tahun ini kau bisa sabar menghadapiku masak hanya 1 tahun tidak bisa? Aku sudah berjanji akan memperlakukanmu dengan adil. Jika ingin berpisah maka kau dan Bapak akan menghadapi konsekuensinya."

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

ada rahasia apa dibalik pernikahan mereka?
kok bapaknya sena dibawa2

2023-10-13

0

Nadine Anaqisyah

Nadine Anaqisyah

waw

2022-11-19

0

Sri indrawati

Sri indrawati

dasaaar suami brengseeek !! bener² pengen di tampol pake sendal jepit itu mulut

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2 Bab 2: Hati yang kau lukai
3 Bab 3 : Regan, pria jahat
4 Bab 4 : Pergi
5 Bab 5 : Untuk apa?
6 Bab 6 : Gosip
7 Bab 7 : Warna janda
8 Bab 8 : Tak terduga
9 Bab 9 : Surat perjanjian
10 Bab 10 : Lift
11 Bab 11 : Anniversary
12 Bab 12 : Villa
13 Bab 13 : Rahasia
14 Bab 14 : Tinggal bersama
15 Bab 15 : Itu masih sakit?
16 Bab 16 : Kunci
17 Bab 17 : Pergi
18 Bab 18 : Mencari Sena
19 Bab 19 : Kost
20 Bab 20 : Talak si Maya!
21 Bab 21 : Main cantik
22 Bab 22 : Janji
23 Bab 23 : Manis
24 Bab 24 : Bertemu
25 Bab 25 : Bapak
26 Bab 26 : Janda muda
27 Bab 27 : Janda muda 2
28 Bab 28 : Menyesal
29 Bab 29 : Tamparan
30 Bab 30 : Menjenguk
31 Bab 31 : Menguntit
32 Bab 32 : Oma, Opa
33 Bab 33 : Tidak bisa
34 Bab 34 : Pingsan
35 Bab 35 : Dari siapa?
36 Bab 36 : Merasa sendiri
37 Bab 37 : Menjauh
38 Bab 38 : Jatuh
39 Bab 39 : Pilu
40 Bab 40 : Menguatkan diri
41 Bab 41 : Maya
42 Bab 42 : Bram & Intan
43 Bab 43 : Memohon
44 Bab 44 : Atap
45 Bab 45 : Kesal
46 Bab 46 : Membujuk
47 Bab 47 : Kejelasan?
48 Bab 48 : Duda of bucin
49 Bab 49 : Ditangkap
50 Bab 50 : Taman hiburan
51 Bab 51 : Taman hiburan
52 Bab 52 : Keterpurukan
53 Bab 53 : Menyesal
54 Bab 54 : Restu
55 Bab 55 : Salah paham
56 Bab 56 : Mental
57 Bab 57 : Restu
58 Bab 58 : Devan & Regan
59 Bab 59 : Devan & Regan 2
60 Bab 60 : Devan & Regan 3
61 Bab 61 : Uang
62 Bab 62 : Adopsi
63 Bab 63 : Mencoba ikhlas
64 Bab 64 : Kiss
65 Bab 65 : Aku mandul!
66 Bab 66 : Regan
67 Bab 67 : Undangan
68 Bab 68 : Pentas
69 Bab 69 : Lecet
70 Bab 70 : Mengembalikan
71 Bab 71 : Bunga tidur
72 Bab 72 : Married again
73 Bab 73 : Pengantin baru
74 Bab 74 : Berpamitan
75 Pengumuman
76 Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77 Bab 76 : Romantis
78 Bab 77 : Flek
79 Bab 78 : Flek 2
80 Bab 79 : Naughty Kiss
81 Bab 80 : Season 1 selesai
82 Bab 81 : SEASON 2
83 Bab 82 : Adopsi
84 Bab 83 : Bingung
85 Bab 84 : Tak mengapa
86 Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87 Bab 86 : Regan datang
88 Bab 87 : Kejutan
89 Bab 88 : Keberanian
90 Bab 89 : Serafina
91 Bab 90 : Duda tua
92 Bab 91 : Bramasta
93 Bab 92 : Hamil?
94 Bab 93 : Bersyukur
95 Bab 94 : Tak mungkin
96 Bab 95 : Tragedi
97 Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98 Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99 Bab 98 : Membuka kado
100 Bab 99 : Regan
101 Bab 100 : Tak terima
102 Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103 Bab 102 : Sebenarnya
104 Bab 103 : Sena
105 Bab 104 : Posesifnya Devan
106 Bab 105 : Benarkah?
107 Bab 106 : Bahagia
108 Bab 107 : Tamat
109 Boncap : Nikahan mantan suami
110 Promo novel baru
111 Promosi novel
112 Novel baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 : Menyaksikan perselingkuhannya.
2
Bab 2: Hati yang kau lukai
3
Bab 3 : Regan, pria jahat
4
Bab 4 : Pergi
5
Bab 5 : Untuk apa?
6
Bab 6 : Gosip
7
Bab 7 : Warna janda
8
Bab 8 : Tak terduga
9
Bab 9 : Surat perjanjian
10
Bab 10 : Lift
11
Bab 11 : Anniversary
12
Bab 12 : Villa
13
Bab 13 : Rahasia
14
Bab 14 : Tinggal bersama
15
Bab 15 : Itu masih sakit?
16
Bab 16 : Kunci
17
Bab 17 : Pergi
18
Bab 18 : Mencari Sena
19
Bab 19 : Kost
20
Bab 20 : Talak si Maya!
21
Bab 21 : Main cantik
22
Bab 22 : Janji
23
Bab 23 : Manis
24
Bab 24 : Bertemu
25
Bab 25 : Bapak
26
Bab 26 : Janda muda
27
Bab 27 : Janda muda 2
28
Bab 28 : Menyesal
29
Bab 29 : Tamparan
30
Bab 30 : Menjenguk
31
Bab 31 : Menguntit
32
Bab 32 : Oma, Opa
33
Bab 33 : Tidak bisa
34
Bab 34 : Pingsan
35
Bab 35 : Dari siapa?
36
Bab 36 : Merasa sendiri
37
Bab 37 : Menjauh
38
Bab 38 : Jatuh
39
Bab 39 : Pilu
40
Bab 40 : Menguatkan diri
41
Bab 41 : Maya
42
Bab 42 : Bram & Intan
43
Bab 43 : Memohon
44
Bab 44 : Atap
45
Bab 45 : Kesal
46
Bab 46 : Membujuk
47
Bab 47 : Kejelasan?
48
Bab 48 : Duda of bucin
49
Bab 49 : Ditangkap
50
Bab 50 : Taman hiburan
51
Bab 51 : Taman hiburan
52
Bab 52 : Keterpurukan
53
Bab 53 : Menyesal
54
Bab 54 : Restu
55
Bab 55 : Salah paham
56
Bab 56 : Mental
57
Bab 57 : Restu
58
Bab 58 : Devan & Regan
59
Bab 59 : Devan & Regan 2
60
Bab 60 : Devan & Regan 3
61
Bab 61 : Uang
62
Bab 62 : Adopsi
63
Bab 63 : Mencoba ikhlas
64
Bab 64 : Kiss
65
Bab 65 : Aku mandul!
66
Bab 66 : Regan
67
Bab 67 : Undangan
68
Bab 68 : Pentas
69
Bab 69 : Lecet
70
Bab 70 : Mengembalikan
71
Bab 71 : Bunga tidur
72
Bab 72 : Married again
73
Bab 73 : Pengantin baru
74
Bab 74 : Berpamitan
75
Pengumuman
76
Bab 75 : Jangan pergi, Pak!
77
Bab 76 : Romantis
78
Bab 77 : Flek
79
Bab 78 : Flek 2
80
Bab 79 : Naughty Kiss
81
Bab 80 : Season 1 selesai
82
Bab 81 : SEASON 2
83
Bab 82 : Adopsi
84
Bab 83 : Bingung
85
Bab 84 : Tak mengapa
86
Bab 85 : Devan tak terkalahkan
87
Bab 86 : Regan datang
88
Bab 87 : Kejutan
89
Bab 88 : Keberanian
90
Bab 89 : Serafina
91
Bab 90 : Duda tua
92
Bab 91 : Bramasta
93
Bab 92 : Hamil?
94
Bab 93 : Bersyukur
95
Bab 94 : Tak mungkin
96
Bab 95 : Tragedi
97
Bab 96 : Maafkan Kia, Papa!
98
Bab 97 : Pesta dan menunggu Kia
99
Bab 98 : Membuka kado
100
Bab 99 : Regan
101
Bab 100 : Tak terima
102
Bab 101 : Kenapa selalu salahku?
103
Bab 102 : Sebenarnya
104
Bab 103 : Sena
105
Bab 104 : Posesifnya Devan
106
Bab 105 : Benarkah?
107
Bab 106 : Bahagia
108
Bab 107 : Tamat
109
Boncap : Nikahan mantan suami
110
Promo novel baru
111
Promosi novel
112
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!